| Rating: | |
| Category: | Other |
Rentak kelabu menyurut kalbu
Lelah ..
Gemuruh senja menyeret ragu
Masih disini
Tercenung sepi menepi
Menerung, mengusung raga yang kian renta
Tanpa tahu kapankah diri terjauh siksa
Masih menangis
| Rating: | |
| Category: | Other |

Just Like that
”Tumben pakai baju panjang, blouse panjang gitu va, emang mo pake jilbab?” begitu kira-kira yang diucapkan temanku saat hari itu aku tiba-tiba ingin menggunakan pakaian panjang. Kala itu aku masih bekerja di salah satu Bank , di tahun 2000.
”Kenapa tidak ? ” jawabku dengan sekena-nya tanpa mikir panjang dan langsung berlalu dari tatapan kagetnya.
”HAH ? Serius luh ? ”
”hehehehe... liat aja lah nanti mas , aku asal ngomong kok ”
Siang itu aku tiba-tiba merenungkan pembicaraan tadi, kenapa aku bisa menjawab seperti itu ya, terpikir sekalipun tidak untuk menggunakan jilbab . Walau adik dan mamah sudah menggunakan jilbab, aku sama sekali belum ada rencana dan niat untuk mengganti penampilanku.
Hari itu aku begitu gelisah, entah apa yang aku pikir dan rasa, tapi kalimat ’kenapa tidak’ yang aku lontarkan kepada kawanku itu benar-benar membuatku berpikir, ya kenapa tidak....
Kejutan dariku
Malam itu aku tetap gelisah, aku juga tidak mengerti apa yang aku pikirkan, hanya kalimat ’kenapa tidak’ itu yang terus menyeruak kedalam gelisahku. Aku masih tidak memikirkan bahwa berjilbab adalah kewajiban, aku tidak mempedulikan masalah memperbaiki akhlak dulu baru menutup aurat, tidak, aku tidak memikirkan itu semua, aku hanya berpikir ya, kenapa tidak ... Berjilbab itu adalah cara berpakaian , mau pakai topi , jaket, celana panjang, itu juga cara berpakaian, jadi kenapa aku harus takut untuk berjilbab ? Kata orang , jilbab itu bisa menghindarkan diri dari fitnah, dari godaan, jadi kalau aku pakai jilbab, setidaknya aku bisa terhindari dari hal tersebut. Ya, kenapa tidak..
Pagi itu, aku kembali mengacak lemari pakaian kakak dan mamah, mencari rok panjang dan blus panjang, lalu aku buka lemari plastik tempat mamah biasa meletakkan jilbabnya. Aku ambil satu yang sewarna dengan pakaianku, mencoba memasangkan pada kepalaku. Haduuh , ini susah amat sih, licin sekali, bisa melorot terus ini mah. Nyaris 10 menit aku berdiam di depan kaca kamar mamah, tangisan Putri tak aku indahkan, aku serius mencoba jilbab itu, hingga tangan ini lumayan lelah mengotak atik selembar kain untuk bisa menemaniku hari itu. Nyerah .....
Aku keluar kamar dan memanggil mamah masuk kamar, aku utarakan secara singkat bahwa aku ingin coba pakai jilbab. Mamah yang sudah mengerti dengan baik anaknya yang labil ini, tidak berkomentar banyak, hanya membantu merapikan jilbabku, dan tersenyum melihat pancaran wajahku di cermin.
Akhirnya selesai sudah, aku keluar kamar, dan tersentaklah semua yang sedang menikmati sarapan di pagi itu. Adikku yang sudah lebih dulu memakai jilbab menciumku, dan mengucapkan selamat, sedangkan yang lain Cuma terbengong dan akhirnya terucap kata ’beneran tuh? ” dan sekali lagi , perempuan ini cuma bisa bilang ’kenapa tidak?’
Sebelum berangkat, aku hampiri suamiku, dan aku meminta ijin kepadanya mengenai keputusanku, dia tidak berkomentar banyak, hanya berujar bahwa dia tidak punya hak untuk melarang orang berbuat kewajiban . Dia tidak menasehatiku untuk membenahi hati dulu, merubah perlahan sifat dan sikap, dia tidak menyindirku untuk istiqamah dan sebagainya, dia hanya berucap bahwa dia mendukung apapun yang aku lakukan. Alhamdulillah....
Tiba di kantor, sekali lagi aku mengejutkan mereka semua, kebetulan saat itu aku menempati kantor layanan yang karyawannya memang sedikit. Ini memudahkanku untuk beradaptasi dan tidak lelah menjawab semua pertanyaan yang mungkin belum aku siap untuk menjawabnya . Satu persatu menyalamiku dan aku cukup terharu karenanya. Beginikah rasanya orang yang mendapat hidayah , sedangkan aku sendiri tidak yakin apakah memang aku mendapatkan hidayah..
Sibuk
Terus terang keputusan memakai jilbab ini seperti menjentikkan jari, tidak ada proses, tidak ada latihan, tidak ada pemikiran panjang, ya , just like that. Dan hasil dari spontanitas itu , aku kebingungan dengan cara memakai jilbab yang baik dan benar. Hari pertama aku memakai jilbab, sukses membuatku menjadi penghuni kamar mandi selama 30 menit sendiri hanya untuk membereskan jilbab setelah shalat Dzuhur. Stress, panik, antara harus buru-buru karena ditunggu antrian nasabah dan kewajiban harus rapi. Sampai akhirnya aku harus minta tolong OB untuk membelikan aku peniti dan jarum pentul yang banyak untuk aku jadikan penyangga itu jilbab supaya ga meluncur dari kepalaku.
Mungkin memang salahku yang tidak mengerti sama sekali tentang bahan yang nyaman untuk dipakai berjilbab, aku asal ambil saja hari itu. Aku menggunakan jilbab licin, tanpa ciput, dan hasilnya jilbab hanya menumpu langsung ke rambut, ya berantakanlah .... Rasanya ingin tertawa kalau ingat kejadian itu, stress parah ..
Jadilah setelah shalat dzuhur itu, aku pakai jilbab dengan 2 peniti, mengikat di leher, jarum pentul kanan kiri di atas telinga, di belakang jilbab dan dimana lagi ya aku lupa, tapi yang jelas posisi itu membuatku aman hingga berakhirnya waktu kantor , dengan catatan, aku tidak berani merubah posisi kepalaku, karena takut jilbabnya bergeser. Hari yang sungguh melelahkan..Beruntunglah rumahku saat itu tidak jauh dari kantor, aku putuskan untuk shalat ashar di rumah, karena bila aku paksa di kantor, bisa pulang sehabis Isya nih gara gara sibuk beberes jilbab.
Hidayahkah itu ?
Tentu saja banyak yang mempertanyakan keputusan drastisku untuk berjilbab, dari yang mendukung sampai yang mencibir. Aku tidak peduli sama sekali saat berhadapan dengan pertanyaan dan cibiran itu, kuncinya hanya satu, aku jawab dengan kalimat awal kenapa aku berjilbab, ’kenapa tidak’ . Dan mereka terdiam untuk kemudian tidak bertanya lagi tentang itu.
Tenangkah aku ? Tentu saja tidak, aku mulai mempertanyakan ’kenapa’ pada diri sendiri. Apa iya aku hanya ingin begitu saja memakai jilbab tanpa ada alasan dari dalam batinku? Cukup lama aku merenungkan itu, hari demi hari aku jalani dengan jilbab yang mulai perlahan rapi walau pakaianku masih kurang matching. Perlahan aku mulai menikmati keberadaanku dengan cara berpakaianku, aku mulai menikmatinya dan perlahan menemukan jawaban dari apa yang kupertanyakan.
Aku bisa mengontrol diriku dengan lebih baik, aku bisa menjaga prilaku dan emosiku dengan lebih rapi, aku bisa mencegah pria-pria iseng berbuat tak pantas padaku, aku bisa lebih nyaman berbicara dengan teman teman wanitaku, aku bisa lebih lembut dan aku lebih bisa menjaga akhlakku. Subhanallah... semua berubah seiring dengan apa yang aku pakai. Aku ingin menjaganya untuk diriku, untuk menghijabkan diri dan jiwaku.
Jika ada yang bilang bahwa menghijab hati lebih penting daripada menghijab tubuh, terserahlah anggapan mereka, aku tidak mau berdebat masalah itu, aku sadar, mereka mempertanyakan itu mengingat masih tidak bersihnya diriku yang berani berani nya memutuskan menutup kepala dengan jilbab , betapa mereka begitu mengenalku hingga khawatir bahwa keputusanku adalah keputusan sesaat. Mereka tidak tahu, bagiku tidak ada kata mundur untuk suatu keputusan.. aku lebih baik diam dan berlalu dengan keyakinanku.
Inikah hidayahku ? Semoga.. Aku hijabkan diriku dari permukaan yang terlihat, perlahan merambah ke sikap, sifat, rasa dan jiwa. Sampai kini pun masih belum sempurna, namun aku terus berusaha membenahi diri, perlahan namun pasti, dengan suatu kata yang selalu mengingatkanku akan ini, kenapa tidak ....
”Wahai Nabi (katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS.33 : 59)”
=======================================
Aku hanya seorang Hamba
Yang selalu mengais akan Cinta
Berbenah jiwa, diri dan hati
Hanya mencoba mencari ridha Illahi
Ya Allah.. langkahku terlalu lambat menggapaiMU
Egois dan duniawiku terus ada menyeruak tak menentu
Terkadang ingat, tersering alpa
Cobaan menerpa maka mulai diri terpana
Baru satu langkah diri berlari
Mencoba menghijab diri
Berharap raga jiwa dan hati
Harus berubah menjadi berarti
Jiwa yang terkadang hampa
Terisilah dengan rasa malu akan kuasaNYA
Terdesaklah oleh rindu pada cintaNYA
Menghampar diri tuk berlabuh dimalamNYA
===============
Diikutkan dalam Lomba dengan Tema Jilbab Pertama yang diselenggarakan oleh Dian , Semoga bermanfaat...
| Rating: | ★★★ |
| Category: | Other |
Bila rumah terasa sepi tiba tiba, itu artinya ada sesuatu yang sedang dilakukan Fadhl.
Bila rumah terasa senyap dan tiada tawa, itu artinya ada sesuatu yang tidak biasa.
Coba cek ke kamar, dimana makhluk kecil itu
Cari di ruang tengah, tetap tak tampak tubuh mungilnya.
Rasa hati mulai gelisah, kemana dia, cintaku ...
Kupanggil dia dengan perlahan... Fadhl... Fadhl sayang .. dimana kau ..
Tiada jawaban ... aku beralih ke taman belakang , Fadhl ... ade dimana ?
Kricik kricik ... suara air perlahan terdengar
Ku melangkah ke tempat cucian
Bak besar berisi lelaki kecil 3 tahun , sibuk bermain air sabun
Bersama cucian yang baru saja selesai aku keringkan
Mau marah ?? Tidak mungkin
Melihat ekspresinya memainkan butiran butiran sabun,
Menggericikkan tangannya dalam lapisan air berlapis busa, sebentar dia berujar memainkan peran.
Aku tetap menatapnya , Mainlah nak , carilah makna dari permainanmu, Agar kau tahu makna itu .. Eksplorasi semua mimpi ..
Dilain waktu terpergoklah dia,
Menggoreskan spidol di lantai putih ruang tamu,
Berkata sendiri disetiap gerak coretannya, bermain peranlah dia ..
Mau Marah ?? Tidak mungkin,
Melihat seriusnya dia menggerakkan tangan dan pena
Melukis apa yang ada di benak polosnya
Teruslah nak ... puaskan dirimu , eksplorasi semua mimpimu ..
Tiga tahun usiamu, tak akan ibu pendam inginmu
Menari, berlari, bernyanyi, meloncat, bergumam, dan segala macam inginmu
Teruslah nak, ibu ada disini disetiap harimu,
Menatap tiap perkembanganmu, dengan doa tulus seorang ibu ...
Deee... itu tempat baju jualan bunda...
Bantuin ngepel .. pinterrr
ADA YANG BERANI MARAH AMA COWO GANTENG INI ??? MANA TEGAAAAA
==========
Disertakan dalam Lomba menulis Moms Go Blogging yang diselenggarakan oleh Ayah bunda. Seperti yang ada di my FACEBOOK ... Komen disana dong, biar dapet point gitu.. hehehe
Tema : Pemanfaatan Media Sosial untuk Indonesia
Judul : Media Sosial untuk Menggulirkan bola Salju
Tidak diragukan lagi bagaimana kekuatan media komunikasi yang bernama Internet semakin dibutuhkan dan menjadi kebutuhan . Jangkauan yang nyaris unlimited, informasi yang up to date, database yang cukup lengkap , media chatting, blogging, kamus Mobile dan berbagai fasilitas lain yang sangat membantu dalam keseharian aktifitas.
Saya adalah orang yang sangat mendukung akan perkembangan teknologi dan tidak memandang bahwa perkembangan tersebut akan memiliki dampak yang buruk bagi diri maupun lingkungan. Dalam berbagai hal , selalu ada dampak baik dan buruk, begitupun dengan kemajuan teknologi. Dan semua itu hanya bisa dikendalikan oleh diri kita sendiri sebagai pengguna , apakah bisa memanfaatkannya dengan sebaik baiknya untuk kebaikan masyarakat.
Dukungan berbagai provider dan teknologi Mobile Internet semakin menjamur dan mempermudah akses ke dunia maya. Semua terkesan mudah, cepat, tepat, dan boleh dikatakan murah jika di bandingkan dengan hasil yang dapat diperoleh. Nyaris semua provider sudah memiliki jaringan yang memungkinkan setiap Mobile phone bisa mengakses Internet kapanpun dan dimanapun, semua berlomba memberikan fasilitas dan bonus menarik kepada pelanggannya. Dan semakin menjamurlah berbagai situs pertemanan yang bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
Baiklah, saya tidak akan membicarakan hal itu, tapi saya akan mengungkapkan bahwa peran dari media komunikasi atau media sosial cukup besar dan bisa di manfaatkan sebaik baiknya untuk kepentingan bangsa Indonesia sendiri.
Sebut saja milis atau mailing list 1) , bagi saya milis merupakan media sosial yang penting dan sangat berarti dalam perkembangan setiap aspek. Yang paling berkembang saat ini adalah milis yang disediakan oleh yahoogroups. Disana disediakan group dengan bermacam kategori beserta puluhan sub kategori. Mulai dari bisnis dan financial , komputer Internet, budaya dan comunitas, hiburan, keluarga dan rumah, games, politik, kesehatan. Hobby, musik, olahraga, agama, sekolah dan pendidikan, dan lainnya . Dan semua memiliki komunitasnya sendiri sendiri sesuai dengan kebutuhan individu yang ingin bergabung dengan milis yang dibutuhkan.
Banyak sekali milis yang aktif dan memiliki member/anggota yang banyak sekali., dari yang beranggotakan puluhan orang bahkan ada yang sampai ribuan orang, milis menjadi ajang diskusi yang menarik dan digemari , karena ada interaksi disana, saling memberi informasi, sharing pengalaman, ajang mengemukakan pendapat tanpa harus dicekal, tempat bertukar ide dan mewujudkan mimpi dan bahkan menjadikan milis sebagai ajang berjualan . Dan pada dasarnya milis ini berfungsi sebagai satu media komunikasi yang efektif untuk menjaring masa.
Keberadaan milis tidak dapat di pandang sebelah mata , kekuatan dari milis bisa menggencarkan aksi yang cukup bermakna bagi kehidupan. Sudah ada bukti nyata, misalnya seperti kasus Prita kemarin , berawal dari milis, tersandung akibat tulisan di milis , dan didukung penuh oleh milis. Kekuatan yang mungkin tidak pernah diduga oleh siapapun .
Bisakah media sosial bernama milis ini dikembangkan untuk kemajuan bangsa Indonesia, jawabanya tentu saja bisa . Banyak milis yang sudah memberikan andil dalam berbagai hal, penggalangan dana bantuan kemanusiaan, bakti sosial yang rutin dilakukan berbagai milis, penyuluhan kesehatan, sosialisasi pendidikan, dan bermacam sosialisasi lainnya yang di motori oleh suatu milis.
Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan selama ini oleh milis Sehat . milis yang di motori oleh Dr Purnamawati dibawah Yayasan Orangtua Peduli (YOP) berdiri sejak 18 Desember tahun 2003 , saat ini memiliki anggota sekitar 10.000 orang baik aktif ataupun tidah. Misi dan visi dari Milis Sehat adalah Be Smarter, be Healthier , simpel dan memiliki makna yang besar. Dan tujuan utama didirikannya milis ini adalah sebagai sarana diskusi dan sharing pengalaman orang tua seputar seluk-beluk kesehatan anak, sehingga diharapkan para orangtua memiliki pengetahuan kesehatan anak yg baik. Selain itu juga, membentuk pola pikir yang kritis dan rasional sehingga para orang tua mampu membina kemitraan yang baik dan sejajar dengan para tenaga medis 2)
Komunikasi berbagai arah, tidak hanya bertumpu pada dokter sukarela yang bergabung sebagai moderator milis, tapi milis ini berusaha menjadikan semua member sebagai smart parent, yang bisa dan harus menuangkan apa yang telah dikuasainya kepada member lainnya. Tujuannya bukan hanya memberi,tapi juga mencipta dan menjadikan para orangtua lebih peduli dan bijak dalam menangani masalah kesehatan di keluarga. Menjadi rasional dalam pemberian obat-obatan, mengerti tahapan dalam menangani penyakit harian , mengerti cara pertolongan pertama pada anak dikala ada kecelakaan, memahami bagaimana pentingnya imunisasi, pemberian ASI, manfaat makanan buatan sendiri dan hal hal lain yang begitu bermanfaat .
Meluruskan semua mitos yang selama ini ada, mendidik para orangtua untuk mau mengerti dan memahami, bukan menerima dan hanya menjadi pasien semata , tapi juga menjadi konsumen yang mengerti hak-nya, mau berdiskusi, menjadikan ajang konsultasi dengan dokter sebagai ajang diskusi dan konsultasi dalam arti sesungguhnya. Dan merubah seluruh paradigma yang selama ini sudah tertanam adalah bukan hal mudah namun harus terus dilakukan demi bangsa yang sehat dan pintar.
Masih begitu banyak yang harus dibenahi, perjuangan mensosialisasikan kesehatan masyarakat , pembiasaan cuci tangan dan menjaga kebersihan , pentingnya imunisasi, penggunaan obat-obatan yang rasional akan menjadi PR bagi bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat yang sehat. Sulitnya sosialisasi langsung ke daerah-daerah membuat milis ini lebih mengandalkan prinsip pengguliran bola salju, dari member kepada orang terdekat member, kepada teman, saudara, keluarga dan masyarakat jika memungkinkan. Ya hanya itu yang sementara bisa diandalkan, mengandalkan bola salju kesehatan untuk meningkatkan taraf hidup kesehatan yang semakin baik bagi bangsa Indonesia.
Bukan hal mudah melakukan itu, banyak sekali kendala dalam mewujudkan impian masyarakat Indonesia yang sehat dan bersih. Dukungan berbagai pihak masih sangat dibutuhkan. Kegiatan nyata diluar diskusi milis adalah aktif dilakukannya PESAT (Paket Edukasi Orangtua-Sehat). Saat ini PESAT sudah dilakukan di beberapa kota di Indonesia, Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi , Bandung, Semarang dan beberapa daerah lainnya. PESAT ini dilakukan oleh para anggota sukarela yang bersedia meluangkan waktu dan tenaga , mencari tempat, menyebarkan brosur, mengatur waktu , sarana dan prasarana untuk terwujudnya seminar ini. Mencoba membentangkan layar pengetahuan di berbagai kalangan , berusaha menularkan ilmu, menciptakan orangtua yang peduli dan mau belajar lebih dalam masalah kesehatan keluarganya dan maksud lainnya adalah untuk menggulirkan kembali bola salju kepada salju lainnya.
Perjuangan masih sangat panjang, menjadi beban setiap orang yang peduli, beban kebaikan, beban menyebarkan ilmu, menjadikan masyarakat Indonesia yang pintar dan peduli.
Bola Salju ini harus terus bergulir, demi bangsa ini, bangsa tercinta, dan semua ini bermula dari media sosial bernama Milis.
==============
1) Juga sering diistilahkan sebagai milis, yaitu sebuah alamat email yang digunakan oleh sekelompok pengguna internet untuk melakukan kegiatan tukar menukar informasi. Setiap pesan yang dikirimkan ke alamat sebuah milis, secara otomatis akan diteruskan ke alamat email seluruh anggotanya. Milis umumnya dimanfaatkan sebagai sarana diskusi atau pertukaran informasi diantara para anggotanya.
2) Sumber : Milis sehat http://health.groups.yahoo.com/group/sehat


Dialah sang pengajar ... Baginya, menjadi pengajar adalah suatu tugas mulia, memberikan dan mencurahkan apa yang dimilikinya kepada orang lain dengan harapan akan menyebarkan ilmu dan manfaat yang besar bagi dirinya dan bagi orang lain. Reward dari memberi ilmu akan abadi sifatnya. Ilmu yang telah diberikan dapat membuat sang penerima ilmu bisa memanfaatkan ilmu yang telah diterimanya dengan sebaik baiknya dan bukan tidak mungkin menjadi seorang hebat disuatu masa kelak. Tidak ada yang tahu sampai orang itu mengusahakan nya. Tapi sumber dari itu semua adalah ilmu, dan ilmu itu diberikan oleh seorang pengajar yang terkadang sering dilupakan.
Namun ternyata didalam perjalanannya, tidak mudah menjadi seorang pengajar yang idealis, begitu banyak rintangan baik dari dalam institusi ataupun dari lingkungan. Idealnya seorang pengajar akan memberikan semua ilmunya , berdiskusi untuk mengembangkan ilmu itu bersama siswa siswa nya, menggali ilmu itu lebih dalam lagi sehingga bisa terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Seharusnya pengajar dan siswa bisa saling memberi dan menerima, seharusnya tidak ada tawar menawar disitu. Pengajar wajib memberikan apa yang dimiliki dan siswa wajib melakukan dan meyerap apa yang diberi. Kita tidak akan membicarakan masalah reward disini, biarkanlah itu menjadi penghargaan ala kadarnya dari seorang pengajar.
Bekerja dan mengajar pada sebuah sekolah yang termasuk ’biasa biasa saja’ dan bukan sekolah unggulan menjadikan standar idealis harus bergeser. Tidak bisa memaksakan suatu kurikulum yang keras dan mengejar perkembangan karena para siswa nya tidak berada pada standar ‘ingin maju’ dan hanya mengejar titel .Waktu perkuliahan hanya menjadi ritual datang, absen , mendengar dan pulang, dapat tugas, ujian, dan ijazah, selesai. Menyedihkan bukan ??
Berpegang teguh pada pendirian, berusaha tetap menjadi pengajar yang idealis, mencurahkan kemampuan, ilmu dan apa yang dimiliki untuk diberikan kepada siswa ternyata menjadi batu sandung sendiri.
'Tidak usahlah terlalu idealis, anak anak itu tidak butuh terlalu banyak ilmu, biar saja berikan pelajaran sesuai silabus nya, tidak usah terlalu lebar ,nanti mereka malah bingung dan tidak bisa lulus'
'Janganlah memberi tugas terlalu berat, nanti ujian mereka terhambat dan tidak lulus'
'Jangalah menguji dengan standarmu, kasihan mereka, cukup tanya sedikit saja saat ujian skripsi , biar mereka lulus'
MENGAPA ??? itu menjadi tanda tanya besar dari sang pengajar.
'Karena kita dibayar oleh mereka '
'karena sekolah kita tidak bisa bersaing dengan sekolah besar lainnya jika kelulusan kita minim'
'karena yang dibutuhkan anak anak itu hanya titel, ilmu akan datang sendiri nya kok'
'karena ijazah sudah ada ditangan mereka, jd luluskan saja , jadikan ujian skripsi hanya formalitas saja'
Dan sang pengajar terdiam .. terpaku mengetahui kenyataan .
Dikala dia bermalam malam menyiapkan silabus dan buku panduan unutk muridnya, dikala setiap malam dia habiskan untuk membaca,mencari tambahan ilmu untuk diberikan kepada muridnya, dikala setiap bimbingan diluangkan waktu berharganya dengan sepenuh hati untuk membaca lembar demi lembar skripsi siswanya, dikala dengan konsentrasi dicurahkan keinginannya meminta pertanggung jawaban siswa atas skripsi yang dibuatnya.....
Dia tertegun, mendapati bahwa yang dilakukannya adalah kebodohan bagi mereka. Kesia- siaan, menghabiskan waktu , menghabiskan tenaga, pikiran dan perasaaan.
'tak usahlah terlalu idealis sobat.... ajarkan saja apa yang tertulis, mereka akan terima aja kok'
'Ya, bagimu, tapi bagiku tidak bisa'
'tak usahlah terlalu detail bertanya sobat... kasian mereka, sudah bayar mahal mahal, pakai di bantai juga'
'bagaimana bisa, jika menjawab arti sample dan populasi saja mereka tidak mengerti'
'terserah kamu sajalah, tapi jika masih mau mengajar disini, ikutilah aturan kami... lunak kepada siswa , dan kamu akan aman aman saja'
Sang dosen tertegun , merapikan tas butut berisi laptop tahun 2000 miliknya hasil dari hadiah atas prestasinya, dan berlalu bersama idealisme nya... dia menyerah ...
=========00oooooo00========
Semoga masih banyak dosen dosen yang tetap berpegang pada kaidah yang benar, bukan mendahulukan materi dan materi .. Tetaplah memberi ilmu ..
) waktu kecil dulu , aku termasuk yang ga terlalu mikirin mau jadi apa, aku hanya ingin menjadi perempuan yang tinggal di rumah dan ngurus anak anak. Mungkin ini disebabkan karena aku yang terlalu sibuk unutk mengurus adik2ku dan tidak memiliki waktu untuk sedikit berkhayal menjadi seorang apa.


Pict from HERE 