Masih dalam tahap proses import data dari MP ke BS, mudah2an berhasil.
downloadnya sih udah, tinggal mindahin ke bs nya ini nih, kepentok gara2 kudu verifikasi/salin tulisan yang ga jelas ituh. puyeng dah ah...
kalo bentar lagi ga bisa juga, nerusinnya besok aja dah, capeeee
Thursday, September 13, 2012
Friday, July 20, 2012
Belajar Kehilangan
Sejak tanggal 15 Juli kemarin, resmi sudah putri menetap di sekolah barunya, Tashfia Boarding School. Menuntut ilmu jauh dari kami, keputusan berat, namun buka keputusan sesaat yang kami buat bersama.
Sejak putri kelas 4, kami sudah memikirkan mau kemana arah tujuan kami dalam mendidik anak2, seiring dengan perubahan orientasi kehidupan kami, dengan tegas kami memutuskan untuk memilih jalur pembekalan agama bagi mereka. Kami ingin memberikan tiang2 bangunan yang kuat atas pondasi yang sudah kami usahakan tertanam pada diri anak2. Namun pondasi itu harus bisa lebih kokoh dengan bantuan tenaga profesional yang lebih mengerti bagaimana menjadikan suatu bangunan diri kokoh dan tegar serta mampu dipertanggungjawabkan pada sang Khalik
Pilihan terbaik untuk semua itu adalah menyantrikan putri, banyak manfaat yang akan kami peroleh dari situ. penanaman aqidah, tahfizul qur'an, pemahaman makna surah Al'qur'an, pemahaman hadist, belajar kemandirian, belajar pergaulan dan memahami bagaimana bersosialisasi tanpa ada kami di sebelah nya.
Semakin dekat waktu perpisahan itu, kami sudah menyiapkan mental kami , kami ingatkan bahwa kami harus ikhlas, seikhlas2nya, karena tujuan kami adalah tujuan kebaikan, demi dia, demi kami, demi agama. Sampai saatnya tiba, tidak ada tetesan air mata, setidaknya kami berusaha tegar di depan nya. Tersenyum, berusaha memberikan dan menunjukkan cinta terbesar kami padanya, meyakinkan bahwa apa yang kami lakukan adalah karena kami mencintainya karena Allah.
Namun, bohong besar jika aku tidak merasa sedih , bohong kalau aku bilang bahwa aku kuat, aku lemah dalam nafsu beralas rindu. Tangisan tak tertahan tatkala baru kuhempaskan tubuhku di ranjang setelah mengantarnya pergi. Dan di tengah malam sepi, tak kusangka, kudengar pula isakan perlahan dari kamar putri, dan kulihat suamiku terpengkur di atas sajadahnya. Kami merindumu dalam diam......
Seharusnya sedih ini tidak boleh berlarut2 ya, karena kami sedang dalam proses belajar kehilangan. Mempraktekkan bahwa anak adalah titipan Allah, yang suatu saat akan diambilNya. Saat ini kami hanya terpisah sementara , masih ada jalan untuk bertemu kembali, masih ada cara untuk memeluknya, menunjukkan cinta kami secara nyata. Dia masih ada dalam genggaman, walau genggaman ini mulai melonggar dan perlahan bisa kami urai agar keikhlasan itu lebih lunak dan tidak ada sakit saat genggaman itu harus terlepas.
Ternyata memang lebih berat orangtua nya ya, mungkin anaknya merasa biasa2 saja, tapi kami begitu galau . Terasa sangat berbeda di rumah tanpa satu anak, mau kemana2 juga terasa kosong, mau masak macem2 juga kok ga semangat, mungkin karena selama ini yang selalu nerima apa aja yang aku masak , ya putri saja, dia tidak pernah komplen, dengan apapun yang aku lakukan. Ibu rindu sekali nak ...
Masih sangat butuh waktu, masih butuh rasa sabar ... Ini adalah perjalan kehidupan baru kami.... Hanya kepadaNya kami memohon dan berlindung, kutitipkan anakku dalam penjagaanMu Y a Allah... Doa kami selalu menyertai keseharianmu, ibu bapak selalu ada nak...
Alhamdulillah , besok hari minggu kami bisa menjenguknya, beribu perasaan berkecamuk dalam diri ini, tunggu bunda ya nak.....
Saturday, June 9, 2012
Bermain Ular

Emang ya, sebelum menghadapi, kita suka memblok diri kita untuk tidak menyukai sesuatu. Seperti juga ular, dulu sih pikiran ku ular itu menakutkan, ya walaupun memang wajar utk di takuti mengingat bagaimana kehidupan dan kemampuan ular itu sendiri.
Dulu, sempet mikir, itu orang2 yang doyan main ama ular ga takut apa ya, ga jijik ya, ga kotor ya badannya di rambati ular, pokoke semua keanehan aja rasanya melihat ada yang sampai niat melihara ular sebagai binatang peliharaan.
Tapi minggu lalu, 3 Juni 2012, setelah kami berolahraga di sempur, kami mampir ke taman kencana, bogor, dan ternyata disana ada komunitas pencinta reptil yang sedang berkumpul. Mereka membawa binatang koleksi mereka, antara lain komodo mini, beberapa jenis ular, iguana, dll. entah mengapa, tiba2 aja saya penasaran ama ular ini. kebetulan ada 2 orang yang sedang memegang ular dan mereka tampak nyaman sekali. dengan iseng, saya tanya sebentar, jenis ularnya, berbisa apa tidak, agresifkah, dll.. ternyata menurut mereka, selama sedang tidak dalam masa ganti kulit (istilahnya heading apa healing yak, lupa) , mereka cenderung tidak agresif, jadi super aman.
Lalu aku beranikan menyentuk kulitnya, ya ampunnnnn jauh bener dari perkiraan selama ini. Saya sangka kulit ular itu berlendir dan menjijikkan, ternayata lembuuuuuuuuutttt sekali, ya persis seperti menyentuh tas/dompet dari kulit ular. Langsung deh ketagihan mengelus kulitnya, lalu ditawari untuk menggendongnya. Dan sekali lagi saya iya kan saja, dan mulai lah si pyton batik itu melingkar di leher saya, dan merambati perlahan. Haduuuhhh enak bener deh, kaya dipijat rasanya, kulitnya lembut dan wah enak deh pokoke, dan saya sangat menikmatinya.
Begitu pun anak2, satu persatu mulai berani dan menikmati bermain dengan ular, kecuali fadhl yang cuma berani megang tapi ga mau meluk. jadilah kami semua lama nongkrong di tempat itu sambil bermain2 dengan makhluk tuhan itu.
Lalu mata saya beralih ke mini komodo, lucuuuu banget, sayangnya pemiliknya tidak mengijinkan saya memegangnya, karena berharga banget kali yaa, dan sayapun lupa memotretnya.
Hari itu, saya melepaskan ketakutan saya pada ular, tapi tetap rasional dong, kalo nangkep ular berbisa mah tetap aja ogah. tapi kalau cuma meluk ular pyton atau ular2 lain yang ga berbisa dan ga agresif, masih berani lahhh...
Sempet ketawa juga, aihhh saya yang begitu ga brani ama kucing, tapi ternyata berani megang ular, bagi saya ya masuk akal aja, kucing mah agresif banget, kalo ga nyaman di gendong dia akan nyakar, ogah banget deeehhhh.. mana saya alergi pula ama kucing, jadi ya mending megang ular aja lah.
Jadi pengalaman yang indah, menjadikan saya memahami mengapa ada beberapa kalangan yang jatuh cinta dengan ular, karena emang seksi banget dahhh... hehehehhee
Prosesi Haflah dan Tahfidz angkatan 4 SDIT At Taufiq

udah lelah ya nak
Alhamdulillah, akhirnya sejalan dengan selesainya Ujian Negara 2012, satu tahapan penting lagi dari Sekolah Dasar Islam Terpadu adalah masalah kelulusan dalam bidang hapalan qur'an.
Target yang ditetapkan sekolah untuk kelulusan anak2 adalah minimal 1,5 juz, dan sampai dengan angkatan 4 ini, selalu terlaksana dengan rekor pada angkatan 2 dimana salah satu siswi berhasil menyelesaikan 5 juz, subhanallah...
Untuk angkatan putri tahun ini, selesai 3 juz oleh 3 (atau 4 ya , lupa) siswa, sementara putri sendiri baru mampu 1,5 juz , Alhamdulillah ya Allah, seperti mimpi rasanya, anakku mampu menghapal kalam Illahi dengan baik .
Cukup lelah anak2 ini, disaat sekolah lain sudah diliburkan untuk kelas 6 nya, mereka masih harus ujian tahfidz dan baru bisa lega minggu kemarin tgl 2 Juni 2012, dimana mereka menjalani prosesi kelulusan haflah dan tahfiz ini.
Jalannya acara selalu membuat air mata bangga dan bahagia para orangtua mengalir dengan tulus, bagaimana tidak, mereka berjalan menuju panggung dengan membawa hafalan mereka, duduk bersimpuh dan berucap bersama2 hafalan mereka dengan tegas, lugas, rapi dan indah sekali. Lantunan kalimat indah yang akan menjadi bekal mereka kelak di akhirat, saksi bahwa lisan mereka mampu berucap keindahan hakiki, dan seiring berjalan nya waktu, disertai bimbingan orangtua dan guru, mereka akan menjalani apa yang telah mereka ketahuii lewat perbuatan, melembutkan hati dan menambah ilmu mereka lewat apa yang diajarkan dalam Al Qur'an dan hadist .
Acara selanjutnya adalah sesi pengujian, dimana para undangan resmi, guru dan orangtua, mengajukan pertanyaan kepada anak2, baik berupa melanjutkan ayat, menebak surat, juga menghitung ayat. Terharu, perasaan itu terus membuncah dalam dadaku, melihat anak2 itu mampu menjawab semua yang ditanyakan .
Lalu serah terima Al Qur'an mereka, kitab yang menemani di 6 tahun pendidikan mereka, kitab yang sudah mulai lusuh karena terbuka di banyak waktu, menemani mereka membaca, menghafal, mengenal, memahami makna yang terkandung didalamnya. Lalu alqur'an itu diserahkan kepada orangtua mereka masing2, yang ternyata didalamnya disertai surat untuk orangtua, berisi harapan, keinginan, dan perasaan mereka selama ini.
Dan aku kembali menangis, tak menyangka akan tulisan anakku yang sederhana namun begitu manis, mengajak kami, orangtua untuk bersama2 menambah hafalan, menambhakan langkah kaki kita bersama ke syurga, meringankan perjalanan kita untuk berkumpul dan berkasih di syurga, dengan bekal yang abadi, ayat-ayat suci.
Ya Allah.... tiada hadiah terindah yang melebihi ini, anakku adalah bekalku, dia telah berkembang, lindungilah dia dengan setiap langkahnya, permudahkan lisan dan ingatannya untuk selalu mengingat ayat2mu serta mengamalkan dan menyebarkannya untuk umat.
Terimakasih untuk para guru yang telah membimbing anakku, putri tersayangku, dengan kesabaran merekalah, anakku mampu, dengan ketabahan merekalah, anakku bisa, mengenal, mengucap, mengamalkan, dan menyebarkan ,
Ajari ibu ya anakku, ibu tau hafalan ibu masih jauh di bawahmu, tapi ibu tidak malu untuk minta bantuan darimu, bimbing ibu ....
Jadikan hafalan kita sebagai modal kita ya nak....
I Love you because of Allah
Wednesday, May 23, 2012
[Pagi Riweuh] Sendok
Kegiatan rutin setiap pagi yang cukup menyita pikiran adalah menyiapkan bekal makan siang anak2. Memang kami tidak catering dari sekolah, karena kalo di itung2 lumayan juga budgetnya, dan menurut anak2 juga makananya kurang sreg bagi mereka. Ya sudahlah , hitung2 skalian irit , juga memastikan makanan bikinan sendiri yang insyaAllah bakal dimakan oleh mereka.
Jadilah sejak malam si emak dah mikir menu apa yang gampang dan bisa di akomodir oleh isi kulkas, lalu diskusi ama anak2, kalo oke, berarti bisa tidur malam dengan nyaman dan bersiap pagi2 berperang dengan bahan makanan.
Sarapan siap, sementara mereka sarapan, saya menyiapkan bekal di tempat makan mereka masing2, nasi, lauk, sayur, tak lupa sendok. Kalau lagi kuat tenaganya, biasanya nyempetin bikin cemilan kaya puding or pancake, tapi kalau ga ada ya paling nambahin biskuit atau buah buat mereka . Kotak bekal sudah siap, taruh di meja makan, dan emak siap2 untuk antar mereka.
Mereka sudah tahu tugas lanjutan mereka, menaruh kotak bekal ke dalam tas bekal, isi tempat minum, lalu siap menunggu emaknya cakep dan siap berangkat.
Setelah semua ritual itu selesai, beres, dan kita berangkat...
Nah yang aku heran itu, makin berlalu hari kok ya persediaan sendok kok ya makin dikit ya, saya sudah sedia 1 lusin di tempat sendok, artinya cukup lah untuk dipakai 6 orang + 3 sendok bekal plus sendok2 untuk piring lauk. Nah herannya, sekarang ini, itu sendok cuma tinggal 6, yang akhirnya kalau kita mau makan , kudu cuci dulu sendok kotor , bersihin baru bisa di pakai.
Bisa aja sih ambil lagi dari persediaan, cuma biasalah, si emak kadang suka males dan penasaran tingkat tinggi. Curiga pertama adalah itu sendok kebuang saat buang sisa tulang/kotoran di piring. curiga ke dua, sendok2 dimainin anak2, trus jatuh di mana2, curiga ketiga, paling ketinggalan di sekolah saat anak2 makan siang. Yo wes lah, kalau emang itu sendok makin abis, ambil persediaan lagi, daripada puyeng mikirin hilangnya sendok 

Hingga suatu hari di kala libur, anak2 kebagian tugas nyuci sepatu + tas sekolah + tas bekal. Kegiatan itu di komandoin si babe, emak cuma ngurus cemilan mereka dan sibuk di dapur. Tiba2 terdengar suara cring.... cring.... , nah loh suara apa itu. emak langsung ke teras belakang tempat anak2 nyuci tas . Dan disana tergeletak 6 buah sendok yang baru saja jatuh entah dari tas yang mana . Anak2 nyengir, emak tepok jidat....
***** ####*****
Pagi ini seraya menyiapkan perbekalan mereka, emak menatap sendok2 yang siap menemani anak2 makan. Senyum sendiri mengingat betapa saya mencari2 mereka sebelum ini, dan ternyata mereka tersesat di dalam tas tuannya . Sendok... nanti kembali lagi yaaaa....
Sunday, May 6, 2012
[Pagi Riweuh] Ketinggalan
Seperti biasa... rutinitas pagi yang full , Urusan dapur, bangunin anak2, ngerendem cucian, memastikan pakaian sekolah sudah ready, urusan pribadi (sholat, nyetor, deelel), balik lagi ke dapur siapkan sarapan.
Sudah rutin, sehingga kesibukan itu hanya menjadi kegiatan biasa yang tidak terlalu menyita tenaga. Sarapan selesai, siapkan bekal makanan anak2, meyakinkan mereka berpakaian dengan rapi dan instruksi supaya semua siap di meja makan untuk sarapan yang sangat kepagian.. hehehee disini jam 6.00 harus siap itu sarapan, krn mba putri di jemput jam 6.10. Kebayang kan grabag grubug didapurnya kaya gimana, tapi tenanggg, kalo lagi keluar urat malesnya, cukup nyeplok telor atau mie goreng dan sejenisnya aja sebagai sarapan darurat. yang penting mereka sarapan dan siap menjalani aktivitas hari itu.
Mba sudah dijemput, sekarang konsentrasi ke 3 anak laki2 yang kudu berangkat 6.30. Kebetulan hari itu suami berangkat agak siangan, jadi bisa mengantar mereka terlebih dahulu. Instruksi lagi supaya mereka makan tidak sambil bicara, karena entah gimana, bocah2 cowokku ini cerewetan semua, adaaaaaaaa aja yang di omongin, dari masalah telat bangun, temen sekolah, pelajaran, sampe urusan jagoan team bola nya . Ga jarang mereka debat untuk urusan sepele, misalnya yang satu megang Persija , yang lain pengen juga persija, yang satu ga mau ngalah , yang laen emosi, jadi dah tuh berantem di meja makan, yaaa berantem mulut doang sih. Tenaaangggg, si emak cukup ehem ehem, mereka dah ngerti kalo adab makan itu ga boleh sambil bicara. heehehhehe
Urusan perbekalan beres, anak3 dan cakep siap berangkat, sekarang saya bersiap untuk nebeng ke sekolah anak2 karena mau ada perlu ke penjahit dan ke pasar. Sambil melakukan kegiatan lainnya, minta ijin suami untuk ikutan ke sekolah dan dilanjut dengan anggukan kepala. siiippp, emak mandi dulu yak.
Nyalain keran dan mandi lah sayah... terdengar suara anak2, tapi karena tertutupi suara air , jadi tidak jelas. matikan air, tak terdengar apa2... ohhh anak2 lagi ngobrol aja kali.
Tidak lama sebetulnya saya ada di km, lanjut keluar dan rencana nya mau bersiap dengan gamis, jilbab dan teman2nya. Hmmmm kok rumah sepi yaaa.... saya langsung ke ruang tengah, kok anak2 ga ada... pintu depan tertutup, wadduh, jangan jangan...... intip dari jendela kondisi depan rumah.. Nah loh, kok sepi ... manggil anak3... MASSS, ABANGGGG, ADEEEE, BAPAKKKK... loh pada kemana ini, kan tadi udah bilang mo nebeng... Lihat meja kerja, ada notes .. "KAMI BERANGKAT YAAAA....
"
" Nah lohhh....
WOIIIIII, EMAK KETINGGALAN NIHHHHHHH 

Ujian dan Doa restu
Sejak kecil kami terbiasa dan membiasakan diri untuk selalu meminta doa restu pada orangtua untuk apapun yang kami lakukan, terutama untuk sesuatu hal yang merupakan suatu keputusan. Hampir tiap kegiatan kami mencium tangan orangtua kami, berangkat sekolah, pulang sekolah, pergi ke pasar, atau kemana saja kami sedikit berpisah atau bertemu , maka kami akan selalu melakukan ritual itu. Dari kegiatan sederhana itu kami mendapatkan rasa nyaman dan indah dari limpahan sayang kedua orangtua kami.

Itu pula yang kami terapkan kepada anak2 kami, dimana saat mereka menyentuh tangan kasar kami, bersamaan dengan itu kami kirimkan doa dan hembusan cinta kami kepada mereka, berharap mereka akan kuat dan berhasil menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya akhlak. Hal sederhana yang indah dan mudah2an akan terus kami turunkan kepada keturunan kami.
Begitu pula dengan doa restu, kami sadar bahwa kami hidup dari ridha Allah melalui ridha orangtua. Apapun yang kami lakukan harus sepengetahuan mereka dan mendapatkan ijin darinya. Kami yakin bahwa dengan ijin mereka, keikhlasan mereka, maka kami akan mendapatkan kemudahan jalan.
Dan pagi ini, dikala sang Putri menghadapi ujian Nasional nya, kami teringat akan hal itu, tatkala dia mencium tangan kami dan berucap, doakan kaka ya bun... ada sedikit tetesan airmata mendesak di ujung mataku. Satu langkah lagi dia akan menjalanji jenjang yang lebih tinggi, sebentar lagi dia mungkin akan meminta izinku untuk berkelana menuntut ilmu, sebentar lagi mungkin dia akan meminta restu ku untuk di pinang oleh calon imamnya. Dan elusan lembut di kepalanya mengantarnya menjalani hari ujian ini.
Berangkatlah nak.... doa ibu selalu untukmu....
Jalanlah... tempuhlah ujianmu dengan tenang....
Masih akan banyak lagi ujian kehidupan menantang didepan
dan Ibu akan selalu ada untukmu...
Kuserahkan telepon genggamku padanya. "telponlah nini-mu, minta doa pula darinya, sepeerti ibu dulu selalu meminta restunya"
Sayup2 terdengar suara kecilnya menghubungi nini tercintanya, aku yang ada di kamar kembali menitikkan air mata...
Mamah... cucu-mu sudah besar, doakan selalu kami, restui perjalanan hidup kami...
~~~~~~~~

Selamat menempuh Ujian Nasional anak2 ku tersayang... semoga selalu diberi kelancaran, kemudahan, ketenangan....
Wednesday, May 2, 2012
[princess] Tak terasa
Waktu sangat sangat cepat berlalu, Bulan Februari lalu test Boarding School Putri, terima kelulusan. Maret pembayaran awal yang dilengkapi juga panduan calon siswa beserta perlengkapan yang harus disiapkan . Mental masih sangat-sangat siap. Ahhh masih bulan Juli nanti, santai lah...
Dan kini sudah bulan Mei, yang artinya 2 bulan lagi , mau tak mau kami harus melepas bocah sulung putriku ke kehidupan baru meniti jenjang pendidikannya. Pilihan, ini memang pilihan kami, yang kami sangat sadar bahwa untuk itu kami sangat membutuhkan kesiapan mental .
Anaknya sih terlihat santai aja, dia sadar bahwa niat kami menyekolahkan dia jauh dari kami adalah demi kebaikannya, jadi harusnya beban kami sedikit terangkat dong ya. Namun kenyataannya, dan seperti sharing teman2 sebelumnya, sesungguhnya keberatan lebih terasa bagi sang bunda. Makin hari makin mellow, tiap anaknya pulang sekolah, pengennya di pelukin , diciumin , diladenin, trus kalo dia lagi bengong, si emak ikutan bengong.... bentar lagi kamu hidup mandiri ya nak...
Jumat sabtu kemarin Putri mabit pra UN di Cisarua-puncak. si emak udah mulai ribet, siapin semua keperluannya dengan detail. pura2 ga mellow, melepas dengan pelukan dan sedikit nasehat dan doa.
Malam2 si emak mulai gamang, bentar2 ngintip jendela, kok mba belom pulang yaaaa.. Entah lupa entah sengaja berharap putri pulang sesuai jadwal pulang sekolah.
sabtu subuh, si babe pulang dari mesjid langsung ketok kamar putri, "mba, bangun, subuh, shalat dulu', trus buka pintu kamar , dan diam termangu, menatap kamar kosong karena si empunya lagi mabit . Terlihat sekilas rasa kangen dari wajah bapakya. hiks, kita sama2 mellow ya pa.
Hadeeuhh itu baru sehari, gimana nanti yak... tapi ga boleh mundur dong, dan yang jelas, putri ga boleh lihat kesedihan kami, nanti bisa2 dia ikutan gelisah. Hayooo emak.. semangat, kudu siap melepas, karena ini semua adalah perjuangan, latihan untuk menguatkan bahwa kami mencintai anak2 kami karena Allah. Dia menuntut ilmu karena ingin mendapat bekal yang kuat. jadi tidak pantas kami menahan...
Bismillah.... ibu bapak kuat, insya Allah.....
Tuesday, May 1, 2012
[Pagi Riweuh] Nyasar kepasar
Alhamdulillah, rutinitas pagi berjibaku di dapur, ruang cuci, dan ruang setrika sudah selesai saya lakukan dengan lumayanlahhhh.... Sayur Kacang merah+kacang panjang+telor puyuh, lauk tahu goreng tepung ditambah kerupuk udang sudah siap di meja makan. Cemilan bakpao mini yang cuma tinggal di kukus, sudah siap juga buat di bawa bocah2ku sbagai cemilan sekolah.
si emak ama temennya anak2, cantik ya
Bocah dah mandi semua, udah pake baju sekolah, sepatu+kaos kaki sudah rapi di depan pintu. Sekarang smua kumpul di meja makan untuk sekedar mengisi perut sebagai bekal aktivitas hari ini.
Beres, smua nebeng bapak karena hari ini bapaknya bawa mobil mo dines ke pandeglang. Emak ikutan juga karena rencana mau ke ATM. Drop di sekolah, dan nunggu deh sampai jemputannya ade Fadhl datang.
Bel sekolah sudah bunyi, anak2 masuk kelas, fadhl sudah berangkat lagi, dan saya siap bertualang dengan tujuan utama ATM. Jalan sedikit ke perempatan, widiwwww macet ajeh. Naek angkot, trus mulai melihat sekitar, kiri , kanan, manusia dengan berbagai kegiatannya. Entah mengapa, tiba2 terpikir kalo ke pasar enak juga kali ya, mau beli kue cucur yang enak banget di Pasar Bogor, okeh, ke ATM nya di pasar situ ajah, jadi fix lah , perjalanan terus sampai pasar bogor.
Menguatkan tekad, turun di pasar ga lirik kiri kanan, lempeeenggg sampe di tempat tukang kue, beli lah 6 potong kue cucur, dan (niatnya) langsung pulang. Jalan perlahan, eitss itu jamur bagus2 amat, bolehlah seperampat doang... bungkussss....
jalan lagi, eitsss itu udang seperti menari2 memanggil saya, ah tidakkk.. lanjut saja..
jalan lagi, hadoohhh itu udang seperti berteriak minta di beli, baiklah, nanya dulu ah, kalo murah beli, kalo mahal ga usah. Dan akhirnya, stengah kilo udang di bungkus juga.... hahahhhaaa
Eitsss itu sebelah udang ada yang montok2 cakep gitu ya bentuknya... Bang , cuminya 3 biji aja yah.... Ya ampuuunnnnnn, padahal belom pernah nyoba masak cumi euy...nekattt
Udah, stop, jangan nengok2 lagi, jangan tergiur lagi... bye bye brokoli cakep, bye bye seledri, bawang daun dkk, bye bye krupuk2 kriuk, aye pulang yaaaaa....
Dan saya pulang , naek angkot dengan tambahan krupuk udang, krupuk bawang, dan ubi 

Dan yang terburuk adalah.... saya lupa ke ATM 

Monday, April 30, 2012
(Mungkin) Aku terlalu keras padanya
Tidak semua keinginan dan harapan mu harus terlaksana dan sesuai dengan maumu , Semua keadaan tidak dapat dikondisikan dengan kesempurnaan. Harapan tinggimu belum tentu dapat dilaksanakan atau dilakukan oleh orang yang kamu harapkan. Dan intinya adalah jangan memaksakan apa yang hendak kamu lakukan .

Standar kami dalam mendidik anak2 mungkin bisa dibilang terlalu keras, tidak jarang saya berbenturan pendapat dengan orang terdekat, namun kami selalu menyadari bahwa, tongkat perbekalan ada pada kami, sehingga semua keputusan terbaik adalah menjadi hak kami. Tenang... telinga kami masih selalu terbuka unutk menerima urun pengalaman dari siapapun...
Kemandirian adalah hal utama yang ingin kami terapkan pada anak-anak, semenjak kecil sudah kami harapkan mereka bisa untuk mengurus diri sendiri. Ritme keseharian yang disesuaikan dengan kami , orangtuanya, semenjak bangun hingga tidur kembali. Bangun, shalat, mandi, berpakaian, sarapan, menyiapkan perlengkapan sekolah, belajar, menyiapkan kebutuhan, dan semua sudah nyaris mereka lakukan sendiri. Ada beberapa hal yang tentu saja membutuhkan bantuan, itu lebih kepada keterbatasan mereka sebagai anak2.
Hal itu sungguh2 membantu saya yang hidup tanpa asisten rumah tangga, dengan 4 orang anak. Karena bila mereka masih sangat bergantung dengan kami, maka hancurlah badan saya untuk melakukan semua itu.
Namun, hari ini ada satu hal yang harus saya sadari, bahwa mereka masih anak2, saya tidak bisa memaksakan kehendak saya demi kesempurnaan dan kemudahan saya. Mereka masih berhak merengek dan menangis untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak mereka, atau mereka masih butuh waktu untuk sedikit manja dan keluar dari jalur rutinitas. Ya, maafkan bunda karena itu, yang selalu terlambat untuk memahami bahwa kalian masih kecil untuk paham dan masuk dalam keberatan bunda.
Dan mungkin ini bukan hanya dalam dunia kepengurusan anak2, terkadang aku lupa, bahwa nasehat yang aku berikan dengan tulus dan cinta belum tentu akan dapat diterima dengan lapang dada, niat kebaikan untuk menciptakan kemandirian belum tentu dapat langsung terlaksana. Karena tiap individu adalah berbeda, mereka bukan dirimu, jangan memaksa untuk menerima apa yang kau beri, cukuplah dengan sedikit empati. Ya, aku harus lebih menahan diri kini.
-----
Fadhl : Bunda, makananku dari bekal sekolah belum aku habiskan
Ibu : Kenapa tidak dihabiskan nak, ini kan pilihan ade untuk makanannya
F : iya bu, tapi tadi ade sudah kenyang
ibu : baiklah, sekarang habiskan sesuai dengan janji ade
F : Tapi nasinya sudah dingin, ade tidak mau makan yang dingin
Ibu : No, ibu tidak mau memanaskan lagi, makan, atau tidak sama sekali.
fiuuhh betapa hari yang kacau semenjak pagi, merusak kesabaran ku hanya untuk hal sepele. Lalu aku keluar dari kamar setelah menenangkan diri. Terlihat bocah cilikku sedang duduk di karpet dan memakan bekal makan siangnya, perlahan .....
dan aku menangis.....
Maafkan bunda ya sayang....
Friday, March 23, 2012
[Dapurku] Brownies Kukus Super Coklat

Kayaknya minggu ini berat badan bakalan naik drastis, secara makanannya ga jauh dari coklat. Stress apa yak, konon katanya coklat bisa jadi pereda stres, tapi rasanya ga juga sih, wong aku hepi hepi aja tiap hari, lupakan dompet kosong, yang penting lemari dapur masih berisi, yang artinya masih bisa makan dan buat cemilan untuk bocah2 yang dalam masa pertumbuhan :)
Sebetulnya sih intinya hari ini tuh ♏ãű memanfaatkan sisa putih telor yang sudah terkumpul banyak sisa bikin donat kentang, puding. Ada kurleb 200ml. ♏ãű dibuat tumis telor+buncis, anak2 lagi males makan sayur, ya palingan buat bikin kudapan aja lah.
Browsing cari resep yang memakai putih telur, dapatlah beberapa, dan pilihan jatuh kepala si Brownies kukus. Liat bahan dan caranya yang gampang, plus semua bahan siap , maka tanpa mikir dua kali, langsung eksperimen di dapur.
Keluarin dulu putih telur dan DCC dari kulkas biar tidak terlalu dingin. Trus siapin semua bahannya. So easy ...
Bahan :(dengan sedikit penyesuaian_eva) :
200 gram putih telur
1/4 sdt garam
125 gram gula pasir (aku pakai hanya 100gr)
1 sdt emulsifier (ga pake, aku ganti baking powder 1 sdt)
25 gram margarin (aku pakai 30gr - salah ukur :p )
50 gram dark cooking chocolate, potong-potong (aku pakai nyaris 75gr)
100 gram tepung terigu protein sedang
1 sdt coklat pasta (ga pakai)
50 gram meises untuk taburan (aku pakai choco chip)
Caranya :
- Panaskan kukusan
- Margarine dipanaskan sampai meleleh. Matikan Api. Masukkan potongan dcc, aduk sampai coklat larut. Sisihkan.
- Kocok putih telur, garam, gula dan baking powder sampai mengembang dengan mixer kecepatan tinggi
-. Masukkan terigu sambil diayak, aduk rata.
- Masukkan campuran margarin dan coklat pasta sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan.
- Tuang setengah bagian adonan di lloyang, Kukus 10 menit dengan api sedang.
- Buka Kukusan, taburi choco chip, kukus 5 menit.
- Tuang sisa adonan., taburi atasnya dg choco chip lagi
- Kukus 15 menit sampai matang.
Hasilnya ??? Mantabbsss booooo, coklatnya brasa banget , ya pake DCC nya berlebihan dah .. Hihihihih
Dan Brownies ini ga menunggu waktu lama untuk dihabiskan, sejam sudah licin itu piring :)
*penampakan pict kurang bagus, karena motongnya ga sabaran dan jadinya brantakan. Tp hasilnya Ruarrrr biasa :)
Thursday, March 22, 2012
[Dapurku] Puding Sangat Nyoklat :)

Dapat ide pas liat postingan bu peb tentang puding coklat, trrriiingggg, serasa ada bohlam di atas kepala, berputar2 mengingat stok bahan yang ada apa memungkinkan untuk buat cemilan di sore kemarin.
Coklat bubuk ada, agar2 putih ada, telor emang kebetulan tinggal atu, yo wes mari kita langsung terbang ke dapur dan ambil perabotan perang.
Resepnya aku pakai yang dari Mba Intan + modifikasi dikit. Ga beda jauh dari bu Peb, kecuali cairan yang aku pakai lebih banyak, jd teksturnya lebih lembut nyaris ke puding sutra tapi masih berbentuk.
Bahan :
- agar2 coklat 1 (aku adanya putih, yo wes gpp) ,
- coklat bubuk 45 gr,
- susu cair coklat 500 ml, (aku pakai susu cair putih 600ml)
- air 400 ml (aku pakai 300 ml)
- kuning telur 1,
- gula sesuai selera (aku pakai 3 sdm)
-Tambahan dari aku : sekitar 50gr Dark Cooking Chocolate .
Cara buat :
- Campur agar2, kuning telor, air, susu, coklat bubuk diaduk hingga rata., masak sambil terus diaduk.
- Masukkan DCC yang udah di iris tipis2 biar menyatu
- Setelah mendidih matikan api.., diamkan sampai uapnya hilang.
- Masukkan dalam cetakan sesuai selera .
- bila sudah agak dingin, masukkan kulkas deh
Topping nya aku pakai saus fla, ga pakai takaran, cuma susu putih + gula dikit, panaskan sambil diaduk, masukkan air maizena sedikit2 samapi saus mengental. Sudah deh ...
Ga sabar banget buat nyobainnya, jadilah sebelum puding dingin banget, udah diambilin. Rasanya ???? Nyoklat banget, teksturnya masih ada, antara padat dan lembut, manisnya sedang, rasa coklatnya yang aduhai .
Alhamdulillah.... Semua fuassss , thx ya bupeb atas idenya :)
Monday, March 12, 2012
(Dapur) Bitterballen bahan comotan

Punya stok saus bolognaise sisa spagheti beberapa hari lalu yang emang di save di freezer, rencana awal ♏ãű bikin lasagna, tapi kayaknya bakal kurang bumbunya. ♏ãű bikin lagi, ga punya stock bawang bombay, daging cincang dan yang jelas belom pernah nyoba bikin saos carbonara. Jadi diputuskan untuk membuat lasagna disaat saya siap mental dan dalam kondisi memang ingin membuat lasagna.
Sebetulnya sih ga kepikiran buat bikin apa2 hari ini, cuma ♏ãű istirahat dan beresin rumah. Tp kok ya liat anak2 pd sibuk belajar trus sebentar2 liat lemari makanan yang emang stoknya kosong, jadilah emak ga tega, trus mikir , bikin apa ya yang gampang dan make bahan apa adanya.
Sebelumnya kirim2an poto ama jeung Dwi maniapasta, trus bahas ttg bitterballen, kok baca deskripsinya gampang banget, jdlah kepikiran untuk langsung praktek.
Buka kulkas, ambil saus bolognaise, trus diemin dulu spy ga dingin. Karena ini saus udah berbumbu, jd enak kan, tinggal nambah tepung and susu :)
Bahan2 yang diperlukan sih emang ga banyak, dan karena aku maksain ama apa yang ada, jd banyak yg diskip dari resep asli
Bahan aslinya :
- bawang bombay, bawang putih buat tumisan
- daging giling/ayam cincang
- jamur iris tipis
- sayur2an diiris tipis/kotak kecil (optional)
- keju (kalo ♏ãű)
-terigu
- susu
- minyak utk menggoreng, menumis
- Putih telur + tepung panir
Cara :
- tumis bawang bombay+bawang putih geprek, masukin daging/ayam giling sampai kecoklatan
- masukkan jamur iris, sayur2an, keju
- masukkan susu , api kecil saja sampai mendidih
- bumbui, garam, merica, biji pala
- masukkan terigu sambil aduk terus sampai adonan bisa dipulung2
- Tunggu sampai dingin, gulung2 menjadi bulat
- celup ke putih telur, gulingkan ke tepung panir
- goreng sampai kecoklatan dikit, tdk perlu terlalu lama.
- cocol deh pake saus sambel
Nah kalo yang aku bikin tadi mah lebih kacau, saos bolognaise ditumis lagi, masukin susu, keju parut , terigu sampai jadi adonan. Udah deh, pulung2, panir, beres .
Sebagian ada yang ditengahnya aku masukin keju, tapi lebih enak pake keju quick melt, jadi pas mateng itu keju melted, enak banget dah.
Ya pokoke udah berhasil lah bikin bitterballen, walau bentuknya ga beraturan krn yang mulung2in si bocah2, yang penting rasanya okehh.. Mungkin krn saus bolognaise itu kan emang enak banget kan, jd berasa banget sausnya .
Dan ini bitterballen sukses nemenin kami di sore minggu yang hujan... Sambil ngenteh manis.. Mantebbbb
Friday, March 9, 2012
[Putri] Setengah Beres

Alhamdulillah, setelah test tgl 4 maret kemarin, akhirnya Putri dinyatakan lulus masuk SMP Tashfia Bparding School. Lumayan deg-deg an lantaran kuotanya sedikit sedangkan pesertanya lumayan banyak. Dari 120orang lebih pendaftar di gelombang 1, cuma 50 yang diterima, sementara kuota sekolah hanya 80 santriwati. . Sisa kuota untuk jatah gelombang 2 yang akan dilaksanakan bulan April 2012.
Saat ujian kemarin, sebetulnya kondisi Putri sedang kurang fit, biasalah, flu, karenanya saya paksakan menunggu putri sepanjang test. Disamping orangtuapun mendapat kesempatan diwawancara pula tentang motivasi serta kesiapan ananda masuk Pesantren
Saat menunggu Putri test, disitulah kesempatan saya utk berkenalan dg orangtua calon siswi lainnya, bertukar pendapat, bercerita tentang keinginan dan apa yang menjadi pemikiran hingga ananda harus masuk pesantren.
Dari perbincangan itu rata-rata semua memiliki pemikiran yang sama, yaitu keresahan akan pergaulan saat ini, betapa khawatirnya para ortu utk membiarkan anak2 bergaul diluar, bermain ke tempat2 bebas yang tidak jauh dari pemandangan buka aurat maupun maksiat. Kekhawatiran bahwa ortu tdk bs membentengi anak2 dg cukup baik dg apa yg mereka bisa, hingga merasa perlu untuk menyerahkan tambahan pendidikan keimanan, akhlak, aqidah, fiqih dsb kepada institusi yang memiliki kompetensi baik.
Usia mereka saat ini adalah saat rawan, pembentukan kharakter, perubahan dari masa anak menjadi remaja, perubahan hormon yang akan cukup dominan merubah mood mereka, dan itu harus diantisipasi dengan baik melalui penanaman bekal bekal agama. Larangan terbaik adalah larangan kebenaran yang berasal dari pencipta makhluk, larangan dari اَللّÙ‡ُ adalah Haq, tdk patut diperdebatkan, dan itulah yang akan ditanamkan. Tidak artinya tidak, boleh artinya boleh, dan semua harus menurut aturan Alqur'an dan Sunnah yang shahih menurut Rasul dan pengikutnya.
Hal lain yang menjd banyak pertimbangan ortu adalah ingin menjadikan ananda sbg sosok mandiri, anak putri yg kelak menjadi ibu, mengurus rumah tangga, mengikuti imam dan guru bagi anak2. Dg melepas mereka, insyaAllah mereka akan paham bagaimana hidup sendiri, mengatur diri, beradaptasi, berempati, menyayangi kepada lingkungan baru.
Dan begitulah apa yang saya ungkap saat wawancara, seraya melengkapi tentang sejarah kesehatan putri serta beberapa sifat ananda.
Hari ini setengah biaya sudah kami selesaikan, smoga smua diperlancar, اَللّÙ‡ُ memudahkan kami dalam mencari rizki utk pelunasannya.
Dan tampaknya Putri pun senang dengan kelulusannya, sekarng hanya tinggal konsentrasi untuk ujian ujian yang akan dihadapi, sehingga bisa memperoleh nilai yang layak untuk lulus .
Dan saya, mulai mempersiapkan mental untuk sanggup berpisah sementara dengan putri semata wayang saya. Berat pastinya, tapi harus bisa. Karena ini untuk kebaikan semua.
Bulan Juli, masih 4 bulan waktu untuk itu... Akan kami isi dengan persiapan fisik dan mental. Selain berdoa semoga اَللّÙ‡ُ memudahkan jalan kami selalu... آمِينَ ÙŠَا رَبَّ الْعَالَÙ…ِÙŠْÙ†َ
Thursday, March 1, 2012
Sayang adik
BRAKKKK !!! Terdengar suara keras dari kamar. Aku yang sedang asyik nonton pertandingan sepak bola di ruang tengah, terkejut sebentar. Suara keras itu mengiringi tangisan keras Fadhl yang menandakan suatu insiden baru saja terjadi. Bergegas aku menuju kamar, namun hanya sampai pintu untuk melihat apa yang terjadi.
Fadhl menangis dengan posisi membelakangi laci meja tidur yang jatuh. Sudah tau kisah singkatnya, dia pasti iseng bongkar laci dan menekannya, hingga laci yang sudah rapuh itu mudah terlepas dari rel nya. Aku hanya menatap wajah yang sedang menangis itu, tidak berekspresi lebih, cukup datar...
"tidak ada yang terluka ?" ucapku
"huhuhu tidak sih bu , aku tidak sengaja bu, laci nya jatuh sendiri " dengan tangisan keras dia berusaha mengelak.
Aku palingkan tubuhku dan mengindahkan dia dengan tangisnya, lanjut nonton bola karena tidak ada yang terluka pun.
Aku sengaja bersikap seperti itu, dengan tujuan memberi sedikit pelajaran padanya, bahwa dia telah melanggar peraturan, apapun alasannya, dia telah salah dan harus membereskan apa yang telah dirusaknya.
Masih terdengar tangisan kerasnya. Tiba tiba, mas Ghi bangun dari duduknya dan melangkah menuju kamar. Terdengar samar dari luar adegan yang terjadi diantara mereka.
Ghi : Ade kenapa , sudah jangan nangis ah, lelaki tidak menangis
Fadhl : Ade menjatuhkan laci ini, ade ga sengaja
Ghi : Kenapa ade mainin laci, kan ade lagi main di komputer ama bang ican
fadhl : iya, ade tau ade salah, tapi ade tidak tahu harus bagaimana.
Ghi : ya sudah, sekarang ade tidak menangis, dan mas akan bantu ade merapikan laci ibu. Setelah ini ade ke ibu dan minta maaf ya
Fadhl : iya mas, trimakasih ya..
--------
Dari luar aku merenungi apa yang terjadi. Dibalik kekerasan sifat Ghifari, dia begitu menyayangi adik2nya, dia akan melakukan apa saja untuk melindungi dan menjaga adiknya. Satu kejadian tadi semakin menambah kagumku padanya, bahwa dia tulus mencintai dan menyayangi adik2nya, berusaha menjadi pelindung yang baik bagi mereka.
Ghi, Fadhl , Ican batik sasirangan
Kalau urusan berantem dan berdebat sih tetep... itu kan dunia mereka, mencari jati diri dengan berpegang pada pengetahuan mereka masing2, jadi adu ngotot itu udah biasa. Urusan debat ini biasanya kalo udah pada nonton bola, yang satu pegang si ini , yang satu pengen juga, trus rebut2an, ya gitu gitu deh. Atau saat yang satu lagi kumat isengnya, maka yang lain akan menjadi korban yang ga jarang akan berakhir dengan tangisan atau rengekan. Kalau begini, ibunya sengaja harus ikut campur, walau sekedar mengingatkan si anak yang kumat isengnya ini untuk menjaga diri dari menggoda yang kelewat batas. Biasanya sih cuma nyengir dan ga lama mereka semua akan kembali lagi bermain.
Tapi Alhamdulillah nya belum pernah berantem fisik, kalo nyolek2 trus pura2 ketendang, pura2 ngedorong sih suka, tp biasanya berakhir ketawa2 lagi tuh. Kalau orang luar melihat mungkin agak shock, ini anak smua heboh2, ga bisa diem, mainannya terkesan agak kasar , tapi dilain pihak akan terasa betapa mereka begitu kompak dan saling melindungi. Dan bukankah itu yang memang ingin kita capai, bahwa bersaudara harus memiliki rasa sayang dan saling melindungi.
Bagaimana peran orang tua dalam memupuk rasa sayang dan saling melindungi. Mulai sejak sang adik ada dalam rahim. Libatkan sang kakak dalam segala hal, minimalisasi kemungkinan rasa cemburu dan persaingan, dan tidak lupa ucapkan terus betapa kita sebagai orangtua selalu sayang pada setiap anak yang ada, peluk dan cium mereka di setiap saat yang bisa, yakin kan mereka bahwa cinta kita karena Allah, mereka tumbuh atas kehendak Allah, besar karena Allah, memcari bekal karena Allah , dan kembali kepada Allah dengan menjadi pertanggungan jawab orangtua dan memberi manfaat bagi kemudahan orangtua di akhirat kelak.
Mudah2an bocah2ku adem ayem terus ah, saling menyayangi, melindungi, menjadi contoh yang baik untuk semua... AAmiin ..
~~~~~~~
Apapun yang dia lakukan,
Dia tetap adikku..
(ghi,2012)
Cari senang sendiri
Bosen ga sih jadi ibu rumat tangga yang sehariannya dihabiskan di dalam rumah, mengurus anak dan printilannya, membereskan urusan rumah dan perabotannya, menjaga penampilan dan diri demi suami serta semua kegiatan yang mungkin terlihat dari luar melelahkan dan membosankan.
Saya ini termasuk orang yang sangat pembosan, jadi kalau ditanya masalah itu, mungkin iya, saya akan menjawab cukup bosan . Tapi masih ada koma di belakang kata bosan itu, bahwa saya bosan tetapi saya senang. Tidak ada sedikit keraguan atas segala keputusan yang sudah saya ambil dalam perjalanan hidup ini. Satu episode cobaan tidak melunturkan niat saya untuk tetap menjadi apa adanya saya. Ya, saya bosan, tapi saya sangat bahagia....
lagi di angkot bedua Fadhl
Lalu bagaimana saya mengatasi kebosanan itu ? Prinsip saya, hidup itu diatur oleh diri kita sendiri, kita yang menentukan mau kemana diri kita. Mau terlena dengan kebosanan, maka kegalauan tiada henti yang akan kita terima , mau menerima apa adanya, maka semua akan diam di tempat, lalu bagaimana harus bertindak.. atur sendirilah, gimana caranya supaya hati senang, tenang, bisa senyum terus dan tujuan akhir adalah menyenangi keluarga dan suami karena Allah tentunya.
Beruntungnya saya memiliki suami yang tidak menuntut terlalu banyak atau menuntut kesempurnaan dari istrinya, dia menyerahkan urusan rumah kepada saya dengan semampu saya, seikhlas saya, sesenangnya saya. Tidak ada kewajiban rumah harus kinclong setiap saat, pakaian wangi setelah di cuci, baju licin setelah disetrika, tiada debu di tiap perabotan, makanan lezat untuk disantap, semua bebas... sesehatnya saya, semampunya saya, sebisanya saya. Hmmm trimakasih suamiku....
Tak jarang saya terlihat lelah dimatanya, itu hal manusiawi toh, lalu sentuhan ringan di punggung akan terasa seperti di pijat oleh tukang pijat profesional , yang dilanjutkan dengan maruknya si istri pengen dipijet kaki, tangan juga. Dan disela meringankan penat fisik ini, kami menemukan kesenangan sendiri, kami berbincang, berkisah tentang hari yang terlewati, tertawa melihat tiga bocah lelaki kami yang hilir mudik berkejaran , atau tersenyum melihat princess kami asik menonton TV disela rehat belajarnya. Dan semua kepenatan lenyap......
Mungkin salah satu alasan saya belum menyekolahkan formal Fadhl ya karena ini, dia adalah teman yang sangat menghibur keseharian saya. Wajah cerianya selalu mampu membuat tenaga saya seolah bangkit kembali, suara cemprengnya seolah menjadi pelebar bibir saya untuk tersenyum, gerak langkah lincahnya seolah menjadi ritme yang indah menemani diri saya. Dan kami saling mengisi kepenatan diri kami , kami mencari kesenangan kami sendiri.
Hal lain yang biasa saya lakukan untuk menghibur diri adalah dengan menelusuri jalan berdua Fadhl, jika ada dana lebih, maka kami akan mampir ke resto yang ada playground , sehingga Fadhl bisa bermain sepuasnya. Tak jarang pula kami hanya menelurusi jalan, turun naik angkot, berkisah tentang sekitar, membuka wawasan luas bagi memori kecilnya. Dan kami menikmati momen itu. Itu sebabnya Fadhl selalu berucap bahwa dia sekolah di rumah dan di jalan, ya karena di tiap perjalanan, dia banyak belajar tentang apa saja, matematika, bahasa, tumbuhan, teknik, sosial, dan lainnya. Dan dia menikmatinya.
---
Kita hidup dalam batas waktu
Aturlah sendiri kehidupanmu.....
Dengan selalu mengingat Allah dan ajaranNya
Monday, February 27, 2012
[2 - 8 ]Bapak-ku si Handy Manny
Alhamdulillah punya suami yang lumayan bisa nukang , jadi untuk urusan bongkar dan beberes perabotan yang rusak ga mesti apa-apa manggil tukang. Ada yang rusak, tinggal masuk kamar, coel2 si abang dan curhat deh kalo mesin air rusak, water heater ga panas, pintu bergericit, panci patah, mainan patah, dan silahkan sebut aja dah... Nanti dengan sigap, bapaknya anak2 bergegas, bongkar laci peralatan , dan siap segera melaksanakan tugas. Si Emak tinggal ngupahin pake es sirop dingin atau cemilan apa aja.
Ga salah juga dulu suami di bimbing keras oleh ibu nya untuk bisa segala, keadaan ekonomi keluarga yang pas-pas an, menyebabkan mereka sekeluarga harus bisa mengatasi segala permasalahan urusan rumah. Jarang sekali mereka memanggil tukang, kecuali untuk urusan yang memang harus ahlinya yang turun tangan. Semua anak2nya wajib bisa manjat genteng, beresin atap bocor, ubin patah, nyemen , ngecat dan semuanya. Saya kebagian enaknya dah, sekarang untuk urusan perumahan ada tukang yang stand bye buat ngerjainnya.
Kadang kalau suami sudah asyik ngebongkar sesuatu, itu bisa dilaksanakan dari pagi sampai sore, asik aja ngutak ngatik barang, tau cara kerjanya dan bisa memperbaikinya. Sekarang dengan adanya anak2, dia perlahan mengajarkan mereka tentang teknis atau cara kerja suatu barang, membiarkan anak2 ikut serta memperbaiki barang yang rusak, dan anak2 bila ada kegiatan benerin sesuatu ini, pasti pada betah.
Sempat tetangga heran kala suami naik atap garasi buat ngelem policarbonat yang bercelah, atau ngecat depan rumah bersama anak2, atau kala beberapa pintu hancur saat di bongkar maling dulu, suami yang memperbaiki semua, padahal tetangga sudah merekomendasikan tukang ini itu buat ngebantu. Ya disamping irit biaya, selama bisa dikerjain sendiri, tentunya hasilnya akan lebih memuaskan ketimbang menggunakan jasa orang yang keseringannya malah bikin ribet. Lama2 tetangga udah paham bahwa emang suami itu hobi bener buat ngebenerin sesuatu.
Kendalanya sekarang adalah kondisi pinggang nya yang bermasalah, jadilah skrg urusan naik genteng kecuali yang datar, dia masih sanggup, sedangkan utk yang super tinggi, nyerah deh. Begitupun kerjaan yang membutuhkan angkat beban, sementara di skip aja, daripada nanti kena masalah lagi pinggangnya , urusan bakal lebih panjang.
Beberapa hari ini tugas ngajar sedang kosong, jadilah suami nyari kegiatan dengan bongkar gudang, ketemulah harta karun berkardus2 mainan anak2 yang beberapa rusak. Bersihin, rangkai lagi dan yippiiii semua kembali berfungsi, dan anak2 senang banget karena dapat harta karun mainan lama yang baru :) .
Begitupun juga si emak, ga bisa liat suami nganggur, langsung deh intruksi minta tolong benerin ini itu. Dilalahnya kok ya pas mesin cuci tiba2 bermasalah, nyetrum saat sedang di operasikan. Langsung bongkar, ternyata ada kebocoran di selang air yang menyentuh kabel. Urusan setrum beres, tinggal bocornya, benerin per dan ngencengin ini itu, taraaaa... beres lagi deh. Ga jadi deh beli mesin cuci baru, padahal si emak pengen banget dapet hadian mesin cuci 1 tabung biar ngeringanin kerjaan lah. Tp gpp lah, ini artinya belum waktunya si mesin cuci pensiun, dia masih sayang dan tau kalau kami sdg tdk ada anggaran buat yang baru.
Ya gitu deh, seneng punya suami yang ringan tangan dan bisa ngerjain ini itu. Rumah beres, bebas dari kerusakan . dan si bapak dapat julukan baru, bapakku si Handy manny... hahahaha...
Sunday, February 26, 2012
[2 - 7] Senang2 nya anak2 di Dunia Fantasi

sarah , uwi, ida, aku
fadhl, zena, dinka, dafa, rafi
Terakhir kali ke Dufan itu tahun 2010 bareng sahabat mantan kantor yang sekarang sudah misah semua. Dulu harga tiket masih 125rb utk hari kerja dan 150rb untuk weekend. Tapi sekarang sudah beranjak naik jadi 170rb weekday dan 200rb weekend.. Wajar ga wajar ya tergantung siapa yang mandang, kalo bagi saya mah mahal, walau sebetulnya wajar aja, mengingat biaya operasional ini taman hiburan pastilah guede banget.
Okelah, sekarang cerita, dari hasil ngobrol ngalur ngidul, komen sana sini, disambung nyamber ini itu, akhirnya terkumpul ide buat jalan ke dufan tanggl 22 februari 2012. Berhubung yang jadi pengacara itu cuma aku, dwi, sarah, ida, sebetulnya plus ira , tapi diakhir akhir ybs malah ngacir ke singaparna, ya akhirnya kita berempat plus bocah2 aja yang berangkat ke dupan.
Semua ngeteng, aku dan fadhl naek kereta sampai stasiun tebet, lanjut ke Halte busway Kampung Melayu sebagai tempat pertemuan. Nunggu bentar, ga lama maniapasta, si uwi dah dateng ama krucils dafa dan faiz yang digendong ala kanguru. Lanjut neng sarah bersama Zena dan Radinka. Tinggal nunggu neng ida yang masih ajrut2an di bajaj ama pasukannya.
Bukan anak2 namanya kalau ga bisa berbaur dalam waktu cepat. Untung aja itu halte busway lumayan luas, jadi 4 anak lelarian sambil ketawa2 tanpa dosa di halte yang udah panas itu. Emak2nya tentu aja ga bisa nyantai buat ngobrol, yang satu lari nguber anaknya, yang satu lagi tereak supaya anaknya tidak berlari terlalu jauh. Lucu dan ribet lah pokoke, sementara si emak uwi kelaparan gegara ga sempet sarapan. :p
Akhirnya artis kita neng ida dateng bareng kriwils Rafi plus mba2nya. Dan perjalanan di mulai.... jreengggggg ...
Naik busway, beda2 tempat, anak2 ceriwis banget, udah gerah makin gerah, tapi ya gitu deh, perjalanan serasa sangat cepat, dan tibalah di ancol. Beli tiket masuk ancol @15rb, lanjut jalan sebentar masuk ke area Dufan, dan anak2 begitu ceria.
Senang melihat anak2 begitu cepat adaptasi, fadhl dan Zena udah lengket kaya perangko, ngobrol seseruan, kadang berjalan berpegangan semua, indah sekali pemandangan itu.
Masuk dufan, anak2 langsung berlarian ke carousel , udah ga bisa dicegah, padahal maksud hati mau makan dulu karena udah lapar banget. Jadilah muter2 padahal pusingnya minta ampun.
trus lanjut makan siang, naek bianglala, alap2 yang sampe berulang2, istana boneka, arung jeram, happy feet 3D, perang bintang, trus apa lagi ya ... lupa.. hehehe
Anak2 sangat senang, dan beneran deh, ga ada banget kamus takut di diri mereka, cuek banget, kesana kesini mau aja, ga minta ini itu kecuali minum , pokoke seru dan asik banget jalan ama semua.
Acara berakhir jam 6, kita kembali kepada rutinitas , menyisakan kenangan indah di hati anak2.... dan kereta melaju menuju Bogor, dengan Fadhl terlelap lelah di pangkuan ku
oh ya .. bukan maksud ga ngajak2 banyakan yaaa, ada alasan teknis lahhhh . next time kita kumpul2 lagi siapa ajah di area yang lebih luas dan murce. okeh !!!
Sunday, February 12, 2012
[2 - 6] Dapur - My Sake alias Sagu Keju

Description:
Sabtu pagi, anak-anak walau sudah sarapan, selalu berasa lapar, buka lemari makanan, stok sudah habis, mo belanja, babe belom ada duit lebih. Jadilah bikinin teh anget sama kripik yang masih sisa dikit.
Tiba-tiba maisaan nanya, "bu, kalau sagu keju itu belinya dimana? mahal ga? "
hmmm yang jual sagu keju udah ga ada, secara kebanyakan cuma ada di hari raya , atau kalaupun ada kudu ke supermarket atau pesen ke temen, harganya juga lumayan mahal, tahun lalu aja temen jual diatas 40rb, sayang ajah.
Jadi kepikiran, rasanya pernah ngesave resep sagu keju, intip lemari bahan makanan, sagu ada, gula ada, keju tinggal dikit, tapi rasanya adalah 100gr. Hmmm agak ragu untuk memberanikan diri bikin kue kering, karena keseringan gagal daripada berhasil.
Gagalnya sih bukan di rasa, tapi masalah di pemanggangan, ovenku itu oven tangkring yang dari seng banget, kebayang deh kualitas panas yang dihasilkan untuk pembakaran sangat tidak seimbang, jadi keseringan saat baking itu harus ditungguin, di bolak balik posisi loyang supaya semua sisi kebagian panas. Hasilnya kadang gampang gosong dibagian bawahnya.
Udah curhat ke suami, supaya oven nya dibeliin yang baru yang rada mendingan, udah masuk daftar belanja, mudah2an bisa segera deh ada dananya. :)
Ya akhirnya, menguatkan diri dan bismillah, mudah2an ini percobaan perdana bikin sagu keju bisa berhasil dan layak makan.
seperti biasa, dibantu ama krucils untuk bagian tertentu, moles loyang, nakar tepung, bagian lain khususnya nyetak eh nyempritin bentuknya hanya bisa dilakukan si emak, karena agak susah juga mereka coba.
Rasanya setelah jadi ???? Alhamdulilah sukses berat. Gurih , renyah, kejunya lumayan berasa, walau kalau di tambah kejunya bakal lebih yummy. Intinya kualitas perdana my sake sangat berhasil dan kata suami sih layak jual, apalagi kalau ga ada gosongnya... hahahhaa
ya udahlah, kebanyakan ngoceh, ini resepnya yang sebagian disesuaikan ama stok yang ada di rumah.
Kalau mau mesen my sake, boleh juga tuh.... hihihi lumayan bisa buat modal beli oven :)
Siang hari kami semua ke rumah mamah di Jakarta, dan bawa setoples sake, wuiiiii semua pada suka, dan kembali bilang bahwa sake buatanku layak jual, asyiikkkkk... makin semangat deh .
Dipesan... dipesan....
Ingredients:
300 gr sagu tani, aku adanya sagu ga bermerk, cuek ajah
100 gr margarine
50 gr mentega
1 kuning telur
100 gr keju edam/parmesan, parut --> adanya prochiz dan cuma sedikit pula, hehehe
150gr gula halus
50 gr santan kental
50 gr keju buat taburan
Directions:
Caranya :
1. Sagu aku sangrai bareng 2 lembar daun pandan.
2. Mentaga + margarine di mixer sama gula halus hingga tercampur rata, lalu masukkan kuning telur hingga nyampur dan halus
3. Sagu yang sudah disangrai dimasukkan perlahan , sedikit sedikit samapi cukup menjadi adonan yang bisa di spuit. Ngaduknya pake sendok/spatulla aja.
4. Masukin keju yang sudah di parut, aku cuma punya 100gr kurang , ya udah seadanya aja , aduk rata lagi. Masukkan juga santan
5. Cetak menggunakan spuit model apa aja sesuai maunya. taruh di loyang yang sudah ditabur mentega+dibalur tepung.
Oh ya harusnya diatasnya di taburi lagi keju, berhubung keju nya abis, jadi ya polos aja gitu.
6. Panggang di oven, dan berhubung ovenku ga pake suhu eh maksudnya ga ada penunjuk suhunya , makanya pake feeling me so good, kira2 aja buat panas dan lamanya, yang penting rajin di intip supaya dasarnya ga gosong.
6. Setelah matang, angkat, diamkan beberapa menit.
Maksud hati setelah semua matang dan dingin, mau dimasukin oven lagi, karena katanya itu nambah bikin crunchy, tapi apa daya, baru keluar oven, itu pasukan sudah antri mau coba, termasuk kepala pasukan alias bapaknya. Ya udah deh,batal proses terakhir, dan sagu keju langsung masuk toples sebagian untuk di bawa ke jakarta, dan sebagian masuk ke perut.
Anyway.. mudah kok bikinnya, rasanya gurih banget...
[2 - 9] Parenting - Konsep kepemilikan
Ini tulisan kedua kali, setelah kemarin gagal posting dan ga ke save sama sekali... huuhu mood nya sudah beda, suasananya sudah beda, namun mudah2an isi yang akan disampaikan tidak merubah maksud.
Mengajarkan konsep tentang kepemilikan pada anak-anak, bagi kami cukup penting, karena dari sini mereka akan memahami mana yang hak dan mana yang bukan . Mana yang bisa dikuasai, mana yang bisa dibagi, mana yang penting mana yang bukan, mana yang harus diperjuangkan, serta mana yang harus di pasrahkan.
[2 - 5] Dapur - Biji Salak alias Candil
Punya stok ubi nyaris 3 mingguan ga diapa2in, sebagian dah numbuh tangan ama kaki, hehehe untung aje ga sampe numbuh kepala, yang ada tar heboh lagi. Waktu pertama beli ubi sih niatnya mau bikin kolak ubi atau ubi goreng, tapi berhubung beberapa hari ini sudah mengkonsumsi gorengan terus, akhirnya diputuskan membuat makanan yang resepnya pernah nyontek di jeng Vina.
Pagi2, setelah urusan sarapan dan bekal bocah2 selesai, langsung merebus ubi yang udah aku potong kecil2 biar cepet lembut. Ubinya udah aku kupas juga biar bersih dan proses rebusnya ga lama. Setelah lembut, langsung dihaluskan saja pakai ulekan yang aku bungkus sama plastik biar bersih. Karena masih panas, aku tinggalkan dulu ubi halusnya sembari mengerjakan kegiatan lainnya.

ade fadhl bantuin bulet2in ubi
Setelah kerjaan rumah beres, balik lagi ke dapur, tambahin 100 gr sagu kedalam ubi halus, tambahin garam sedikit. Aduk pakai tangan aja, sampai tercampur rata, lalu di pulung2 jadi bola2 kecil.
Sementara itu, rebus air , masukkan kurang lebih 150 gula merah , aku pakai sih 4 kotak kecil gula merah yang sebelumnya dah dipotong kecil2, aku tambahin gula pasir sedikit aja, setelah larut semua, angkat dan saring .
Didihkan kembali kuah nya, masukkan daun pandan 2 lembar, kasih garam, dan masukkan ubi yang sudah dipulung2. sampai mendidih dan ubi2 tersebut mengambang, yang artinya sudah matang.
Campurkan sedikit sagu dengan air, kurang lebih 20gr sagu dengan beberapa sendok air, masukkan ke rebusan candil , maksudnya supaya kuahnya mengental dengan baik. setelah meletup, matikan api dan selesai deh.
adonan ubi yang telah dicampur sagu dan dipulung2
Untuk kuah santannya, cukup santan 1 sachet kara , campur air dan garam di rebus sampai mendidih sedikit, jangan lupa masukkan daun pandan biar wangi . Beres dehh ..
siap disantap
candil dan kuah santannya
Alhamdulilah rasanya tidak malu2in, manisnya pas, candilnya lembut, dan saya sangat sangat puas . Ternyata gampang banget bikinnya dan ga begitu makan waktu. Paling cape di bagian memulung2 adonan, tapi saya mah ga kuatir , pan ada tuan fadhl yang bisa diberdayakan.
Sebetulnya rada ga pede posting ginian, secara liat aja kualitas potonya super super amatir dan ngasal, Jadi bisa aja pada ga percaya kalo itu candil buatanku rasanya super duper enak, ga kalah bahkan sangat jauh rasa enaknya dibanding abang2 yang banyak jualan di pinggir jalan.
Next time, kalau kebun ubi depan rumahku panen, mau beli lagi ah... supaya bisa praktek lagi bikin candil .
--
note ; kok ga ada menu posting recipe yaaa... makanya terpaksa posting di blog deh
Saturday, February 11, 2012
[2 - 4] Pisang Coklat Keju
Keluarga kami memang penggemar pisang, semua jenis pisang rasanya selalu diterima dalam perut, ya kecuali mah pisang yang mentah lah yaw ...
Karena pernah ngeliat abang2 jualan pisang goreng di tabur meisis keju, akhirnya di rumah mencoba eksperimen dengan memakai pisang tanduk.
Caranya ya gampang banget
Pisang tanduk enakan yang masih greges greges alias jangan terlalu matang , dikupas trus digoreng dalam minyak yang sudah aku tambahin margarine sedikit. Goreng hingga terkaramelisasi alias kandungan gulanya keluar alias sudah coklat lah.... hehehehe
Ditiriskan sebentar trus di penyet2 dikit pakai ulekan atau sendok atau apa aja biar agak sedikit gepeng.
Belah dua memanjang d tengah pisang hingga jadi dua bagian.
Taburkan meisis dan keju sepuasnya.
Tinggal makan deh... asli enak benerrrr
Monday, February 6, 2012
[2-3] Pisah Kelas
Akhirnya sekolah nya Putri menerapkan juga sistem pemisahan kelas antara akhwat dan ikhwan. Dulu idenya pemisahan ini akan dilakukan saat kelas 4 , namun entah alasan apa, pelaksaannya hanya dilakukan pemisahan tempat duduk dimana ikhwan dan akhwat dipisahkan area nya namun tetap berada dalam satu kelas.
Mungkin kali ini para petinggi sekolah mulai menyadari bahwa muridnya sudah banyak yang berubah menjadi dewasa dengan hadirnya menstruasi bagi anak putri, dan akil baligh perubahan suara dan fisik bagi pria. Belum lagi kenyataan bahwa beberapa murid sudah menjalin pertemanan yang 'lebih' dengan lawan jenisnya. Tentu saja hal ini harus ditindaklanjuti dan syukurlah bila akhirnya dilakukan juga pemisahan kelas ini.
ini putri kelas 3 kalo ga salah, msh imut euy
Selama ini di skolahnya, pemisahan kelas memang baru dilakukan untuk siswa SMPIT nya, hasilnya menurut kami bagus, karena jelas sekali ada rasa canggung bagi ikhwan dan akhwat untuk berkhalwat. Dimulai dari sini, mudah2an pergaulan mereka pun akan lebih terkontrol dan semakin mengerti pembatasan yang benar sesuai ajaran agama.
Bisa jadi sih bagi sebagian pihak akan menganggap pemikiran kami kuno, mengekang pergaulan, memblokir pengetahuan mereka tentang makhluk lain jenisnya, dan tidak menutup kemungkinan akan membuat mereka malah penasaran dan berbuat buruk di belakang. Bagi kami itu tidak masalah, karena pemisahan ini sudah didasari pula dengan pemahaman yang kuat tentang mengapa harus terjadi pemisahan antara pria dan wanita sebelum mereka menjadi mahram .
Pendidikan tentu saja bukan hanya diserahkan kepada pihak sekolah, namun bekal yang terkuat harusnya tetap berada pada keluarga, karena tak jarang juga kami melihat, anak yang disekolahnya menutup aurat dengan benar, namun sepulang sekolah mereka dengan tenang tanpa teguran dari orangtuanya, tetap mengumbar aurat. Jika sudah begitu, bisakah menyalahkan sekolah, tentu saja itu sudah menjadi tanggung jawab orangtua. orangtua bisa saja mengandalkan pendidikan secara teori kepada anaknya, namun kehidupan sesungguhnya berada di tangan orangtua nya, yang akan mempertanggung jawabkan semua kelak kepada pemilik semua jiwa.
Mengendalikan anak 100% tentu saja nyaris tidak mungkin, karena mereka adalah makhluk berakal yang memiliki jiwa untuk merasa dan ilmu untuk dicerna, namun bukan berarti kita tidak bisa menanamkan benih yang kelak bisa menjadi bekal mereka untuk paham mana yang benar sesuai kaidah agama dan mana yang salah. Jika sudah tertanam hal baik dan buruk, tugas kita tinggal mengingatkan dan tentu saja berdoa semoga anak2 kita bisa menjaga diri, akhlak dan sikap dengan baik.
Kemarin aku tanya bagaimana kesan2 putri saat ada pemisahan kelas ini, dia senang sekali ternyata, karena tidak ada lagi anak2 berisik yang selalu mengganggu akhwat, disamping itu, ustadzahnya jadi lebih nyaman untuk bercerita tentang kehidupan akhwat beserta seluk beluknya, termasuk masalah sex education. hehehe ya syukurlah, itu salah satu dampak yang baik.
~~~~~~~~
Bogor, 07 Feb 2012
disela flu yang semakin berat
[2-2] Pedas - Spicy
Berhubung di rumah tidak ada satu pun penggemar cabe dan makanan berempah/rasa pedas, jadilah kami menjadi keluarga yang sangat jarang membeli cabe. Saat yang lain misuh2 karena harga cabe melambung, kami mah nyengir aja, karena tidak ngaruh juga.
Kalau saya pribadi sih bukan ga suka pedas, cuma memang kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk bisa makan cabe dengan leluasa, dan karena sudah di setting bahwa makan cabe = pedas = bisa kambuh maag nya, maka sebisa mungkin saya menghindar dari masakan pedas.
Dampak buruknya adalah, anak-anak tidak mengenal rasa pedas, saya kesulitan kala harus makan di luar dan hanya mendapati makanan bernuansa pedas. Bahkan rasa pedas lada atau bumbu rempah mereka tidak bisa menerima. Nyadar deh bahwa salah juga kami tidak mengenalkan rasa pedas pada lidah mereka.
Perlahan, niatnya sih ini emak pengen merubah lah , supaya anak-anak ga repot bila suatu saat pergi ke rumah orang atau harus makan di tempat lain yang hanya menyediakan makanan ber-rasa. Emak memulai dengan mengenalkan balado telor dengan cabe merah besar yang dibuang bijinya, masaknya juga ditambah gula, jadilah rasa pedasnya nyaris hilang. Alhamdulillah anak-anak suka.
Suatu saat si emak pengen sate padang, beli 2 bungkus, anak2 penasaran ama rasanya karena ngeliat si emak makan sambil merem melek keenakan, cobain satu tusuk, eh lanjut, semua ikut nyobain, jhiaaa abis satu bungkus cadangan sama mereka berempat dan diakhiri dengan kalimat, beli lagi dong bu.. hmmmm
Senang sih, artinya lidah mereka sudah mulai mentolerir rasa pedas dan spicy. Kita akan berlanjut pada tahap berikutnya.
Sepulang sekolah di suatu hari, mas Ghi cerita kalau tadi dia diajak makan oleh gurunya, nasi padang dengan lauk ayam panggang bumbu balado. Begitu antusias dia bercerita kalau itu makanan yang enak, ya iyalahhhh ibu juga doyan banget kalo masakan padang mah . Cuma kan selama ini kalau kami ke RM Pad
ang, anak2 ga bisa makan apa2 kecuali ayam goreng, dan rasanya ga pas aja kalau ke RM Padang tapi ga makan yang spicy dan pedes sambil wajah keringetan. Jadilah kami pending semua keinginan makan makanan padang kecuali kalau kami lagi pacaran berdua doang, pasti kita nge date di RM Padang ... hehehe..
Nah, berdasar statemen mas ghi itu, akhirnya suatu saat kami bawa anak2 ke RM Padang murah standar mahasiswa dekat rumah, yang memang pernah kami coba dan lulus uji lidah dah... Masing2 ambil ayam panggang siram bumbu gulai, dan.... smua lahap banget makannya, bahkan mas Ghi abis makan nasi satu porsi, padahal tau sendiri porsi nasi padang itu seberapa banyak. Emak yang sengaja ga makan dulu dengan pemikiran bakal jadi tim pembersih, akhirnya kudu beli nasi sendiri... hahahha asyikkk bisa puas makan gulai otak, sayur nangka, daun singkong, sambel cabe ijo plus bumbu gulai. Sluurpppp mantab dah, dan hmmmm sekarang jadi kebayang2 dah :(
Ya seneng juga sih anak-anak sudah mulai bisa makan pedas, walau belom maksimal, eh tapi jangan deng, cabe mahal, makanan padang jg lumayan mehel, hehehe.. tapi ya setidaknya kalau kemana-mana ada alternatif makanan yang bisa mereka makan, tanpa pusing karena spicy dan pedasnya makanan.
Kalau urusan masak di rumah sih, aku masih males masak sambal, paling sesekali bikin dabu2, tapi untuk beberapa menu tumisan, dadar telor ,udah mau tuh aku masukin cabe walau cuma satu... heheheh....
Oh ya, terakhir, saat aku pesen gurilem, basreng, seripik dari neng olla, harapanku yang doyan bakal aku doang, lumayan irit cemilan buat penambah semangat, eh ternyata anak2 ikut nyobain dan doyan sodara-sodara... hmmm saingan deh, basreng abis dalam beberapa jam, yang awet cuma seripik yang super pedas, karena emaknya pun ga sanggup ama pedesnya. Nanti pesen yang basreng aja deh... tuh neng ola, catet yak....
~~~~~~~~~~~~~~~
Wednesday, February 1, 2012
[2-1] Jangan - Tidak
Dua kata yang bisa dianggap sama, yang pada dasarnya adalah menolak/melarang. Namun penggunaan yang salah akan berdampak sangat berbeda . Untuk urusan mengasuh anak, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap psikologi si anak dalam menerapkan sikap nya.
Dalam artian sesuai kamus bahasa Indonesia, kata 'jangan' bisa diartikan sebagai berikut ;
| jangan | ja.ngan [adv] kata yg menyatakan melarang, berarti tidak boleh; hendaknya tidak usah: -- bohong |
| tidak | ti.dak [adv] partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dsb; tiada: tempat kerjanya -- jauh dr rumahnya; apa yg dikatakannya itu -- benar |
Seringkali saya pribadi dalam berkomunikasi dengan anak-anak, masih menggunakan kata 'jangan' yang memang mengindikasikan larangan bagi untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan saya. Sukakah mereka dengan pengucapan kata itu ? Lihatlah reaksinya, maka akan sangat terlihat pengingkaran atau penolakan dari ucapan yang keluar dari mulut orang yang dipercaya nya. Terkadang saya mengungkapkan alasan atas pelarangan tersebut, namun tak jarang itu hanya keluar untuk menghentikan kegiatan yang saat itu mengganggu saya.
Akibatnya, anak-anak menjadi pribadi yang tumbuh dengan keterpaksaan, eksplorasi atas segala sesuatu menjadi terpendam dan tak jarang minat dan bakat yang mungkin akan terkuak malah menjadi terkubur karena tidak adanya dukungan dan fasilitas bagi mereka untuk membuka dirinya sendiri.
Lain hal nya dengan penggunaan kata 'tidak'. Larangan dengan kata 'tidak' memiliki makna lebih kepada ketegasan. Kalau bahasa egoisnya mah.. sekali emak bilang tidak artinya tidak. No excuse, ikuti atau ..... (hehehe tega bener dah). Kasar, keras, memang terdengar seperti itu, namun penggunaan kata 'tidak' itu ternyata lebih bisa menciptakan anak-anak yang mengerti batas. Bahwa dibalik larangan itu terdapat alasan kuat yang mengharuskan mereka memahami bahwa tidak adalah tidak.
Ya memang saya tidak membuka-buka kamus psikologi apakah hal itu benar apa adanya. Saya pun tidak membuka beragam artikel parenting untuk membenarkan pendapat saya, jadi ya saya anggap bisa saja alasan saya sangat lemah, namun begitulah yang saya rasakan.
Coba bandingkan reaksi dari kata yang kita gunakan kepada mereka ;
Saat mereka ingin bermain hujan, dan kita katakan "jangan", maka harus ada kelanjutan dengan mengungkapkan alasannya. "jangan nak, karena hujan akan bla bla bla bla.... "
Reaksi mereka ada yang menerima dengan patuh , namun tak jarang ada reaksi berontak dan yaa sedikit pelecehan. huuuu ga boleh lagi... ga boleh lagi...
Akan berbeda saat dilarang dengan menggunakan kata ' tidak ', karena mereka akan berpikir bahwa ada alasan kuat dibalik larangan itu. Alasan yang pernah diungkapkan akan membuka memori mereka, bahwa 'tidak boleh' adalah hal terbaik yang mereka dapat.
Dan tentu saja setelah saya bandingkan, penggunaan kata 'tidak' lebih berdampak efektif ketimbang 'jangan'. Saat si kecil memaksa untuk makan permen , ibu tinggal mengatakan 'tidak', dan dia terdiam, tanpa bantahan. Namun saat saya berkata 'jangan', selalu akan ada pertanyaan lainnya.
Kala anak-anak ingin memaksakan kehendak mereka akan sesuatu, perkataan 'tidak' akan menyadarkan mereka. Mereka lebih menerima penolakan tegas ketimbang larangan yang setengah.
Tulisan ini saya buat tatkala tadi siang saya mendengar ucapan si kecil, yang cukup membuat saya yakin bahwa apa yang saya lakukan berdampak baik bagi mereka .
ade Fadhl dan abang Ican sedang bermain air di kamar mandi, saat itu diijinkan karena masih ada waktu panjang sebelum maghrib.
Ican : De, kita mainin sabunnya yuk, kita isi bak nya sampai penuh nanti isi sabun, enak loh
Fadhl : nanti ade minta ijin ibu dulu ya, boleh apa enggak. Kalau ibu bilang tidak, artinya tidak boleh, kalau ibu bilang jangan, nanti kita bikin alasan lagi
Fadhl ; "bu, ade mau isi bak pake sabun, boleh ga ?"
Ibu : "Tidak, waktu mandi kalian hanya tinggal 5 menit lagi"
Fadhl : "Baik bu "
Fadhl :"Tuh kan, kata ibu tidak, jadi tidak boleh, kalo ibu bilang jangan, baru deh kita nanti tanya lagi kenapa, ya udah deh, kita udahan yo bang"
Percakapan singkat yang memiliki arti luas, bahkan anak 4 tahun sudah paham bahwa perbedaan makna sederhana dari 'jangan' dan 'tidak' sangat besar, menandakan ketegasan dan keharusan memenuhi.
Tapi memang benar ya, kita pun saat mendengar kata 'jangan' , di kepala kita akan ada penyangkalan, kenapa ga boleh, kenapa dilarang. Namun berbeda saat dikatakan "TIDAK", tidak means tidak, ya walau tak jarang ada rasa penasaran kenapa tidak boleh, tapi kata ini lebih mengena ketimbang jangan.
Ya begitulah, entah sejauh mana kedua kata ini akan berpengaruh pada pembentukan mental mereka, namun yang saya rasakan adalah berpengaruh.
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/
Saturday, January 21, 2012
[1-12] Batre
Yang namanya anak-anak, rasanya semua memiliki energi yang tiada tara, alias ga ada abisnya. Otak kecil yang ada di dalam kepalanya seolah mengeluarkan ide yang berdesakan untuk melakukan ini dan itu dalam waktu bersamaan. Semua anggota tubuh bergerak, menari, berlari, meloncat, bergumam, berteriak, bergulingan, mencorat-coret dan semua kegiatan yang terlihat sanagt melelahkan.
Sangat bersyukur karena anak-anak diberi kesehatan dan kesempurnaan fisik oleh sang pencipta, sehingga tiada kendala bagi mereka dalam melakukan kegiatan yang melibatkan motorik, sensorik, intuisi, komunikasi dan segala hal dari mereka. Senang sih, bahkan tak jarang dilengkapi dengan rasa takjub akan pesatnya kemajuan dari kemampuan mereka bahkan dari hal kecil yang suka kita abaikan.
Putri sendiri sudah berada pada masa dimana kegiatan fisik sudah beralih kepada kegiatan yang melibatkan psikis dan pikiran. Waktu senggangnya banyak dihabiskan dengan membaca, melukis, menulis dan sekarang sih sms-an mulu ama temen-temennya.. hmmmm . Tapi tak jarang pula sifat kanak-kananknya keluar, dan dia ikut bermain petak umpet, bola gebrak, main sepeda atau lari-larian bersama adik2nya. Kadang bila lihat dia bermain lagi bersama adik2nya, suka ada perasaan gimanaaa gitu, ternyata masih ada sifat kanak-kanak dari dirinya.
Kalau yang tiga cowo itu jangan ditanya deh aktivitasnya, sampai puyeng dan akhirnya kebal dengan segala macam kreativitas dan tenaga yang ga ada abisnya itu. Kalau yang udah pernah ketemu anak2ku mungkin bisa nilai, beneran deh anak2 cowoku itu kaga bisa diem, adaaaa aja yang diomongin atau dikerjakan, sampai terkadang suka malu sendiri liat mereka jadi diliatin banyak orang yang entah apa dalam pikiran mereka.
Tapi apa yang mereka lakukan itu kadang menjadi hiburan bagi diriku, seneng aja sih liat ada yang grabag grubuk jadi ultraman, yang lain lari sana sini main bola, nanti yang satu joget2 ga jelas, trus yang lain bikin tembak2an, main kejar2an, hadeuh rame dah pokoe. Ketawa saat ada yang nangis karena tersandung, atau tertawa terbahak2 karena tempat sembunyinya ketahuan, atau ngambek karena selalu kebagian jaga. Hihihii jadi senyum lagi deh aku ingat kelakuan mereka.
Mereka bangun jam 5.30, tidak tidur siang, tapi malam memang tidur termasuk masih sore, ba'da isya mereka langsung terlelap , lelah dengan aktivitas penuh mereka. Dan selanjutnya dunia tenang .......
~~~~~~~~~~~~~~
Ibu : De' kok ga cape cape sih, dari tadi ngoceeehhh melulu, kesini, kesitu, begini, begitu .
Fadhl : Ya enggak lah bu, kan ade batre nya banyak..
Ibu : Nah loh, batre dari mana ? Ade kan bukan robot, masa ada batre sih
F : iihh ibu , nih ya, batre ade ada di tangan, kaki, mulut, kepala , leher, dimana mana ada batre bu, jadi ade ga akan cape, karena kalo yang batre di tangan abis, nanti kan masih ada batre di mulut.
*ibu : tepok jidat . oke artinya batre itu adalah energi yang tersimpan di seluruh anggota tubuhnya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ibu : Adeeee.. makannn
Fadhl : Gak mau bu, belum lapar, nanti saja
Ibu : eitsss... dari kemarin ade belom makan secara benar loh, kasian batre2nya butuh di charge, charge nya kan lewat makanan, hayo makan
Fadhl : Ibu, batre nya masih ada bu, belum butuh di charge, nanti kalau batre nya habis juga akan minta di charge kok...
*Ibu : kalah deui euy....*
~~~~~~~~~~~~
Ibu : dek, sepertinya mata ade susah terlihat lelah, mungkin ade butuh tidur, batrenya sudah mau habis tuh
Fadhl : iya bu, sepertinya ade akan istirahat dulu supaya batre nya terisi lagi. Eh tapi ade sepertinya mau makan juga deh bu, ade lapar
Ibu : Baiklah, habis makan, cuci muka dan tidur ya.
*setelah makan dan cuci muka *
Ibu : ade, ayo istirahat
Fadhl : Hmmm sepertinya batre ade sudah dicharge bu, ade sudah bersemangat lagi, ade tidak butuh tidur
Ibu : Tapi mata ade terlihat lelah, tidur yuk... *ini mah emaknya yang udah ngantuk
Fadhl : Ibu.... waktu ade tadi cuci muka, air kan kena ke mata ade, nah itu ternyata sama dengan dicharge, jadinya mata ade sudah kuat lagi dan ade tidak butuh tidur. Batre ade sudah penuhhhhh....
*Ibu give up... tidur sendiri aja dah *
Thursday, January 19, 2012
[1-11] Terkurung di rumah sendiri
Daerah rumah ku memang termasuk yang rawan akan kemalingan, berkali kali rumah sekitar sudah disatroni maling. Termasuk rumah kami yang sudah dua kali dikunjungi tamu yang nyebelin ini. Semua perangkat keamanan sudah kami coba, selebihnya hanya berdoa semoga keluarga kami selalu dalam perlindungan.
Aparat lingkungan sangat tidak bertanggung jawab terhadap masalah keamanan ini, setiap kejadian tidak dijadikan pelajaran, satpam tidak mendapat teguran, dan tentu saja hal ini menambah lubang kesempatan bagi penjahat untuk berkeliaran di sekitar kami.
Satpam sih ada, tapi sangat tidak kompeten, kelilingan mah iya, tapi tidak berani bertindak atas suatu hal yang mencurigakan. Beberapa kali katanya satpam melihat orang mencurigakan di rumah yang kemalingan, tapi bukannya bertindak malah cuma lewat doang kalau enggak ya di tanya doang dan abis gitu udah. Heran dehhh...
Waktu kejadian di rumah ku jg gitu, satpam bilang dia melihat ada yang masuk, tapi kirain keluarga kita, padahal tuh satpam liat kalau mobil kita ga ada di rumah, dan tingkah aneh si maling pasti lah seharusnya keliatan. Trus semalaman pintu rumahku terbuka padahal itu satpam bolak balik (katanya), nah kenapa ga di periksa coba... aneh kan ...
Tidak bisa mengandalkan satpam, akhirnya kita bikin sendiri keamanan untuk diri kita, kunci berlapis, lampu yang selalu menyala, serta suara radio yang selalu menyala. Tapi ada rasa yang mengganjal di hati ini, kenapa seolah kita terkurung di rumah sendiri, ketakutan akan harta yang diambil oleh orang yang tak berhak.
Namun kini, ternyata kondisi semakin menyeramkan, sudah dua kali kejadian maling yang masuk kerumah beraksi di siang hari, dengan kondisi ada orang di rumah itu. Modusnya, mereka mengetuk pintu, tatkala pintu dibuka,mereka langsung menerobos masuk, membongkar lemari, mengambil barang berharga yang terlihat, dan kabur dalam sekejap. Kejadian pertama, anak dan pembantu di masukin kekamar, yang kedua, dua anak yang terbengong karena kaget. Kejadian terakhir baru hari ini, jam 12 siang tadi, di rumah baru, ada nenek dan cucu masih bayi , si jahat mengetuk pintu, langsung menerobos dan mengambil barang berharga. Sangat cepat, hingga sang nenek pun seperti tak kuasa untuk bertindak.
Lalu bagaimana ... ??? bahkan memenjarakan diri di rumahpun sudah tidak aman pula, kemana harus menghindar . Tiada ada yang patut ditakuti kecuali sang Khalik sang penguasa jiwa. Serahkan kembali kepadaNya, ya hanya itu yang kita bisa. Jika kejahatan masih menimpa kita, anggap itu sebagai musibah dan ujian akan kesabaran dan ketabahan kita.
Ikhtiar sudah dilakukan, doa perlindungan selalu diucapkan, selebihnya kita pasrahkan kepada kehendakNya.
Perekonomian yang semakin berat, keimanan yang semakin tipis, kebutuhan yang semakin meningkat, kesenjangan yang semakin terasa, menjadikan orang tiada takut lagi kepada adzab nantinya. Semoga suatu saat mereka terbuka hatinya untuk tidak mendzalimi orang lain .
* ahh tulisan yang kacau balau
[1 - 10] Perjalanan Sayang kakak beradik
mas abang waktu kecil
Hari ini mas Ghi dan Bang Ican ada tour ke Mekarsari dari skolahnya. Semua persiapan sudah dilakukan dari malam sebelumnya. Mereka antusias karena telah diinformasikan run down acara selama disana.
Sebetulnya sudah berulang kali kami sekeluarga berkunjung ke Mekarsari, namun memang mungkin sensasinya akan berbeda jika dilakukan bersama teman dan guru-gurunya. Selain sudah menjadi kalender sekolah tahunan, maka kesempatan ini juga mengasah kemandirian mereka saat berada di alam bebas, berinteraksi dengan lingkungan luar.
Selama kegiatan sekolah, memang orangtua tidak diijinkan mengikutinya, kecuali beberapa orang volunteer yg bertugas menjaga anak2 yg relatif belum mandiri. Aku sendiri sih ga masalah, karena kalau ortu kudu ikut berarti kan hrs ada dana besar lagi untuk pergi seperti ini.
Saat ini aku melihat betapa mas Ghi sangat menyayangi adiknya, beberapa item perlengkapan yang harus dibawa, dipersiapkan oleh mas Ghi. Handuk, sabun, shampo, plastik, baju ganti, smua disiapkan mas ghi, adeknya cuma disuruh masukin ke tas nya saja. Aku yang ada di kamar cukup memperhatikan kesibukan mereka menyiapkan kebutuhan mereka sendiri.
Sebetulnya sudah berulang kali kami sekeluarga berkunjung ke Mekarsari, namun memang mungkin sensasinya akan berbeda jika dilakukan bersama teman dan guru-gurunya. Selain sudah menjadi kalender sekolah tahunan, maka kesempatan ini juga mengasah kemandirian mereka saat berada di alam bebas, berinteraksi dengan lingkungan luar.
Selama kegiatan sekolah, memang orangtua tidak diijinkan mengikutinya, kecuali beberapa orang volunteer yg bertugas menjaga anak2 yg relatif belum mandiri. Aku sendiri sih ga masalah, karena kalau ortu kudu ikut berarti kan hrs ada dana besar lagi untuk pergi seperti ini.
Saat ini aku melihat betapa mas Ghi sangat menyayangi adiknya, beberapa item perlengkapan yang harus dibawa, dipersiapkan oleh mas Ghi. Handuk, sabun, shampo, plastik, baju ganti, smua disiapkan mas ghi, adeknya cuma disuruh masukin ke tas nya saja. Aku yang ada di kamar cukup memperhatikan kesibukan mereka menyiapkan kebutuhan mereka sendiri.
Pagi tadi tugasku menyiapkan bekal untuk snack dan makan siang mereka, ada stock somay, tinggal dihangatkan . Makannya cuma bisa kornet campur kentang+telor, karena stok sayuran abis dan belom sempat ke pasar. Semua beres, dan berpamitanlah mereka. Karena ada instruksi supaya anak dibekali uang 15rb untuk membeli buah2an disana, aku siapkan uang masing2 dalam amplop. Saat aku serahkan, mereka menolak, dan dengan lembut mas Ghi berucap supaya aku simpan saja uang itu untuk belanja makan, karena mereka sudah bawa uang dari tabungan mereka. Hiks terharu banget... Saat aku paksa supaya mereka simpan saja uang tabungannya, mereka bersikukuh untuk hanya menggunakan uang mereka. Ya sudahlah...
Kegiatan mereka sepertinya berkeliling area perkebunan, dilanjutkan outbond dan menanam padi+memandikan kerbau. Mereka tiba kembali ke sekolah pukul 4.30.. Cukup melelahkan pastinya perjalanan mereka.
Mereka kembali dengan membawa topi caping dan wajah ceria walau terlihat lelah. Seraya mengeluarkan pakaian kotor, mereka bercerita kegiatan mereka. Dan mereka mengeluarkan kantong plastik berisi anggur hasil belanjaan mereka.
"Ini anggur mas beli untuk ibu, tapi cuma sedikit bu, padahal harganya 15rb! Kalo apel 12 ribu dapatnya cuma 3, nanti ade , bapak ga kebagian dong, jd mas beli anggur aja, biar bisa dimakan bersama"
Huaaaaa terharu banget, melihat mereka berdua mengeluarlan anggur, mencucinya, meletakkan di piring dan menyajikan di hadapanku.
"Ayo bu, kita makan bareng2, nanti yang punya abang kita sisain buat bapak dan mba Putri"
Dengan senyum haru, aku makan anggur pemberian mereka dan tak lupa aku ucapkan terimakasih atas perhatian dan pemberiannya. seraya aku tanyakan apa yang terjadi saat tour tadi.
Abang ican : "bu, tadi abang kan haus, minuman jus yang ibu bawain abis, trus mas ghi beliin abang es krim dong"
Mas ghi :"iya bu, tapi disana harganya mahal, jd lima ribu, ya udah mas beli 2 buat mas dan abang, kasian abang cape kepanasan."
Ibu: " emang mas masih ada uang? Tadi kan cuma bawa 15rb"
Mas GHi: "engga bu, tadi mas bawa 25rb, sisa uang mas, mas ga beli apa2 lagi kok, uang mas juga udah abis"
Abang ican : " iya bu, soalnya temen2 abang pada jajan, abang panas banget pengen es krim, untung mas bawa uang, makasih ya mas "
Dan aku tak kuasa berkata ...
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
Ada haru terasa tatkala melihat mereka bersaudara saling menyayangi dan melindungi. Yang satu mengisi yang lain, saling mengingatkan, saling memberi, saling memperhatikan.
Hal terindah dari seorang ibu, melihat anak2 tumbuh dalam cinta dan sayang. Smoga begitu selamanya....
Mereka kembali dengan membawa topi caping dan wajah ceria walau terlihat lelah. Seraya mengeluarkan pakaian kotor, mereka bercerita kegiatan mereka. Dan mereka mengeluarkan kantong plastik berisi anggur hasil belanjaan mereka.
"Ini anggur mas beli untuk ibu, tapi cuma sedikit bu, padahal harganya 15rb! Kalo apel 12 ribu dapatnya cuma 3, nanti ade , bapak ga kebagian dong, jd mas beli anggur aja, biar bisa dimakan bersama"
Huaaaaa terharu banget, melihat mereka berdua mengeluarlan anggur, mencucinya, meletakkan di piring dan menyajikan di hadapanku.
"Ayo bu, kita makan bareng2, nanti yang punya abang kita sisain buat bapak dan mba Putri"
Dengan senyum haru, aku makan anggur pemberian mereka dan tak lupa aku ucapkan terimakasih atas perhatian dan pemberiannya. seraya aku tanyakan apa yang terjadi saat tour tadi.
Abang ican : "bu, tadi abang kan haus, minuman jus yang ibu bawain abis, trus mas ghi beliin abang es krim dong"
Mas ghi :"iya bu, tapi disana harganya mahal, jd lima ribu, ya udah mas beli 2 buat mas dan abang, kasian abang cape kepanasan."
Ibu: " emang mas masih ada uang? Tadi kan cuma bawa 15rb"
Mas GHi: "engga bu, tadi mas bawa 25rb, sisa uang mas, mas ga beli apa2 lagi kok, uang mas juga udah abis"
Abang ican : " iya bu, soalnya temen2 abang pada jajan, abang panas banget pengen es krim, untung mas bawa uang, makasih ya mas "
Dan aku tak kuasa berkata ...
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊
Ada haru terasa tatkala melihat mereka bersaudara saling menyayangi dan melindungi. Yang satu mengisi yang lain, saling mengingatkan, saling memberi, saling memperhatikan.
Hal terindah dari seorang ibu, melihat anak2 tumbuh dalam cinta dan sayang. Smoga begitu selamanya....
Subscribe to:
Comments (Atom)



















