Nyempetin nulis singkat deh, sebelum kelupaan dan hilang momennya.
Alhamdulillah, akhirnya kami telah selesai sekali lagi menunaikan tugas sebagai orangtua terhadap anak lelakinya, yaitu meng-khitan-kan si bontot Fadhl. Sebetulnya ini melenceng dari jadwal semula, biasanya kami mengkhitan anak-anak pada usia 3 tahun, namun entah mengapa kali ini aku nya sendiri yang timbul keraguan sehingga niat tersebut tertunda hingga 1 tahun.
Aneh mungkin ya bagi kebanyakan orang melihat keputusan kami untuk mengkhitankan lelaki kami pada usia dini, kami sendiri tidak memiliki tujuan lain selain memang ingin menuntaskan kewajiban kami, menjadikan anak kami bersih secara fisik dan tidak ada lagi keraguan bagi kami akan kesehatannya. Begitu sederhana kan, namun yang sederhana ini selalu menimbulkan pertanyaan, dan tak jarang justru memberi kesan pada kami bahwa kami adalah orangtua yang tega.
Jujur, beberapa kali tanggapan orang lain itu sempat jadi dasar keragu-raguanku, apakah aku sudah melanggar hak anak, apakah aku terlalu egois dengan membuatnya sakit, apakah tidak ada waktu lain hingga anak siap dan besar. Namun, disatu saat malam aku selalu menatap dia, lelaki kecilku, sekarang atau nanti, kamu akan menjalaninya, sakit yang akan dirasa insya Allah akan berlangsung satu minggu, dan setelah itu selesai , jika kakak2nya berhasil melewatinya dengan baik, maka harusnya aku pun bisa melaksanakan khitan kali ini dengan rasa yang sama, ikhlas, tabah , tidak panik. Dan... keputusan bulat disertai nekat membawa aku pada satu sms kepada dr. Apin, meminta jadwal untuk sirkumsisi.
Aku pasrah, jika ada tanggapan maka ini akan terlaksana, jika tidak ada jadwal , ya biarkan waktu yang akan mengatur kapan ini akan terlaksana. Tidak disangka, hari selasa 07 Juni, dokter konfirmasi untuk sirkumsisi hari Ahad, 12 juni 2011. Namun karena tempat praktek digunakan untuk klas ASI, jadilah jadwal dimajukan hari sabtu jam 14.00 di Markas Sehat dengan Dr. Arum.
Hari kamis, cek darah untuk PTT (Protrombin Time ) dan aPTT (Partial Tromboplastin Time = waktu pembekuan darah) yaitu untuk cek laju pembekuan darah, disini dimulainya kepanikan. Ternyata sulit sekali menemukan nadi pada tangan Fadhl, berulang ulang dan hal ini cukup membuat dia kesakitan dan takut. Aku hanya berharap dia tidak trauma, dan penjelasan mengenai konsep sakit akan aku ulangi lagi dan lagi sehingga dia siap secara mental untuk di khitan.
Oh ya, satu lagi yang sellau menjadi pertanyaan, mengapa aku memutuskan untuk menggunakan metoda sirkumsisi secara konvensional, mengingat saat ini sudah begitu banyak metoda yang 'katanya' lebih tidak menyakitkan. Apapun itu, aku sudah mempertimbangkan kelemahan dan kebaikannya, dan kami merasa bahwa metoda konvensional tetap menjadi pilihan kami dengan resiko yang sudah kami pahami. Secara singkatnya, metoda cauter tdk kami ambil, karena resiko terbakarnya jaringan dalam yang sulit untuk dipantau, disamping itu, pembengkakan pasca cauter seperti nya lebih menyeramkan, dan yang jelas, aku ga kuat nyium bau kebakar dari pisau cauter itu .. hehehe.
Metoda Smartklamp tdk aku ambil karena aku tidak bisa memprediksi apakah ring atau klamp nya sesuai dengan ukuran penis anakku. Ya pada kesimpulannya , kami merasa bahwa metoda konvensional tetap menjadi pilihan kami. Untuk metoda sirkumsisi pernah di bahas oleh Dr. Ian di SINI .
Semua beres, hari Kamis sore, hasil Lab sudah ada, nilai PTT Fadhl di bawah standar, namun aPTT normal. Setelah konfirmasi dengan dokter cantik, kesimpulannya tidak mengapa nilai PTT di bawah standar, krn artinya darahnya membeku lebih cepat , yang berbahaya jika nilai PTT nya diatas standar/normal, yang artinya pembekuan darahnya lebih lama. Konfirmasi ke dr. Apin dan dr.Arum, akhirnya ACC untuk sirkumsisi Sabtu. Fiuhhhh tinggal menyiapkan mental aku dan sedikit diskusi dengan fadhl mengenai apa yang akan terjadi pada dirinya.
Sebetulnya keinginan khitan ini pun sudah ada dari diri Fadhl sejak lama, kami sudah menjelaskan mengapa seorang lelaki wajib di khitan, dari sisi agama dan kesehatan, dia setuju untuk dikhitan dengan sedikit campur tangan kakak2nya yang sudah menjalaninya. Yang sibuk memang Ghi dan Ican, saling manas-manasi dengan bilang bahwa kalau di sunat akan punya hadiah banyak, nanti bentuknya akan bagus, daya pancar saat BAK akan keren.. (haddoohhh pembicaraan laki2 lah). Entah dia mengerti atau tidak, tapi yang jelas dia memang sudah ingin di khitan. Ya sudahlah,makin cepat makin baik, karena itu kami tidak berusaha menutupi bahwa proses khitan akan melibatkan suntikan, gunting dan akan ada darah di penis nya. Skali lagi, iming2 mainan membuatnya tidak mempedulikan itu semua, padahal aku sendiri tidak pernah menjanjikan sesuatu, tapi ya sudahlah....
Persiapan untuk khitan sebetulnya tidak ada sama sekali, kecuali tiap malam aku pandangi wajahnya, dan berkata, you're gonna be a man ...
bersambung....
ngelayanin juragan sunat dulu yak
di rumah, giliran Salim yang minta, sementara Ibrahim belum mbak... :)
ReplyDeleteselamat deh :)
Waaah..aku setuju seratus persen dengan segala pertimbanganmu mbak, persis sama :)
ReplyDeleteIni jg yg masih nia sesali sampai sekarang kenapa menunda2 terus untuk meng-khitan kinan, mudah2an bisa segera
Btw, perlu konsul awal ke dr.apin ga?
Soalnya kan jauh tuh ke markas mbak, harus diniatin bener2
huaaa juragan sunat pasti senneg niih jadi perhatian di keluarga..
ReplyDeleteselamat yaa fadhl..
sudah berani di khitan
aku sih lgsng appointment, nnt disuruh cek lab aja PTT dan aPTT . Hasil lab di sms untuk acc oke atau gak nya..
ReplyDeletegpp lah, sakitnya insya Allah semingguan, abis itu beres urusan :)
salim jadi kapan nih, biasanya liburan ramai tuh ama yang khitan
ReplyDeletehadeuuh manja nya super deh dibanding kakaknya...
ReplyDeleteemaknya serabutan kudu lari sana sini buat ngerjain urusan rumah plus jadi suster buat juragan kecil :D
Makasih ya tante Nita.... *fadhl said
menurut buku yang pernah saya baca, secara kesehatan, sebaiknya anak dikhitan pada usia 7 hari, bersamaan dengan aqiqah dan memberi nama... [insya Allah ada haditsnya karena....] saat itu darah yg keluar akan sedikit
ReplyDeletewallahu a'lam
mb Eva....ngipasin penis gak mbak ?
ReplyDeletedulu 3 malam aku gantian sama suami ngipasin penis anak sesuai rikues
kalau dia ngerasa panas dan minta dikipasi, kita kudu rela ngipasin meskipun dini hari ...hihihi
Fadhl banyak yg nasih angpo dong ? :)
Ooo bisa gitu ya mbak, lgsg appointment mau khitan
ReplyDeleteSoalnya selama ini blm pernah ke markas euy
Share lengkapnya ya mbak, makin mantap pengen khitan Kinan, tinggal cari waktuku yg kosong nih..
Faldi sunat sudah sejak umur 2 hari, karena kebetulan lahir di US yg sudah membiasakan sunat disana utk kesehatan. Begitu lahir, sebelum pulang, kami ditawari, mau disunat ga anaknya, wah, takjub juga ya, negara non muslim sudah menerapkan sunat sbg prosedur dan paket lahiran. Temen2 disana menyarankan utk menerima tawaran disunat langsung aja, karena kalo nunggu udah gede, biayanya lebih mahal. Dan ternyata sunat sejak bayi itu enak banget, perawatannya gampang dan cepet sembuh.
ReplyDeleteWaktu Ferdi ga langsung disunat, Ferdi lahir dah di Indonesia n belum nemu ilmunya kalo di Indonesia bisa disunat sejak kecil, hihihi, waktu udah gabung milis pun aku masih belum ngeh bisa disunat sejak balita.
Ya Alhamdulillah sih Ferdi udah mau disunat, itu udah termasuk paling cepet diantara sepupu2nya, kemaren oomnya yg di Malang malah baru sunat pas lulus SD!!
iya, ini lg nulis part 2, tp ya gitu, ga bisa lancar nulis, juragan nya sadis euy kalo manggil... hehehe
ReplyDeletenanti yaaa
mmg bagusnya sih bayi, recovery lbh cepat, tp di kita (indonesia) kayaknya jarang dilakukan.
ReplyDeletekalau hadistnya sih blm pernah baca
yg ini ga mau di kipasin, kalau kakaknya dulu iya, 24 jam booow gantian ama bapaknya, kudu kipas tangan , ga mau kipas angin. hehehe
ReplyDeleteSKrg fadhl lbh manja nya dengan pengen aku stand bye dkt dia, hadduuh pegel badan kudu miring2 megangin badannya
Kami ga merayakan apa2 say, hehee dana nya cukup buat khitan nya saja :)
iya, di Blanda jg sunat bayi sih rata2.. muslim or not
ReplyDeleteFerdi jd kapan di khitan ? eh udah blm sih, lupa
Hajatan gak, Mbak?
ReplyDeleteInget dulu di kampung, kalau ada yang khitan yah hajatan
Bahkan kalau orang kaya bisa 7 hari 7 malan
Ferdi Insya Allah Jum'at ini mba, dah janjian ma dokter
ReplyDeletenunggu sambungannya. ^^
ReplyDeleteaduh riwehnya kalau mau sunatan ya.. *moment of lifetime" laki2 banget ya..:)
ReplyDeletedian nanti kalau dikasih Allah anak laki2..sunat dari bayi aja ah..:) jadi gak repot..hehehehe
wuaaa.. slamat ya fadhl, sakit ga ??
ReplyDeletehuhuhu mba eva, aq masih maju mundur mau khitan jibran meski mertua minta aku menyegerakan, entah kenapa aku masih cukup nyali khitan jibran diusianya skrg...
mudah2an lancar semua yaaa...
ReplyDeletega ada yang di bikinin acara naz... hehehe ..
ReplyDeleteminta doanya aja ..
insya Allah SOv, si juragan susah di ajak kompromi :)
ReplyDeleteseneng ya Mbak udah tuntas kewajiban buat para anak lelakinya. Aku masih PR nih ngebuju Fayyaz buat khitan.Targetnya sebelum SD yg artinya dlm setahun ini sebisa mungkin udah khitan.
ReplyDeletehehee aku sih ga brasa riweuh, krn emang ga menjadikan kebiasan sunatan sbg acara besar
ReplyDeleteya biasanya sih kendala justru di ortunya, ga tega.. cuma mo nunggu kapan, toh tetap akan di lakasanakan..
ReplyDeletehayoo braniin lah, abis itu beres
iya, udah beres satu, tinggal tugas membesarkan dan mendidik sesuai agama.
ReplyDeletehayo Fayyaz insya Allah lancar ya khitannya, ga usah mundur lagi.
Selamat ya buat Fadh juga ayah ibunya.
ReplyDeleteWaktu aku mutusin untuk mengkhitan Humam, saat usianya 3 bulan, banyak yang pada protes, terutama para barisan Mbah... kasihan katanya. Tapi ternyata setelah ngobrol2 sama dokternya, justru anak2 bayi itu belum bisa merasakan sakit 100%, karena jaringan syarafnya belum tersambung secara sempurna... legaaa... ternyata malah rasa sakitnya lebih ringan dirasakan oleh bayi..
ReplyDeleteBTW, selamat ya Fadhl, udah berani dikhitan...
makasih teh .... udah beres deh semua ...
ReplyDeletebetul, sirkumsisi pd bayi juga lbh cepat pemulihannya , selain itu saat dia sakit bisa kita alihkan denan minum ASI .
ReplyDeletewah selamat jg ya buat Humam, udah berhasil khitan masih bayi
emang lebih aman yang konvensional aja deh... :)
ReplyDeletekalo orang sunda biasanya mengkhitankan anak lelakinya pada usia dini sih...
ReplyDeletetfs banget lhoo .. huhuy koq aku belum kepikiran ya nyunantin mas dhika padahal nnt agustus udah pas 4th .. cari-cari ilmunya dulu deh :)
ReplyDeletewah tfs mbak, walopun blm punya anak laki-laki *berharap segera punya* he..he..:)
ReplyDeleteselamat ya Fadhl, aku menunggu anak2 disini mau, pd santai aja belum mau khitan, tau begitu, dulu habis melahirkan mereka, langsung khitan aja deh
ReplyDeletebetul mba, makanya suamiku jg bilang biasanya di sunda rata2 anak kecil2 di sunatnya.. yg ptg dah beres deh
ReplyDeletesiapin mental emaknya dulu ya.. hehehe
ReplyDeleteamiin.... amiin... didoakan spy icha cpt ada ade cowo :)
ReplyDeletemakasih mba.... kalo udah gede katanya emang lbh susah merayunya ya
ReplyDeletewoooww Fadhl udah sunat yaaa? Hebat euuyy.. Aldi (10 th) br mo sunat liburan besok ini wkwkwkwk....
ReplyDeleteSelamat ya Fadhl sayaaang...
hihihi .. ini ada sodaara 11 th msh ga mau juga.. ya kalo udah umur sgitu ditanyain mah udah susah, kudu ortu nya yg maksa.
ReplyDeletesmg Aldi lancar ya sunatnyaaa