Persiapan mental sebetulnya berjalan apa adanya, dia hanya minta di yakinkan bahwa tidak ada sakit seperti saat pengambilan darah kemarin. Yaaa aku sendiri ga brani berbohong, dengan pelan aku ceritakan kembali bahwa sirkumsisi yang akan di lakukan adalah pengambilan sedikit kulit di ujung penis yang saat ini masih tertutup dan kemungkinan menyimpan kuman disana. Pasti akan sakit, namun aku yakinkan bahwa seorang laki-laki harus mampu menahan sakit, mas ghi dan abang ican sudah menjalaninya, jadi semestinya fadhl tidak takut dan mundur dari niatan ini. Done... dia sepertinya mengerti, dan semua berjalan tenang.
Sabtu pagi 11 Juni 2011, kami berangkat ke Jakarta dan sebelumnya mampir untuk beli mainan ala kadarnya untuk mengalihkan perhatiannya saat di khitan. Yang sibuk itu kakak2nya, mas Ghi maksa Fadhl supaya beli gasing, bang ican ngerayu supaya beli mobil2an.. hayyyahh... dan untunglah fadhl tidak terpengaruh, dan dia sekali melihat tools seperti handy many, dia langsung ambil, dan tidak bisa ditunda lagi (hiks pdhal harganya lumayan mehel..... gpp lah).
Jam 12.30 berangkat dari kemanggisan (rumah mamah/neneknya fadhl) menuju markas Sehat di Komplek PWR Ragunan. Ga disangka, perhitungan waktu yang menurutku seharusnya cukup untuk tiba disana jam 2 siang, ternyata salah, Jakarta macet sekali yaaa... huhuhuu , kami baru tiba pukul 2.20, untunglah Dr. Arum baik hati dan bersedia menunggu (pasien ga sopan nih).
Wawancara awal tentang kesehatan Fadhl, hasil lab dan perkembangan Fadhl. Dr Arum pun masih ingat saat 3 th lalu mengkhitan Maisaan. hihihi ternyata sudah lama juga kami tidak berkunjung ke markas . Pemeriksaan tinggi dan BB, berhubung emaknya lagi sibuk diskusi ama dokter, sampai ga ngeh itu anak berapa ya BB nya ...hehehehe.. Scara fisik oke, dan lanjut dengan persiapan khitan.
Ruang praktek sudah disiapkan, kami skali lagi menjelaskan bahwa akan di suntik sedikit di penis, lalu akan di lakukan operasi kecil penyunatan, dan dia masih sibuk ama mainan di ruang tunggu, shingga cuma iya iya aja... hehehe
Masuk ruang, buka pakaian bawah, dan berdoa, Fadhl mulai tampak takut karena melihat suntikan, sepertinya dia masih trauma dengan proses ambil darah kemarin itu. Dan benar saja, saat suntikan anastesi masuk, dia kembali tegang, berteriak kesakitan dan heboh. Haduuhh emak mulai stress, buka stok mainan dan berusaha mengalihkan perhatian dia. Ga mempan, masih teriak, kita ajak ngobrol terus, dan akhirnya diam .
Disitulah baru diketahui bahwa kulit fadhl terlalu tebal, dan sempit di bagian depan, mengingatkan bahwa mungkin ini penyebab selalu ada benjolan saat dia buang air kecil dan kemungkinan Silent ISK mengingat dia sering demam walau berakhir di hari ke 4-5.
Selama demam yang dulu2 kami tidak curiga ISK karena dia tidak sakit saat bak, namun aku terlewat memperhatikan batang penis nya yang membesar setiap dia bak *emak eror.
Jadi, keputusan kami untuk segera mengkhitankan fadhl adalah pilihan yang tepat dan melegakan diriku sendiri.
Terus terang memang aku selalu tidak berani membersihkan kulup / ujung penis anak sejak bayi, selalu dicoba,namun tidak pernah tega untuk membuka dan membersihkan sampai pangkal. Dan untuk Fadhl, beberapa kali aku coba, namun aku kesulitan karena lubang depannya yang terlampau kecil. Jadi ya sudahlah, aku pasrah dan berharap pada khitan ini.
Proses tidak berjalan mulis, karena Fadhl keburu histeris dengan anastesinya, sempat ragu apakah anastesi bekerja dengan baik, karena dia terus menerus teriak. Sempat opsi supaya anastesi diulang , namun dr.Arum meyakinkan bahwa sebetulnya anastesi sudah bekerja, namun anaknya saja yang terlampau histeris.. (aka lebayyyy).
Disini aku mulai berperan, aku alihkan perhatiannya dengan mulai bercerita, aku keluarkan stok bahan cerita yang biasa kami lakukan, kisah tentang Riku si semut kecil. Aku sendiri kurang konsen karena pikiran bercabang antara melihat proses dan bercerita, namun aku putuskan untuk hanya konsentrasi ke cerita saja, dan memasrahkan proses seutuhnya kepada dokter.
Fadhl mulai terbawa dalam cerita, walau sesekali dia masih sesegukan, tapi dia menanggapi setiap kalimat yang aku keluarkan. Tersenyum, tertawa, protes dan segala macam tanggapan atas ceritaku yang lama-lama mulai ngaco.Hingga kisah terputus dengan kehadiran dr.Apin yang memecah konsentrasi ceritaku untuk ikut berdiskusi dengn dr.Apin.
Disitu aku tahu ternyata sebetulnya ada pendarahan di posisi 12 (atas) sehingga ditambah jahitan di kanan kirinya. Total jahitan ada 6 , normal ada 3 , tp tidak mengapa yang penting semua beres.
DI proses akhir itu Fadhl mulai histeris lagi, mungkin karena imun nya sudah menghilang , di tambah aku yang mengalihkan perhatiannya. Saat aku kembali pada cerita tentang Riku, dia sudah tidak tertarik dan mulai kembali menangis. Pasrah sajalah, yang penting proses sudah selesai.
Keluar ruangan , ternyata sudah banyak pasien yang menunggu, terdengar tepukan dari pasien lain yang mendukung perjuangan fadhl. Setelah aku keluar dari ruangan, ternyata pasien2 itu adalah temen2 juga... (ada Ida mom Riffat n Riffan, Menik mom Haura dan zaydan, dewi, dan rita ).
Dilanjut dengan diskusi pasca sirkumsisi, kesimpulannya proses berjalan baik, tinggal menunggu apakah ada pendarahan, yang ternyata Alhamdulillah tidak terjadi pendarahan. Dokterpun menjelaskan mengenai treatment pada bagian yang luka, usahakan selalu kering, juga dijelaskan kemungkinan infeksi yang disebabkan adanya kotoran atau bekas BAK yang tidak bersih. Aku hanya berharap, semoga semua akan berjalan baik2 saja seperti kakak2nya dulu.
Selesai ..... kami pulang dengan Fadhl yang sibuk dengan mainannya .
Sekarang tinggal perawatan pasca khitan, semoga berjalan baik dan fadhl kooperatif..
bersambung lagi insya Allah
syukur lah fadhl usia berapa khitannya mbak?
ReplyDelete4 tahun , kakak2nya sih 3 tahun
ReplyDeletehuaaaaa ga kebayang... ntar kalo aku punya anak laki piye ya
ReplyDeleteya gpp toh nduk, kan tetap harus di jalani, better masih bayi deh, lbh aman dan recovery lbh cepat.. Jangan stress dong krn cerita ginian :D
ReplyDeleteWah, selamat ya...ponakanku yg umur 5 taun aja belum sunat
ReplyDeleteAduh baca ini, tambah kuat keyakinan mau khitan fadhly di Bandung aja.
ReplyDeleteAnak kakakku dikhitan disana, masuk ruangan khitan sndiri (ga didampingi ortu) dan keluar mukanya adem aja nggk ada bekas nangis.
Pengalaman anak keduaku Faishal, sama menderita jg wkt khitan (fyuuhhh)
Smg dek Fadhl cpt pulih yaaa ^^
O ya, sama, yg dikhitan siapa, yg ribut minta mainan siapa hehehe
ReplyDeleteALHAMDULILLAAH .. ^ ^
ReplyDelete*nunggu sambungannya lagi*
Fadhl seruuu bangeet khitannya..
ReplyDeleteEh mainannya dapet berapa niih..
Aduuuh bikin ngiri mas nya yaa hihi..
Trus klo pipis gimana nih, abis suka takut basah itu takut perih lukanya..
Iya mbak, jd pengen nanya kaya nita, kan kl bak pasti dibilas tuh, berarti kan basah
ReplyDeleteDilap pasti perih
Gimana cara jaganya supaya kering
O ya, selama proses itu, memang pasien lain ngantri ya atau gimana? Kira2 proses berapa lama mbak?
Maap berderet tanyanya
btw, sekarang fadhl pake celana dalem khusus yang abis khitan itu gak, mbak?
ReplyDeletealhamdulillah. selamat nak. :)
ReplyDeleteProses khitam kurleb 30menitan, lamanya krn ngobrol ama anaknya, nenangin anaknya dulu, kalo jahitnya mah kira2 15 mnt ga smp kok .
ReplyDeleteUtk pipis, posisi jongkok or diri tsrah anak, abis gitu disiram dgn nacl, nangis sih pasti, trus di tmpt tidur posisi berbaring aku lap dg kasa aja pelan2 .
@rinda : ga pake cln dalam dulu, dijembreng aje, rada manja nih, nyeri dikit tereak, huhuhu
ReplyDeleteFadhl hebaaaat. Jempol ah buat Fadhl, hehe. Sama kayak Dafa yang jerit2 waktu anestesi mulai kerja sampe aku ngga yakin anestesinya masuk. Dan emang dasar anaknya lebay aja, hihi. Lega ya Mbak udah khitan Fadhl. Aku nih yg masih punya PR buat Faiz. Tadinya mau pàs bayi aja tapi ngga tega :(
ReplyDeleteikutan njawab, jadi pas pipis sebenernya gak masalah wong yg dijahit kan batang penisnya bukan ujung penis
ReplyDeletepipis tidak akan mengenai jahitan
tapi anaknya emang pertama-tama akan takut untuk pipis, setelah dikasih tahu pipisnya gak kena jahitan, lancar kok.
aku khusus keplok-keplok buat mb Eva
ReplyDeleteih...takutttt nungguin anak khitan, anak pertama dulu aku gak ikutan masuk mbak *emak cemen*
mbuh niy ntar anak kedua, mungkin tetap ayahnya aja yg mendampingi :-D
Ponakan ke2 inna trauma liat orang kakaknya di sunat yg jerat2 jerit ga karuan pas disunat dan sembuhnya jg lama *waktu itu mash sunat manual* jdilah kemudian ponakan ke2 disunatnya pas kelas 5 SD *telatbgt* setelah kt menemukan t4 sunat dg sistem laser.
ReplyDeleteBtw cara mbak eva mengahandle fadhl sepanjang proses, asyik euy.
Bookmark dulu,nanti kalau sudah saatnya aku mau konsultasi ....jangan bosen2 menghadapi pertanyaan2 ku ya bu..:-)
ReplyDeleteselamat ya fadhl.. sekarang udah ga nangis lagi kan?
ReplyDeletenunggu moment itu
ReplyDeletewah.. ternyata sunatannya di tunggu in banyak tante2 yg cantik dan baik ya Fadhl,,
ReplyDeleteselamat ya... cepet pulih ya
moga cepet pulih ya Fadhl..
ReplyDeleteamiin... ini masih tergeletak aja , manja nya ampun2an ... huhuhu
ReplyDeletehehehe iya, ternyata ketemuan di markas sehat, pd nungguin yang nyunat
ReplyDeleteternyata katanya emang mending dari bayi, sakitnya tdk terlalu dan proses recovery lbh cepet.
ReplyDeleteini msh lebay bener deh, gamau di bawa berdiri.. hadeeuuhhh
skrg nyiapin keberanian dulu ya, dan biar Gaza berani ...
ReplyDeletemasih sensi mba... lbh awet manjanya yang ini.
ReplyDeleteaku jg ga ngeliat, aku konsen ke anaknya aja, cerita sambil berusaha mengalihkan perhatian , pdhal mah tetep aja deg2an
ReplyDeletehuhuhuuuu gak kebayang nenangin anak seusia Keila yg emang lg lebay2nya :)
ReplyDeletecuekin ajah, itu dia lebay, aku bete, cuekin , ga aku deketin, akhirnya diem deh die dan mau disuruh bangun dan bljr jalan :)
ReplyDeleteSelain di Markas Sehat, dr Arum praktek dimana lagi ya Mbak? thx
ReplyDelete