Sunday, October 16, 2011

Sekedar diri ini

Bila ditanyakan apakah lelah menjadi seorang perempuan tanpa asisten sama sekali dengan anak yang lumayan banyak, maka dengan cepat saya akan berkata, sangat lelah.

Bila ditanyakan apakah bosan menjalani kehidupan yang sangat terbatas oleh ruang bernama rumah dan ketidakbisaan bebas seperti saat dulu masih bekerja, maka saya akan berkata dengan sedikit berpikir, yaaaa mungkin sedikit bosan.

Bila ditanyakan apakah menyesal dengan segala keputusan, meninggalkan pekerjaan, yang berarti meninggalkan begitu banyak nikmat dunia (walau tetap berkonsekwensi)  untuk menjadi hanya sebagai perempuan rumahan yang benar-benar mengandalkan suami sebagai pencari nafkah,  maka dengan sangat tegas saya berkata tidak pernah ada rasa sesal.

Terkadang terucap oleh keluarga besar tatkala melihat saya sedang berjibaku dengan setumpuk yaaa kadang beberapa tumpuk pakaian kotor dan disisi lain ruang, bertumpuk-tumpuk pula pakaian bersih yang harus dirapikan ... 

Kemana pendidikan yang kamu pelajari sejak kecil jika hanya berakhir di ruang cuci setrika..
Kemana semua argumen yang biasa kamu kuasai dalam berdebat jika hanya berakhir di dalam rumah,
Kemana semua sifat dirimu yang biasa bersenang-senang jika hanya akan kamu habiskan dalam kesendirian ...

Apa iya saya merasa tersia-sia ? Apa iya saya merasa terkukung dan tidak bahagia ?  
Maka jawabnya adalah tidak, saya baik baik saja ..

Tidak saya pungkiri bahwa saat awal perubahan itu saya agak sedih dengan apa yang terjadi, perubahan perekonomian secara drastis, perubahan pola hidup yang harus diatur sedemikian rupa, pengertian tiada henti kepada anak-anak tentang kondisi kami, semua itu sedikit banyak menjatuhkan air mata di saat-saat kelemahan saya. 

Namun waktu berlalu, kekuatan datang dari berbagai jalan, sahabat yang begitu pengertian baik dari dunia maya ataupun nyata, teman-teman senasib yang sedang berjuang atas nama keyakinan dan ketakwaan, dan tak lupa dari mata yang terbuka dengan melihat sekitar, kenyataan bahwa masih begitu banyak yang memiliki masalah lebih dari apa yang saya alami. 
Dan tatkala kisah-kisah perjuangan menggulirkan air mata kekaguman, saya bangkit dan menata senyum untuk keluarga, untuk mereka yang kepadanya saya serahkan cinta karena Allah, karena saya yakin, semua kekuatan itu berasal dari kepasrahan dan cinta kepada NYA.

Dan kini, 
setiap air yang terperas adalah tetesan syukur kepada Nya
setiap alunan tangan di atas pakaian itu adalah ucapan dzikir padaNya
Mensugesti diri bahwa ada pahala di akhir sana
menyakini diri bahwa ada keridhaanNya atas segalanya
Menyemangati diri bahwa ada syurga yang menanti disana

Sabar... hanya sabar yang kami punya, karena tiada ada yang bisa menguatkan diri yang lemah ini selain cintaNya.

Beberapa waktu lalu , di salah satu group FB (sunni homeschooling), ada seorang ummahat yang bertanya tentang pembagian waktu sebagai ibu RT tanpa asisten, apakah bisa mengatur itu semua plus anak yang HS. Lalu saya berpikir, sejujurnya semua bisa dilaksanakan dengan baik, hanya terkadang kemalasan dan sedikit kelelahan fisik yang membuat kita lengah dan jenuh . Yaaa memang bila ada yang membantu mungkin kita bisa sedikit menghemat tenaga, tapi bilapun tidak memungkinkan, semua bisa berjalan baik-baik saja kok.

Ritme keseharian sudah dikuasai, pagi menyiapkan anak-anak sekolah, membuat sarapan dan bekal mereka, di waktu bersamaan merendam pakaian dan memutar mesin cuci. Anak-anak berangkat, mulai konsentrasi pada cucian hingga selesai, diselingi dengan mencuci piring dan menyapu + mengepel lantai. Biasanya jam 9 smua sudah selesai, instruksi supaya fadhl mandi dan menyiapkan diri untuk belajar dan bermain. Dilanjut dengan shalat dhuha dan sedikit membaca buku agama. Selesai sudah tugas sementara..
Acara santai, mulai bermain dengan fadhl dan mengajarkan sedikit banyak hal, mulai membuka HP dan sedikit bersosialisasi, dan tak jarang kami bermain komputer atau menyaksikan disney jr atau acara apapun seraya bermain.
siang, satu persatu ananda pulang , kami mecoba untuk tidur siang, kalaupun tidak, bermain komputer atau apapun kegiatan lainnya , oh ya acara menyetrika bila tidak dilanda kemalasan.
Sore hari mulai sibuk kembali dengan menyiapkan makan malam dan menyiapkan anak-anak untuk mandi . Beres sudah.... tidak begitu sibuk bukan...

Ya, ternyata setelah dijalani, semua bisa berlangsung baik-baik saja, memang harus berkorban tenaga, tapi selama dijalani dengan santai, maka semua bisa terlewati dengan baik. 

Kalau masalah bosan, ya kita yang atur diri kita sendiri, terkadang berjalan berdua fadhl (dg ijin suami tentu saja) walau sekedar keliling naik angkot atau sedikit makan di tempat yang memiliki playground. Melihat sekitar, menertawakan tingkah laku fadhl, bersyukur atas nikmat yang masih bisa didapat. Lalu semua tenang... dan kami kembali ke rumah, dengan suasana baru, dan tentu saja semangat baru.

Mari terus semangat.... 
Ada amanah yang kita emban
Ada pertanggung jawaban yang harus kita susun
Tawakal, sabar dan yakin
Allah selalu bersama umatNya ...

bogor, oktober 2011

Ummu Ghifari 


95 comments:

  1. duh ummu...... saya sangat tersentuh
    tulisan yg sangat bagus....

    ReplyDelete
  2. trimakasih ya atas kunjungannya, hanya sedikit tulisan dari dalam diri..

    ReplyDelete
  3. Betul mbak..
    Walaupun nia resign dr perusahaan bergaji cukup besar dan memilih freelance yg kerjanya lbh gila, ga ada sedikitpun rasa sesal krn jd punya waktu lbh banyak dengan keluarga di waktu luang
    Walau sesuai jurnal nia, kangen kadang2 dgn teman2 kantor dulu..

    Insyaallah pilihan yang dijalani yang terbaik..

    ReplyDelete
  4. kangen, wajar lah ni, makanya msh bersyukur punya hp and mp yang bs curhat ke teman2, kadang jg minta kumpul sekedar sarapan ama temen2 lama, ada sih sedikit sedih dan cemburu, tp berusaha di lupakan, krn ini adalah keputusan, dan biasanya kalo kumpul ama temen2 kantor dulu, malah mereka yang banyakan curhat... hihihi, nah disitu aku makin bersyukur ga nemuin intrik2 lagi

    hayuu kapan kita ngedate

    ReplyDelete
  5. pasti sepadan dengan hasilnya mba...

    ReplyDelete
  6. Tulisan yg menyuntik semangat, walau akupun tak ada secuilpun rasa sesal..hanya secara sosial agak terisolasi saja dr teman2 yg dulu sgt dekat,..mangkanya mencari katarsis di dunia socmed, walau ga sama,tp lumayan bisa menjadikan dunia lebih baik..semangat terus ya bu !

    ReplyDelete
  7. silahkan mas, bila memang dianggap bermanfaat :)
    *ga pede tingkat tinggi

    ReplyDelete
  8. insya Allah... kalau imbalannya syurga mah pengen bangeeettttt

    ReplyDelete
  9. ga masalah kok untuk kumpul2 dengan sahabat lama, aku sring jg gitu, tp yang ada malah denger curhatan mereka, hehehee

    ReplyDelete
  10. Beruntung..kalau aku ceritanya lain,tp ya sudah..nikmati aja :-D

    ReplyDelete
  11. Nge-date di rahat cafe aja yuk..
    Makan yang ga terlalu berdosa hihihi :)

    ReplyDelete
  12. hihihi.... dinikmatinya sambil senyum dong ah, inget pahalanya syurga

    ReplyDelete
  13. yuks, eh rahat cafe skrg ada jg tuh di jalan lurusan pandu raya, yang arah ke arya widura. siip kalo dirimu dah senggang, bm eke yaaaa

    ReplyDelete
  14. Tetap semangat ya mbak Eva, di rumah juga ada yang seperti itu, 4 krucil yang luar biasa dan tanpa pembantu...

    ReplyDelete
  15. Tulisan dari hati, kenanya ke hati juga kuk.

    ReplyDelete
  16. Tulisan dari hati, kenanya ke hati juga kuk.

    ReplyDelete
  17. belum baca.. bacanya besok aja, setelah jaga.. :-p

    ReplyDelete
  18. ikutan duunkkkk
    tapi aku ga ada bm, nya, xixixi

    ReplyDelete
  19. Jadi makin mantap.. Tfs mbak Eva...

    ReplyDelete
  20. *peluuuukk* tahuu banget rasanya mba

    ReplyDelete
  21. Tulisan yang penuh semangat dan menyemangati. Pilihan yang tidak sia-sia dan akan selalu disyukuri ya mbak :)
    Suka dengan 5 baris kalimat terakhir. Jadi dapat pelajaran. Tfs mbak Eva.

    ReplyDelete
  22. ga pernah ada yg salah jadi emak di rumah... apalagi dengan sebuah keyakinan bahwa surga Allah demikian luas. bukankah salah satu bukti meneladani rasulluLlah juga dengan mengikuti ketabahan beliau dan kesungguh2an beliau menjalani episode duka dan kesulitan..?

    ReplyDelete
  23. pengalaman jd tkw, lmyn bs jd pembelajaran kelak ngurus rmh tgga :)

    ReplyDelete
  24. yang penting maju terus pantang mundur demi keluarga ya mbak.. selalu berjuang dan ga ada kata menyerah.. semoga melaluinya dengan indah apapun keadaannya..

    ReplyDelete
  25. Nice, makasih mb eva. Moga suatu saat bisa seperti ini bismillah

    ReplyDelete
  26. insyaAllah mas, kalo udah dijalanin ya lumayan lah... ga bisa perfect utk melakukan semuanya, tp stidaknya rumah dalam kendali sendiri.
    salam untuk ummu yazid

    ReplyDelete
  27. Ummu sayang, adalah kebahagiaan ketika kita bisa mengabdi sepenuhnya kepada keluarga, untuk anak-anak yang kita cintai sepenuhnya. Selamat menjalani peran ibu yang penuh barokah, Allah mendampingi selamanya.

    Tulisannya sangat bagus dan menyentuh hati. Bravo ummu!

    ReplyDelete
  28. Saya selalu ingat kata2 mbak Eva. "Sabar..pahalanya surga." Itu mak jleb banget Mbak.

    ReplyDelete
  29. Kalo dijalani dengan ikhlas, apapun jadi nikmat ya Mbak.

    ReplyDelete
  30. Salam kenal mbak.Tulisan yg bagus serasa membaca pengalaman saya sendiri walopun sy nggak sehebat mbak eva. Sy invite friend ya mbak. Makasih.

    ReplyDelete
  31. thanks for sharing mba, kbtln sy jg ga ada asisten, walo anak baru satu tp sering ngrasa down, jd malu sm mba eva hehehh

    ReplyDelete
  32. Kalok mbak eva sih kadar ikhlasnya aku percaya hihihihi...

    Maap sering ku ganggu dgn bbm2 gak penting yaaa...

    ReplyDelete
  33. jadi lebih punya banyak saktu buat anak-anak ya?

    ReplyDelete
  34. iya mba, malah skrg aku yg slalu deg2an nunggu mereka pulang sekolah..hehehe

    ReplyDelete
  35. tenang aje cynnn... kan aku jg sering curcol2an, sama ajelah....
    kapan2kencan lg yuk

    ReplyDelete
  36. semuabutuh proses, saya jg lama untuk akhirnya bisa menyadaribahwa apa yg saya lakukan akan berbuah manis diakhir.cape ya wajar saja, istieahat untuk kemudian kembali beraktifitas bersama anak2.
    saya jg msh suka ngambek or marah2 kok keanak2, manusiawi tohh

    semangat yaaaa

    ReplyDelete
  37. salamkenal juga mba, trimakasih sudah berkenan mampir dan baca.
    mari saling menyemangati diri kita ya mba

    ReplyDelete
  38. insyaALlah wi ... ya kalo bete kan bisa curcol disana sini

    ReplyDelete
  39. itu juga yang sll bikin semangat aku sarah... gajinya surga,sapa yang ga mauuuu

    ReplyDelete
  40. mari menjalani hari dengan semangat

    ReplyDelete
  41. terimakasih bunda... masih belajar untuk lebih sabar lagi terutama menghadapi anak2.. belajar banyak jg dari bunda . Trimakasih ya bun

    ReplyDelete
  42. ah biasa aja kok nit .. lebih salut lg pada single mother yang harusberjuang doble utk keluarga

    ReplyDelete
  43. insya Allah bisa, terutama bila dalam kondisi terpaksa , ya hrus dijalani dng sebaiknya dan ikhlas tentunya

    ReplyDelete
  44. mantap dong... mengabdi pada suami dan keluarga, berpahalasyurga...

    ReplyDelete
  45. iya may.... sedikit banyak aku jg belajar dr dirimu, ngurus kluarga sendiri

    ReplyDelete
  46. alhamdulillah bila disuka...
    insyaAllah tiada yang sia-sia jikamenyangkut keluarga, berat pasti, tp kita semua yang mengatur, melihat perkembangan anak2 scara langsung adalah nikmat dunia yang begitui indah

    ReplyDelete
  47. betul ra ... smoga bisa terus ikhlas, sabar menjalani semuanya

    ReplyDelete
  48. pengalaman dalam kehidupan adalah bekal yang baik dlm membina keluarga, ditambah keimanan,ketakwaan, kesabaran, insyaAllah semuaakan berjalan baik2

    ReplyDelete
  49. pastinyaa.... cemangat tiada akhir

    ReplyDelete
  50. sipppp mami nathan juga terus semangat yaaaaa

    ReplyDelete
  51. Saluuut sm mb Eva. Smg kesabaran Mb Eva menular ke saya...

    ReplyDelete
  52. menjadi ibu RT justru berat lho. istri saya aja smp "kapok" hehe...

    ReplyDelete
  53. ikut duunk...dah lama gak ke rahat ;)

    ReplyDelete
  54. sekedar info, itu cabang ke 3 Rahat mba
    kalau ada yg ultah, bisa makan gratis lo, asal bawa copy ktp :)

    ReplyDelete
  55. Duh maaf mba, tadi error jg terkirim reply bbrp kali

    Salute buat mba Eva
    Aku jg mau klo pahalanya surga, tapi sekarang baru punya anak 1 paling gede, yg suka nemenin tidur hehehe.

    Kakak saya juga ibu RT dengan anak 5 ( anaknya paling banyak di antara kk yg lain)
    dan dia tidak di bantu ART, alhamdulillah berjalan lancar

    ReplyDelete
  56. iih saya mah termasuk ga sabaran, msh suka ngomel2 juga kok, ga ketauan ajeh... hihihi

    ReplyDelete
  57. ah masa kapok sih, enak lagi... banyak bengong, tinggal nadah duit dari suami..hihihi

    ReplyDelete
  58. hayu atuh .... skrg kerja yang ikhlas, urus suami, hindari yang mesti dihindari, insyaAllah dpt pahala juga kan

    ReplyDelete
  59. hayu atuhhh,,,, oh aku baru tau, kalo gitu kemaren ane kesono yee hiks lupaaa

    ReplyDelete
  60. bismillah :)
    baru belajar siapin sarapan aja, tp dia jd kesiangan berangkat :D
    musti bangun lebih pagi nih

    ReplyDelete
  61. hihihi... nanti jg ritmenya dah kebaca kok, lancar jaya lahhh

    ReplyDelete
  62. luar biasaaa... Semangad terus yaa Vaaaa

    ReplyDelete
  63. Tfs Va. Abis baca tulisan lo, jadi semangat lagi.. :-)

    ReplyDelete
  64. mengharukan, semoga Allah kuatkan ya Eva *hugs*

    ReplyDelete
  65. pa kabar say... alhamdulillah jd semangat

    ReplyDelete
  66. Nggak semua wanita berpikiran sama kayak mbak Eva. kan udah jaman Emansisapi wanita.. hihihi..

    semangat mbak! :)

    ReplyDelete
  67. Mbaakk aku sukaaaa banget tulisan ini!!
    Mi favorito!
    *peluk mb eva kenceng2*

    ReplyDelete
  68. Peluk mba Eva, hebat !
    Iya ya kalo bosan, ya memang ada, seperti bosan saat msh ngantor. Peluk lagiiiiii

    ReplyDelete
  69. yaaa tinggal memutuskan aja, nyari dunia apa yang lain

    ReplyDelete
  70. pelukannya sambil makan mie aceh enak kali yeee... hihihi

    ReplyDelete
  71. kalo bosen, tinggal ganti baju, kunci pintu, naek angkot, nongkrong deh ama fadhl kemana ajah... hehehe

    ReplyDelete
  72. hiksss....... inilah yang belakangan aku dapet... meski itu dari ibuku sendiri yang sebenrnya ga setuju akan keputusanku u/ resign....

    ReplyDelete
  73. saluttt buatmu mbak. aku blm tentu bisa mengerjakan semua tanpa art. semangat yak..

    ReplyDelete
  74. need time for them to understand .. sabar aja, toh yg menjalani adalah kita

    ReplyDelete
  75. hmmm mungkin salah satunya bisa karena terpaksa.. smeangat !!!

    ReplyDelete