Nelangsa menatap senja disudut jiwa
Terpengkur
Gelisah menghujam detak nafas yang terlewat
Gemuruh petir menembus mimpi
Menyisa tabir menutup kisah
Baru... menjadi baru.
Lembaran daun putih terpapar menanti
Terlambatkah aku tuk mencinta
Sementara raga tlah separuh kembali padaMU
Terimakasih Allah
Atas jiwa yang masih ada
Baru .....

=========
Puisi ini perna dilombakan, dan Alhamdulillah ga lolos...

terlena baca puisinya...terpekur memandang gambarnya..
ReplyDeleteLagi kangen banget nih... mo buat puisi baru, tp nggak kuat merangkai kata yang mewakili kerinduan itu....
ReplyDelete^_^
ReplyDeleteBtw, Mbak, bagaimana kabar Putri? Masih suka nulis?
Help Putri minta nge-add http://nadzifatinalfianifa.multiply.com, ya....
Ponakan baruku yang baruuuu saja bikin blog. Masih kelas 1 SD. ^ ^
indah mbak kalimatnya...
ReplyDelete@ Sovi : MP nya dah lama ga di update, nanti aku sampaikan spy dia add ya... :)
ReplyDelete@ Mita : Alhamdulillah ...
Separuh kembali, insyaAllah belum terlambat ya Mbak...
ReplyDeletecakep puisinya..... aku mah ga bisaan bikin yang model gini
ReplyDeleteAkankah kita berhenti mencinta
ReplyDeleteHanya karena hilang separuh atau sepenuh nyawa
Karena semua yang ada
Hanya karena mencinta..
jadi ingat, ada 4 macam cinta yang tak kan pernah usai : Cinta Allah pada hambaNya, cinta Rasul pada umatnya, cinta ibu pada anaknya dan cinta fitri
Tarik nafas panjang...
ReplyDeleteYuk, selalu jatuh cinta dan merindukan-Nya...
@ mas bimo... Kok bawa2 cinta fitri? Yg itu never ending story deh...
iya mbak Eva setuju...
ReplyDeleteHUAHAHHAA ... dari asalnya serius baca komen, jd ngakak baca cinta fitri.. skrng dah session berapa yak
ReplyDeletega lolos aja alhamdulillah mbak.. gimana lolos ya?
ReplyDelete