Malu... itu mungkin satu kata yang bisa menggambarkan betapa lalainya diri ini terhadap suatu komitmen abadi. Komitmen berupa dua kalimat syahadat yang harusnya dijalani dengan sepenuhnya dan paham dengan konsekwensi atas dua kalimat Illahi tersebut.
Sadar, begitu sadar bahwa banyak sekali waktu yang terbuang karena satu sifat bernama malas.
Mengatasnamakan kesibukan, kelemahan, keterbatasan, maka semua niat yang seharusnya mulia akan terlewatkan terhembus oleh detak jam yang bergerak semakin cepat.
Satu menit....
Satu jam....
Satu hari...
Satu minggu...
Satu bulan....
Satu tahun ...
Waktu berlalu dengan konstan, mengurangi jatah sisa hidup di dunia.
Seharusnya waktu yang semakin pendek itu dapat menguatkan kita untuk semakin keras berlomba mencari bekal . Niat yang sudah dicanangkan seharusnya dapat dilaksanakan dengan mengingat adanya kematian.
Namun sekali lagi.... iman begitu mudah tergoyah, hembusan nafas sang syaitan lebih terasa nyaman, melelapkan diri di malam yang tersisa. Maksiat yang berkelliaran berebut meminta jatahnya untuk diperhatikan. Tawaran-tawaran pekerjaan yang tak jelas semakin mendesak dan meminta diri mengalihkan dari pemikiran halal dan haram. Rasa benci, marah, emosi, dendam, semua begitu mudah terpicu oleh sekedar jentikan tangan.
Lemah... begitu lemah nyatanya diri ini .
Hanya mampu berusaha untuk tetap berada di jalan kebenaran, berusaha sekuat mungkin untuk tetap berpegang pada ajaranNya yang Haq. Harus... harus bisa.....
Hingga waktu yang terlewati tidak sia-sia, dan menjadi tetesan air mata..
Tolong aku ya Allah....
Bogor, Oktober 2011
Sekedar pengingat diri
semangat mbak Eva............
ReplyDeletetrims ar ... ujan euy disini..
ReplyDeletehiks,,,,tfs jadi mngingatkan ku jg ttg wktu,hiks,,
ReplyDeletesemngaaat bun!!
ga pake detik? :D
ReplyDeletesemangat mbak..
bismillah...
ReplyDeleteWaktu itu gratis, tapi tak ternilai harganya. Tak bisa dimiliki, tapi bisa digunakan. Tak bisa disimpan, tapi bisa dihabiskan.Sekali kita menghilangkannya, kita tak pernah bisa mendapatkannya lagi.
ReplyDeleteTulisannya yang bagus dan bermakna, yang mengingatkan tentang waktu. Tfs mbak Eva ^_^
Rabana dzolamna anfusana wa illam tagfir lana wa tarhamna lana kunana minal khosirin...
ReplyDeleteiya pasti bisaaaaaaa....
ReplyDeleteterima kasih mb Eva untuk diingatkan..
ReplyDeletehiks..hiks...., males banget deh aku ini
aku jg lalai..:-(
ReplyDeleteHujan deras sore ini adalah berkah dari Nya. Semoga itu jadi pemacu semangat untuk terus menghamba hanya kepada Allah agar kita dapat bekal yang banyak untuk menghadap kepada Nya yang entah kapan waktunya itu.
ReplyDeleteSelamat mengisi hidup dengan ibadah!
Tulisan mbak eva lagi2 mendapat tempat istimewa di hati.
ReplyDeleteSampe ga sadar ada yg netes dimari.
Makasih ya mbakk.. Mbak ini teladan banget buatku *ga lebai*
semangat ya mbaaaa muahhhh!!!
ReplyDeleteBingung aku ngomentarinnya.
ReplyDeleteKondisi yang sama pastinya...
Btw, quotenya bikin mikir, Mbak Eva.
jd pengen nyanyi lagu Demi Masa neh....
ReplyDeletemasih suka banyak waktu terbuang ya... hayo smengat juga ah
ReplyDelete@fara : msh suka menyia2kan waktu ya... smg akan lebih baik lagi
ReplyDelete@mba tin; detik nya kayaknya kedelet pas edit...
@rifki : Barakallahu fiiyk
@rin : sedangkan waktu adalah salah satu yang akan di pertanggung jawabkan kelak. smoga kita msh diberi kesempatanmemanfaatkan waktu dg lebih baik
ReplyDelete@sya : Aamiin
@ niez : smoga, rasa malas ini kok ya masih kuat aja, sadar sih, tp yaaa istighfar terus deh
@erie : sama nih.. rasa malas msh begitu kuat. mari kita lawan
ReplyDelete@mba nung : hiks , suka malu, sedih, takut, tapi kok ya msh tetep aja sering lalai hiks
@ bunda julie : Aamiin, insyaAllah bun, berusaha keras walau godaan super duper kuat juga