Friday, December 31, 2010

Tercapaikah yang kuinginkan ...?

Aku merenung ... membuka lembaran tulisan dalam rumah mayaku ini, dan aku membuka kembali keinginan dan target ditahun berjalan ini . Aku tidak melakukan review pertengahan tahun, aku terlalu asyik menjalani hari dengan apa adanya, menata diri yang telah berubah menjadi sosok berbeda. Menjalani kehidupan baru yang menjadi impianku, seorang ibu rumah tangga .

 

Ditemani Transformer dan Iron Man di dua stasiun TV malam ini, aku mencoba menuangkan apa yang telah aku capai tahun ini. Membuka kembali hasrat yang ada , merangkai lembaran hari yang terlampaui , perlahan... memaknai... mengingat ... bahwa masih ada asa yang tersirat .

 

Resolusi ku tahun ini bisa di lihat di SINI , berkonsentrasi pada keputusanku untuk berhenti bekerja dan lebih meluangkan waktu bersama anak-anak. Berusaha meluruskan niat , berjuang nekat dengan satu tekad, mencari ridha Allah .

 

Anak-anak

 

Inginku di tahun ini  menyerahkan diriku untuk mereka, menambal lubang kerinduan dalam diri mereka dengan bentuk nyata diriku. Bukan mereka yang harus menantiku di setiap malamnya, namun diriku harus menantikan mereka disetiap kepulangan mereka menuntut ilmu. Aku merasakan betapa hampanya diri , sepi menunggu orang yang dicinta sedang berjuang diluar sana, tak jarang di awal aku berada di rumah , aku merasa nelangsa, bukan karena kesepian, tapi rasa bersalah karena telah membiarkan anak-anaku merasakan suatu perasaan tak menentu, menunggu.. menanti bundanya kembali kerumah, mencurahkan kembali cintanya kepada mereka.

 

Kecupan tangan satu persatu dari mereka, berpamitan , berangkat berjuang di sekolah. Dulu, kecupan tangan itu aku lakukan , namun merekalah yang melepasku.. dengan tatapan sedih, tatapan pasrah, tatapan terpaksa mengikhlaskan, karena inilah pilihan yang masih harus terpaksa dijalani. Aku iringi kepergian mereka dengan senyum, seraya berucap cinta ku yang tulus dan betapa sayangku pada mereka. Berjuanglah nak, timba ilmu sedalam-dalamnya, ambil bekalmu disana, ibu mendoa di sini, dan ibu akan ada disini saat kalian pulang nanti.

 

Satu persatu mereka kembali, jam 1, jam 3, jam 5 ... Alhamdulillah, semua cintaku telah kembali kepelukanku. Aku bersyukur mereka telah berhaslil menjalani hari di sekolah mereka. Kini tugas kembali kepada pangkuanku, memberi contoh kepada mereka, tidak mengada-ada, apa adanya, penuh emosi, berusaha sabar, berdamai dengan amarah, berkawan dengan letih dan gundah. AKu masih terus mencoba, bahkan hingga kini aku masih menata diri, menjadi ibu yang lebih baik bagi mereka.

 

Mereka terlalu banyak berkorban, dan kini akulah yang sepatutnya berkorban, adaptasi di awalku berada ditengah mereka tidak ada kesulitan, tugasku yang mencari ritme kehidupan hingga aku bisa melaksanakan semua tugas dengan rapi, mengurus mereka, rumah, dan mencari rizki lewat pintu yang baru aku langkahi.

 

Bisnis Yang Turun Naik

 

Keluarga nekat, suami istri tanpa pekerjaan tetap, hanya mengandalkan usaha dagang yang baru dalam tahap online . Gila… sebagian berkata itu, namun apa yang kami lakukan sudah melalui pemikiran panjang. Dan pasrah pada jalan Allah , tawakal menjalani hari, usaha mencari maisyah  dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama, itu yang kami cari. Kami yakin, Allah akan selalu bersama kami, tidak akan pernah meninggalkan umatNYa yang berjalan sesuai tuntunanNYA.

 

Berat, tentu saja, belajar secara otodidak, merangkai jaringan, membenahi target dan langkah demi usaha kami. Kami membagi tugas, suamiku khusus membenahi website, aku berhubungan dengan memasarkan dan bertransaksi. Lambat, aku akui itu, karena keterbatasanku, tidak mengapa, aku terus mencoba dan mencoba.

 

Bulan April, aku mencoba meluaskan sayap dengan nekat menyewa toko , ya, sebetulnya ini keputusan mendadak , namun aku mencoba menjalaninya sebagai suatu ikhtiar, berharap bahwa ada suatu jalan bagiku untuk lebih berkembang, lebih maju dan besar, Alhamdulillah, walau tidak signifikan, namun adalah kontribusi dari keberadaan toko itu kepada kemajuan Ummughi Shop.

 

Namun, ternyata keberadaan toko ini , kembali membelah diriku, anak-anaku kembali kehilangan diriku, tak jarang mereka harus di ungsikan ke rumah bude nya , lantaran aku belum selesai mengurus sesuatunya di toko. Walau tidak terucap, namun aku bisa melihat tatapan kecewa mereka, dan tamparan terkerasku adalah dikala mereka berucap antara mereka, bahwa mereka tidak suka pulang bukan kerumah mereka.

 

Ya Allah… aku kembali tidak konsisten dengan tujuanku, aku kembali mengabaikan mereka, mereka kembali mendapatkan sisa senyumku yang telah terkikis oleh lelah diri dan jiwa. Mereka kembali harus memaklumi suatu yang tidak sepatutnya mereka bebani. Mereka kembali harus mendengar perkataan lelahku, menyingkir karena tidak mau menggangguku, menjauh karena tidak ingin menyinggungku. Ya, kembali aku telah menjadi ibu yang bukan ini mauku. Aku ada dekat mereka, namun aku sulit dijangkau oleh mereka.

 

Akhir tahun ini, aku telah putuskan, aku akan kembali ke rumah, bersama mereka , meluangkan waktuku untuk mereka. Menjadikan mereka yang utama, aku tidak ingin menghilangkan waktu singkat bersama mereka.  Janjiku (insya Allah), aku akan bekerja di depan komputer hanya saat mereka tidak ada, atau dikala mereka ada kesibukan lain. Selebihnya, aku ingin berada bersama mereka, tanpa kesuh, tanpa amarah… mudah2an terlaksana.

 

Toko, aku kembalikan ke rumah, aku yakin jika memang Allah akan memberi rizki padaku, dimanapun itu , maka rizki itu akan tetap menghampiri. Kini tinggal usahaku, menebar iklan tanpa mendzalimi orang lain, bekerja sama dengan lebih baik lagi kepada supplier, dan mencoba mencari celah baru untuk usaha baru.

 

Aku dan Jiwaku

 

Aku akui bahwa masih belum maksimal usahaku dalam memperdalam urusan agama.  Waktuku masih untuk dunia, aku sadari itu, dan aku malu karenanya. Niatku menghapal juz 30 pun belum terlaksana, kesadaran akan kesalahan…. Sungguh menyedihkan.  Ya, aku sedih akan diriku sendiri, niaku belum di barengi oleh tekad dan usaha.

Aku hanya selalu berharap, Allah selalu memberi hidayah padaku, tetap membuatku kuat dan erat berpegang pada aqidah yang benar.  Tidak tergoda oleh dunia dengan beraneka tingkahnya. Ya , doaku selalu agar aku tetap diberi kekuatan iman, hanya kepada Allah.

Ada hal yang membuatku tenang di tahun ini, keluargaku mulai memahami apa yang aku yakini, mereka tidak menggangguku, menerima alasan terselubungku atas acara-acara  yang masih mereka lakukan, mereka memaklumi ketidak beradaanku , caraku, didikanku,   yang tidak sama lagi dengan mereka. Aku menghargai mereka, dan mereka pun berhasil meruntuhkan egoisme, kekerasan diri , dan menerima aku dengan apa adanya.  Aku begitu mencintai keluargaku, dan berharap semoga Allah membukakan pintu  hidayah selalu kepada kami semua. Amiin .

Niatku berumrah tahun ini belum terlaksana, tdak mengapa, karena inilah takdir Allah, jika belum siap, maka masih samar lah kapan diriku akan kembali ketanahNYA.  Biarlah aku mengikuti alurNYA, sepanjang niatku terus hanya untukNYA

 

Lainnya

Ternyata aku belum berani mengkhitan Fadhl, entah mengapa, padahal kakak-kakaknya di khitan umur 3 tahun , namun sampai saat ini Fadhl berumur 3,5 th, aku masih belum memberanikan diri untuk membawanya berkhitan.  Mudah2an dia wal 2011 aku bsa memberanikan diri menunaikan kewajibanku terhadap anak putraku.

Tahun ini , seiring niatku untuk konsentrasi  dirumah, aku mulai tergelitik untuk serius menulis. Pertengahan tahun , aku mulai mengikuti lomba demi lomba menulis,  pemicuku adalah Dian Onasis yang begitu baik memberi jalan dan informasi mengenai audisi naskah dan lomba. Belum begitu besar harapanku , selain berlatih dan berlatih , menghaluskan rangkaian kata, menuangkan ide yang berkeliaran dalam benak.

Di Bulan Oktober, satu naskahku, berhasil diterima sebagai naskah antologi, belum sempurna,  namun bagiku ini laksana pecah telur, membangkitkan semangat dan menjadi pemicu untuk ku agar lebih baik lagi.

Di Bulan Desember, 2 naskahku, kembali diterima, satu naskah puisi untuk charity korban bencana, dan satu lagi berupa buku inspiratif terbitan Leutika yang berhasil lolos Audisi Weekly Notes Be Positive. Perbandingan antara naskah terkirim dan naskah diterima, masih belum imbang, namun bagiku ini semua adalah pengalaman, dan aku harus mensyukurinya dan berbenah diri lagi unutk menjadi lebih baik.

Awal Desember kemarin,  aku beranikan kembali mengikuti Workshop menulis praktis, harapanku, aku bisa memahami dengan lebih mendalam proses pembuatan sebuah buku, pencetus ide, penulis, menuangkan tulisan, editing , naik cetak,  dan munculnya sebuah buku.  Berkenalan dalam suatu komunitas baru, yang semoga bisa menjadi langkah baruku kedepan .

 

Masih banyak harapanku di tahun depan, karena harapan adalah suatu  hal yang harus dikejar,  dengan kebaikan, dengan tujuan mulia , menjadi lebih baik….



29 comments:

  1. sama. anak keduaku belum dikhitan.
    mungkin pas libur panjang nanti kali ya..

    ReplyDelete
  2. yang lainnya udah pada dikhitan pas 3 tahun semua, yg ini aja nih, kok ya aku nya maju mundur, pdahal anaknya dah mau ...

    ReplyDelete
  3. kalo anaknya dah mau nunggu apa lagi...

    ReplyDelete
  4. alhamdulillah...senangnya membaca tulisan mbak eva ini... meskipun tak semua sesuai harapan, tapi dengan bercermin atas apa yang mbak eva alami, rasa-rasanya dian sudah mendapatkan banyak masukan dan ilmu pengalaman hidup mbak eva..

    terima kasih ya sudah menyebutkan nama dian.. ^_^ meskipun dian tahu, ini semua hanyalah jalan yang dikasih Allah untuk kita bisa bersilaturahim. semoga bisa ketemu lagi ya mbak..bisa ngobrol lebih banyak lagi ... dan salam utk anak2... yang pasti suatu hari nanti membaca blog ini, akhirnya tahu betapa perjuangan ibu mereka tidak kecil... :)

    met tahun baru mbak eva...

    ReplyDelete
  5. Dian.... entah kenapa, kok aku mellow terus ya baca tulisan Dian. Jujur loh.. kayaknya pengen banget dipeluk Dian..
    Smoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik di tahun ini , semangat kan terus diri diri kita , yang masih selalu haus akan ilmu ...

    ReplyDelete
  6. Soal waktu bersama anak, aku ngerasain Mba waktu Maniapasta lagi kenceng2nya... *taelah*

    Memang sih aku dirumah, tapi aku ngga pernah meluangkan waktu berkualitas bersama Dafa. Pikiranku melulu ke customer. Kalo ada waktu luang, aku pake belanja, ngitung omzet, promosi sana sini lewat fesbuk, MP, milis. Dafa seringnya main sendiri, tidur sendiri, sampe ambil susu sendiri, makan sendiri. Kalo semua urusan udah beres, baru deh aku sadar: ya ampun, seharian ini cuma badanku aja yang sama2 dia, pikiranku ngga :((

    Makanya, pas hamil ini dan Maniapasta aku vakumkan, aku jadi banyak waktu buat dia. Makanya aku bela2in anter sekolah, jemput, dan nungguin dia di awal2 sekolah. Aku ajak main kemana dia mau. Aku suapin, temenin tidur siang. Rasanya nikmaaat banget...

    ReplyDelete
  7. iya wi, skrg aku hanya di depan kompie kalau mereka tidur atau sedang beraktivitas, aku nyuci gosokpun saat mereka ada kegiatan, jd sebisa mungkin aku sll ada depan mereka .
    Ga mau kehilangan momen dan kepercayaan dari mereka.

    ReplyDelete
  8. Semoga semuanya terlaksana dengan baik yah, Mbak...

    ReplyDelete
  9. Selamaat ya ambaa..
    waah sepsialis Antologi niih.. thn 2010 jadi langkah awalnya.. :)

    ReplyDelete
  10. Seneng baca tulisan mba Eva. Tfs yah mbaa

    ReplyDelete
  11. bukan spesialis, hanya itu langkah awal ..

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah bila bisa berguna Da, gimana dengan pencapaian ida .. pasti begitu beragam ya, perubahan dari working mom ke full time mom.. ada yang begitu indah ya

    ReplyDelete
  13. Eva, semoga pada tahun ini Allah melimpahkan keberkahan dan peningkatan dalam semua aspek di atas :)
    Hugs Eva...

    ReplyDelete
  14. saya yakin alloh akan memberikan kemudahan setelah ini..krn ini pilihan mulia....bykpun teman dekat yg ''nekat'' resign dr kemapanan demi anak2 dan diganti Alloh dg berlipat lipat.

    *sambil mendoakan yg msh sulit memutuskan spt mba eva agar diberi kekuatan dan jalan terang*

    ReplyDelete
  15. Nice banget ceritanya Mbak Eva, jatuh-bangun tapi tetep semangat. Bagian dari BNI itu udah lama lewat ya? Kapan waktu mau dong aku ketemu Mbak Eva, sharing sebagai sesama mantan yang pernah di BUMN nggak jelas itu, he he he...

    ReplyDelete
  16. Amiin .. terimakasih teh Ari.. banyak belajar juga nih aku dari teteh

    ReplyDelete
  17. Amiiin... Amiin ...
    Keputusan berat, tp begitu ringan setelah dijalani.. stidak nya, ga ada yang mengikatku lagi, dan aku bisa mengatur waktu dan hidupku dengan lebih baik, walau kenyataannya belum sepenuhnya terlaksana

    ReplyDelete
  18. Aku doain semua yg mba eva harapkan dan cita2 kan tercapai ya mba, usahanya jg semakin lancar, dan semoga keridhoan Allah SWT selalu menaungi mba eva dan sekeluarga, amiiin.

    ReplyDelete
  19. makasih mas... kalo ga semangat ,bisa keok aku, dan mereka disana akan menertawakanku.
    Oh ya ya, aku lupa nulis tentang perjuangan menuntutku , saking dah ga mau berhubungan secara emosional lagi.
    Walau berat, tp aku bisa tersenyum setiap kali harus mendengar keluhan teman2 yang msh bekerja di situ, walau bergaji besar, tp tekanan nya sadisss

    ReplyDelete
  20. Makasih ya na .. Begitu juga dengan nana dan keluarga Irman, sehat, bahagia, dan siap menanti buah hati kembali

    ReplyDelete
  21. Semoga Allah mengabulkan harapan-harapan Mbak Eva ya... Dari Mbak Eva aku belajar tentang nilai-nilai keberanian dan keyakinan.

    ReplyDelete
  22. @ Leila : Amiin ... masih banyak jalan berliku, smoga kita semua sll dalam jalanNYA ...

    ReplyDelete