Friday, January 21, 2011

[QN ala Tobie] Rizki 2 : Anak, lagi ????

Sejak kelahiran Putri, aku memang merencanakan untuk menunda kelahiran anak kedua, dan aku memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan materi dan repot (hiks). Setelah merasa sudah siap mental dan fisik untuk menambah anak lagi, kami merencanakan untuk kembali memiliki anak. Dan Allah memang begitu sayang padaku, hanya satu bulan berselang dari pelepasan alat kontrasepsi, aku hamil. Semua senang, semua bahagia dengan berita ini, begitupun kami. 

Dan sekali lagi, semua berjalan begitu mulus, hingga waktunya Ghiffari lahir, 22 Juli 2003, lahirlah anak lelaki pertamaku, dunia terasa begitu lengkap, kami telah dikaruniai putra dan putri yang lengkap, sehat dan sempurna. 

Setelah kelahiran Ghiffari ini, aku kebetulan disibukkan dengan urusan keluarga dan pekerjaan yang membuatku melupakan kegiatan cek dokter setelah melahirkan bahkan untuk memasang kontrasepsi. Saat itu kami keluarga besar memang sedang konsentrasi pada kesehatan adik kami yang kembali collapse dari kanker otaknya yang sudah berlangsung 7 tahun, aku benar-benar menomorduakan diriku , bahkan keluarga kecilku, Alhamdulillah suamiku begitu pengertian dan memberi kebebasan bagiku untuk mengabdikan diri pada keluarga besarku , menunggu di RS bersama mamah, pagi ke kantor, malam kembali ke RS. Itu juga yang menjadikan aku merelakan kehilangan kesempatanku memberi ASI Eksklusif kepada Ghifari. Tidak mengapalah, karena aku puas mengabdikan diriku dan cintaku menemani mamah ayah mengurus adikku beserta saudara-saudaraku yang lain.

Bulan ke 6, aku merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuhku, mual teramat sangat dan semua hal yang mencirikan bahwa ada sesuatu. Siang hari di kantor, aku diam-diam membeli testpack dan mengujinya dengan harapan bahwa dugaanku salah. Namun.. sudah bisa ditebak, dua garis merah plus tanda + terpampang jelas dari 2 testpack yang aku gunakan di waktu berbeda. Aku hamil ... lagi ....   Aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaanku, bagaimana reaksi orang lain, dan semua perasaan berkecamuk dalam diriku. Aku hanya bisa bercerita pada sahabatku yang memiliki reaksi lucu dan membangunkan aku. "hey ... kamu punya suami, ini rezeki untukmu diantara semua kesulitan orang lain memperoleh kepercayaan memiliki anak"
Ya, bagi sahabat yang mengerti diriku, mereka semua menguatkanku, tapi lebih banyak dari yang mengetahui hal ini, mereka mencibir bahkan menjadikan kehamilanku ini sebagai bahan ledekan. 
"hah ?? hamil lagi ?? doyan va ..? "
"Wah , eva mah senggol dikit juga jadi ?"
"makanya udah tau subur banget, kenapa ga di protect "
"gila luh, emang sanggup ngurus anak 3 ? "
"kalo ga siap gugurin aja va .."   ==> hellloo gila kali yak 

dan bermacam ucapan lagi yang akhirya membuatku kebal dan tak peduli lagi apa yang terjadi. Aku terlalu sibuk untuk urusan diriku dan keluargaku, peduli amat dengan semua ucapan orang, toh yang menjalani juga aku, bukan mereka. 

Lalu lahirlah Maisaan di Januari 2005, dan semua pesan yang datang padaku adalah agar sesegera mungkin memasang kontrasepsi. Oke...oke... aku lakukan itu, demi siapa ??? yang jelas sebetulnya dalam diriku aku tidak menginginkannya.

Bulan ke 5, kembali tubuhku terasa aneh, aku berusaha menghilangkan perasaan bahwa aku hamil (lagi), tapi dalam batin terdalamku mengatakan ya, aku hamil. Aku kan menggunakan kontrasepsi, kenapa hamil pula ? apa aku termasuk yang gagal ? Ah entahlah. 
Kembali aku diam-diam melakukan test sekali lagi, dan benar, aku hamil .. *tepok jidat*. Aku sebetulnya senang-senang aja, kecuali bahwa aku hamil dengan kondisi ada IUD dalam rahimku. 
Reaksi orang lain ? Lebih parah, ada yang beristighfar, ada yang meledek abis-abisan, dan sedikittt sekali yang menyelamati atau berucap Alhamdulillah. Aku ingat, bahkan ada satu yang akhirnya aku nyolot banget, gimana enggak, dia menyindirku dengan kalimat kotor dan tidak pantas diucapkan kepada seorang yang katanya teman. 
Peduli apa kalian tentang aku, yang hamil aku, yang merasakan mual aku, yang repot aku, yang mengeluarkan duit juga aku, aku punya suami, aku punya agama, aku punya keyakinan diri... plis keep your mouth shout !!!

Terus terang, walau ada sedikit rasa berat, tapi aku bersyukur dengan rizki ini, aku benar-benar ikhlas, kecuali dengan rasa was-was adanya benda lain menemani janinku dalam rahimku. Aku ikhlas dan bahagia dengan rizki ini, Allah begitu sayang pada diriku ....

Namun, disaat kita terlalu mencintai sesuatu, Allah tak jarang menguji hambaNYa dengan mengambil kembali apa yang dicintainya. Kehamilanku hanya berusia 4 bulan, janinku meninggal tanpa sepengetahuanku, tanpa rasa, tanpa keluhan .. aku harus merubah rasa ikhlasku akan kehadirannya, menjadi kehilangannya.


Enam bulan berselang, Allah kembali memberi rizki padaku, aku kembali hamil ... Alhamdulillah ya Allah , Engkau masih mempercayakan aku untuk mendapatkan titipanMU. Aku begitu bahagia, begitupun suamiku. Keluarga kecillku pun demikian, walau pertama kaget , namun mereka percaya bahwa apapun keputusan kami, itu adalah yang terbaik bagi kami.  Masalah rizki materi sudah ada yang mengatur dan catatan rizki ku sudah ada padaNYA, biarlah aku menjalani apa adanya.

Reaksi teman-teman ??? lebih lebih lebih parah lagi .... untunglah aku sudah menulikan telingaku dari hal demikian. Aku cuma tersenyum atas ucapan istighfar mereka saat mengetahui kehamilanku (lagi), aku hanya meringis kecil saat mereka menertawakan atau menjadikan hal ini sebagai ejekan tak bermutu, aku akan tersenyum bahagia saat ada yang mendukung dan ikut berbahagia atasku, aku hanya mengurut dada saat ada yang menyesali kehamilanku.

Apakah aneh jika seseorang memiliki banyak anak? apakah komentar itu adalah perwujudan sayang padaku dan berusaha menyadarkan aku untuk meragukan rizki Allah? , apakah sulit untuk ikut bersenang saat seseorang mendapat kesempatan hamil ? 

Masih banyak orang yang begitu sulit mendapatkan anak, lalu apakah aku harus menyesali rizki ku yang begitu besar diberi Allah ?  Aku tidak menuntut apa-apa dari mereka, hanya turutlah senang atas rizki ku, rizki anak yang insya Allah akan menjadi penambah bekal untuk akhiratku. 

Jadi, kalau ada teman yang hamil lagi dan lagi, ikutlah senang, ikutlah berbahagia, janganlah dijadiakan ledekan, sedih tauuuuuuuu !!! 


============

No comments:

Post a Comment