Tahun ini kali ke 2 kami menjalani Ramadhan dengan penuh kesederhanaan, berusaha menjalani apa yang diyakini dengan seluruh resiko yang sudah disadari. Hanya sabar dan tawakal yang kami punya, walau yaaa sifat manusia yang masih mengagungkan materi tetap ada pada diri pribadi, sedikit bersedih tatkala harus menyadari bahwa dulu saya masih mampu untuk setiap hari membawakan makanan mewah untuk berbuka, mengajak berkali-kali bocah ke mall untuk kebutuhannya (butuh atau dibutuh2kan?), atau menebar amplop dengan suka cita yang menggema. Sedih ... pasti, namun harus sadar dengan sesadar sadarnya, tidak bisa bukan berarti habisnya kehidupan, tidak bisa bukan berarti kami tidak bisa berjalan, dan ternyata kami memang tetap bisa menjalaninya, kami masih bisa menunjukkan kepada orang-orang yang meragukan kami, tangan kami tetap enggan untuk menengadah, kami masih bisa bertahan.
Ramadhan diawali dengan sakitnya suami, batuk parah yang ternyata cukup lama, Alhamdulillah bisa terobati dengan home treatment dan propo**s. Dipertengahan, Putri demam tinggi berlanjut dengan sakit perutnya yang mengindikasikan dispesia-nya kambuh. Terpaksa putri tidak puasa dan treatment hanya lewat paracetamol dan antasida.
Masih disaat putri sakit, Maisaan pun akhirnya terkena, demam tinggi, maksimum 39,7. Curiga ini dikarenakan kelelahan di sekolah ditambah kurangnya asupan makanan saat sahur. Kembali kami tidak mengijinkan dia berpuasa, hingga sekolah diliburkan dan total maisaan tidak ikut puasa adalah 5 hari. Treatment tetap hanya paracetamol dan madu untuk daya tahan tubuhnya.
Bersamaan dengan itu, si Bontot ikut-ikutan pula sakit, demam tinggi. Dan seperti biasa, bila fadhl sakit, demamnya selalu berada di kisaran 39,5 keatas, panik , ya pastinya, tapi karena tidak ada riwayat kejang dan dia masih memiliki kesadaran serta tidak ada ciri2 dehidrasi, kami tetap hanya melakukan home treatment. Total lamanya demam sekitar 4 hari.
Sang emak, tidak mau ketinggalan, kelelahan mengurus pasien, akhirnya daya tahan tubuh tidak kuat, drop sampai parah sekali. Flu berat yang seperti baru kali ini saya tidak kuat untuk sekedar bangun dari tempat tidur, sakit kepala yang sungguh luar biasa, ditambah mual yang melengkapi segalanya. Terpaksa tidak berpuasa karena harus minum penahan sakit, dan bertambahlah hutang saya 2 hari diluar sakit bulanan
.
. Terakhir, mas Ghi, yaaa namanya tinggal serumah, tidur kadang umpel2an, sama emaknya peluk2an, ya virus dengan senang hati pindah rumah, demamlah mas ghi seperti saudara2nya. Tapi Alhamdulillah, fisiknya memang lebih kuat, dia bertahan dan hanya batal puasa selama 1 hari, sementara demamnya dia lewati dalam 3 hari.
Akhir puasa, ditutup lagi dengan bapaknya anak2 yang kembali drop, walau tidak separah batuk di awal, karena sudah diantisipasi dengan panambah daya tahan tubuh. Hihihi semua kena bagian, adil deh ..
Diantara cobaan itu, dan dikala sakit yang aku derita, banyak perenungan yang aku lakukan, aku sadar ini hanyalah sedikit sentilan dari Allah kepada kami, atas begitu banyaknya kelemahan kami dalam bersyukur kepadaNya. Betapa kami masih sering meragukan rahmatNya, kekuatanNya, kecintaanNya kepada kami. Betapa masih seringnya kami lalai untuk beribadah, masih kuatnya godaan dunia dibanding duduk dimalam hening mengumandangkan dzikir dan doa. Dan kami bersyukur karenanya, Allah masih berkenan menegur kami, membuka mata kami dengan caraNya, bukan siksa, tapi pengelupasan dosa yang begitu tebal menempel pada diri kami, semogaaaa....
Ada satu percakapan sederhana yang cukup membuatku kuat dan sedikit malu, percakapn antara Ghi, ican, fadhl dan aku. Kira-kira seperti ini :
"Bu, kenapa kita dikasih sakit sama Allah, katanya Allah sayang sama manusia"
"justru karena Allah sayang, makanya Allah menegur kita"
"kok negurnya bukan dipanggil , kaya ibu kan kalo negur kita, kitanya dipanggil terus dinasehati"
"Hush, kalo kita dipanggil Allah, namanya kita mati dong, nanti malah ga ketemu ibu lagi"
"oh iya ya, emang bener bu ?"
"Hmmm, banyak cara bagi Allah untuk menegur umatNya, ada yang lewat kesedihan, kegembiraan, kemiskinan, kekayaan, suka cita, bencana, sakit, dan banyak lagi"
"wah kalo ditegurnya dengan jadiin kita kaya, enak bener bu"
"siapa bilang enak... belum tentu, nanti sanggup ga kita ceritain duitnya dari mana, dipake untuk apa, semuaaaaaa kepingan akan ditanya, kalau ternyata dapatnya dari jalan yang salah, wah timbangan keburukan akan semakin berat"
"oh iya ya... tapi tetap aja enak bu, daripada yang miskin , kasian, makan aja susah, ga punya baju, ga bisa jalan-jalan, ga bisa belanja2"
"selama dia tetap sabar dan yakin dengan Allah, maka semua yang dia jalanin akan jadi tambahan buat timbangan kebaikan. "
"trus sakit kita ini, kok ibu bilang juga cara Allah negur kita sih"
"gini, mas, abang, ade , enakan mana, ditegur ibu atas kesalahan kalian, atau ibu diam aja ?"
"ya ditegur dong"
"enak ga kalau ibu sehari aja diemin kalian, kalian mau ngapain aja ibu ga peduli, kalian tonjok2an, pukul2an, ngambil makanan saudaranya tanpa ijin, terserah, enak ga gitu ? "
"hmmmmmm ga enak sih, ga rame, ga ada yang cerewetin, ga enak ah pokoknya"
" ga enak lah bu, nanti ibu cemberut terus, trus aku ga di peluk ibu, ga di cium ibu, ga mau ah"
"Mas, gimana ? "
"ga mau bu, kalo ibu ga negur mas, artinya ibu ga sayang mas lagi dong, ga mau urus mas lagi dong, ga mau ah, mas kan masih mau di urus ama ibu, diajak ngobrol ibu"
"nah, begitu juga dengan Allah, kita dikasih sakit supaya kita sadar untuk menjaga diri kita, supaya kita bersyukur atas nikmat sehat yang selama ini kita rasakan. supaya kita sadar, sehat, sakit, hidup , mati adalah kuasa Allah "
"iya ya bu, kalau ga dikasih sakit, kita suka sombong, makan sembarangan, ga mau istirahat,"
"iya, kaya mas, abang, ade sekarang ini, susah bener disuruh tidur siang, hayooo sekarang mau ga tidur, biar tubuhnya istirahat dan insyaAllah badannya bisa segar kembali saat berbuka nanti"
"siap boss ... kami akan tidur siang "
==============
Lalu aku merenung.... aku bicara seakan aku menasehati diri sendiri, betapa sombongnya diri, berharap mampu menjalani semua tanpa sadar akan batas kuasa tubuh untuk menghadapinya.
Dan aku pun tertidur di samping tubuh anak-anak ku yang terlelap dalam senyum ....
Alhamdulillah.....
===========
oh ya, bersama ini, kami mengucapkan Taqabalallahu minna wa minkum ...
jemput boss kecil dulu ah ...
ReplyDeletembak eva kok putra2nya bisa memilih ditegur klo salah daripada didiemin yah? klo aku salah malah gak nyaman ditegur e
ReplyDeletemba eva.... apa kabar??
ReplyDeletebaca postingan ini aku terbawa suasana seolah aku ada diantara mereka, saling mengasihi dan perhatian... seneng banget..... anak2 keliatan begitu bangganya dengan bundanya.... salam2 u/ anak2 ya mba eva....
*ikut merenung ya mba*
ReplyDeleteSemoga selalu diberi kesehatan untuk mb Eva sekeluarga...
masya Allah...ternyata berliku kehidupan di bulan Ramadhan kemarin ya mbak
ReplyDeletemudah2an ada hikmah yang bisa diambil dari semua ini, dan saya jadi teringat hadits Nabi:
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apa bila ia mendapat kesenangan ia berSYUKUR dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia berSABAR dan itulahyang terbaik untuknya." (shahih muslim no. 7500 hal. 1295)
syafakumullah.
ReplyDeleteah masa sih.... kalau mau jujur, setiap kita lebih senang di tegur loh, terutama anak2. lihat betapa mereka selalu mencoba cari perhatian dengan beragam cara supaya mendapatkan sedikit perhatian orang sekitar. kala kita tidak bergeming, akan terasa gelisahnya mereka. Jadi aku yakin banget kalau mereka selalu akan lebih senang ditegur , dg cara tertentu demi sebuah perhatian.
ReplyDeletesampai sekarangpun, aku rasa, tiap orang butuh ditegut, bayangkan , saat kita ternyata harus menerima perubahan sifat dari sahabat yang tiba2 diam, kita pasti akan bertanya, kenapa, apa salah saya, apa yang terjadi hingga berubah, dan sejenisnya.
Nah mungkin yang dirasa oleh mas pryo adalah rasa salah yang dibuat sendiri, misalnya saat remaja, kita tau salah, dan tentu saja kita enggan utk ditegur, krn udah tau duluan... hihii...
Alhamdulillah sekarang dalam kondisi sehat .. smoga dizna dan keluarga jg sll sehat yaa..
ReplyDeleteyaaa begitulah anak2, ada kalanya berantem, ada kalanya mengasihi, tp yang pasti , mereka sangat kritis saat bertanya atau menyikapi sesuatu, sama lah seperti Jibran ..
smoga perenungannya bisa membawa hikmah ya niez...
ReplyDeleteaamiin, smoga niez juga sll diberi kesehtan ya, jaga kondisi juga , hanya kita yang sadar batas kemampuan kita
Begitulah mas, tapi alhamdulillah, membuat kami banyak merenung dan sadar betapa sayangnya Allah pada kami...
ReplyDeletesmoga keluarga mas Syamsul sll diberi kesehatan juga yaaa...
trimakasih untuk hadist yang begitu menguatkan ini .
jazakallahu khaer ...
ReplyDeleteAlhamdulillah skrg smua dalam kondisi baik, smoga seterusnya :)
maaf lahir batin dulu.. selalu sehat ya mbak..
ReplyDeletengobrol sama anak2 dengan cerita gitu asik juga.. *ikut merenung.. melihat diri..
amiin... insya Allah akan lebih menjaga kesehatan ...
ReplyDeleteemang, ngobrol ama anak2 itu seru, obrolan bisa berkembang luas, dan suka takjub dengan pemikiran mereka
waduh, baru tau ternyata selama ramadhan eva dan keluarga mendapat cobaan beruntun gitu. mudah-mudahan semakin sabar ya...
ReplyDeletekami juga mengucapkan selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir batin. :)
@mba efin : iya mba, begitulah, tp اَلْحَمْدُلِلّهِ bisa dijalani dg baik
ReplyDeleteiya anak2 suka bikin kita takjub dengan pikiran masing2.. ku juga kalu gaul ma ponakan suka mikir.. kog sederhana ya pikiran mereka, ga serumit kita..
ReplyDeleteMaaf lahir batin ya mba eva, so sweet percakapannya *dan dalam juga*
ReplyDeletetaqabbal yaa kariim.. semoga sehat selalu ya, mbak..
ReplyDeleteTfs Va.
ReplyDeleteReally inspiring..
Mohon maaf juga ya Va..
maaf lahir batin ya mb eva...
ReplyDeletesemoga mb eva dan keluarga sehat selaluuuuuuu muahhhh!!!
Maaf lahir batin Mbak Eva..
ReplyDeleteSmoga semua cobaan selama bulan2 kemarin tak datang lagi, semua sehat2 ya
selamat lebaran juga Mbak Eva. Semoga kita semua mendapat rahmat dan rida-Nya, apapun yang kita jalani. Amin...
ReplyDeleteTaqabalallahu minna wa minkum ...
ReplyDeletesemoga sekeluarga senantiasa diberi kesehatan ya mbak.... Amiin
Tuhan masih sayang kita kalo kita diberi ujian. smg keluarga mb eva baik dan sehat sll skr.
ReplyDeleteSemoga setelah ini semua kembali sehat dan ceria ya mbak Eva. Salam hangat untuk semuanya. Terima kasih telah mengingatkan saya untuk bersyukur dikasih kesehatan yang lumayan baik sekarang ini.
ReplyDeletesalam hangat pula untuk seluruh keluarga bunda ya... smg kita sll dalam kesehatan ya bun
ReplyDeleteiya, nikmat sehat itu indah sekali, terkadang kita suka melalaikannya
ReplyDeleteamiin... begitupun dengan uniq ya, smoga sll sehat, ceria, bahagia selalu ... amiin
ReplyDeletemakasih mba nes, amiin untuk doa nya, hanya Ridha yang kita inginkan dari pencipta kita
ReplyDeletesama2 ya rie...
ReplyDeletebegitupun arie dan little baby inside.. sehat2 yaaaa
baru baca Va, semoga ya, semua ujian dari Allah, kita bisa melaluinya dengan baik
ReplyDeletewalaupun belum tentu lulus dengan nilai terbaik, tp sudah berusaha menjalani ujian itu
syafakilLah semuanya, sehat selalu...aamiiin
betul mba, kita serahkan masalah penilaian hanya kepadaNya, kita hny bisa berusaha..
ReplyDeletesmg mba Mia dan klrg jg sll dalam kesehatan ya