Sementara kakak-kakaknya sekolah, maka otomatis di rumah hanya ada dan dia , bocah 3,5 tahun yang Alhamdulillah diberi daya bicara yang ramai dan tingkat kritisi yang tinggi. Menghadapi anak sejenis Fadhl, hmm susah-susah gampang, tapi sebagai ibu, ya tentu saja insting untuk menguasai anak bisa dilakukan dengan menurunkan tingkat emosi dan meningkatkan rasa sabar.
Sebetulnya, kalau mau dibuat kesal ya kadang kesal juga, ada kalanya dia tidak bisa diajak kompromi untuk sekedar mengijinkan aku ke kamar mandi, maunya nempeeeellll terus. Dan kalau kondisi ku sedang ga mood, ya bawaannya kesal dan cuekin dia, berakhir dengan tangisan dan aku yang mencoba nutup telinga.
Namun ada kalanya pula, dia bersikap sangat manis, dan mengerti daftar pekerjaan yang harus aku kerjakan, dia akan bermain dengan mainan ala kadarnya , tanpa teriak, tanpa ikut campur, dan dunia berjalan sangat amat damai. Kalau udah begini, wah seneng banget, aku bisa lebih cepat menyelesaikan pekerjaan rumah.
Negosiasi, kadang pula harus dilakukan, tatkala aku harus segera menyelesaikan pekerjaan, sementara dia tidak mau bermain sendiri. Bicara dari hati ke hati, menerangkan bahwa ibu harus ini itu, dia masih ngeyel mau ama ibunya, lalu ibu nya menawarkan alternatif kegiatan yang bisa dia lakukan, lalu dia berfikir, dan akhirnya selesai... ibu bisa kerja, dan dia main ...
Nah yang sering sih, pertama dia akan anteng bermain, lalu ditengah pekerjaan kita, dia menghampiri dan mulai bertingkah seolah mencari perhatian. Kondisi badan yang lelah, diburu oleh harus menyelesaikan segera untuk berlanjut ke pekerjaan berikutnya, ditambah dengan kehadiran si kecil dengan beragam tingkahnya, cukup dan sangat memancing emosi. Kegiatan yang biasanya bisa dilakukan sendiri oleh dia, tiba-tiba harus kita yang melakukannya, sementara tangan kita bersimbah busa, atau berbau bawang, mau marah ? sepertinya itu jalan singkat ...namun ternyata itu tidak juga menjadi penyelesaian masalah.
Lihat saja kondisi ini, aku sedang sibuk mencuci, lantai belakang penuh air dan busa, tiba-tiba si kecil datang hanya untuk sekedar minta aku dibukakan tutup kaleng makanan, oke dibantu... lalu aku suruh kembali dia kedalam untuk bermain lagi. Tidak lama, dia kembali lagi, minta ini, minta itu, mau pipis, mau pup, mau minum, sementara aku cape juga untuk bolak balik ke dalam dan melayani permintaan dia yang sebetulnya bisa dilakukan sendiri.
Jujur, tidak jarang aku akhirnya berteriak, menginstruksikan sesuatu dengan tujuan supaya dia tidak kebelakang dan menggerecokiku, namun kembali dan kembali dia bertingkah untuk sekedar kembali memancing emosiku.
Lalu aku berpikir, jika aku layani dengan marah, dan akhinya bertengkar dan akan ditutupi dengan tangisan, hal ini tidak akan menyelesaikan masalah, hanya akan menambah lembar kekesalan anak kepada ibunya.Aku sadar, yang dicari dia adalah perhatian, dan melawan tingkahnya dengan penolakan akan tetap memakan waktu. Akhirnya, aku stop smua kegiatan, aku peluk dia, dan aku masuk kedalam, berganti pakaian, dan menemani dia sejenak dengan apa maunya dia. Ya, aku memilih berdamai dengan dia.
cara ini aku rasa lebih efektif, dunia terasa aman, walau pekerjaanku jadi terbengkalai. Aku bereskan semua kemauan dia, lalu aku tenangkan dia, bicara dari hati ke hati, memberinya kegiatan dan permainan bersama, unutk kemudian, aku kembali meminta ijin darinya untuk kembali bekerja. Dan dia akan dengan senang hati mengijinkan, tanpa penolakan dan tanpa kekesalan. Amannn....
Amarah dan kekesalan tidak akan menyelesaikan masalah, anak hanya akan bertambah kesal, karena pada dasarnya yang mereka butuhkan hanyalah perhatian. Kemana dirimu condong , ke cucian atau kepada dirinya. Jika lebih memilih pekerjaan dan akan beragumen keras kepada anak, maka kekecewaan yang akan di dapatnya, dia tetap tidak akan menerima, tetap akan bertingkah, terus membuat kekesalan ibu akan terus dan terus yang tidak jarang berakhir pada pertengkaran dan teriakan.
Namun jika dirimu memilih untuk berdamai, mereka akan memperoleh rasa percaya, mereka yakin bahwa ibu nya masih memikirkannya, menempatkan dirinya pada posisi yang penting dan bukan hanya sekedar instruksi dan argumentasi. Nilai cinta yang akan dirimu dapatkan.
Kehidupan mengurus, selalu beraneka, dan disetiap aneka itu, kita tetap harus belajar dan belajar, mencari yang terbaik untuk nya dan untuk kita.. tanpa menyakiti, mencoba menjalin tali kepercayaan dan kedamaian ....
Selamat berpetualang bersama anak2 anda....


wah capa itu yang rajin menyapu hihihi pintarrrrr
ReplyDeletehebat negosiasinya denga fadhl.. emang kudu diajak omong dari hatikehati ya mbak.. biar kita tenang beresin rumah.. setidaknya kenyang main dulu fadhl-nya dan diperhatikan.. hanya itu "diperhatikan" bukan dinomorduakan dengan pekerjaan..
ReplyDelete*colekcolek fadhl.. udah bisa main sendiri tanpa disuruh kan ya? hayooo bantuin ibu..
Nice.
ReplyDeleteLapor ke komnasham, mempekerjakan anak dibawah umur :p
ReplyDeleterajinnya, dibantu nyapu....kalau aku suka kuajak ke dapur, kasih buku, pinsil warna, sementara aku cuci piring atau beresin baju habis disetrika :) lumayan anteng biasanya. kalau anak2ku nanti deh, umur 5 th baru mulai mandiri
ReplyDeleteKadang2 kalo lg capek atau PMS, aku suka gak sabaran kalo mereka rewel, tp setelahnya suka nyeseeeeeeelll bgt! Hiks...
ReplyDeletehihihi itu foti sih pas lagi kerja bakti beberapa tahun lalu ..
ReplyDeleteterkadang jg gitu sih mba, cuma ya tetap ga mau di nomor duakan, sementara kalau masak/nyuci dengan ikut campur dia, malah jadi lama, kecuali emang aku lagi santai, nah biasanya aku sekalian main ..
itu dia, biasnya jg suka gitu. Tp skrg aku lbh ngalah deh, cape jg berantem ama anak2 :)
ReplyDeletehahhaa.... *ngumpet buru2
ReplyDeletemas Ghi dong ...
ReplyDeleteitu dia, ternyata mmg mereka bakal ngadat kalo pengen perhatian, jd drpd ngabisin waktu dan tenaga buat berantem, mending dibawa santai deh... kerjaan bisa tar2 aja
ReplyDeleteKalau aku curi waktu tidur siang dia yg 3 jam,nah saat itu lah jungkir balik nyapu,pel,cuci,setrika dll..ngurus satu aja kadang bikin senewen ya..dikau 4 ..salut dah masi bisa sabar..btw bikin bumbu dasar aja bahan dr bwg putih,bwg merah..diblender/ulek taruh di botol, 2 minggu tahan di kulkas,mesin cuci yg automatic..biar tangan ga bau bawang n berbusa2..
ReplyDelete*berguru*
ReplyDeletetrimakasih mas, sharing sederhana
ReplyDeleteaku terbiasa menyelesaikan semua pagi2, krn siang harus beberes dagangan khan.
ReplyDeleteMasak sih sederhana aja, cuma iris2 doangan... hehee... tetep repot ama iris2 bahan sayuran (ini yg aku plg males banget)
Ada yang mau kirimin mesin cuci otomatis ???? *impian aku nih , sayang nya mahallll
silahkan murid.... hihihi
ReplyDeletemb Evaaaaa....kok bisa sama banget, aku juga suka ngerasa begitu.
ReplyDeletekalau anak minta tolong bolak-balik, mau dilayani sambil kesal atau sambil senyum, efeknya ke mood kita juga, jadi mendingan siy sambil senyum aja, biar damai juga dunia ibuknya :)
dan anak juga moodnya ketularan enak, kalau ibuknya ngajak nego dan minta pengertian, biasanya lebih nurut.
jadi pengen peluk2 mb Eva ...berasa disuarakan isi hatiku :)
teringat si bontot yang di rumah juga...ia suka memanggil ibunya dengan "Ummiku tercinta..." hehe...
ReplyDeletehihihi, anak2 tuh begitu ya mba
ReplyDeletewalau mereka bisa anteng dan mau mengerti kerjaan kita
tetep aja dia akan "meminta" perhatian, karena merasa ortunya ada di dekatnya
hhhhhhhh...
ReplyDelete*numpang tarik napas panjaaaaaaang :)
belajar dari mbak Eva:)
ReplyDeleteasyikkkk pagi2 dah dipeluk ...
ReplyDeleteiya, dulu duka main kesel, tp kok ya mikir juga, mood jadi ancur, anak jadi kesel dan trauma ama ibu nya.. akhinrnya mendng damai deh, walau kerjaan jadi molor dikit
kalo manggil giu biasanya suka ada maunya tuh
ReplyDeleteiya bener. dan mau ga mau, harus ngalah , mengingat niat ada di rumah kan memang utk mereka
ReplyDeletekenapa toh .... sudah berdamaikan dengan anak2 ...
ReplyDeletemasih terus belajar kok ...
ReplyDeletesemangaddd Bu. Smg senantiasa sabar. Doa buat diri sendiri jg nih. :)
ReplyDeletebunda ajarkan aku bersabar mengurus anak-anak....duhhh msh kurang sabar terus neh
ReplyDeletesama mba...kadang juga kalo gi diburu-buru biar cepet selese eh adaaaa aja gangguannya, bikin emosi, kadang suka keceplosan buat ngomel-ngomel, masih perlu belajar untuk menahan diri dan emosi niihhh,huuhuhu...kesian yang dirumah aku pun cape sendiri juga
ReplyDeletetfs ya bu van...buat koreksi diri..
ReplyDelete