Tapiiii aku juga bukan orang yang bisa diam jika ada yang grasak grusuk di belakang. Terus terang aku ga suka. Apapun kenyataan yang akan terjadi, aku lebih suka bicara aja di depan aku, karena akupun ga suka bicara dibelakang mereka, tanpa kejelasan yang pasti.
Aku ingat dulu saat masih kerja, penyelia unit lain suatu saat manggil aku, bilang bahwa saat rapat seluruh penyelia, ternyata penyelia unit-ku membicarakan diriku dan kemampuanku. Aku diibaratkan sebagai ranting yang siap dipatahkan suatu saat dia mau. Aku dianggap parasit yang siap untuk disemprot pestisida atau diinjak saat mulai berontak. Dan bla bla bla lainnya yang bikin panas telingaku
Apa perasaanku ? sakit... pastilah, tapi kemudian aku tertawa... heeyyy if this is a right issues, they all chicken. Kenapa ga brani ngomong lansung ama aku, kenapa di depanku masih bermanis-manis, kenapa saat aku minta berhenti dari pekerjaan , aku masih dipertahankan. Dan untuk si penyelia yang mengadu itu, jika dia berasa ingin membelaku, kenapa dia tidak mengcover-ku saat rapat besar, padahal kan dia tau jelas bagaimana kedudukanku.
Apa tindakanku ? aku hanya berusaha sedikit meluruskan, bahwa jika ada masalah dengan diriku, bicarakan, aku tidak akan mendebat dengan parah, aku akan mendengar, namun ijinkan pula aku mengemukakan apa yang aku rasa, tanpa debatan pula. Semua itu demi tidak ada prasangka, tidak ada gerundengan di belakang, dan akupun tidak perlu mendengar pantulan dari suara yang berasal dari tembok.
Rasanya sedih juga kali ya, menjadi orang yang di perbincangkan di belakang, tanpa kita sendiri tahu apa yang mereka bicarakan secara pasti. Ingin meluruskan, tapi apa dasarnya, toh kita pun hanya menduga-duga. Ujung-ujungnya hanya bisa pasrah dan berharap, semoga suatu saat mereka akan memahami bahwa aku tidak seperti yang mereka duga.
Ya, pokoke, apapun yang ada di perasaan kalian, just talk to me, errrrr tulis PM or surat juga boleh, yang jelas,
No comments:
Post a Comment