Monday, June 13, 2011

[Fadhl] Menuntaskan kewajiban Khitan part 1

Nyempetin nulis singkat deh, sebelum kelupaan dan hilang momennya. 

Alhamdulillah, akhirnya kami telah selesai sekali lagi menunaikan tugas sebagai orangtua terhadap anak lelakinya, yaitu meng-khitan-kan si bontot Fadhl. Sebetulnya ini melenceng dari jadwal semula, biasanya kami mengkhitan anak-anak pada usia 3 tahun, namun entah mengapa kali ini aku nya sendiri yang timbul keraguan sehingga niat tersebut tertunda hingga 1 tahun. 

Aneh mungkin ya bagi kebanyakan orang melihat keputusan kami untuk mengkhitankan  lelaki kami pada usia dini, kami sendiri tidak memiliki tujuan lain selain memang ingin menuntaskan kewajiban kami, menjadikan anak kami bersih secara fisik dan tidak ada lagi keraguan bagi kami akan kesehatannya. Begitu sederhana kan, namun yang sederhana ini selalu menimbulkan pertanyaan, dan tak jarang justru memberi kesan pada kami bahwa kami adalah orangtua yang tega.

Jujur, beberapa kali tanggapan orang lain itu sempat jadi dasar keragu-raguanku, apakah aku sudah melanggar hak anak, apakah aku terlalu egois dengan membuatnya sakit, apakah tidak ada waktu lain hingga anak siap dan besar. Namun, disatu saat malam aku selalu menatap dia, lelaki kecilku, sekarang atau nanti, kamu akan menjalaninya, sakit yang akan dirasa insya Allah akan berlangsung satu minggu, dan setelah itu selesai , jika kakak2nya berhasil melewatinya dengan baik, maka harusnya aku pun bisa melaksanakan khitan kali ini dengan rasa yang sama, ikhlas, tabah , tidak panik. Dan... keputusan bulat disertai nekat membawa aku pada satu sms kepada dr. Apin, meminta jadwal untuk sirkumsisi. 

Aku pasrah, jika ada tanggapan maka ini akan terlaksana, jika tidak ada jadwal , ya biarkan waktu yang akan mengatur kapan ini akan terlaksana. Tidak disangka, hari selasa 07 Juni, dokter konfirmasi untuk sirkumsisi hari Ahad, 12 juni 2011. Namun karena tempat praktek digunakan untuk klas ASI, jadilah jadwal dimajukan hari sabtu jam 14.00 di Markas Sehat dengan Dr. Arum.

Hari kamis, cek darah untuk PTT (Protrombin Time ) dan aPTT (Partial Tromboplastin Time = waktu pembekuan darah) yaitu untuk cek laju pembekuan darah, disini dimulainya kepanikan. Ternyata sulit sekali menemukan nadi pada tangan Fadhl, berulang ulang dan hal ini cukup membuat dia kesakitan dan takut. Aku hanya berharap dia tidak trauma, dan penjelasan mengenai konsep sakit akan aku ulangi lagi dan lagi sehingga dia siap secara mental untuk di khitan.

Oh ya, satu lagi yang sellau menjadi pertanyaan, mengapa aku memutuskan untuk menggunakan metoda sirkumsisi secara konvensional, mengingat saat ini sudah begitu banyak metoda yang 'katanya' lebih tidak menyakitkan. Apapun itu, aku sudah mempertimbangkan kelemahan dan kebaikannya, dan kami merasa bahwa metoda konvensional tetap menjadi pilihan kami dengan resiko yang sudah kami pahami.  Secara singkatnya, metoda cauter tdk kami ambil, karena resiko terbakarnya jaringan dalam yang sulit untuk dipantau, disamping itu, pembengkakan pasca cauter seperti nya lebih menyeramkan, dan yang jelas, aku ga kuat nyium bau kebakar dari pisau cauter itu .. hehehe.
Metoda Smartklamp tdk aku ambil karena aku tidak bisa memprediksi apakah ring atau klamp nya sesuai dengan ukuran penis anakku. Ya pada kesimpulannya , kami merasa bahwa metoda konvensional tetap menjadi pilihan kami. Untuk metoda sirkumsisi pernah di bahas oleh Dr. Ian di SINI .

Semua beres, hari Kamis sore, hasil Lab sudah ada,  nilai PTT Fadhl di bawah standar, namun aPTT normal. Setelah konfirmasi dengan dokter cantik, kesimpulannya tidak mengapa nilai PTT di bawah standar, krn artinya darahnya membeku lebih cepat , yang berbahaya jika nilai PTT nya diatas standar/normal, yang artinya pembekuan darahnya lebih lama. Konfirmasi ke dr. Apin dan dr.Arum, akhirnya ACC untuk sirkumsisi Sabtu. Fiuhhhh tinggal menyiapkan mental aku dan sedikit diskusi dengan fadhl mengenai apa yang akan terjadi pada dirinya.

Sebetulnya keinginan khitan ini pun sudah ada dari diri Fadhl sejak lama, kami sudah menjelaskan mengapa seorang lelaki wajib di khitan, dari sisi agama dan kesehatan, dia setuju untuk dikhitan dengan sedikit campur tangan kakak2nya yang sudah menjalaninya. Yang sibuk memang Ghi dan Ican, saling manas-manasi dengan bilang bahwa kalau di sunat akan punya hadiah banyak, nanti bentuknya akan bagus, daya pancar saat BAK akan keren.. (haddoohhh pembicaraan laki2 lah). Entah dia mengerti atau tidak, tapi yang jelas dia memang sudah ingin di khitan. Ya sudahlah,makin cepat makin baik, karena itu kami tidak berusaha menutupi bahwa proses khitan akan melibatkan suntikan, gunting dan akan ada darah di penis nya. Skali lagi, iming2 mainan membuatnya tidak mempedulikan itu semua, padahal aku sendiri tidak pernah menjanjikan sesuatu, tapi ya sudahlah....

Persiapan untuk khitan sebetulnya tidak ada sama sekali, kecuali tiap malam aku pandangi wajahnya, dan berkata, you're gonna be a man ...

bersambung.... 
ngelayanin juragan sunat dulu yak






41 comments:

  1. di rumah, giliran Salim yang minta, sementara Ibrahim belum mbak... :)

    selamat deh :)

    ReplyDelete
  2. Waaah..aku setuju seratus persen dengan segala pertimbanganmu mbak, persis sama :)
    Ini jg yg masih nia sesali sampai sekarang kenapa menunda2 terus untuk meng-khitan kinan, mudah2an bisa segera
    Btw, perlu konsul awal ke dr.apin ga?
    Soalnya kan jauh tuh ke markas mbak, harus diniatin bener2

    ReplyDelete
  3. huaaa juragan sunat pasti senneg niih jadi perhatian di keluarga..
    selamat yaa fadhl..
    sudah berani di khitan

    ReplyDelete
  4. aku sih lgsng appointment, nnt disuruh cek lab aja PTT dan aPTT . Hasil lab di sms untuk acc oke atau gak nya..
    gpp lah, sakitnya insya Allah semingguan, abis itu beres urusan :)

    ReplyDelete
  5. salim jadi kapan nih, biasanya liburan ramai tuh ama yang khitan

    ReplyDelete
  6. hadeuuh manja nya super deh dibanding kakaknya...
    emaknya serabutan kudu lari sana sini buat ngerjain urusan rumah plus jadi suster buat juragan kecil :D
    Makasih ya tante Nita.... *fadhl said

    ReplyDelete
  7. menurut buku yang pernah saya baca, secara kesehatan, sebaiknya anak dikhitan pada usia 7 hari, bersamaan dengan aqiqah dan memberi nama... [insya Allah ada haditsnya karena....] saat itu darah yg keluar akan sedikit
    wallahu a'lam

    ReplyDelete
  8. mb Eva....ngipasin penis gak mbak ?
    dulu 3 malam aku gantian sama suami ngipasin penis anak sesuai rikues
    kalau dia ngerasa panas dan minta dikipasi, kita kudu rela ngipasin meskipun dini hari ...hihihi

    Fadhl banyak yg nasih angpo dong ? :)

    ReplyDelete
  9. Ooo bisa gitu ya mbak, lgsg appointment mau khitan
    Soalnya selama ini blm pernah ke markas euy
    Share lengkapnya ya mbak, makin mantap pengen khitan Kinan, tinggal cari waktuku yg kosong nih..

    ReplyDelete
  10. Faldi sunat sudah sejak umur 2 hari, karena kebetulan lahir di US yg sudah membiasakan sunat disana utk kesehatan. Begitu lahir, sebelum pulang, kami ditawari, mau disunat ga anaknya, wah, takjub juga ya, negara non muslim sudah menerapkan sunat sbg prosedur dan paket lahiran. Temen2 disana menyarankan utk menerima tawaran disunat langsung aja, karena kalo nunggu udah gede, biayanya lebih mahal. Dan ternyata sunat sejak bayi itu enak banget, perawatannya gampang dan cepet sembuh.

    Waktu Ferdi ga langsung disunat, Ferdi lahir dah di Indonesia n belum nemu ilmunya kalo di Indonesia bisa disunat sejak kecil, hihihi, waktu udah gabung milis pun aku masih belum ngeh bisa disunat sejak balita.
    Ya Alhamdulillah sih Ferdi udah mau disunat, itu udah termasuk paling cepet diantara sepupu2nya, kemaren oomnya yg di Malang malah baru sunat pas lulus SD!!

    ReplyDelete
  11. iya, ini lg nulis part 2, tp ya gitu, ga bisa lancar nulis, juragan nya sadis euy kalo manggil... hehehe
    nanti yaaa

    ReplyDelete
  12. mmg bagusnya sih bayi, recovery lbh cepat, tp di kita (indonesia) kayaknya jarang dilakukan.
    kalau hadistnya sih blm pernah baca

    ReplyDelete
  13. yg ini ga mau di kipasin, kalau kakaknya dulu iya, 24 jam booow gantian ama bapaknya, kudu kipas tangan , ga mau kipas angin. hehehe
    SKrg fadhl lbh manja nya dengan pengen aku stand bye dkt dia, hadduuh pegel badan kudu miring2 megangin badannya

    Kami ga merayakan apa2 say, hehee dana nya cukup buat khitan nya saja :)

    ReplyDelete
  14. iya, di Blanda jg sunat bayi sih rata2.. muslim or not

    Ferdi jd kapan di khitan ? eh udah blm sih, lupa

    ReplyDelete
  15. Hajatan gak, Mbak?
    Inget dulu di kampung, kalau ada yang khitan yah hajatan
    Bahkan kalau orang kaya bisa 7 hari 7 malan

    ReplyDelete
  16. Ferdi Insya Allah Jum'at ini mba, dah janjian ma dokter

    ReplyDelete
  17. aduh riwehnya kalau mau sunatan ya.. *moment of lifetime" laki2 banget ya..:)

    dian nanti kalau dikasih Allah anak laki2..sunat dari bayi aja ah..:) jadi gak repot..hehehehe

    ReplyDelete
  18. wuaaa.. slamat ya fadhl, sakit ga ??

    huhuhu mba eva, aq masih maju mundur mau khitan jibran meski mertua minta aku menyegerakan, entah kenapa aku masih cukup nyali khitan jibran diusianya skrg...

    ReplyDelete
  19. ga ada yang di bikinin acara naz... hehehe ..
    minta doanya aja ..

    ReplyDelete
  20. insya Allah SOv, si juragan susah di ajak kompromi :)

    ReplyDelete
  21. seneng ya Mbak udah tuntas kewajiban buat para anak lelakinya. Aku masih PR nih ngebuju Fayyaz buat khitan.Targetnya sebelum SD yg artinya dlm setahun ini sebisa mungkin udah khitan.

    ReplyDelete
  22. hehee aku sih ga brasa riweuh, krn emang ga menjadikan kebiasan sunatan sbg acara besar

    ReplyDelete
  23. ya biasanya sih kendala justru di ortunya, ga tega.. cuma mo nunggu kapan, toh tetap akan di lakasanakan..
    hayoo braniin lah, abis itu beres

    ReplyDelete
  24. iya, udah beres satu, tinggal tugas membesarkan dan mendidik sesuai agama.
    hayo Fayyaz insya Allah lancar ya khitannya, ga usah mundur lagi.

    ReplyDelete
  25. Selamat ya buat Fadh juga ayah ibunya.

    ReplyDelete
  26. Waktu aku mutusin untuk mengkhitan Humam, saat usianya 3 bulan, banyak yang pada protes, terutama para barisan Mbah... kasihan katanya. Tapi ternyata setelah ngobrol2 sama dokternya, justru anak2 bayi itu belum bisa merasakan sakit 100%, karena jaringan syarafnya belum tersambung secara sempurna... legaaa... ternyata malah rasa sakitnya lebih ringan dirasakan oleh bayi..
    BTW, selamat ya Fadhl, udah berani dikhitan...

    ReplyDelete
  27. makasih teh .... udah beres deh semua ...

    ReplyDelete
  28. betul, sirkumsisi pd bayi juga lbh cepat pemulihannya , selain itu saat dia sakit bisa kita alihkan denan minum ASI .
    wah selamat jg ya buat Humam, udah berhasil khitan masih bayi

    ReplyDelete
  29. emang lebih aman yang konvensional aja deh... :)

    ReplyDelete
  30. kalo orang sunda biasanya mengkhitankan anak lelakinya pada usia dini sih...

    ReplyDelete
  31. tfs banget lhoo .. huhuy koq aku belum kepikiran ya nyunantin mas dhika padahal nnt agustus udah pas 4th .. cari-cari ilmunya dulu deh :)

    ReplyDelete
  32. wah tfs mbak, walopun blm punya anak laki-laki *berharap segera punya* he..he..:)

    ReplyDelete
  33. selamat ya Fadhl, aku menunggu anak2 disini mau, pd santai aja belum mau khitan, tau begitu, dulu habis melahirkan mereka, langsung khitan aja deh

    ReplyDelete
  34. betul mba, makanya suamiku jg bilang biasanya di sunda rata2 anak kecil2 di sunatnya.. yg ptg dah beres deh

    ReplyDelete
  35. siapin mental emaknya dulu ya.. hehehe

    ReplyDelete
  36. amiin.... amiin... didoakan spy icha cpt ada ade cowo :)

    ReplyDelete
  37. makasih mba.... kalo udah gede katanya emang lbh susah merayunya ya

    ReplyDelete
  38. woooww Fadhl udah sunat yaaa? Hebat euuyy.. Aldi (10 th) br mo sunat liburan besok ini wkwkwkwk....
    Selamat ya Fadhl sayaaang...

    ReplyDelete
  39. hihihi .. ini ada sodaara 11 th msh ga mau juga.. ya kalo udah umur sgitu ditanyain mah udah susah, kudu ortu nya yg maksa.
    smg Aldi lancar ya sunatnyaaa

    ReplyDelete