Banjarmasin memang daerah keluarga besarku, walau mamah sudah lahir di Jakarta, tapi kluarga besar mamah adalah warga Banjarmasin. Ayah juga warga asli Banjarmasin yang merantau ke Jakarta, meminang gadis Banjar yang sudah menghirup udara Jakarta.
Latar belakang memang kental, tapi aku sendiri, pergi ke tanah Banjar bisa dihitung pake jari tangan sebelah, dan sebagian adalah saat aku sangat kecil yang tidak bisa mengenang pesona bahagia atau suka saat seluruh keluarga berkumpul di sana. Terakhir aku pergi ke Banjar adalah tahun 1995, bersama adik, mamah dan ayah menggunakan kapal laut 2 hari 3 malam. Selebihnya, aku sibuk menata hidup, dan setelah berkeluarga semakin susah untuk menapakkan kaki kesana bersama keluarga.
Awal tahun 2009, sempat aku diajak serta ke Banjar, namun tentu saja kendala materi sangat dominan, aku dengan 4 anakku menggunakan pesawat akan membutuhkan budget sangat besar, dan kondisi memang sangat belum memungkinkan. Akhirnya aku hanya bisa menitipkan jiwa dan rinduku kepada Putri yang aku ijinkan pergi bersama keluarga besarku itu.

Hatiku nelangsa....
Air mataku tumpah...
tanpa dia tahu ...
Aku pedih...
Karena itulah kali terakhir keluarga besar kami bepergian bersama ayah
ke kampung halamannya
bersenda gurau bersama kakak-kakak-nya
Ya Allah....
dan tangisku kembali mengalir..
Bulan lalu, kembali rasa itu menerpa, saat aku kembali tidak bisa menemani mamah ke Banjarmasin, alasan klise, dana dan ketidak mungkinan aku meninggalkan anak-anakku. Pedih... pedih sekali..... melepas mamah bersama adik untuk terbang ke tanah lahir Ayah, I wish I could be there ....
Dan kemarin, tatkala ada sahabat yang melangsungkan pernikahan di sana, kembali hati ini bergetar, ingin.... ingin sekali aku disana, oke, egoisme pribadi berkedok menghadiri undangan, ingin melepas rindu dengan alasan pertemanan... Tapi kembali... ijin belum aku terima, tetap dengan alasan klise, dana dan anak-anak.
Entahlah...
aku rindu untuk apa...
Tidak ada kenanganku disana..
Tidak ada kesan spesialku disana...
Banjarmasin hanya sebuah kota...
sudah... lupakan saja....

Mungkin aku hanya ingin melepas rindu pada satu sosok berwajah seperti ayah. Kakak kandung ayah yang sekarang pun sudah menua. Mungkin itu hanya kerinduanku padanya, mencium aroma rumah tempat ayahku pernah berada dan besar bersamanya. Ya , mungkin rinduku karena ayah.... aku ingin berada dekat ayah...
Putri n my big fam at Martapura
Bandara Syamsudin Noor ...
Ketupat Kandangan...
Soto Banjar ...
Ikan Haruan ...
Bingka Banjar ...
Kelotok ...
Pasar apung ...
Martapura...
Tunggu aku..
Entah kapan....
ayah naik kelotok ;;(


Semoga suatu saat ada rejeki, mbak eva sekaluarga bisa ke banjarmasin.. Amiiiin
ReplyDeleteApalagi kalo ksananya pas musim duren ya mba, puas2in pesta duren deh:-)
ReplyDeleteInsyaAllah one day sekeluarga ksana ya mba, amin
Aselinya sdng merindu ayah ini...lau menjalar ke segala hal yang berkaitan dengannya. Banjarmasin lah yg paling kental. Bukan begitu ? *hehe..malah sok menganalisa lagi*
ReplyDeleteSmg bs sowan kesana brsm slrh keluarga ya bu....InsyaAllah kl niat silaturrahim pasti ada jalan kemudahan di dalamnya.
Moga terkabul
ReplyDeleteku ingin ke sana juga suatu saat nanti :)
ReplyDeletenanti pasti kesampean mbak.. didoakan.. pelukpeluk, ikut merasakan rindunya mbakeva akan kampung halaman.. ku juga kangen sama kampung babe di aceh..
ReplyDeletePutri asyik2 aja bepergian sama keluarga besar tanpa didampingi orangtuanya ya mbak ?
ReplyDeleteenak emang kalau anak udah gede, bisa nitip2 :)
Semoga dimudahkan jalannya ya Bun, tetap yakin akan kekuatan Allah SWT, go Bunda Eva !
ReplyDelete** dimari lagi kangen Pekanbaru, hihihi
Semoga suatu hari nanti diberikan rizki bisa ke Banjarmasin lagi ya mbk Eva
ReplyDeletewaduh barusan pulang dari martapura nih...
ReplyDeletemaap maap mba eva, kalo bikin ngiri :D
cini peyukkkkkk... suatu saat aku yakin mba eva bisa ke Banjar lagi kog hehe
Adiknya ibuku juga ada yg kawin sama orang Banjar, tahun 2005 akhirnya aku bisa menginjakkan kaki ke Banjarmasin meski di ongkosi kantor hehehe., kedatangan yg cuma beberapa jam disambut begitu heboh dengan banyak makanan, dan itu semua harus di cicipi, begitulah khasnya orang Banjar katanya, yg sangat mengjormati tamu/kerabat.
ReplyDeletesemoga Mbak Eva segera bisa ke sana ya, Insya Allah
Smg kesedihan mb eva berangsur hilang...suatu saat allah pasti ijinkan mb eve skluarga k banjar...
ReplyDeletekerinduan mm hal yang menyiksa ya vanda :)
ReplyDeletemaap ya mbak klo postingan ttg Banjarmasin bikin mba Eva meloo,... aku doain semoga mba Eva bisa ke Banjar secepatnya...
ReplyDeletesemoga dimudahkan oleh Allah untuk ke sana-nya, tante... ^_^
ReplyDelete