Sebagai manusia yang jauh banget dari rasa sabar dan tabah, aku masih sering mengeluh atas kelelahan atau masalah dalam keseharianku. Sejujurnya ga ada niat macam-macam sih, ga ada niat bahwa aku menyesali apa yang terjadi, atau mengasihani diri sendiri, tapi jujur aku nulis kalimat-kalimat terkesan keluhan itu hanya sekedar buat melepas apa yang ada dalam diriku. Toh aku sadar sekali, walaupun aku menulis keluhan bernada parah sekalipun, tetap aku yang akan menjalaninya, tetap aku yang menghadapinya. Tapi memang ada satu pamrih yang aku pinta, yaitu doa, doa agar aku bisa bangkit dan kuat menghadapi masalah dan apa yang terjadi pada setiap langkahku. Aku mengakui, memang berat untuk menjadi keluarga beranak banyak (walau masih kategori sedikit untuk orang-orang jaman dulu), tidak memiliki penghasilan tetap, berkejaran dengan waktu, mengurus ini itu dengan tangan sendiri. Tapi aku menikmati, mensyukuri tiap-tiap saat terberat dimana aku harus menata menit demi menit membenahi semua, karena apa, karena aku tetap mendapatkan senyum mereka, melihat tingkah mereka, menatap kemajuan mereka, dengan aku berada pada sisi mereka. Bagiku, kehadiran mereka adalah rizki yang tidak akan dapat tergantikan, semua lelahku terobati dengan melhat lahapnya mereka menyantap masakan ala kadarku, semua keluhku sekejap terlupakan dengan celotehan yang tidak pernah diduga dari mulut mereka, semua dukaku sontak lepas tatkala melihat ekspresi bahagia mereka mendapati aku ada di rumah menanti kedatangan mereka dari sekolah. Ya, cukup bagiku untuk menjadikan mereka nikmat rizkiku di dunia. Rizki toh tidak melulu mengenai materi yang tertanam di dompet atau rentetan angka yang tertulis di buku tabungan, namun kesehatan mereka, kegesitan mereka, kepandaian mereka, semua itu adalah rizki yang lebih berarti ketimbang hal kebalikannya, dan itu adalah hal yang wajib aku syukuri. kebersamaan dengan orang-prang yang aku sayangi, memberi tenaga baru bagiku untuk menapaki hari dengan semangat baru. Bahwa aku harus semangat mencari rizki materi demi makan mereka hari ini, bahwa aku tidak boleh malas dan putus asa menimba ilmu demi masa depan dan bekal mereka kelak, dan satu keyakinan yang harus terus aku pegang adalah bahwa Allah telah menuliskan rizki bagiku dan keluargaku, aku akan mencarinya, namun keluargakulah nomor utama.
Judul : 5 kata Jumlah kata : 343 Lebih dari 3 paraghraf Setting for network
Walaupun saya blom punya anak, tapi saya udah pernah merasakan itu, lepasnya penat seharian bekerja karena rengekan bayi, hilangnya lelah karena celotehan adik kecil.. Anak kecil ternyata -kayaknya- diset seperti itu ama Allah dan setuju ama tante Eva bahwa itu adalah rizki, bahkan mungkin rizki yang paling berharga... Tetap semangat, tante... ;)
anak 3 atau 4 tuh ideal kalau menurut kakak2ku, terutama kalau beda usianya beragam ...hihihi.... kakakku ngerasain sendiri anak "cuma" dua, gedenya bareng, keluar dari rumah juga bareng, sekarang di rumah kakakku sepiiii akhirnya kakakku sekolah lagi deh, biar pulang kerja gak langsung pulang ke rumah yang sepi :) semangat ya mb Evaaaaa.....
Mbak evaaaa.....baca tulisan ini aku jd ngerasa malu... Mgkn akhir2 ini aku banyak ngeluh (dlm hati) kali ya sampe akhirnya keluarnya dlm bentuk air mata. Huhu...makasih ya, mbak Eva buat tulisannya yg bagus ini :)
betul... bahkan rezeki itu bisa macam2 artinya.. misal beli barang2 dapat harga jauh dari harga pasar juga rezeki.... dan pastinya.. banyak lo mba eva yang susah punya anak.. walau mereka dah tahunan nikah dan kesana kemari untuk mencari cara ...inget temenku sedih... soalnya istrinya divonis adanya penebalan dinding rahim dan tidak bisa hamil :(... padahal dua2nya mereka orang yang baik..... walau mereka berkelimpahan materi.. ada yang kosong dalam mereka karena tidak dikarunia anak... bersyukur mba eva dipercaya dikasih titipan 4 anak yang manis2
Bener banget mba, setujuuu! Aku justru merasa rizki terbesarku bukanlah materi yg Alhamdulillah Allah sangat cukupkan u/ keluarga kecilku, tapi rizki berupa anak2 yg Allah berikan kepadaku dan suami, di usiaku yg belum lagi menginjak 30 tahun, insyaAllah akan mempunyai 3 orang anak, semoga mereka selalu sehat dan tetap dalam lindungan-Nya. Amin.
Sebagai manusia yang jauh banget dari rasa sabar dan tabah, aku masih sering mengeluh atas kelelahan atau masalah dalam keseharianku. Sejujurnya ga ada niat macam-macam sih, ga ada niat bahwa aku menyesali apa yang terjadi, atau mengasihani diri sendiri, tapi jujur aku nulis kalimat-kalimat terkesan keluhan itu hanya sekedar buat melepas apa yang ada dalam diriku. Toh aku sadar sekali, walaupun aku menulis keluhan bernada parah sekalipun, tetap aku yang akan menjalaninya, tetap aku yang menghadapinya. Tapi memang ada satu pamrih yang aku pinta, yaitu doa, doa agar aku bisa bangkit dan kuat menghadapi masalah dan apa yang terjadi pada setiap langkahku.
ReplyDeleteAku mengakui, memang berat untuk menjadi keluarga beranak banyak (walau masih kategori sedikit untuk orang-orang jaman dulu), tidak memiliki penghasilan tetap, berkejaran dengan waktu, mengurus ini itu dengan tangan sendiri. Tapi aku menikmati, mensyukuri tiap-tiap saat terberat dimana aku harus menata menit demi menit membenahi semua, karena apa, karena aku tetap mendapatkan senyum mereka, melihat tingkah mereka, menatap kemajuan mereka, dengan aku berada pada sisi mereka.
Bagiku, kehadiran mereka adalah rizki yang tidak akan dapat tergantikan, semua lelahku terobati dengan melhat lahapnya mereka menyantap masakan ala kadarku, semua keluhku sekejap terlupakan dengan celotehan yang tidak pernah diduga dari mulut mereka, semua dukaku sontak lepas tatkala melihat ekspresi bahagia mereka mendapati aku ada di rumah menanti kedatangan mereka dari sekolah. Ya, cukup bagiku untuk menjadikan mereka nikmat rizkiku di dunia.
Rizki toh tidak melulu mengenai materi yang tertanam di dompet atau rentetan angka yang tertulis di buku tabungan, namun kesehatan mereka, kegesitan mereka, kepandaian mereka, semua itu adalah rizki yang lebih berarti ketimbang hal kebalikannya, dan itu adalah hal yang wajib aku syukuri.
kebersamaan dengan orang-prang yang aku sayangi, memberi tenaga baru bagiku untuk menapaki hari dengan semangat baru. Bahwa aku harus semangat mencari rizki materi demi makan mereka hari ini, bahwa aku tidak boleh malas dan putus asa menimba ilmu demi masa depan dan bekal mereka kelak, dan satu keyakinan yang harus terus aku pegang adalah bahwa Allah telah menuliskan rizki bagiku dan keluargaku, aku akan mencarinya, namun keluargakulah nomor utama.
Judul : 5 kata
Jumlah kata : 343
Lebih dari 3 paraghraf
Setting for network
wehhhhh mantap mba
ReplyDelete12.07 vs 12.07
ReplyDeletesetor 1 menit
> 200 kata
> 3 paragraf
judul 4 kata
for network
sip banget
rie, aku kena kaya kasusnya Dian lagi nih, kok paragraf nya ga turun ya , pdhal aku dah nulis di draft blog keluar loh .. masuk kategori kan
ReplyDeletetetap cemangat mbaaaa demi keluarga
ReplyDeleteFiuhhhh .... Alhamdulillah lolos ... td koneksi ampun2an, udah di restart, ternyata mau... dah ah bobo
ReplyDeletedi word gak masalah kog mba...
ReplyDeleteyup ... thx yaaa
ReplyDeletexixixiix met istirahat mba evaaa... muahhhh
ReplyDeletetengkiu ... ga bikin gempa lagi nih ?
ReplyDeleteKeren, selamat ya..btw ada anak semangat hidup terdongkrak pisan..spt jingle iklan susu 'esok pasti penuh harapan..'
ReplyDeleteKeren, selamat ya..btw ada anak semangat hidup terdongkrak pisan..spt jingle iklan susu 'esok pasti bawa harapan..'
ReplyDeletejadwalnya sejam lagi mba *halahhhhhhhh
ReplyDeletehooh mba nunk, walau teler, tp liat mereka semangat kedongkrak lagi , lah kok blm bobo mba ?
ReplyDeletehahaha... kalo gitu aku posting tiap hari deh, biar lancar jaya :D
ReplyDeleteHabis nyetrika n bikin puding sutra..besok keluarga dr bdg dtg, rumah ga boleh berantakan he he ..
ReplyDeletewakakakak
ReplyDeleteemang dah postingna mba eva selalu bikin gempaaaaa
ihhh mauuu dooong \*ngeces*
ReplyDeleteMau? ambil aja ya di kulkas..aku mau bobo he he ..
ReplyDelete*bukain kulkas teh enung*
ReplyDeletekog pd ngalong semua ya. ini baru bangun. abis isha lgsg bobo. pala msh keliyengan. hebat mbak rejeki mah ga kmanamana.
ReplyDeleteAnak memang harta :)
ReplyDeleteSemangat terus ya mb.Eva, aku kagum sama mb.Eva, rupanya mb.Eva ikut mencari nafkah juga buat keluarga ya, smg Allah lancarkan dan mudahkan, amiiin
ReplyDeleteWalaupun saya blom punya anak, tapi saya udah pernah merasakan itu, lepasnya penat seharian bekerja karena rengekan bayi, hilangnya lelah karena celotehan adik kecil.. Anak kecil ternyata -kayaknya- diset seperti itu ama Allah dan setuju ama tante Eva bahwa itu adalah rizki, bahkan mungkin rizki yang paling berharga... Tetap semangat, tante... ;)
ReplyDeletesemangatt mbakkk..*jadi malu sering ngeluh*
ReplyDeleteanak 3 atau 4 tuh ideal kalau menurut kakak2ku, terutama kalau beda usianya beragam ...hihihi....
ReplyDeletekakakku ngerasain sendiri anak "cuma" dua, gedenya bareng, keluar dari rumah juga bareng, sekarang di rumah kakakku sepiiii
akhirnya kakakku sekolah lagi deh, biar pulang kerja gak langsung pulang ke rumah yang sepi :)
semangat ya mb Evaaaaa.....
Mbak evaaaa.....baca tulisan ini aku jd ngerasa malu... Mgkn akhir2 ini aku banyak ngeluh (dlm hati) kali ya sampe akhirnya keluarnya dlm bentuk air mata. Huhu...makasih ya, mbak Eva buat tulisannya yg bagus ini :)
ReplyDeletepake hape mbak?
ReplyDeletekebersamaan dengan orang-prang yang aku sayangi, ===> nilainya tak tertandingi
ReplyDeleteIya memang, anak2 itu 'hiburan' dan penyejuk hati yang luaaaaar biasa.
ReplyDeletehuggs i love u mom,u r my hero*memposisikan diri jadi anak
ReplyDeletebetul... bahkan rezeki itu bisa macam2 artinya.. misal beli barang2 dapat harga jauh dari harga pasar juga rezeki....
ReplyDeletedan pastinya.. banyak lo mba eva yang susah punya anak.. walau mereka dah tahunan nikah dan kesana kemari untuk mencari cara ...inget temenku sedih... soalnya istrinya divonis adanya penebalan dinding rahim dan tidak bisa hamil :(...
padahal dua2nya mereka orang yang baik..... walau mereka berkelimpahan materi.. ada yang kosong dalam mereka karena tidak dikarunia anak... bersyukur mba eva dipercaya dikasih titipan 4 anak yang manis2
Bener banget mba, setujuuu! Aku justru merasa rizki terbesarku bukanlah materi yg Alhamdulillah Allah sangat cukupkan u/ keluarga kecilku, tapi rizki berupa anak2 yg Allah berikan kepadaku dan suami, di usiaku yg belum lagi menginjak 30 tahun, insyaAllah akan mempunyai 3 orang anak, semoga mereka selalu sehat dan tetap dalam lindungan-Nya. Amin.
ReplyDeleteamiin .... mereka akan menjadi jalan bagi kita untuk dimudahkan kelak..
ReplyDeletebegitupun aku, sering memposisikan diri tetap sbg anak, hingga terus merasa epnuh syuku
ReplyDeleteyang insya Allaha kan menemani dan jadi pelindung kita saat kita tua ya wi
ReplyDeletesetuju ... tanpa mereka walau harta berlimpah, rasanya tetap hampa
ReplyDeletegak mas, tp ga tau tuh kok stlh di copas, jdnya brantakan :(
ReplyDeletemenangis sih masih perlu, membuat kita terus terpacu untuk terus bersyukur dan malu atas apa yang telah kita punya . Aku jg msh suka ngeluh kok :)
ReplyDeletesemangat terus ... hihih aku jg masih suka ngeluh kok..
ReplyDeleteinsya Allah selalu semangat....
ReplyDeleteiya, kan udah ada nyang ngatur ya..
ReplyDeleteharta titipan yang begitu bermakna
ReplyDeleteiya, kan kita skrg bukan orang kantoran lagi ... Amiin atas doanya
ReplyDeleteSemangaat mba Eva :)
ReplyDeletemakasih ya yun :)
ReplyDelete