Sunday, January 30, 2011
Thursday, January 27, 2011
Tuesday, January 25, 2011
Monday, January 24, 2011
[QN Ala Tobie] Rizki 3: Mereka, keluarga kecilku
Sebagai manusia yang jauh banget dari rasa sabar dan tabah, aku masih sering mengeluh atas kelelahan atau masalah dalam keseharianku. Sejujurnya ga ada niat macam-macam sih, ga ada niat bahwa aku menyesali apa yang terjadi, atau mengasihani diri sendiri, tapi jujur aku nulis kalimat-kalimat terkesan keluhan itu hanya sekedar buat melepas apa yang ada dalam diriku. Toh aku sadar sekali, walaupun aku menulis keluhan bernada parah sekalipun, tetap aku yang akan menjalaninya, tetap aku yang menghadapinya. Tapi memang ada satu pamrih yang aku pinta, yaitu doa, doa agar aku bisa bangkit dan kuat menghadapi masalah dan apa yang terjadi pada setiap langkahku.
Aku mengakui, memang berat untuk menjadi keluarga beranak banyak (walau masih kategori sedikit untuk orang-orang jaman dulu), tidak memiliki penghasilan tetap, berkejaran dengan waktu, mengurus ini itu dengan tangan sendiri. Tapi aku menikmati, mensyukuri tiap-tiap saat terberat dimana aku harus menata menit demi menit membenahi semua, karena apa, karena aku tetap mendapatkan senyum mereka, melihat tingkah mereka, menatap kemajuan mereka, dengan aku berada pada sisi mereka.
Bagiku, kehadiran mereka adalah rizki yang tidak akan dapat tergantikan, semua lelahku terobati dengan melhat lahapnya mereka menyantap masakan ala kadarku, semua keluhku sekejap terlupakan dengan celotehan yang tidak pernah diduga dari mulut mereka, semua dukaku sontak lepas tatkala melihat ekspresi bahagia mereka mendapati aku ada di rumah menanti kedatangan mereka dari sekolah. Ya, cukup bagiku untuk menjadikan mereka nikmat rizkiku di dunia.
Rizki toh tidak melulu mengenai materi yang tertanam di dompet atau rentetan angka yang tertulis di buku tabungan, namun kesehatan mereka, kegesitan mereka, kepandaian mereka, semua itu adalah rizki yang lebih berarti ketimbang hal kebalikannya, dan itu adalah hal yang wajib aku syukuri.
kebersamaan dengan orang-prang yang aku sayangi, memberi tenaga baru bagiku untuk menapaki hari dengan semangat baru. Bahwa aku harus semangat mencari rizki materi demi makan mereka hari ini, bahwa aku tidak boleh malas dan putus asa menimba ilmu demi masa depan dan bekal mereka kelak, dan satu keyakinan yang harus terus aku pegang adalah bahwa Allah telah menuliskan rizki bagiku dan keluargaku, aku akan mencarinya, namun keluargakulah nomor utama.
Judul : 5 kata
Jumlah kata : 343
Lebih dari 3 paraghraf
Setting for network
Friday, January 21, 2011
[QN ala Tobie] Rizki 2 : Anak, lagi ????

Wednesday, January 19, 2011
Tuesday, January 18, 2011
Kematian yang sederhana
Ritme Keseharianku

Kini aku ingin berbenah, aku mulai menjalani ritme baru, aku harus adil terhadap tubuh dan anak-anakku... ya, mereka nomor satu kini dalam hidupku (selain ibadah tentunya).Wednesday, January 12, 2011
[children] Berdamai atau bertengkar
Saturday, January 8, 2011
Menemani Putri belanja
Diary 060111
Padahal, anak juga memiliki rasa, bisa berekspresi dan menyampaikan apakah dia suka atau nyaman atau tidak, kadang bukan dengan kata-kata, tapi ekspresi bisa mewakili apa yang dirasakan olehnya. Coba lihat bayi perempuan, alangkah lucunya dia jika dipakaikan sebuah bando berwarna merah muda, yang akan serasi dengan dress dan sepatu pink-nya.Lalu sang bayi menjerit , orangtua tak terusik, menganggap sang bayi akan terbiasa juga. Sadarkah orangtua bahwa jeritan sang bayi adalah tanda protesnya... ?? Orangtua jarang peduli, penampilan sesuai inginnya orangtua tetap diutamakan... egois ya ternyata ...
tapi begitu kenyataannya.
Hmmm jadi mikir, dulu aku rasanya pernah melakukan pemaksaan kehendak, ya, saat Putri perpisahan di sekolah TK nya, dia harus menari, dan harus memakai baju jawa yang model kemben gitu. Dia ga mau, dia nolak dengan keras, aku tanya gurunya, kenapa mesti kemben, ya karena peran putri disitu adalah sebagai Putri kerajaan yang berpakaian kemben... haddooohhh , aku merayu putri abis2an, supaya bisa manggung dengan berpakaian yang dia tidak inginkan, tapi ternyata kekerasan Putri berhasil meluluhkan dan menyadarkan aku, bahwa aku tidak boleh memaksakan kehendak, putri menolak memakai kemben karena dia tidak nyaman, dia risih harus memperlihatkan auratnya, dia menolak karena apa yang diperintahkan tidak sesuai dengan apa yang diajarkan.

putri saat TK
Ya ampunnn.. pola pikir anak kecilku saat itu ternyata lebih terbuka ketimbang aku yang lebih nafsu untuk bangga menatapnya berjalan diatas panggung, memerankan tokoh ceritanya dengan pakaian yang tidak dia inginkan. Akhirnya Putri tetap naik keatas panggung dengan pakaian kemben yang ditutup jaket :D . Sejak saat itu, aku tidak pernah
sama sekali memaksakan kehendak, terutama dalam hal pakaian, walaupun terkadang aku tetap membelikan anak-anakku macam2 tanpa persetujuan mereka, tapi aku tidak marah jika ternyata seleraku salah dan kalah dari mereka... *nyadar selera jadul nih*
Waktu berjalan ... mereka tumbuh membesar dan bisa memberikan pendapatnya. Pakaian harian bisa milih sendiri, ga jarang ada baju favorit yang cuci , kering , pake, cuci, kering, pake ...sampeeeee belel ... emak masih anteng, yang penting ga ngeburu2 emak buat gosokin itu baju. Yang penting mereka happy . Sekarang aku dah ga mau beresin lemari pakaian mereka, karena kalaupun udah disusun rapi berdasar abjad (gag deng), tetap aja mereka ambil baju yang mereka suka, walau yang ngeliat juga udah bosen kali liat dia pake baju itu lagi itu lagi.
Nah sekarang yang cukup bikin puyeng adalah si calon abg Putri, dia udah punya selera sendiri yang ga bisa diterka, berkali-kali aku belikan dia celana jeans, tapi ga pernah cocok, tapi kalau aku bawa anaknya, dia bakal diem dan malas buat nyoba, nah bingung pan jadinya.
sekarang dia udah ga mau pake celana panjang, jadi giliran nyari gamis yang ribet, dipilihin , menggeleng, suruh pilih sendiri, bingung, nah loh.... nyuruh beli dan belanja sendiri juga belum mungkin, dia ga ada teman sebaya yang bisa diajak pergi belanja bareng , dan hmmmm aku memang belum ngijinin dia pergi kesana sini sendiri, apalagi buat urusan belanja ...
Nah seperti hari ini, dia mau beli sepatu, sebetulnya dari kemarin, mas Ghi nyari sepatu sekolah, kita ke pasar , cari di 3 toko, beres, dia bisa menentukan pilihannya dengan lumayan cepat, dan puas... Terus Maisaan, dari beberapa toko ternyata yang dicari ga ada, jadi dia bersedia dipending untuk mencari di tempat lain.
Nah Putri ... dibawa kepasar aja udah bikin bete dia , jadi perjalanan kemarin ga bikin dia melirik unutk lihat sepatu yang ada, dan baginya tetap harus pergi dan nyari apa yang diinginkannya. Pindah ke toko sepatu yang lebih luas, di daerah Tajur, milih ini itu, tetap ga nemu yang cocok, ada yang modelnya bagus, ukuran pas, tapi dia ga nyaman karena ada spons di lekukan telapaknya. Oke, jadilah berburu sepatu yang beneran flat, ketemu, ada model bagus, ukuran pas, di coba ke kedua kakinya, hmmmm tetap ga mau, karena bagian belakangnya keras (ya jelas keraslah, kan masih baru). Berulang-ulang seperti itu, nyobain pada satu kaki, cocok, pas udah di cariin ama SPG nya dan dipake ke dua kaki, mulai deh nggak cocok.
Sebetulnya sih ga masalah, namanya juga selera dan kenyamanan, aku beneran ga menyalahkan dia, hanya saja, aku ingin dia tegas, jika memang tidak suka, dan tidak siap membeli, jangan memaksakan, kita lakukan dengan santai dan cari dari awal lagi , perlahan. Aku juga coba bilang ke dia bahwa jangan memaksakan membeli sesuatu yang ternyata tidak cocok, karena akhirnya jadi terpaksa dan ya tentu saja tidak baik.
Tapi dia tetap memaksa untuk mendapatkan sepatu hari itu juga, jadilah lokasi berpindah ke Ekalokasari, kita ke bagian BATA dulu, proses berulang, aku mengusulkan, dia tidak suka, kita ikuti maunya dia, pilih, coba, tanya ukuran, pasang di dua kaki, jalan, dan batal … adaaaaa aja alasannya. Sabarrrr…. Sabarrrr…. Mungkin juga aku dulu saat seumur dia juga sering membuat jengkel mama. Tetap senyum, dan berusaha sabar menemani dia dengan pencariannya.
Adek2nya udah mulai bosan, mulai komplen dan marah ke dia. Sekarang giliran bapaknya yang harus kasih pengertian ke anak2 yang lain.
Pindah lagi ke matahari , harapanku disana kan pilihan banyak, mulai lagi ritual tadi…. Berulang2 melibatkan SPG untuk mencari yang disuka dan pas dikaki, dan berulang2 pula tidak cocok… sabarrrr….. Ada yang pas, tapi ga pas di dompetku, gile aje, spatu buat putri masa 300rb … belum dulu lah dia punya sepatu mahal, ukuran kakinya belum fix, sayang banget kan.
Dan akhirnyaa… nemu juga yang dia mau, aku ga ngerti deh apa dia terpaksa atau tidak, tapi berulang aku tanyakan apakah dia yakin dengan pilihannya, dan dia berkata mantap bahwa ini pilihannya, ya sudahlah, ikuti saja, untungnya lagi discount, jadi bisa lah aku belikan dia sepatu berharga normal.
Ini baru urusan sepatu dan belum urusan lainnya, Aku butuh belajar lagi menangani dan menemani ABG , sehingga dia bisa menyetarakan aku sebagai teman dan sahabatnya. Intervensi hanya dalam batas pendapat dan membuka wawasannya, bukan menggurui dan mengharuskan kehendak.
Aku ingin, dia tumbuh bersama aku dalam dirinya, aku tidak akan mengekangnya, namun aku ingin berada dalam hari nya, mengetahui apa yang ada dalam batinnya, tanpa harus terlalu mengurungnya dalam inginku.
My Princess… sebentar lagi dirimu akan lepas dari tanggung jawab ibu dalam hal dosa, kamu akan memegang kendali sendiri akan dirimu, semoga ibu masih bisa memberikan bekal yang baik untuk dirimu, sehingga kamu tahu jalur yang benar dan paham dengan pasti batasan mana yang hitam dan putih…
I Love you my princess, my Syifa….
Friday, January 7, 2011
Pertanyaan di sepanjang perjalanan
Melanjutkan kisah perjalanan kami ke Kota, picture ada di http://evanda2.multiply.com/photos/album/138/Plesiran_with_all_my_hearts_
Keterangan :
P = Putri
G = Ghifari
M = Maisaan
F = Fadhl
Note : Ini dialog panjang yang mungkin membosankan..., sebagian aku hanya tuliskan pertanyaannya saja, sedangkan jawabannya tidak aku sertakan, tapi yang jelas aku berusaha menjawab semua dengan sebaik2nya pengetahuanku
===============
Ibu : Siapa yang mau naek keretaaaa ...?
PGMF : MAUUUUUUUU ...
P : Aku ganti baju ya bu
G : YES !!!
M : ibu beneran, kita mau naik kereta
F : kemana bu, asyikk naik kereta
Ibu : Jalur kita, ke stasiun naek mobil, mobil kita titip, trus naik kereta, lanjut naik bus ke kantor ibu, lalu yang laki2 shalat jum'at ama bapak, sedangkan ibu, mba dan ade ke tempat teman ibu, lalu kita makan siang, trus lanjut naik busway ke kota, dan pulang naik kereta.. Setuju ...???
P : Bu, aku pake sepatu baru ya ..
G : YES !!! jadwal kita penuhhh
M : jadi nanti kita naek kereta, trus bus, trus ke kantor ibu, trus naik busway dan kereta lagi ya bu .. asyikkkkk ... ==> Maisaan memang dalam tahap pengulangan, setiap instruksi akan selalu diulang, dan terkadang diselipi pertanyaan
F : di kereta aku duduk ama ibu ya, nanti kalo ada yang gangguin ibu, ade bilangin
00oo00
Perjalanan di mulai , menuju tempat parkir mobil di stasiun Bogor
M : Kenapa harus di parkir pa
Bapa : Supaya aman, nanti sore kita pulang, jadi tinggal ambil mobil dan nyaman.
F : aku nanti boleh turun kan, naik kereta kan
Ibu : Ya iyalahhhhh .... oke anak2, kita bikin perjanjian dulu ya, ini akan jadi perjalanan panjang, ga boleh ada yang ngambek, karena kita akan bersenang-senang. Kalau lelah, bilang, saling melindungi saudaranya, jangan berjauhan karena kita berada di dalam lingkungan orang banyak, jangan mengeluh, dan bicara lembut . Bersedia janji ??
PGMF : SIAP , DELAPAN ENAM !!!
Berjalan menuju loket karcis kereta
M : aku liat kereta nya loh bu, kenapa banyak sekali sih bu , adek, liat ga tuh keretanya, banyak ya, wah bagus banget
M : Bu, kenapa kita harus beli karcis ?
G : bu, berapa karcis yang akan kita beli ?
P : bu, kita beli 6 apa 5 aja bu, kan ade masih kecil
F : Ade udah gede mba utiiiiiiii ....
ibu memutuskan beli 5 karcis , taat hukum, pdhal maunya 4 aja, tp nanti anak2 ga bisa duduk dong. Kereta sudah siap, kita menelusuri sepanjang gerbong mencari tempat duduk yang kosong
M : wah bu, penuh sekali, kita duduk dimana bu ?
Ibu : kita jalan dulu kedepan ya nak, disana ada gerbong khusus wanita dan anak2, jadi insya Allah lebih leluasa walau harus berdiri
M: jadi bapak gimana dong bu, trus aku kan laki2, ga boleh masuk juga dong
Ibu : abang mah ikut ibu , kan anak2
G : Mas ikut bapak dong bu, kan udah bukan anak2..
IBU : SEMUA IKUT IBU !!!! (mulai betanduk)
Alhamdulillah dapat duduk, walau terpisah, ada orang yang ga mau bergeser sedikit supaya kami ber 5 bisa satu deret, jadilah aku , ican dan fadhl, duduk berdampingan, lalu diselak 3 orang lain, baru Putri dan mas Ghi. Aku cuma bisa pesan ke Putri, spy duduk tenang dan santai saja, sekalian aku bekali mereka masing2 satu karcis untuk diserahkan kepada petugas pemeriksa karcis. Wuihhh senang sekali mereka dapat karcis, langsung dimasukkan ke saku celana dan duduk manis menunggu kereta berangkat.
M : Kenapa kereta nya belum berangkat bu
M : Kenapa orang2 itu berkeliaran di luar dan tidak masuk kedalam kereta bu
M : Kenapa ada orang-orang yang meminta2 bu ..
Teng tong teng tong
F : wah bunyi apa itu bu
Ibu : itu tanda bahwa kereta akan berangkat
MF : Asyikkkkk kita akan berangkat , mas, mba, kerata nya mau jalan loh …
Dan pintu kereta menutup secara otomatis
F : wah ajib, pintu nya kok bisa tertutup sendiri bu
Ibu : iya, ada alat yang otomatis menutup pintu
M : kok nutupnya bisa barengan bu
Ibu : ya kan tombolnya satu, ada ditempatnya masinis, jadi yang buka tutup ya masinis nya sendiri
MF : wah kereeennn
M : Bu, kenapa tante itu berdiri, ga dapat tempat duduk ya
M : Bu, kenapa kereta di belakang itu goyangnya kelihatan sekali ya, kok yang di kita ga goyang
M : Bu, kenapa ada pegangan diatasnya itu
M : Bu, katanya ini AC, kenapa adanya kipas angin
Tenang… aku menjawab semua pertanyaan itu kok, Cuma ga usah ditulis disini lah … hehehe
Fadhl memakai posisi menatap sisi jalan dari jendela, sepatu dilepas dan dia mulai berceloteh tentang apa yang dilihatnya
F : Bu, lihat … itu ada motor, sepeda, mobil, nungguin kita ya bu
F : Bu, keretanya cepat sekali, aku sampai pusing lihat mobil yang lewat
Ada kereta dari arah berlawanan lewat
F : Bu, hebatttt ada kereta lagi, kencang banget ya bu , mas, mba, lihat jendela deh, ada kereta tuh …
M : Bu, kalau ada kereta lewat gitu, seperti nya jalan nya mundur ya bu, aku pusing deh lihat nya.
Mas dan mba yang ada di tempat terpisah Cuma senyum-senyum aja, aku perhatikan mereka berdua berbincang dan berdiskusi , walau aku tidak jelas apa yang mereka bicarakan.
Tiba-tiba kereta membunyikan klaksonnya …. Kencang sekali
M : Bu, kenapa pakai bunyi segala
Ibu : unutk memberi tahu bahwa kereta akan lewat, jadi simpangan di jalan, bisa bersiap untuk menutup jalan.
M : oh, jadi supaya ga tabrakan ya bu
M : Bu, lihat deh, masih banyak becak ya di daerah ini, ini masih di bogor bukan bu ?
M : Bu, kenapa di bawah rel itu isi nya batu, kan kotor ya bu, coba kalau pakai tanah dan rumput, pasti bagus deh
Tiba saat petugas pemeriksa karcis bergerilya, anak-anak antusias menyiapkan tiket nya, dan menyerahkan untuk kemudian di lubangi oleh petugas, mereka terlihat senang sekali, begitupun Maisaan dan Fadhl, tiket kembali di masukkan ke kantong celana mereka, rapi, tidak mau di lipat :D
Kami tiba di daerah pasar minggu, banyak rumah2 gubug di pinggiran rel kereta, kereta kami kebetulan melambat
M : Bu, kenapa orang itu tinggal nya di situ, kan berisik ya
Ibu : iya nak, mereka terpaksa tinggal disitu, karena belum punya rizki untuk tinggal ditempat yang lebih baik
M : terus mereka kerjanya apa
Ibu : macam-macam, ada yang jualan, ada yang mengamen, kuli bangunan, macam2 lah
M : eh bu, itu ada kotak susu, om nya punya dd berarti ya bu, dd nya minum susunya S*M tuh, padahal kenapa ga di kasih ASI ya bu, kayak ade fadhl, kan ga usah beli2 susu
Ibu : eh iya ya, abang liat aja… wah kalo kenapa ga dikasih ASI, ibu ga tau, tapi abang benar, ASI itu lebih sehat dan ga usah beli2
M : Bu, orang itu nyuci dan jemurnya disitu, kan kena debu kereta ya bu, atuh kotor lagi dong bajunya
Pertanyaan seputar rumah pinggiran itu lumayan lama dan dia terus menggali rasa penasarannya, aku berusaha sebijak mungkin menjelaskan, berusaha supaya dia bisa mencerna dan menyimpulkan dengan baik
M : jadi kita harus bersyukur ya bu , karena kita masih diberi Allah rezeki , masih ada rumah, mobil, makanan, bisa jalan2….
Ibu : iya, makanya abang harus rajin Shalat dan berterimakasih kepada Allah
Kereta terus berjalan, dan masih begitu banyak pertanyaan dari bocahku Maisaan. Fadhl hanya sesekali menyambut pertanyaan, dia lebih asyik melihat dan berkomentar ..
F : bang, ada mobil keren, bang rumahnya besar banget, bang ada kereta lagi ..
Kereta tiba di Manggarai, banyak kereta yang ada disana, dan mulai lagi pertanyaan dari Maisaan
M : Ibu, itu kok kereta ga ada kepalanya
Ibu : iya, itu kereta barang, dia sedang mengeluarkan barang2 kiriman dari daerah lain, nanti akan didistribusikan lagi
M : bu, kok kereta yang itu ada asapnya
M : Bu, kenapa kereta itu Cuma ada satu gerbong aja
M : Bu, kenapa kereta yang itu ada orang yang berdiri diatasnya, kan kena listrik nantinya
M : Bu, kenapa kereta kita berhenti nya lama
M : Bu, kapan kita sampainya …
Tampak anakku mulai lelah, kereta pun lumayan lama berhenti di Manggarai, menunggu antrian dari Gambir. Mempertimbangkan waktu dan tenaga, aku memutuskan untuk kita turun di Gambir saja, kan tinggal 2 stasiun lagi, dari Gambir akan lanjut naik bus atau kendaraan lain menuju Sudirman.
Kereta mulai berjalan perlahan, stasiun Cikini … Stasiun Gondangdia, dan tibalah di Gambir
Ibu : ayo mba, mas, kita siap-siap, kita akan turun disini.
Aku memegang Fadhl dan Maisaan, sedangkan mas dan Mba berdiri di belakangku, bapaknya di gerbong lain sudah aku sms untuk turun juga di Gambir. Tampak anak2 begitu exciting menunggu kereta berhenti, lalu pintu terbuka otomatis dan hap…. Satu persatu turun dari kereta. Alhamdulillah….
Ibu : PGMF siapppp !!!!
PGMF : Siap bu
Ibu : senang ga, naik kereta ….
PGMF : senang banget bu …

Akhirnya bapak gabung, dan kita turun menuju bus, tapi seperti biasa, ke toilet dulu dong ….
M : Bu, ini stasiun Gambir ya namanya, bagus ya bu, abang rasanya udah pernah kesini, waktu antar nini ya…
M : Bu, orang-orang itu juga nunggu kereta ke Bogor ya, atau ke tempat lain?
M : kenapa tangga jalannya ga jalan? Kenapa orang-orang pada ngerokok, kenapa banyak tukang ojek, kenapa pada rebutan nyamperin kita, kenapa karcisnya ga diminta lagi…
Ibu : Anak2, kita ga jadi naik bus, karena agak riskan ibu membawa kalian berempat naik bus
P : kenapa bu
Ibu : ada kemungkinan berdiri, dan nanti harus menyebrang yang jaraknya lumayan jauh, selain itu, ongkosnya juga tidak beda jauh dengan jika kita naik taksi
G : Jadi kita naik taksi ya bu
Ibu : iya, kita naik taksi sampai kantor lama ibu
PGMF : asyikkkkkk ….
pict kereta dari SINI
Plesiran with all my hearts

Hari ini sangat berarti bagi diriku, pelajaran menenangkan hati, menyabarkan diri, dan terpenting adalah ikhlas dan pasrah.
Seperti biasa, tidak ada rencana untuk kemana bersama anak-anak, rencana sebelumnya berantakan oleh sesuatu yang tersirat dalam curhatan ku pagi ini. Dan dikarenakan keharusan untuk menunaikan janji sama kawan untuk bawa dagangan ke kantornya yang jg adalah mantan kantorku, akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendiri naek kereta ke Sudirman.
Sebetulnya suami mau anter naek mobil, cuma, berangkat jam 09.00 dari bogor ke jakarta mah sama aja nyari setres , macetnya bakal pol dan bisa-bisa ga kekejar shalat jum'at. Ya akhirnya aku ngalah aja, dan naik kereta adalah pilihan bijak untuk berkendara cepat.
Saat aku beberes, liat wajah anak2, kalau aku pergi sendiri, berarti akan ada ritual penjelasan kenapa aku pergi dan bla bla bla lainnya, haduuhh kok aku ga tega bener ya, mana perasaanku hari ini sedang ancur2an.. Ya sudah, akhirnya aku putuskan akan menghabiskan hari ini bersama mereka, sepuasnya, melupakan gelisah dan resah, hanya bersama mereka.
Saat mendengat kita akan travelling dengan angkutan umum, tentu saja mereka gembira sekali. Rute pun disampaikan, akan kestasiun naik mobil (rencana naik angkot, tp takut pulangnya hujan kasian anak2), trus naik kereta ke kota, lanjut busway ke Sudirman. Semua langsung sibuk beberes dan kita siap berangkat.
Titip mobil di stasiun, beli tiket, asalnya mau ekonomi AC, tapi bujug buneng, penuh beeng, ga tega deh , akhirnya beli Express, langsung masuk krn kereta langsung berangkat, naik di gerbong 1 yang khusus cewek dan anak2, Alhamdulillah dapat duduk walau kepisah, putri ama mas Ghi, aku, ican dan fadhl. Bapaknya terpaksa nongkrong eh diri di gerbong 2, celingak celinguk ngiri liat kita yang duduk... hehehe
Anak2 senang banget di dalam perjalanan, dan seperti biasa, semuaaaaaa ditanyain, dan inilah salah satu perjalanan dimana aku ga bisa tidur.. hihihi.
Karena setelah manggarai kereta sangat melambat, aku putuskan kita berenti di Gambir aja, lanjut naik bis biasa ke Sudirman.
Turun gambir, seperti biasa, setor dulu ke toilet dan keluar stasiun buat nyari bus. Eh udah sampe luar, aku mikir, naek bis ber 6 ongkos 10rb, pake desek2an, pake resiko diri, haduuh ga tega bener , dan taksi lah pilihannya. Pilihan bijak, karena cuma kena 16rb, pake cepat dan aman.
Mampir ke lantai 10 buat ngenterin baju renang pesenan temen sekalian nitip beberapa (mudah2an laku ), dan ga bisa lama2 karena mereka udah pada mau istirahat dan jumat hari krida kan masih berlaku di sana, waktunya para emak2 belanja dan jalan2 ke mall, korupsi waktu yang agak di-syah-kan. Nyari teman di divisi lain, semua jg pada punya kegiatan, ya sudahlah , akhirnya aku, putri dan Fadhl nyari makan siang aja ber tiga, sementaara bapaknya, Mas Ghi dan Bang Ican shalat jumat dimesjid.
Selesai shalat, kita lanjut naik busway eh transjakarta ke kota, untuk lanjut ke Bogor naik kereta. Sampai di kota, mikir, hmmm sayang juga dah kesini tapi ga mampir kota tua, yo wes lah, kita jalan dikit ke kota tua.
Anak2 seneng banget, moto2 di meriam, lari2an bebas gitu di lapangan batu nya, plus keliling museum juga.
Udah puas, akhirnya pulang deh ke Bogor .. naik kereta kembali dan tertidurlah semua...
Alhamdulillah kita senang sekali hari ini ya nak, walau badan ibu ancur rasanya , karena kudu jalan lumayan jauh, tapi ibu bersyukur, keceriaan kalian telah sedikit menghapus kepedihan ibu
Thursday, January 6, 2011
harusnya ...
Aku ga usah menangis, krn sdh ada yang memberinya bahagia
Aku ga usah cemburu, karena kebahagiaannya adalah kbahagiaan aku juga .
Namun.
Ketidakberdayaanku.
Ketidakmampuanku.
Belum mampu mewakili inginnya
semua kembali pada materi ...
Kasih sayang. Tenaga, kunjungan,
Masih kurang berarti ketimbang jalan2, rekreasi, makan2, belanja , dll
Dan aku menyerah...
Aku blm mampu utk memberi itu...
Tak mengapa ... Harusnya
Karena itu kenyataannya
Tapi tetap pedih hati ini
Dan sedikit berkata ,
Seandainya .....
Tapi sudahlah, aku begini adanya
Syukurlah masih ada yg bisa memberinya semua.
Aku hanya bisa mendoa ...
Smoga mereka bahagia ...
I love you mom,
-------
Curhat ga penting ditengah Pms dan sensi parah
Wednesday, January 5, 2011
Tidak pernah Puas

Sunday, January 2, 2011
Merindunya
Saturday, January 1, 2011
seperti dihukum
"Maksud ade apa ? Ibu ga merasa hukum ade kok, ade memang ga salah apa-apa" Aku menghentikan olahraga air ku sejenak dan mendekati Fadhl.
"Iya, tp kenapa aku seperti dihukum, aku ga boleh ikut mas abang main di luar, aku ga boleh mandi sendiri, aku ga boleh teriak2, aku ga boleh main air, itu kan sama aja aku dihukum bu ... "
"Ya ampun adeee... Itu bukan hukuman de, tp karena ade lagi kurang sehat, lihat badan ade masiih demam, batuk ade masih seperti itu, obatnya kan ade udah tau, apa coba obatnya .... "
"Banyak minum ama istirahat ya bu "
"Nah itu pinter, ade blm boleh main di luar karena udaranya kurang bagus, dan ade sedang krg sehat, nanti kumannya lebih mudah masuk lagi ke ade, ade ga boleh teriak2 karena tenggorokan ade sedang sakit, semakin ade teriak, akan semakin gatal, dan akan lebih lama sembuhnya. .mengerti ga ade ? " Aku mencoba mengingatkan dia akan kondisinya
"Iya sih bu, tapi aku bosan di rumah, aku mau main di luar ama mas abang"
"Mas abang nanti ibu suruh pulang ya, main di rumah aja sama ade, gimana ? Atau ade nemenin bunda aja di sini atau main game atau nonton cd, gimana ? " Ucapku memberi penawaran
"Ya udah deh bu, biarin aja mas abang main di luar, aku mau nonton cd aja, tapi nontonnya di tangan ibu ". Jhiaaa die malah nawar
"Ya udah, ibu cuci tangan dulu ya..."
Bye2 cucian yang menumpuk, my baby boy lagi butuh tanganku buat jadi sandaran saat tidur sambil nonton tipi, ini adalah posisi favorit dia ..
Dan disinilah aku, sambil nemenin bocahku yang masih terbatuk2, nonton film apa tau judulnya di RCTI, emaknya sambil posting deh lewat hape... ƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐ
~~
Terkadang anak2 memiliki persepsi sendiri atas tindakan yang kita lakukan terhadap mereka. Disini harusnya kita mampu berkomunikasi kepada mereka.
Penerapan aturan tanpa penjelasan, akan membuat mereka berfikir dengan caranya, dan tak jarang mereka berpikir bahwa aturan itu dilakukan karena orangtua nya tidak sayang, atau menghukum mereka ...
Semoga aku bisa lebih bijak kepda anak2ku dan jangan sampai mereka berpikiran bahwa kita adalah orangtua yang tanpa penjelasan ..

