Standar kami dalam mendidik anak2 mungkin bisa dibilang terlalu keras, tidak jarang saya berbenturan pendapat dengan orang terdekat, namun kami selalu menyadari bahwa, tongkat perbekalan ada pada kami, sehingga semua keputusan terbaik adalah menjadi hak kami. Tenang... telinga kami masih selalu terbuka unutk menerima urun pengalaman dari siapapun...
Kemandirian adalah hal utama yang ingin kami terapkan pada anak-anak, semenjak kecil sudah kami harapkan mereka bisa untuk mengurus diri sendiri. Ritme keseharian yang disesuaikan dengan kami , orangtuanya, semenjak bangun hingga tidur kembali. Bangun, shalat, mandi, berpakaian, sarapan, menyiapkan perlengkapan sekolah, belajar, menyiapkan kebutuhan, dan semua sudah nyaris mereka lakukan sendiri. Ada beberapa hal yang tentu saja membutuhkan bantuan, itu lebih kepada keterbatasan mereka sebagai anak2.
Hal itu sungguh2 membantu saya yang hidup tanpa asisten rumah tangga, dengan 4 orang anak. Karena bila mereka masih sangat bergantung dengan kami, maka hancurlah badan saya untuk melakukan semua itu.
Namun, hari ini ada satu hal yang harus saya sadari, bahwa mereka masih anak2, saya tidak bisa memaksakan kehendak saya demi kesempurnaan dan kemudahan saya. Mereka masih berhak merengek dan menangis untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak mereka, atau mereka masih butuh waktu untuk sedikit manja dan keluar dari jalur rutinitas. Ya, maafkan bunda karena itu, yang selalu terlambat untuk memahami bahwa kalian masih kecil untuk paham dan masuk dalam keberatan bunda.
Dan mungkin ini bukan hanya dalam dunia kepengurusan anak2, terkadang aku lupa, bahwa nasehat yang aku berikan dengan tulus dan cinta belum tentu akan dapat diterima dengan lapang dada, niat kebaikan untuk menciptakan kemandirian belum tentu dapat langsung terlaksana. Karena tiap individu adalah berbeda, mereka bukan dirimu, jangan memaksa untuk menerima apa yang kau beri, cukuplah dengan sedikit empati. Ya, aku harus lebih menahan diri kini.
-----
Fadhl : Bunda, makananku dari bekal sekolah belum aku habiskan
Ibu : Kenapa tidak dihabiskan nak, ini kan pilihan ade untuk makanannya
F : iya bu, tapi tadi ade sudah kenyang
ibu : baiklah, sekarang habiskan sesuai dengan janji ade
F : Tapi nasinya sudah dingin, ade tidak mau makan yang dingin
Ibu : No, ibu tidak mau memanaskan lagi, makan, atau tidak sama sekali.
fiuuhh betapa hari yang kacau semenjak pagi, merusak kesabaran ku hanya untuk hal sepele. Lalu aku keluar dari kamar setelah menenangkan diri. Terlihat bocah cilikku sedang duduk di karpet dan memakan bekal makan siangnya, perlahan .....
dan aku menangis.....
Maafkan bunda ya sayang....