Dua kata yang bisa dianggap sama, yang pada dasarnya adalah menolak/melarang. Namun penggunaan yang salah akan berdampak sangat berbeda . Untuk urusan mengasuh anak, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap psikologi si anak dalam menerapkan sikap nya.
Dalam artian sesuai kamus bahasa Indonesia, kata 'jangan' bisa diartikan sebagai berikut ;
| jangan | ja.ngan [adv] kata yg menyatakan melarang, berarti tidak boleh; hendaknya tidak usah: -- bohong |
| tidak | ti.dak [adv] partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dsb; tiada: tempat kerjanya -- jauh dr rumahnya; apa yg dikatakannya itu -- benar |
Seringkali saya pribadi dalam berkomunikasi dengan anak-anak, masih menggunakan kata 'jangan' yang memang mengindikasikan larangan bagi untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan saya. Sukakah mereka dengan pengucapan kata itu ? Lihatlah reaksinya, maka akan sangat terlihat pengingkaran atau penolakan dari ucapan yang keluar dari mulut orang yang dipercaya nya. Terkadang saya mengungkapkan alasan atas pelarangan tersebut, namun tak jarang itu hanya keluar untuk menghentikan kegiatan yang saat itu mengganggu saya.
Akibatnya, anak-anak menjadi pribadi yang tumbuh dengan keterpaksaan, eksplorasi atas segala sesuatu menjadi terpendam dan tak jarang minat dan bakat yang mungkin akan terkuak malah menjadi terkubur karena tidak adanya dukungan dan fasilitas bagi mereka untuk membuka dirinya sendiri.
Lain hal nya dengan penggunaan kata 'tidak'. Larangan dengan kata 'tidak' memiliki makna lebih kepada ketegasan. Kalau bahasa egoisnya mah.. sekali emak bilang tidak artinya tidak. No excuse, ikuti atau ..... (hehehe tega bener dah). Kasar, keras, memang terdengar seperti itu, namun penggunaan kata 'tidak' itu ternyata lebih bisa menciptakan anak-anak yang mengerti batas. Bahwa dibalik larangan itu terdapat alasan kuat yang mengharuskan mereka memahami bahwa tidak adalah tidak.
Ya memang saya tidak membuka-buka kamus psikologi apakah hal itu benar apa adanya. Saya pun tidak membuka beragam artikel parenting untuk membenarkan pendapat saya, jadi ya saya anggap bisa saja alasan saya sangat lemah, namun begitulah yang saya rasakan.
Coba bandingkan reaksi dari kata yang kita gunakan kepada mereka ;
Saat mereka ingin bermain hujan, dan kita katakan "jangan", maka harus ada kelanjutan dengan mengungkapkan alasannya. "jangan nak, karena hujan akan bla bla bla bla.... "
Reaksi mereka ada yang menerima dengan patuh , namun tak jarang ada reaksi berontak dan yaa sedikit pelecehan. huuuu ga boleh lagi... ga boleh lagi...
Akan berbeda saat dilarang dengan menggunakan kata ' tidak ', karena mereka akan berpikir bahwa ada alasan kuat dibalik larangan itu. Alasan yang pernah diungkapkan akan membuka memori mereka, bahwa 'tidak boleh' adalah hal terbaik yang mereka dapat.
Dan tentu saja setelah saya bandingkan, penggunaan kata 'tidak' lebih berdampak efektif ketimbang 'jangan'. Saat si kecil memaksa untuk makan permen , ibu tinggal mengatakan 'tidak', dan dia terdiam, tanpa bantahan. Namun saat saya berkata 'jangan', selalu akan ada pertanyaan lainnya.
Kala anak-anak ingin memaksakan kehendak mereka akan sesuatu, perkataan 'tidak' akan menyadarkan mereka. Mereka lebih menerima penolakan tegas ketimbang larangan yang setengah.
Tulisan ini saya buat tatkala tadi siang saya mendengar ucapan si kecil, yang cukup membuat saya yakin bahwa apa yang saya lakukan berdampak baik bagi mereka .
ade Fadhl dan abang Ican sedang bermain air di kamar mandi, saat itu diijinkan karena masih ada waktu panjang sebelum maghrib.
Ican : De, kita mainin sabunnya yuk, kita isi bak nya sampai penuh nanti isi sabun, enak loh
Fadhl : nanti ade minta ijin ibu dulu ya, boleh apa enggak. Kalau ibu bilang tidak, artinya tidak boleh, kalau ibu bilang jangan, nanti kita bikin alasan lagi
Fadhl ; "bu, ade mau isi bak pake sabun, boleh ga ?"
Ibu : "Tidak, waktu mandi kalian hanya tinggal 5 menit lagi"
Fadhl : "Baik bu "
Fadhl :"Tuh kan, kata ibu tidak, jadi tidak boleh, kalo ibu bilang jangan, baru deh kita nanti tanya lagi kenapa, ya udah deh, kita udahan yo bang"
Percakapan singkat yang memiliki arti luas, bahkan anak 4 tahun sudah paham bahwa perbedaan makna sederhana dari 'jangan' dan 'tidak' sangat besar, menandakan ketegasan dan keharusan memenuhi.
Tapi memang benar ya, kita pun saat mendengar kata 'jangan' , di kepala kita akan ada penyangkalan, kenapa ga boleh, kenapa dilarang. Namun berbeda saat dikatakan "TIDAK", tidak means tidak, ya walau tak jarang ada rasa penasaran kenapa tidak boleh, tapi kata ini lebih mengena ketimbang jangan.
Ya begitulah, entah sejauh mana kedua kata ini akan berpengaruh pada pembentukan mental mereka, namun yang saya rasakan adalah berpengaruh.
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/
hehe.. jadi ingat fadhl pas main ayunan di kopdar mpid. kalau ditanya lebih sering jawab pakai: tidak.
ReplyDeletehehehe.. gitu deh, anak itu kritissss banget, kudu sangat hati2 dalam berargumen ama dia
ReplyDelete*catetttt*
ReplyDeletekikikikikikkkkk ... udah lama juga ga bahas parenting yak, nyari referensi dulu ah
ReplyDeleteTidaaaakkkkk mba eva jangaan tinggalkan akuuuu....
ReplyDeleteArtinya apaa ya?
sama kaya topan :-)
ReplyDeletesaya masih sering pake kata jangan. harus diperbaiki.
@nitnut : auk ah ... Msh ngambek
ReplyDelete@rifki : pelan2 nnt jg terbiasa. Aku pun msh suka lupa. Nah saat menggunakan kata 'jangan' pastideh bakal panjang urusannya
ada kata penjelasan dibalik kata tidak dan jangan..
ReplyDeletebiasanya kalu satu dogol minta permen lagi misalnya.. "satu saja ya, tidak boleh nambah lagi, nanti giginya rusak".. ato "jangan makan coklat banyak-banyak ya, cukup satu sehari, nanti giginya bolong dan sakit gigi, ga enak loh sakit gigi"..
ada kata lawan "tidak" dan "jangan" yaitu "lebih baik begini"..
kalau bilang jangan pasti minta penjelasan, kenapa ? :)
ReplyDeleteNoted, dl sih ambisinya ga mau pk kata jangan sering2. Lah makin kesini malah makin sering pake kata jangan (╯_╰")
ReplyDeleteBelajar belajar belajaaar :)
@mb tin: penjelasan tentang kurang baiknya ini itu sudah dilakukan tentunya diawal, jd pabila mrk msh tetap melanggar, sbaiknya gunakan kata 'tidak' shg tdk perlu argumen stlhnya. Kdg anak2 suka ngetest, sdh dpt jatah es krim, tdk lama ngetest ibunya dg minta lagi. Jika aku blg jangan, maka mereka akan berargumen, kenapa ga boleh ? Kenapa jatah cuma sekali ? . Lain halnya jika aku blg 'tidak' , biasanya mrk lgsg menerima dan tau jelas alasannya. Mereka bisa menganalisa sendiri suatu alasan, hingga tdk perlu bolak balik menjelaskan. Ya at least itu yg aku teraokan sih
ReplyDelete@shanti : nah itu.. Sll nny └åĝÍ kenapa ? . Untuk ibu yg bosenan kaya aku, males ngasih tau berulang2, jd lbh efektif kata 'tidak'. Udah deh mereka mingkem. Kdg aku tny └åĝÍ, tau alasan knp tidak boleh, dan mereka bs mnjwb dg bagus
ReplyDelete@ola : saat santai , jelaskan ttg kenapa ini boleh, ini tidak, jd anak2 merekam alasan logis atas boleh tidaknya suatu tindakan. Saat anak nge-test, kitanya kudu tegas. Tidak artinya tidak, ga usah nawar :D
ReplyDeletemakasih sharingnya mbak Eva...
ReplyDeleteTergantung situasi sih, mba... Fadhlan mah masih nanya melulu sih. Misal...
ReplyDeleteFadhlan (F). Mama (M).
(Fadhlan pukul-pukul kaca jendela ruang tamu).
M : Fadhlan, jangan!
F : bah? (nada bertanya)
M : nanti jendelanya pecah, praannggg! Trus nanti berdarah, huaaaa... (
F : (keningnya berkerut) bah?
M : mama bilang jangan. Kalau jangan tandanya ada bahaya. Nanti fadhlan yang sakit.
F : (tunjuk kaca jendela) bah?
M : tidak boleh ya. Kacanya tidak boleh dipukul.
F : (menggelengkan kepala berulang kali). Bah... (dengan nada mengerti).
M : (kasih jempol ke Fadhlan). Jangan dibuat ya...
Yaaahhhhh.. Kurang lebihnya gitulah mba kalau bercakap2 dengan anak 13 bulan *waktu itu kejadiannya Fadhlan umur 13 bulan...
@maya : hihihi senyum dulu ah buat fadhlan
ReplyDeletefadhk pinter ya
ReplyDeletekecil2 udeh ngerti
jangan lari2 ka, nanti jatuh... ==> ga efektif ternyata.... yg ada malah lari.... *anak penasaran
ReplyDeletesebaliknya ==> jalannya pelan2 ya.... ==> manjurrr...
*pengalaman pribadi...
@rien : saya sih tdk mengkategorikan kata 'jangan' sbg hal negatif ya, krn ttp perlu untuk membuat batasan mana yg boleh/tidak. pemberian pengertian dilakukan pd saat yg tepat, shg anak paham makna suatu tindakan. Sdgkan pd pelaksaan, untuk memberikan ketegasan saya pribadi lbh sng menggunakan kata 'tidak'.
ReplyDeleteArtikelnya blm smpt saya baca, msh. Via hape nih , thx sdh sharing dan bersedia membaca
@dizna: pengubahan kata jg bs dilakukan, cuma terus terang suka blank utk cari padanan kata, utk hal2 tegas better pake kata 'tidak' aja . *ini emak yg males debat :p
ReplyDeleteMba eva... Karena ternyata tetep tetep aja butuh kata Jangan dan Tidak dalam membesarkan anak. Hanya saja bagaimana cara menyampaikannya *kayaknya begitu sih ya mba, hehehehe...
ReplyDeleteAku kan juga masih belajaaarrrrr... Btw, kakak-adik ini pinter banget sih. Moga adek Fadhlan bisa secerdas kakak-kakaknya yaaaaa.. *indahnya punya anak yg patuh dengan ortu
iya mbak, saya setuju dengan mbak Eva.
ReplyDeleteMaaf tadi ga maksud menggeneralisir, soalnya diawalnya saya ada sebut "sebagian dari kita". Mbak Eva jelas ga termasuk disitu :)
Betul mbak, setiap ibu lebih paham akan anaknya. Jadi lebih tahu mana yang paling tepat untuk anaknya. Dan tiap anak juga berbeda dalam memahami maksud ibundanya.
Matur nuwun mbak penjelasannya. Bikin saya mesti banyak belajar lagi nih dari yang sudah pengalaman. Sekali lagi makasih ya mbak :)
Spertinya kata jangan n tidak itu hampir sama, shg sy jadi ingin Skedar bertanya, buku terkenal
ReplyDeleteLaa Tahzan diterjemahkan
Jangan (kau) bersedih atau
(kau) Tidak boleh bersedih?
do not be sad?
Or
Not to be sad?
@littlejibran:
ReplyDelete"jangan lari2 ka, nanti jatuh!"
yg salah dari kalimat itu ialah kata "nanti jatuh" bukan kata "jangan"
dg berkata "nanti jatuh" seolah doa akan jatuh n bikin anak penasaran apa iya nanti jatuh?.
Pdhal Tdk ada teori bhw setiap anak yg lari2 akan jatuh, dan anak yg jalan pelan2 tdk akan jatuh.
intinya: boleh kita gunakan kata jangan tapi gunakan kata tsb dg tepat, jgn ditambahi kalimat prasangka yg blum pasti shg mnambah rasa penasaran anak2 yg sangat tinggi
Wah, bagus niy artikelnya. makasih ya udah share.
ReplyDeleteUntuk anak seusia Fadhl....bisa membedakan arti kata jangan dan tidak terkesan sangat canggih....padahal eta2 keneh menurut saya sih......
ReplyDeletememang hampir sama, kalau saya pribadi melihat nya kepada ketegasan.
ReplyDeleteutk kasus buku2 tersebut (IMO yaaa), la tahzan artinya memang jangan bersedih, karena..... bla bla bla...
do not be sad, jangan bersedih , karena bla bla bla...
kata jangan akan selalu bertanda koma, dan butuh reason lebih, kamu jangan bersedih, karena dibalik kesedihan akan ada hikmah dari tiap peristiwa, jangan bersedih karena Allah selalu bersama kita, dsb
sedangkan penggunaan kata TIdak boleh bersedih, lebih ditekankan pada penegasan diri sendiri untuk Tidak bersedih, garis tegasnya ada, no matter what, hilangkan kesedihan. tentu saja reason nya sudah kita ketahui sebelumnya. kata tidak hanya berupa penegasan.
skali lagi, saya sih bukan ahli bahasa atau tafsir, tp bener2 pemikiran dangkal sendiri... hehehe
setuju, penggunaan kata2 itu memang harus teliti ya, terutama untuk anak2, mereka merekam dengan sangat baik, dan mereka mampu menginterpretasikan dengan pemikiran sendiri
ReplyDeleteALhamdulillah bila berguna ... penerapan nya mungkin bisa disesuaikan
ReplyDelete