Saturday, January 21, 2012

[1-12] Batre

Yang namanya anak-anak, rasanya semua memiliki energi yang tiada tara, alias ga ada abisnya. Otak kecil yang ada di dalam kepalanya seolah mengeluarkan ide yang berdesakan untuk melakukan ini dan itu dalam waktu bersamaan. Semua anggota tubuh bergerak, menari, berlari, meloncat, bergumam, berteriak, bergulingan, mencorat-coret dan semua kegiatan yang terlihat sanagt melelahkan. 

Sangat bersyukur karena anak-anak diberi kesehatan dan kesempurnaan fisik oleh sang pencipta, sehingga tiada kendala bagi mereka dalam melakukan kegiatan yang melibatkan motorik, sensorik, intuisi, komunikasi dan segala hal dari mereka. Senang sih, bahkan tak jarang dilengkapi dengan rasa takjub akan pesatnya kemajuan dari kemampuan mereka bahkan dari hal kecil yang suka kita abaikan.

Putri sendiri sudah berada pada masa dimana kegiatan fisik sudah beralih kepada kegiatan yang melibatkan psikis dan pikiran. Waktu senggangnya banyak dihabiskan dengan membaca, melukis, menulis dan sekarang sih sms-an mulu ama temen-temennya.. hmmmm . Tapi tak jarang pula sifat kanak-kananknya keluar, dan dia ikut bermain petak umpet, bola gebrak, main sepeda atau lari-larian bersama adik2nya. Kadang bila lihat dia bermain lagi bersama adik2nya, suka ada perasaan gimanaaa gitu, ternyata masih ada sifat kanak-kanak dari dirinya.

Kalau yang tiga cowo itu jangan ditanya deh aktivitasnya, sampai puyeng dan akhirnya kebal dengan segala macam kreativitas dan tenaga yang ga ada abisnya itu. Kalau yang udah pernah ketemu anak2ku mungkin bisa nilai, beneran deh anak2 cowoku itu kaga bisa diem, adaaaa aja yang diomongin atau dikerjakan, sampai terkadang suka malu sendiri liat mereka jadi diliatin banyak orang yang entah apa dalam pikiran mereka.

Tapi apa yang mereka lakukan itu kadang menjadi hiburan bagi diriku, seneng aja sih liat ada yang grabag grubuk jadi ultraman, yang lain lari sana sini main bola, nanti yang satu joget2 ga jelas, trus yang lain bikin tembak2an, main kejar2an, hadeuh rame dah pokoe.  Ketawa saat ada yang nangis karena tersandung, atau tertawa terbahak2 karena tempat sembunyinya ketahuan, atau ngambek karena selalu kebagian jaga. Hihihii jadi senyum lagi deh aku ingat kelakuan mereka.

Mereka bangun jam 5.30, tidak tidur siang, tapi malam memang tidur termasuk masih sore, ba'da isya mereka langsung terlelap , lelah dengan aktivitas penuh mereka. Dan selanjutnya dunia tenang .......

~~~~~~~~~~~~~~

Ibu : De' kok ga cape cape sih, dari tadi ngoceeehhh melulu, kesini, kesitu, begini, begitu .

Fadhl : Ya enggak lah bu, kan ade batre nya banyak..

Ibu : Nah loh, batre dari mana ? Ade kan bukan robot, masa ada batre sih

F : iihh ibu , nih ya, batre ade ada di tangan, kaki, mulut, kepala , leher, dimana mana ada batre bu, jadi ade ga akan cape, karena kalo yang batre di tangan abis, nanti kan masih ada batre di mulut.

*ibu : tepok jidat . oke artinya batre itu adalah energi yang tersimpan di seluruh anggota tubuhnya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ibu  : Adeeee.. makannn

Fadhl : Gak mau bu, belum lapar, nanti saja

Ibu : eitsss... dari kemarin ade belom makan secara benar loh, kasian batre2nya butuh di charge, charge nya kan lewat makanan, hayo makan 

Fadhl : Ibu, batre nya masih ada bu, belum butuh di charge, nanti kalau batre nya habis juga akan minta di charge kok...

*Ibu : kalah deui euy....*


~~~~~~~~~~~~

Ibu : dek, sepertinya mata ade susah terlihat lelah, mungkin ade butuh tidur, batrenya sudah mau habis tuh

Fadhl : iya bu, sepertinya ade akan istirahat dulu supaya batre nya terisi lagi. Eh tapi ade sepertinya mau makan juga deh bu, ade lapar

Ibu : Baiklah, habis makan, cuci muka dan tidur ya. 

*setelah makan dan cuci muka *

Ibu : ade, ayo istirahat

Fadhl : Hmmm sepertinya batre ade sudah dicharge bu, ade sudah bersemangat lagi, ade tidak butuh tidur

Ibu : Tapi mata ade terlihat lelah, tidur yuk...   *ini mah emaknya yang udah ngantuk

Fadhl  : Ibu.... waktu ade tadi cuci muka, air kan kena ke mata ade, nah itu ternyata sama dengan dicharge, jadinya mata ade sudah kuat lagi dan ade tidak butuh tidur. Batre ade sudah penuhhhhh....

*Ibu give up... tidur sendiri aja dah *








Thursday, January 19, 2012

[1-11] Terkurung di rumah sendiri

Daerah rumah ku memang termasuk yang rawan akan kemalingan, berkali kali rumah sekitar sudah disatroni maling. Termasuk rumah kami yang sudah dua kali dikunjungi tamu yang nyebelin ini. Semua perangkat keamanan sudah kami coba, selebihnya hanya berdoa semoga keluarga kami selalu dalam perlindungan.

Aparat lingkungan sangat tidak bertanggung jawab terhadap masalah keamanan ini, setiap kejadian tidak dijadikan pelajaran, satpam tidak mendapat teguran, dan tentu saja hal ini menambah lubang kesempatan bagi penjahat untuk berkeliaran di sekitar kami.

Satpam sih ada, tapi sangat tidak kompeten, kelilingan mah iya, tapi tidak berani bertindak atas suatu hal yang mencurigakan. Beberapa kali katanya satpam melihat orang mencurigakan di rumah yang kemalingan, tapi bukannya bertindak malah cuma lewat doang kalau enggak ya di tanya doang dan abis gitu udah. Heran dehhh...

Waktu kejadian di rumah ku jg gitu, satpam bilang dia melihat ada yang masuk, tapi kirain keluarga kita, padahal tuh satpam liat kalau mobil kita ga ada di rumah, dan tingkah aneh si maling pasti lah seharusnya keliatan. Trus semalaman pintu rumahku terbuka padahal itu satpam bolak balik (katanya), nah kenapa ga di periksa coba... aneh kan ...

Tidak bisa mengandalkan satpam, akhirnya kita bikin sendiri keamanan untuk diri kita, kunci berlapis, lampu yang selalu menyala, serta suara radio yang selalu menyala. Tapi ada rasa yang mengganjal di hati ini, kenapa seolah kita terkurung di rumah sendiri, ketakutan akan harta yang diambil oleh orang yang tak berhak.

Namun kini, ternyata kondisi semakin menyeramkan, sudah dua kali kejadian maling yang masuk kerumah beraksi di siang hari, dengan kondisi ada orang di rumah itu. Modusnya, mereka mengetuk pintu, tatkala pintu dibuka,mereka langsung menerobos masuk, membongkar lemari, mengambil barang berharga yang terlihat, dan kabur dalam sekejap. Kejadian pertama, anak dan pembantu di masukin kekamar, yang kedua, dua anak yang  terbengong karena kaget. Kejadian terakhir baru hari ini, jam 12 siang tadi, di rumah baru, ada nenek dan cucu masih bayi , si jahat mengetuk pintu, langsung menerobos dan mengambil barang berharga. Sangat cepat, hingga sang nenek pun seperti tak kuasa untuk bertindak.

Lalu bagaimana ... ??? bahkan memenjarakan diri di rumahpun sudah tidak aman pula, kemana harus menghindar . Tiada ada yang patut ditakuti kecuali sang Khalik sang penguasa jiwa. Serahkan kembali kepadaNya, ya hanya itu yang kita bisa. Jika kejahatan masih menimpa kita, anggap itu sebagai musibah dan ujian akan kesabaran dan ketabahan kita. 
Ikhtiar sudah dilakukan, doa perlindungan selalu diucapkan, selebihnya kita pasrahkan kepada kehendakNya.

Perekonomian yang semakin berat, keimanan yang semakin tipis, kebutuhan yang semakin meningkat, kesenjangan yang semakin terasa, menjadikan orang tiada takut lagi kepada adzab nantinya. Semoga suatu saat mereka terbuka hatinya untuk tidak mendzalimi orang lain .


* ahh tulisan yang kacau balau

[1 - 10] Perjalanan Sayang kakak beradik

mas abang waktu kecil 

Hari ini mas Ghi dan Bang Ican ada tour ke Mekarsari dari skolahnya. Semua persiapan sudah dilakukan dari malam sebelumnya. Mereka antusias karena telah diinformasikan run down acara selama disana.

Sebetulnya sudah berulang kali kami sekeluarga berkunjung ke Mekarsari, namun memang mungkin sensasinya akan berbeda jika dilakukan bersama teman dan guru-gurunya. Selain sudah menjadi kalender sekolah tahunan, maka kesempatan ini juga mengasah kemandirian mereka saat berada di alam bebas, berinteraksi dengan lingkungan luar.

Selama kegiatan sekolah, memang orangtua tidak diijinkan mengikutinya, kecuali beberapa orang volunteer yg bertugas menjaga anak2 yg relatif belum mandiri. Aku sendiri sih ga masalah, karena kalau ortu kudu ikut berarti kan hrs ada dana besar lagi untuk pergi seperti ini.

Saat ini aku melihat betapa mas Ghi sangat menyayangi adiknya, beberapa item perlengkapan yang harus dibawa, dipersiapkan oleh mas Ghi. Handuk, sabun, shampo, plastik, baju ganti, smua disiapkan mas ghi, adeknya cuma disuruh masukin ke tas nya saja. Aku yang ada di kamar cukup memperhatikan kesibukan mereka menyiapkan kebutuhan mereka sendiri. 

Pagi tadi tugasku menyiapkan bekal untuk snack dan makan siang mereka, ada stock somay, tinggal dihangatkan . Makannya cuma bisa kornet campur kentang+telor, karena stok sayuran abis dan belom sempat ke pasar. Semua beres, dan berpamitanlah mereka. Karena ada instruksi supaya anak dibekali uang 15rb untuk membeli buah2an disana, aku siapkan uang masing2 dalam amplop. Saat aku serahkan, mereka menolak, dan dengan lembut mas Ghi berucap supaya aku simpan saja uang itu untuk belanja makan, karena mereka sudah bawa uang dari tabungan mereka. Hiks terharu banget... Saat aku paksa supaya mereka simpan saja uang tabungannya, mereka bersikukuh untuk hanya menggunakan uang mereka. Ya sudahlah... 

kalo jalan ke sekolah begini nih, gandengan smbl ngobrol 

Kegiatan mereka sepertinya berkeliling area perkebunan, dilanjutkan outbond dan menanam padi+memandikan kerbau. Mereka tiba kembali ke sekolah pukul 4.30.. Cukup melelahkan pastinya perjalanan mereka.

Mereka kembali dengan membawa topi caping dan wajah ceria walau terlihat lelah. Seraya mengeluarkan pakaian kotor, mereka bercerita kegiatan mereka. Dan mereka mengeluarkan kantong plastik berisi anggur hasil belanjaan mereka.
"Ini anggur mas beli untuk ibu, tapi cuma sedikit bu, padahal harganya 15rb! Kalo apel 12 ribu dapatnya cuma 3, nanti ade , bapak ga kebagian dong, jd mas beli anggur aja, biar bisa dimakan bersama"

Huaaaaa terharu banget, melihat mereka berdua mengeluarlan anggur, mencucinya, meletakkan di piring dan menyajikan di hadapanku.

"Ayo bu, kita makan bareng2, nanti yang punya abang kita sisain buat bapak dan mba Putri"

Dengan senyum haru, aku makan anggur pemberian mereka dan tak lupa aku ucapkan terimakasih atas perhatian dan pemberiannya. seraya aku tanyakan apa yang terjadi saat tour tadi.

Abang ican : "bu, tadi abang kan haus, minuman jus yang ibu bawain abis, trus mas ghi beliin abang es krim dong"

Mas ghi :"iya bu, tapi disana harganya mahal, jd lima ribu, ya udah mas beli 2 buat mas dan abang, kasian abang cape kepanasan."

Ibu: " emang mas masih ada uang? Tadi kan cuma bawa 15rb"

Mas GHi: "engga bu, tadi mas bawa 25rb, sisa uang mas, mas ga beli apa2 lagi kok, uang mas juga udah abis"

Abang ican : " iya bu, soalnya temen2 abang pada jajan, abang panas banget pengen es krim, untung mas bawa uang, makasih ya mas "

Dan aku tak kuasa berkata ...


⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴┈̥-̶̯͡⌣̊

Ada haru terasa tatkala melihat mereka bersaudara saling menyayangi dan melindungi. Yang satu mengisi yang lain, saling mengingatkan, saling memberi, saling memperhatikan.
Hal terindah dari seorang ibu, melihat anak2 tumbuh dalam cinta dan sayang. Smoga begitu selamanya....


Tuesday, January 17, 2012

[1-9] Kurang Produktif

Terus terang, tahun 2011 adalah tahun sangat tidak produktif bagiku dalam hal tulis menulis, lihat saja sangat jarangnya saya online dan posting di MP ini. Terkadang masih suka isi komentar di rumah maya nya teman, tapi ya paling hanya satu jalur, karena jarang aku intip lagi postingan itu walau hanya untuk melihat apakah tulisan ku sudah mendapat tanggapan dari si empunya rumah.

Tahun 2010 saya sempat bertekad untuk mulai rajin menulis, mempelajari kembali teknik penulisan, mulai ikutan seminar atau workshop tentang kepenulisan, ya intinya saya ingin mengasah kembali kemampuan menulis saya yang tidak seberapa supaya lebih enak dibaca dan bisa mengena langsung kedalam diri pembaca. 

Beberapa ajang lomba dan audisi saya ikuti ditahun itu, bahkan bisa dibilang maniak lomba. Inspirasi awal dari Dian yang ditahun itupun sedang keranjingan lomba dan audisi (thanks to Dian). Untuk audisi menulis, beberapa tulisan saya ada yang lolos dan dijadikan sebagai kontributor di antalogi, sedangkan ada beberapa yang entah mengapa belum bisa terbit dan tiada kabar darinya. sedangkan untuk lomba sendiri saya tidak begitu banyak menang, karena memang urusan tulis menulis dengan teknik dan cara penulisan yang benar, saya sama sekali belum menguasainya.

Seharusnya keberhasilan menulis di tahun itu bisa jadi semangat di tahun 2011 untuk lebih banyak berkarya, namun apa daya, alasan klise bernama 'sibuk' ternyata mengubur semua ide dan semangat menulis, sehingga timbullah block writer's dan kehilangan ide penulisan. Beberapa ide sebetulnya sudah saya tuliskan di HP, namun kembali, saat sudah ada waktu dan berhadapan di laptop, smua musnah serasa tertiup angin tanpa bekas, tidak ada semangat sama sekali untuk menghentakkan jemari ini di keyboard dan merangkai kata.


(Masih ada niatan untuk kembali belajar tentang dunia kepenulisan, ada rasa salut dan malu kepada Dian yang sangat konsisten dan berani mewujudkan keinginan dengan perwujudan nyata, namun belum berani rasanya mencanangkan keinginan itu dalam kata-kata. Biarkan saja berjalan apa adanya, menulis sebisanya, sehingga tiada beban tatkala tidak bisa mewujudkannya.

Sebetulnya bukan hanya dalam masalah penulisan saja saya kurang produktif, tapi dalam beebrapa hal-pun terlihat jelas bahwa saya tidak menjalankan beberapa hal yang biasa saya lakukan. Yang terutama adalah masalah jualan yang agak terbengkalai, rasanya waktu berlalu begitu cepat, saat saya sudah memiliki waktu, maka lelah yang terasa, hingga tak ada kekuatan untuk melakukan hal lainnya.


saat ikut workshop bareng Dian, Vienna, Mba yanie, Yuni, ima

Mungkin saya memang butuh orang yang bisa membantu saya mengerjakan urusan rumah tangga, namun itu tidak semudah mencari makanan di pinggir jalan, karena terus terang ada kriteria yang harus kami tegaskan di awal, dan ini yang sangat sulit untuk diterima kebanyakan orang.
Ah, sudahlah..... smoga kami sekeluarga di limpahkan rizki hingga beberapa rencana bisa terpenuhi, dan saya bisa lebih produktif dalam beberapa hal..

Tapi satu hal yang jelas , saya memang lebih produktif dalam mengurus anak dan suami, semua saya handle, sarapan, bekal makan siang + cemilan, urusan sekolah HS Fadhl, dan untuk urusan sendiri, saya mengikuti sekolah maya di BBG utk kelas Fiqih dan Bahasa Arab (tp yng ini mau keluar aja ah,ga kuat belajarnya). Sedangkan di kehidupan nyata, saya menyibukkan diri dengan ikut kelas tahfiz , cukup itu dulu karena segitupun saya udah kelabakan mencari waktunya.

Smoga tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu, saya ingin sedikit banyak menulis lagi, mungkin tidak menjadi hantu lomba lagi, hanya sekedar mencurahkan pikiran dalam tulisan. 



[1-8] Sebisa-bisanya

Rasanya udah ga bisa komplen lagi kalo semua semua kebutuhan kehidupan semakin meningkat yang tidak diikuti selaras dengan peningkatan pendapatan atau standar pendapatan pekerja harian. Mo tereak2 protes juga ga akan langsung membengkakkan rekening tabungan, mo marah2 ama penjual di warung juga ga akan menurunkan harga kebutuhan pokok, jadi ya pasrah dan menerima keadaan ini, dan meyakini diri bahwa kita pasti bisa tetap hidup asal tetap usaha, tawakal dan doa.

Kalau mau dibikin pusing ya pusing, mo dibuat kesuh ya kesuh, tapi apa itu semua bisa menyelesaikan masalah? . Masih ada banyak daftar pekerjaan yang harus dilakukan, masih ada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan yang membutuhkan kudapan dan makanan. Hidup terus berjalan, mari memutar otak untuk memikirkan dan mensiasati apa yang terjadi sehingga kita tidak terbudaki oleh materi dan materi.

Dalam berkeluarga, ada suami dan istri yang berperan dalam mengatur jalannya roda perekonomian. Dulu, terus terang suami saya lebih ke arah 'ini uang bulanan, atur sebisa-bisanya'. Nah karena dulu sayapun masih memiliki pekerjaan dan memiliki penghasilan yang lumayan besar saat itu, saya tidak pernah memikirkan dampak lain dari penyerahan kepercayaan itu . Semua daftar pengeluaran keluarga saya yang kelola, saya yang mengatur, saya posting kemasing-masing kebutuhan, istilahnya mah, suami terima beres, cuma kerja, urusan rumah terserah istri.

Setelah kami berdua-duaan berhenti dari pekerjaan yang sangat nyaman dari materi namun tidak nyaman dari masalah 'hati', maka terang saja perekonomian keluarga amburadul. Istri tetap harus mengasah otak untuk bisa memanfaatkan sisa uang pensiun dan uang pesangon yang tidak seberapa untuk kebutuhan hari-hari, dan lagi-lagi istri harus atur 'sebisa-bisanya'. Pusing pusing dah...

Namun bukan begini cara berumah tangga, kita berdua sepatutnya menyadari dan tahu apa yang terjadi dengan kondisi rumah tangga. Kita harus sama-sama mengatur, mengelola, berdiskusi dalam hal mencari dan mengaturnya . Dari sini kita akan sama-sama menghargai, bahwa berapapun rupiah yang diterima suami, itu adalah jerih payah dari keseharian keringat yang dikeluarkannya. Dari sini suami memahami, bahwa istri dengan keahliannya ternyata bisa membuat kami sekeluarga tetap hidup walau dengan apa adanya. Dan bukankah begini makna sebuah rumah tangga ? saling memahami, mengerti dan menghargai...

Jadi saat ini tidak ada lagi 'atur sebisa-bisanya', tapi mari sama-sama memikirkan , mencari cara supaya sama-sama sehat, suami bisa kerja dengan tenang, nyaman, istri mendoakan di rumah, menyusun menu dari rizki hari ini, mengatur agar yang ada selalu disyukuri dan bukan dibebani. Besar kecil itu relatif, rizki itu tidak melulu tentang uang, sekali lagi, pasrah, sabar, tawakal, doa dan usaha.

Bogor, 17 Jan 2012
Yang puyeng ama harga sembako, mehil2 bener yak... #bukanngeluh,cuhrat doang

Wednesday, January 11, 2012

[1-7] Televisi - Berdasar

Kemampuan verbal nya Fadhl boleh dibilang berkembang sangat pesat, perbendaharaan kata-kata pun sudah semakin banyak. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh kakaknya yang lumayan rajin berbicara. Kalau ibunya memang cenderung pendiam, tapi lebih berfungsi sebagai pengkoreksi atas perkataan yang salah atau tidak pada tempatnya.

Pengaruh lain memang terus terang berasal dari televisi. Memang sih dulu pernah niat untuk menghentikan penggunaan televisi di rumah, namun apa daya, saya sendiri tidak bisa dibilang kreatif dalam mengisi waktu luang anak-anak, disamping itu ketidakberadaan asisten yang bisa membantuku mengerjakan pekerjaan rumah, menyebabkan aku sendiri tidak memiliki waktu berlebih untuk menemani fadhl. Jadi ya memang kompensasinya adalah televisi.

Sadar sekali kalau kualitas tayangan TV swasta di indonesia, sangat-sangat kurang mendidik, ada beberapa tayangan yang bagus, namun sebagian besar banyak mengumbar berita seram, aurat yang bergelimpangan, cerita yang penuh kebohongan dan berbagai hal yang kami sendiri tidak nyaman. Dan akhirnya kami memutuskan untuk menyewa TV berbayar agar ada sedikit tambahan informasi dari beragam saluran tv pendidikan. 

Saluran yang rutin ditonton anak2 itu untuk fadhl ya disney junior, cbabies dan sejenisnya, kalo mas ghi biasalah dia saluran olahraga dan binatang2, maisaan seneng natgeo dan saluran teknologi, mba putri suka phineas and ferb (ga ngerti itu saluran apa) trus ama cesar si dog whisperer. Kalau yang bareng2 kita tonton paling masterchef, amazing race dan game2 yang informatif. Nah kalau malam, giliran emaknya, sambil nunggu tidur atau nunggu bapaknya pulang kerja, hobiku ya nonton NCIS, CSI, Criminal minds atau sejenisnya lah. Tapi emang jarang juga sih nonton, secara kalo malem rasanya mendingan tidur ketimbang nonton, hehehe.

Kami sih masih ambil sisi baiknya aja, dari tontonan yang mereka lihat, mereka mengenal dunia binatang, cara kehidupan binatang buas, masalah kesehatan, cara pertumbuhan tumbuhan, dam beragam informasi yang positif bagiku. Disamping itu, kamipun memang tetap membatasi tontonan mereka, sepulang sekolah, kami ijinkan mereka sejenak nonton, seraya mereka istirahat. Jam 6 TV mati sampai jam 8 malam, sampai mereka tidur. Pagi2 tidak kami ijinkan menonton karena mengganggu aktivitas pagi.

Untuk Fadhl sendiri, kosa kata nya bertambah banyak dengan melihat saluran tv anak-anak, dampak negatifnya, beberapa kalimat yang terucap seperti pengucapan para dubber, bahasa indonesia yang baku dan cenderung kaku. Nah disini peranku mulai berjalan, yaitu mengoreksi cara pengucapan dan penggunaan kalimat untuk pergaulan dan untuk penulisan. Dulu sempat bahasanya kaku sekali, tapi sekarang dia sudah bisa membedakan kalimat untuk berbincang dengan kalimat yang baku. 

Memang pendidikan tidak bisa berlaku satu arah, menyerahkan pendidikan anak pada sekotak alat elektronik itu hanya menjadikan mereka pasif dan tidak dapat mengaplikasikan dengan benar apa yang dilihatnya, jadi tetap butuh bimbingan dan komunikasi dua arah antara anak dan pengasuh, ya dalam hal fadhl, tentu saja si pengasuh ini ya si emaknya, yang super duper full job. 

Ya begitu deh... walau sebagian waktu aku serahkan pada si tv buat nemenin fadhl, tapi lebih banyaknya tetap dia ada dalam pemantauanku. Kita ambil bagusnya, kita hindari jeleknya.

Oh ya, kemarin dia mengenalkan satu kata yang sempat membuat aku bingung, yaitu kata "berdasar". Asal muasalnya sbb :

Kondisi hujan rintik diluar 

Fadhl : Bunda, boleh ga aku main hujan 
emak : sebaiknya tidak dulu ya, hujannya tidak besar, dan kondisi ade fadhl sedang kurang bagus, mandi hujan  bisa menyebabkan ade sakit dan ibu tidak mau ade sakit.

*fadhl mendengar dan berpikir

fadhl : hmmmm baiklah, bila ibu berdasar 

Aku sendiri sempat bingung dengan maksudnya, tapi setelah dipikir-pikir, arti dari kalimatnya adalah bila ibu memiliki alasan. Jadi bila ibu berdasar adalah bahwa ibu memiliki dasar2 untuk menghalangi keinginannya bermain hujan. Hmmm ada-ada aja dah. Aku sendiri belum mengetahui apakah penggunaan kata berdasar itu adalah benar atau tidak , kalau secara logika sih bisa dimengerti ya, hanya saja tidak lazim digunakan. Karena biasanya 'berdasar' selalu digabung dengan akhiran 'kan' dan akan  menjadi 'berdasarkan' .

Wadduh, aku sendiri tidak jago bahasa Indonesia, tapi sempat penasaran juga apa kalimat ini benar atau tidak, dan sementara itu kami biarkan dia berkata seperti itu, karena kami sudah paham maksudnya. Jadi PR deh buat ibu untuk belajar bahasa Indonesia yang benar...

*note : capslock rusak, jd penulisan tdk sesuai eyd, penggunaan huruf besar dan kecil ga beraturan.. hehehe

Monday, January 9, 2012

[1-6] Kunjungan sekolah

Sebetulnya sudah sangat lama kami berencana untuk melakukan survey tempat sekolah Putri. Saat ini putri sudah kelas 6 dan kami memutuskan untuk meneruskan pendidikan putri ke Boarding School atau dulunya dikenal dengan nama Pesantren. Putri sendiri tidak keberatan dengan keinginan kami, bahkan dia sangat antusias dan selalu bertanya kapan kami akan melakukan survey kesana.

Sebelumnya kami mendapat kabar dari sahabat yang juga akan menitipkan putrinya ke boarding scholl, menurutnya, beberapa sekolah sudah melakukan pendaftaran dan pengetesan, dan ini artinya kami harus lebih cepat melakukan kunjungan ke lokasi calon sekolahnya putri. 

Ada dua pilihan sebetulnya, Tashfia BS dan HIdayatunnajah, survey terdepan mungkin tashfia dulu karena lokasi tidak terlalu jauh, sementara Hidayatunnajah terlalu jauh karena masuknya ke kabupaten bekasi. 

Hari ini (Minggu, 08-01-2012) adalah satu2nya kesempatan untuk survey karena minggu depan abang sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya. Sementara bila kami menunda lagi, kami takut akan terlalu lama. AKhirnya setelah berbincang dengan abang, kami memutuskan pagi ini ke tashfia dulu, lanjut ke Parung untuk mendatangi undangan dari Nia . Berhubung lokasi tashfia dekat dengan rumah Uwi,  kami memutuskan untuk menjemput uwi dan dedi setelah survey selesai dan kami berbarengan ke parungnya.

Perjuangan mencari lokasi
Entah mengapa perjalanan hari ini kami memiliki banyak kendala, menurut informasi kami harus keluar tol di kalimalang 2, namun sepanjang telusuran kami , kami tidak menemukan gerbang tol itu, sampai akhirnya kami keluar di cakung dan itu sudah sangat jauh dari lokasi yang tertera di peta. Terpaksa kami balik lagi ke dalam tol dan memutuskan untuk mengambil jalur biasa.
 
Setelah bertanya ke beberapa orang, akhirnya kami menemukan jalan utamanya, yaitu Dr.Ratna, sekarang hanya tinggal menelusuri jalan mencari lokasi. Lokasi yang tertera di peta tidak menyebutkan sama sekali no rumah, patokan nya pun sangat tidak jelas.Sampai pada saat keraguan muncul, aku putuskan untuk menghubungi pihak sekolah untuk membimbing kami. 
Ternyata, informasi yang diberikan oleh mba'nya pun tidak jelas, salah persepsi, yang menyebabkan kami harus bolak balik nyaris 4 kali untuk mencari lokasi sekolah. 
Namun itulah perjuangan, jika kami sudah menyerah disaat awal, bagaimana dengan perjuangan ke depannya. disamping itu, aku melihat bahwa putri pun masih sangat bersemangat, dan itu sungguh membuat kami gembira karena dia sendiri yang sadar untuk sekolah di pesantren ini.

Hasil Kunjungan - Fisik



Lokasi pesantren berada dalam gang satu mobil yang khusus masuk ke lokasi. Pelataran parkir untuk beberapa mobil, tampak saung2 kecil di pinggir halaman. 

Kami diajak berkeliling oleh salah seorang akhwat yang bertugas piket hari itu. Suasana sepi karena ini adalah minggu pertama dan jadwal para santriwati pulang ke rumah masing-masing. Kami diterima di aula yang merupakan perluasan bangunan , masih ada pembangunan berjalan, Ruang yang sekilas seperti garasi itu berfungsi sebagai perpustakaan, ruang kelas dan bagian atas bangunan adalah mesjid tempat anak-anak menghabiskan banyak waktu disana.

Perjalanan dimulai dengan mengunjungi kelas2, menurut keterangan, kapasitas kelas mencapai 40 siswi, tapi saat ini hanya terisi 36 siswi dengan masing-masing 2 kelas per jenjang. Lantai bawah digunakan untuk kelas 1 dan 2, lantai 2 berfungsi sebagai ruang kelas 3, kamar guru, dan kamar santri. Kapasitas kamar ada yang kecil berisi 4 tempat tidur tingkat yang berarti bisa menampung 8 orang, ada pula kamar besar yang mampu menampung belasan siswa. Lantai 3 terdiri hanya kamar tidur dan ruang mandi.

Ruang kelas sangat rapi, tidak tampak coretan pada dinding dan memang terlihat nyaman sekali disini. Ruang tidurpun rapi dan bersih, kasur busa dan lemari untuk masing2 siswa tersedia. Ruang kamar mandi ada diujung lantai berupa bilik2 berjumlah banyak yang sangat bersih dan rapi . Sekolah juga menyediakan alat penyaring minuman sendiri sehingga minuman anak2 selalu terjamin dan bersih. Dapur berada di lantai bawah beserta ruang perpustakaan dan area berkumpul.

Untuk urusan cuci mencuci, para santriwati diwajibkan ikut laundry, sehingga tidak terlalu membuat santri lelah karena harus memikirkan pekerjaan. Untuk makanpun sudah disediakan, para santri hanya akan di bagi menjadi beberapa kelompok dan pengaturan makan akan dikoordinir oleh perwakilan kelompok tersebut. 

Pelajaran
Kurikulum yang diberikan tidak melenceng jauh dari kurikulum diknas, pada saat proses belajar mengajar, maka sekolah akan tetap menjalankan kurikulm resmi, sementara pendalaman agama dilakukan pada jam lainnya, khususnya hapalan Al Qur'an. Target sampai selesai sekolah adalah paham dan hapal 3 juz.

Kutipan dari website skolah tentang kompetensi yang diharapkan adalah sbb::

1. Memahami aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah 
2. Beribadah sesuai sunnah 
3. Hafal sekurang-kurangnya 3 juz 
4. Paham dan hafal sejumlah matan hadits 
5. Lulus Ujian Nasional 
6. Kompeten untuk melanjutkan ke SMA, MA, SMK


Beberapa temanku, anaknya sudah menjadi lulusan sekolah ini, dan rata-rata semua menilai sekolah ini bagus, lulusan nya ada sebagian yang meneruskan ke pesantren Yogya, dan ada yang melanjutkan ke SMK. Penyesuaian dengan lingkungan umum pun ternyata tidak berat. 

Reaksi Putri
Seberapa antusiasnya kami untuk menempatkan putri disini, akan percum tatkala anak kami tidak menyukainya, karena itulah kami selalu memperhatian raut wajah putri, Alhamdulillah, dia sendiri terlihat sangat menyukai kondisi sekolahnya, jadi setidaknya kami merasa tenang.

Persiapan mental untuk menempatkan putri di pesantren sudah kami lakukan sejak dia kelas 4 dan semakin intens saat dia kelas 6 kemarin. Berulang kali kami pastikan bahwa dia mengerti dari dalam hati mengapa kami memutuskan hal tersebut, bukan karena alasan tidak sayang, tapi justru karena kami sangat menyayanginya, dan ingin membekalinya dengan pendidikan yang terbaik tanpa harus bingung dengan kontaminasi pergaulan anak sekarang yang sangat mengkhawatirkan. 

Kami sadar bahwa usia terberat adalah usia menjelang baligh seperti saat ini, dia sedang mencari jati dirinya, selalu penasaran dengan hal baru, bertanya tentang banyak hal, dan kami sadar, sekuat apapun kami menanamkan nilai kebaikan, pengaruh pergaulan sudah terlalu tinggi, dan kami tidak bisa mengharapkan lebih dari ketidakmampuan kami. 
Bagi kami pada usia inilah nilai aqidah, tauhid harus semakin diperketat, supaya pondasi yang membangun jiwanya akan semakin kuat.

Kamipun tidak menampik bahwa pesantren akan lepas dari pengaruh duniawi, namun setidaknya, kami berharap pencemaran akan lebih dapat diminimalisir. Ya, semoga... karena kami yakin inilah yang terbaik bagi dirinya.

Di perjalanan pulang berkali kali kami tanyakan  pendapatnya tentang kunjungan tadi, dia menyambut baik dan terus berkata dia bersedia dengan ikhlas karena dia tau, bahwa dia harus menimba ilmu karena Allah.

Perjalanan masih panjang, kami hanya bisa memberi fasilitas, tetapi anak kamilah yang akan menjalaninya, kami hanya bisa memberi doa dan berharap kebaikan untuknya. 
karena kami mencintainya karena Allah...

Mungkin nanti bila ada waktu lagi, kami akan melakukan survey ke Hidayatunnajjah, smoga ada kesempatan.



Friday, January 6, 2012

[1-5] Sakit

Hari ini total aku mengurus mas Ghi, sejak semalam dia muntah dan buang air terus menerus. Sedih melihat dia bolak balik ke kamar mandi, menahan sakit di perutnya sedangkan  aku tiada mampu berbuat apa apa. 

Entah apa yang dimakannya, yang kemudian baru diketahui kemungkinan berasal dari tape ketan hitam yang dimakan kemarin. Mungkin kualitas tape ditambah kondisi fisiknya yang sedang kurang bagus menjadikan perutnya berontak, racunnya bekerja dan tubuhnya menolak semua itu.
Aku tahu guideline terhadap sakit ini, tapi tetap saja, menatap, mendengar anak ku bolak balik kamar mandi, mengeluarkan seluruh isi perutnya, aku panik, aku bingung, dan tetesan air mata mengalir berharap Allah memberi kesembuhan padanya. 

Minum dan terus minum yang aku mintakan kepada ghi, walau tak lama dia kembali muntah, tapi aku berharap dia tidak sampai mengalami dehidrasi .

Kini dia terkulai lemas, tidur disampingku, aku tak berani memejamkan mata , sesekali ku tatap wajahnya yang sangat cepat menjadi tirus, ya Allah... sembuhkanlah dia, lindungilah anakku ya Allah.

Siang tadi fadhl pun mulai buang air,  aku terus kasih minum dan madu untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, smoga tidak ada yang buruk terjadi pada kami.

Kami sadar, ini adalah cobaan atas diri kami, satu harapan kami, kuatkanlah kami ya Allah, tetapkanlah kami selalu berada di jalanMu, jangan jadikan kami manusia yang berpaling daripadaMu hanya karena ujian yang Engkau timpakan pada kami.

Lelah letihku tiada arti tatkala aku menatap buah hatiku terkulai lemah... sembuhlah nak... kuatlah...

Ibu menyayangi kalian..
..

Thursday, January 5, 2012

[1-3] Dunia memasak-ku

Katanya, cinta itu tumbuh dari mata turun ke perut.. haduuuhhh istilah apa pula itu, hmmm apa aku yang salah ya mengutip istilah itu. Tapi beneran deh, kalau memang seperti itu, maka aku bukan tipe orang yang bisa menumbuhkan cinta dong ya, secara aku belum mampu membuat perut-perut penghuni rumah terpuaskan secara benar. hehehehe

Entahlah, aku kok ya tidak begitu suka memasak, maksud memasak disini adalah makanan rutin ya, bukan bikin kue atau side dishes. Rasanya masak itu butuh banget perjuangan, ngupas, nyuci, motong, ngulek, tumis, rebus, panggang, goreng... haduuhhh banyak banget yang harus dilakukan, dan aku bukan orang yang senang untuk urusan beginian.

Jangan salahin ibu ku ya, beliau sih udah ngajarin saat aku kecil, aku sering ikut bantu saat beliau masak, tapi ya beneran cuma ala kadarnya. Gimana gak, saat aku disuruh untuk ngupas bawang, maka akan terjadi adegan pertumpahan air mata,  yang akhirnya bikin mama sebel banget, belum lagi kalo disuruh motong/iris2 sesuatu, pasti mamah ngomel ngeliat cara megang pisau ku yang seperti megang pulpen. Dan akhirnya, aku hanya kebagian cemplung-cemplung sesuai instruksi, mantap kan...

Lanjut kuliah, aku nge-kost di Bandung, mau makan tinggal ke warung, kalaupun masak di kost-an, ga jauh dari masak indomie... hehhe... Waktu kerja, makan ya di kantor tinggal minta tolong OB, terus nikah, masih nebeng sama mamah, jadi makanan terjamin, dan kebanyakan pun kami makan di kantor.
Lalu saat punya anak, tugas memasak di ambil alih oleh asisten, aku cuma nyediain duit, maka makanan harian terjamin sesuai request. Alhamdulillah sih selama ini punya asisten yang lumayan enak untuk masakannya, dan mereka kreatif dalam memilih menu. mantap dah... makanya dulu aku gendut dan subur, makan mulu.... 

capcay campur2 

Nah, masalah di mulai saat aku melepas semua pekerjaan luar dan tidak memiliki asisten sama sekali. Minggu-minggu awal masih bertahan dengan makan di luar, kalaupun masak ya paling bikin makanan cepat, macam olahan telor, kalo ayam tinggal beli yang sudah berbumbu, tinggal goreng, mentok2 ya bikin indomie. Beneran ga sehat dan seimbang ya, jangan di aduin ama emak2 pencinta makanan sehat yaa... hihihi

bikin omelet aja masih gosong.. hihihi 

Akhirnya nyadar, ga mungkin juga masa tiap hari hanya makanan begitu, telepon mamah, nyatat menu2 gampang, tempel di dapur dan berharap jadi penyemangat saat aku masak. Hasilnya lumayan lah... sayur sop, bayem, capcay, tempe tahu goreng dan makanan sederhana lainnya bisa lah aku bikin, walau entahlah rasanya, apa masuk kategori enak atau enak sekali.. hihihi *pede sejuta. Yang jelas, muka polos anak2ku, tidak menunjukkan gejala mual dan eneg ama masakanku, dan mereka masih tetep doyan dan selalu ngintip bawah tudung saji buat makan. Yaaa lumayan sukses lahhh.
soto ayam, nasi, kerupuk, sisa maskut, dan yang gede ini apa yaa.. 
lupa, cake kali yaa 

Tapi ya, kalo boleh disuruh milih, kayanya aku mending bikin kue aja dah ketimbang masak, beneran males banget ama kupas ngiris ngulek itu, rasanya tangan jd gampang keriput kena air, belom kena cipratan minyak, masak ayam goreng kaya mo perang, pegang tutup panci gede sebagai tameng, kalo ga goreng sambil ditutupin itu penggorengan, mo ngebalik kudu matiin dulu kompornya, baru berani ngebalik tuh ayam.. hihii payah yaa.. kalo mo aman ya itu ayam aku selimutin pake tepung, ga bakal mletup2 dah. 
Beda ama bikin kue, tinggal nakar, campur, kadang mixer bentar aduk2, cetak atau tuang, kukus or panggang... beres. Ga kudu ngira2 garem seberapa, lada seberapa kecrot, trus nambah ini, itu , geprek sereh, hadeeuuuhhh ribets. 

Nah karena belum ada rasa cinta ama 'masak' itu, jadilah kebawa males, tapi ya tetep kudu masak. Suka sih nonton acara2 masak2 gitu, kok kaya gampang dan enak gitu ya, catet resep ini itu sih banyak, tapi mungkin balik lagi ke rasa sayang dan cinta, karena aku ga seneng, jadi kadang memasak itu asal asalan. hiks... 

Yaaa resolusi tahun ini, berusaha mencintai atau setidaknya menyenangi masak. Praktekin masakan sederhana biar suatu saat nanti anak2ku bisa membanggakan masakan ibunya ke suami/istrinya.. hmmm bisa ga yaaa... Semangat !!!! 


Wednesday, January 4, 2012

[1-4] Satu Saat di Lain Masa

04 Januari 2000

Delapan belas jam perjuangan untuk bertemu denganmu. 
Erangan sakit yang ternyata tak tertahankan karena dirimu pertama bagiku. 
Tiada pernah aku merasa seperti saat ini, kesakitan terdalam yang mengoyak dinding angkuh
Menyadari bukan hanya saat ini, tapi dulu aku telah menyakiti tubuh tua seorang mama

Pukul 23.07, suara tangis pecah, pun membongkar semua kekuatanku,
Kupeluk mama seraya menghatur maaf dan cinta,
Kutatap gadis 2750 gram itu dengan rasa takjub tak ternyana
Ternyata dia yang pernah ada 39 minggu dalam tubuhku.

04 Januari 2005

Aku rasa diriku sudah lebih siap saat menerimamu
Aku lebih tenang dan sanggup mengatasi sakit dan tendangan berontakmu
Bahkan aku masih sempat menyaksikan pertandingan bola seraya menunggumu
Enam jam waktu yang cukup cepat untuk membebaskanmu
Pukul 04.20, menjelang subuh suaramu meledak
Memecah keheningan dan dingin fajar yang kan datang
Aku tersenyum menatap lelaki kecil itu,
Makhluk 3500 gram itu merangkak diatas dadaku....



04 Januari 2012

Syifa Rizquita Putri, telah menjadi gadis mungilku, 12 tahun sudah usiamu 
Tubuh kecil meninggi yang dengan lembut menemani adiknya bermain
Gadis kecil dengan lengkingan tangis keras itu bersuara lembut kini
Walau terkadang emosi dan amarah masih tertuang dikesehariannya.

                              

Maisaan Fabiansyah Putra, lelaki kecil itu telah 7 tahun saat ini
Usia yang masih sangat labil dan penuh umbaran air mata
Mulai terbina hapalan dan penanaman akhlak
Walau masih terlihat emosi yang selalu terkuak

Kalian anak-anakku, lahir sama dari tubuh rentaku, 
Jadilah kalian anak2 sholeh yang selalu taat beribadah
Bisa mempertanggungjawabkan usia yang ada
Meraih  ilmu yang banyak dan bermanfaat,
Lembutlah dalam akhlak dan sikap
Sehatlah dan jadilah manusia yang berguna bagi agama
Dan satu yang perlu kalian tahu
Ibu mencintai kalian karena Allah....


~~~~~~~~~~~~**********~~~~~~~~~~~~~~~

Wasiat Nabawi yang Penting bagi Anak-Anak

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, “Aku berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari. Beliau berkata kepadaku, “Wahai anak, sesungguhnya aku akan ajari engkau beberapa kalimat:\
1.Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu”
2.“Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu”

3.“Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta bantuan, minta bantuanlah kepada Allah”.

4.“Ketahuilah, meskipun seluruh umat berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah. Dan jika mereka berkumpul untuk memudharatkanmu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat memudharatkanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tentukan”

5.“Pena-pena telah diangkat dan lembar-lembar telah kering”

(HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata hadits ini hasan shahih).
Maksudnya, tawakkal kepada Allah disertai dengan mengambil sebab, karena Rasulullah bersabda kepada pemilik unta, “Ikatlah untamu kemudian bertawakkallah”. (Hadits hasan, riwayat At-Tirmidzi).

Pada riwayat selain At-Tirmidzi:
6. “Kenalilah Allah di masa lapang, maka Allah akan mengenalmu di masa sulit”.
7. “Ketahuilah bahwa apa yang (ditakdirkan) luput darimu tidak akan menimpamu dan apa yang (ditakdirkan) menimpamu tidak akan luput darimu”

8. “Ketahuilah bahwa pertolongan menyertai kesabaran”

9. “Sesungguhnya ada kelapangan bersama kesusahan”

10. “Dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan”

(Dihasankan oleh pentahqiq Kitab Jami’ul Ushul dengan penguat-penguat hadits tersebut).

Dinukil untuk http://ulamasunnah.wordpress.com dari buku Bagaimana Mendidik Putra-Putri Kita karya Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, penerjemah: Abu Umar Al Bankawy, muroja’ah: Al Ustadz Ali Basuki, Lc)

Mundur ...

Sunday, January 1, 2012

[1-2] Meniti kembali kenangan lama

Masih lanjutan kisah disini, seusai pertemuan, kami memutuskan untuk sedikit membuka kenangan tentang serpong. Kami akan pulang melewati jalur parung menuju Bogor, sehingga ada kesempatan menengok kembali rumah kami dulu. Rumah yang pernah kami tempati di tahun 2002-2005, rumah yang pernah menemani kami dimasa terbaik kami, rumah dimana kami mendapatkan dua lagi putra kami, rumah mungil yang menjadi loncatan kehidupan kami. 

Sepanjang jalan aku dan suami bercerita kepada anak-anak tentang suasana serpong di kala itu, antara tahun 2002-2005. Masih banyak lahan hijau, masih begitu segar, masih sedikit mall dan tempat hiburan disana, dan yang jelas suasana dulu tidak sekusam kali ini.

Banyak , sangat banyak perubahan disana, bahkan beberapa tempat terasa asing bagiku, sekarang sudah sesak terasa, kotor, penuh, dan aku tidak nyaman berada disana saat ini. 

Tidak ada lagi tukang tahu sumedang langganan kami, bengkel yang biasa pun sudah lenyap, rumah makan pinggir jalan itu mungkin sudah berubah dan tidak kami temui lagi disana, tanah rerumputan semua sudah berubah menjadi tempat usaha, area luas sudah berubah wujud menjadi perumahan baru. Serpong benar-benar telah berubah. Tempat mangkal kami di kala sabtu sore, melihat motorace di tanah merahpun sudah lenyap berganti dengan oceanpark, Taman tekno yang dulu sepi sekarang sudah begitu ramai,  benar-benar perubahan besar... 

 Sampailah kami di daerah serpong-nya, Perumahan Amarapura, suami sebetulnya agak ragu untuk mampir, tapi aku sangat antusias dan ingin sekali melihat wujud rumah kami yang saat ini sudah berpindah tangan. Jalan masuk menuju perumahan sudah beton, tidak seperti saat kami dulu, tanah bebatuan yang berkali-kali membuat mobil kijang kami mengalami kerusakan pada bagian kaki-kakinya. Sudah sangat nyaman masuk melewati perumahan penduduk .

Tiba di pintu gerbang, tidak ada yang berubah terlihat dari luar, hanya pintu gerbang yang diganti menjadi lebih besar dan ada penjaga yang lebih siaga. Masuk kedalam, terlihat mesjid tempat dulu Putri belajar mengaji, mesjid sudah berubah sangat bagus, rapi dan nyaman, disebrangnya terlihat para bapak sedang bermain tenis, sama seperti dulu. Perlahan kami menyusuri jalan menuju rumah kami, kami terdiam, antara takut dan bahagia. Kami takut jika harapan kami bahwa rumah eh mantan rumah kami ternyata sudah hancur dan tak terurus, namun kami pun bahagia karena dengan melihat kembali kehidupan dulu, kami memiliki rasa syukur yang dalam, bahwa kami memulai kehidupan kami dari kecil, penuh perjuangan. 

Saat belok pada blok rumah kami, ternyata sangat penuh mobil di kanan kiri jalan, tidak memungkinkan kami melewati mantan rumah kami itu dari arah depan, jadilah kami memutar dan hanya bisa melihat sekilas dari samping dan depan rumah arah samping. Apa yang kulihat sangat mengiris hatiku, rumah itu tidak terurus dengan baik menurut standarku. Perubahan besar adalah dibukanya akses pintu samping, masih dengan warna cat yang sama, semakin kusam dan gelap. Saat melewati rumah, aku hanya bisa melihat sekilas rumah tampak depan, tidak sempat memotret karena posisi tidak memungkinkan, sedangkan mau turun rasanya kurang nyaman. Saat itu mungkin salah satu rumah sedang ada pertemuan, sehingga jalan yang cukup sempit itu menjadi semakin sempit. 

Pintu BRC masih sama, tidak ada perubahan kecuali semakin kotor, aku kecewa... kecewa yang sebetulnya sudah bukan porsiku lagi. Aku melihat wajah suamiku, tampak raut yang sama, kecewa dalam diam.

Mungkin memang tidak selayaknya kami menilai bagaimana cara orang mengurus rumah, tidak sepatutnya pula kami mengharapkan rumah mungil itu berubah menjadi rumah mewah, itu sudah bukan milik kami, kami sudah serahkan sebagian jiwa kami itu dengan akad jual beli yang sah, seharusnya aku melepas itu dengan segala konsekwensinya, rumah itu sudah bukan milik kami, kami bukanlah mereka.

Entahlah, bagi kami, rumah itu adalah pencerminan penghuninya, tidak mengapa rumah itu kecil, kosong, tapi akan terasa beda jika rumah itu memiliki jiwa dan cinta. Didikan kami sejak dulu adalah harus menghargai apa yang kita miliki, jadi apapun milik kami, maka akan kami jaga dengan cinta. Belum sanggup kami memiliki rumah mewah, maka rumah mungil itu harus rapi menurut ukuran kami, rumah itu harus menjadi penyejuk bagi raga lelah kami, rumah itu harus menjadi tempat teduh yang menebar harum tubuh anak-anak kami.

Kami lewati semua dalam diam... kami berungsut pulang..... Namun ada hikmah yang kami dapat, loncatan kehidupan kami , dari sini kami memulai , dan saat ini kami bersyukur....


Bogor, 01 Januari 2012

[1-1] Menjemput Rizki

Hari pertama di tahun 2012 diiringi dengan hujan yang terus berjatuhan, menyiram bumi yang mungkin sudah terlalu panas . Nyaris kebanyakan orang terlena di peraduan melepas kantuk yang tertahan di malam yang seharusnya biasa saja. Desingan suara petasan dan kembang api sesekali masih terdengar, membuat miris, membayangkan berapa besar rupiah yang terbakar hanya tuk sekedar melihat semburan api di langit yang tenang.  

Hari  ini niatnya mau diisi dengan mendatangi kajian di mesjid seperti biasa, namun ternyata jadwal batal karena ustadz sedang menjalani safar dan mengisi kajian di Surabaya, jadilah kami di rumah dengan kegiatan masing-masing,  bapak membenahi taman depan belakang dibantu anak-anak, sedangkan aku mulai eksperimen membuat cake dibantu anak-anak. Cerita tentang cake akan dibuat terpisah... hehehee

Tiba-tiba salah satu contact di group Al Ilmu mengajak kami untuk ketemuan karena ada titipan bolu Meranti dari salah satu member lainnya. Pertama aku ragu untuk pergi, karena lokasi yang sangat jauh di BSD, namun saat mendengar bahwa akan ada 5 orang yang datang, sepertinya aku mulai semangat, mengingat akan bertemu dengan para penuntut ilmu yang selama ini hanya bertukar pikiran dan bertutur kata lewat media BBG. Di lain pihak, aku begitu rindu daerah Serpong, tempat aku pernah menghabiskan 3 tahun di sana... Aku ingin melihat kembali daerahku dulu....

Perjalanan lancar , lokasi pertemuan di Teko, pertama aku sangka itu restoran, ternyata singkatan dari Teras Kota, antara kagum dan bingung melihat perubahan BSD, sesekali aku berucap, 'dulu ini belum ada'  , 'dulu itu belum ada', 'dulu ini begini, dulu itu begitu' . Anak anak antusias mendengar kisah kami tentang masa lalu, sesekali mereka menanggapi dengan lelucon dan canda. 

Mall-mya ternyata tidak terlalu besar, cukup rapi dan bersih, didominasi oleh restauran di lantai bawah dan studio Blitz di lantai atas. 

Pertemuan kami di Wendys, sudah lama sekali aku tidak makan di sini, melihat daftar menu dan harga, cukup kaget karena lumayan mahal untuk ukuran kami, tapi ya sudahlah, kami pesan makanan dengan menu seminim mungkin untuk mengganjal perut anak2 yang kelaparan 

TIdak sulit untuk mencari teman-teman kami, para ukhti's berjilbab panjang sedang bercengkrama dan berdiskusi di salah satu sudut, salah satunya membawa begitu banyak bolu meranti. Tidak salah lagi,  dengan percaya diri, kuhampiri dan mereka menyambut aku dan anak2 dengan sangat terbuka. Pertemuan yang menyenangkan, bersilaturahim sekaligus menjemput rizki, buah cinta dari teman yang ada nun jauh di Medan. 

Sekitar 45 menitan kami berbincang, berdiskusi saling bercerita tentang perubahan hidup kami dan kendala-kendala kami dalam menjalankan kehidupan baru, senang bisa saling mengingatkan, mendukung dan meyakinkan bahwa yang kami lalui akan sangat penuh dengan perjuangan. Betapa banyak yang memandang sinis pada kami, dari hal sederhana semisal cara berpakaian kami. Ya, terkadang yang benar itu tertutupi oleh hal kebanyakan..  biarlah, kami jalani yang kami yakini.

Pertemuan yang berkesan diawal tahun ini... mendapati banyak saudara2 baru kami... Alhamdulillah, ditambah dengan souvenir bolu dan buku untuk kami. Dan ternyata memang bolu meranti itu enak sekali yaaaa....