Musim hujan kembali bersua. Memang tidak boleh dihindari atau disesali, karena ini adalah rizki dari Allah. Namun ya namanya manusia tidak pernah puas, selalu mengeluh, tak ayal hujan pun selalu menjadi alasan untuk berbagai macam hal.
Pagi tadi, Bogor kembali diguyur hujan, suami yang baru pulang dari mesjid tampak kuyup karena tidak siap membawa payung. Istri menggoda, "sudahlah, ga usah kerja, tar juga siswanya pada males dateng kalau hujan begini". Sejenak kalimat itu memang terlintas seperti candaan, namun akal sehat langsung bekerja, istighfar kembali terucap seraya tatapan mata melihat raut suami yang terlihat tidak suka dengan candaan istrinya.
"hujan itu berkah, kerja ini amanah, jangan jadikan alasan untuk mengkhianati amanah, hanya karena alasan duniawi yang mungkin saja akan menghilangkan berkah dari Allah"
Istri tercenung, menunduk malu karena membiarkan syetan membisikkan kalimat sederhana yang sesungguhnya melemahkan diri.
"Aku siapkan sekedar sarapan dan minuman hangat ya pa"
Suami tersenyum, membelai lembut rambut tipis sang istri dan kembali mempersiapkan diri untuk bekerja.
o00oo
Sang istri kini bertugas menjadi seorang ibu, mempersiapkan anak-anak untuk menuntut ilmu. Sarapan telah sedia, pakaian sudah siap digunakan, hanya memikirkan bagaimana dua bocah lelakinya pergi dalam kondisi hujan. Kembali teringat untuk tidak menyalahkan kuasa Allah, sang ibu teringat pernah memiliki jas hujan untuk masing -masing mereka.
Membuka laci penyimpanan, dan ternyata ada 2 buah jas hujan berwarna merah jambu, dan satu buah berwarna hijau. Mereka lelaki, semua menolak memakai pink... sang ibu sedikit memaksa dengan dalih itu hanya sebuah warna yang tidak bisa dijadikan simbol dari sebuah feminisme. Tetap menolak, ya sudahlah... solusi terakhir sweter woll plus topi untuk mencegah kepala mereka dari basah.
Ojek dipanggil, dan pergilah mereka teriring doa dari ibunya.
oo00oo
Wah, ternyata ada satu lagi si kecil yang tidak mau tertinggal dari rutinitas pagi. Jas hujan merah jambu dikenakan, dan meminta ijin kepada sang ibu untuk bermain sepeda di tengah derai hujan. Sang ibu hanya tersenyum, sadar bahwa penolakan hanya akan membentengi si kecil dari pengetahuan. Biarkan dia merasakan tetesan hujan diiringi tawa nya mendapati udara yang dingin.
Sebentar , hanya sebentar telah tampak kebosanan pada wajahnya, sang ibu mengajaknya duduk di teras, membuka jas hujannya, dan memulai pembicaraan.
"Apa yang kamu lakukan tadi nak "
"Aku bermain hujan"
"Bagaimana rasanya'
"Sangat menyenangkan, ada suara tis tis tis di baju hujanku"
"Dari mana hujan berasal nak'"
"Dari langit bu"
"Siapa pencipta hujan"
"Allah"
"Mengapa hujan bisa jatuh ke bawah"
"Karena benda yang dari atas, turunnya selalu ke bawah"
"Apa rasanya hujan nak"
"Dingin, tapi menyegarkan"
"Mengapa ibu menyuruh kamu menggunakan penutup kepala"
"Supaya tidak sakit ya bu"
"Betul, karena perbedaan suhu dari tubuh dan hujan bisa membuka pembuluh darah di kepala , shingga bisa menyebabkan pusing, ibu tidak melarang ade bermain hujan, tapi tutuplah kepalamu"
"Aku rasa aku sudah cukup main hujannya, sekarang aku mau makan ya bu"
oo00oo
Sang ibu kembali beraktivitas, menatap dua bak pakaian kotor yang siap dicuci, namun pandangan beralih ke jemuran yang masih tersangkut beberapa pakaian dua hari lalu yang belum juga kering. Bingung..... namun kembali teringat, lakukan yang mesti dilakukan, tidak perlu berkeluh karena semua akan ada jalan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, matahari masih enggan keluar dari peraduannya, seolah nyaman berselimutkan awan gelap. Rintik hujan sudah terhenti , namun udara dingin masih meniup .
Ya, sudahlah, kita gantung saja pakaian-pakaian ini, biarkanlah waktu yang akan mengeringkannya.
Dan sang istri, si ibu tersenyum, puas dengan apa yang telah dilakukannya sepagi ini. Kini tinggal bersujud menghatur doa, seiring tetesan satu persatu air yang masih tercurah.
Bogor, November 1, 2011
Tersenyum diantara derai hujan


tandain duluu
ReplyDelete@pergi maksi se'
titip sate padang yak
ReplyDeleteindahnya hujan.. fadhl suka ya main hujan dengan raincoat pink..
ReplyDeleteHujan..ternyata jg membawa keindahan dan ketenangan, serta kesenangan kl dilihat dr sisi lain ya mbak..
ReplyDeletekalau dia emang dr kecil sudah diluruskan masalah warna, jd tdk mslh mau pink, hijau, kuning, dia mah oke ajah.
ReplyDeletejarang2 hujan, jd kalau hujan dia excited. ini krn hujannya ga gede, jd pake raincoat, takut pusing, justru kalau hujannya gede, aku biarin basah2an
wahh mau ikut hujan2an Fadhl...
ReplyDeletekadang tanpa sadar kita menghujat, mengeluh, pdhal diantara hujan itu adalah doa yang mudah terkabulkna
ReplyDeletehmm... pengen juga ngajak syaikhan mandi hujan di balik jas hujan :)
ReplyDeleteIngt wkt msh bayi digendong ibu krn di Jakarta diguyur hujan n bnjir :D
ReplyDeleteDidepok stp sore jg hujan, jd ngerasain hujan2an naik motor pke raincoat jemput jibran plg ngaji...
ReplyDeleteAdem bacanya :)
ReplyDeleteSuka dengan kalimat ini...sederhana namun sebenarnya dalam dan bermakna ^_^
ReplyDeleteSuka dengan kalimat ini. Sederhana, namun sebenarnya dalam dan bermakna ^_^
ReplyDeleteNovember rain, really waiting for that :)
ReplyDeleteaih HS nya Fadhl keren bener
ReplyDeleteIbunya pinterrrrrrrr
aku denger Bogor dari subuh hujan ya mba
ReplyDeletepantesan ke Jkt berasa dingin , aku baru ngerasain mandi pagi yg dingin , biasanya hangat :)
aku juga sempat mengeluh karena ada sedikit jalanan yg jadi becek dekat rumah, tapi aku ingat lagi kemarin2 saat hujan deras aku berdo'a, dan alhamdulillah terkabul :)
musim hujan..setan nya tambah banyak
ReplyDeletebikin ngantuk
Subhanalloh.. indahnya yaaa
ReplyDeletesejuk baca jurnah mba eva..
ReplyDeletesaya suka hujan...
ReplyDeleteTulisan lo sll enak dibaca & inspiring.. :-)
ReplyDeletekalau hujan bawaannya malas, yah...huehue
ReplyDeletesaya juga kadang2 jadi males ke kantor atau beraktivitas.
:)
Adem.. :) pa kabar bu vanda...masih online baju renang muslim ga ?
ReplyDeletebandung hujan ni mbaa.. duingin...
ReplyDeletebaek lah cyynnn... hayyah masih bbg an juga kok ah.
ReplyDeletebaju renang , masih dong, hayu atuh di order
hooh, enakan ngenteh, makan pisang goreng trus selimutan deh... hadeuuhh
ReplyDeleteaih aih... makasih ah, pa kabar anak2 , disana ujan juga kan
ReplyDeletesaya juga suka, tapi.... hiks... *ngelirik tumpukan jemuran
ReplyDeletemakasih yaa.... smoga bisa juga menyejukkan hati dan jiwa...
ReplyDeleteindah sih... palagi jika di manfaatkan dengan doa ya
ReplyDeletebetul banget... pengennya nyantai sambil kelonan ama si bontot
ReplyDeletetiap sore ujan, nah hari ini dari subuh nih ujan.
ReplyDeletesmoga hujan yg turun ini bisa bermanfaat ya
yaa cuma gitu2 doang kok, sambil ngobrol aja, sama aja dengan keseharian kita
ReplyDeletewaahh jadi kangen GnR
ReplyDeleteapalagi kalo bacanya sambil minum sirop. slurrpppp ;)
ReplyDeletehati2 ya naek motor bawa jibran saat hujan, takut licin nya jalan
ReplyDeleteenak loh... hayoo tunggu ujannya rada gede, jd seru main nya
ReplyDeletesedih ya kalau banjir, tp jangan nyalahin hujannya, tp manusia yang menjadikan kondisi banjir :(
ReplyDeletemari kesini, main hujan yok
ReplyDeletehujannya merata ya sepertinya
ReplyDeletesuka sekali dng jawaban suami Mbak Eva :
ReplyDelete"hujan itu berkah, kerja ini amanah, jangan jadikan alasan untuk mengkhianati amanah, hanya karena alasan duniawi yang mungkin saja akan menghilangkan berkah dari Allah"
makasih mba... aku juga kaget dan langsung terpana
ReplyDelete