Wednesday, September 8, 2010

Merekam Ramadhan kali ini


Minggu pertama : Berusaha Tegar dengan cobaan
Diawali dengan masih sakitnya Putri , demam tinggi yang Alhamdulillah diagnosa hanya virus saja , dilanjut dengan Fadhl dan Maisaan yang ikutan demam. Sekali lagi Alhamdulillah semua bisa bertahan dengan home treatment dan minum madu dan air zam zam. Banyak sekali cobaan bagi diriku pribadi dengan ke-ngeyelan - ku untuk tetap rasional , di akhiri dengan ungkapan menyedihkan dari keluarga bahwa diriku pembuat batas antara mereka, bahwa diriku bergaul dengan teman yang salah, bahwa aku lebih mementingkan orang lain dari keluarga . Pedih dan sedih kala itu, padahal tiada sedikitpun inginku untuk berbeda dan melanggar keinginan mereka, tidak sama sekali. Aku tau aku berbeda dalam prinsip dan perbuatan, tapi aku selalu berusaha menyeimbangkannya, aku selalu berusaha menipiskan perbedaan itu, walau tetap untuk hal hal yang prinsip, tidak ada seorangpun yang mampu dan bisa unutk merubah keyakinanku.
Tapi semua pembenaran dan alasan itu tentu tidak bisa begitu saja aku ungkapkan. Situasi panas tidak bisa aku redam dengan keegosianku mempertahankan diri. Dan aku hanya bersujud padaNYA untuk tetap menguatkan diriku dan membukakan sedikit pintu pengertian bagi mereka.
Alhamdulillah semua berjalan dengan baik, hal yang aku khawatirkan tidak terbukti, ke-diam-an ku ternyata bisa meredam emosi itu, dan hubungan kami kembali seperti biasa. Allah begitu sayang pada kami.

Minggu ke dua : Berjuang dengan hati dan rasa
Kali ini aku yang ternyata harus menyerah kepada fisik-ku. Inginku untuk tetap kuat ternyata di tolak oleh tubuhku. Dia ingin istirahat sejenak, melepas beban dan merebahkannya di peristitrahatan. Ya aku menyerah ... Allah menegurku dengan caraNYA. Ku lepas semua beban itu sejenak... aku ingin tidur .. melepas lelah dan penat yang mengguncah raga dan jiwa.
Dikala itu aku merasa sendiri, tiada pengertian, syetan membisikkan keburukan , membelokkan hati lurusku untuk berpikir buruk akan sekitar. Aku sempat terlena dan membiarkan air mata terlalu lepas mengalirkan duka yang harusnya tiada. Aku kehilangan suatu kata bernama PASRAH dan IKHLAS.
Alhamdulillah imanku masih mau mengisyaratkan itu. Aku bersimpuh dalam lelahku memohon ampun atas miringnya pikiranku. Aku mohon hidayahNYA selalu hadir untukku, menguatkan ku , melepaskan dan meluruhkan dosa dosaku, membangkitkan  pasrah dan ikhlas yang harusnya aku kedepankan . Yaaa aku harus bangkit , menata hati dengan mengingat bahwa aku mencintai semua karena Allah .. aku harus bertahan dan tetap berjalan dengan kekuatan dan ketegaran..

Minggu ke tiga : Saatnya mengatur semua
Minggu ketiga Ramadhan ini semua sudah seperti biasa, hidup terasa nikmat sekali. Aku mengatur menu makan ala kadarnya untuk berbuka puasa, mengatur ritme keseharian dan juga mengatur anggaran untuk pos pos yang rutin aku keluarkan ditambah dengan kewajiban yang ada di bulan Ramadhan.
Keyakinan dan kepasrahan bahwa Allah maha pemberi Rizki , membuatku kuat, semua akan ada jalannya, aku tidak terlalu terbebani dengan daftar yang panjang itu. Biarkanlah berjalan apa adanya. Untuk esok, biarlah esok dipikirkan, yang saat ini ada, itulah yang kami jalani. Dan Alhamdulillah semua terpenuhi walau memang tetap berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Tahun ini adalah tahun perjuangan bagi kami, merangkak diatas keyakinan untuk lepas dari keterikatan instansi. Berat memang , tp dikala kelemahan menyapa, insya Allah keyakinan akan sang maha pemberi Rizki selalu hadir untuk kami. Kami bertahan dan setidaknya berusaha bertahan..
Anak anak walau ala kadarnya, mendapatkan satu persatu baju baru untuk menemani di hari raya. Sendal mereka beli dengan hasil tabungan mereka, dan kewajiban kewajiban kami sudah kami sisihkan untuk bekal kami. Insya Allah kami bertahan. ... walau dengan kesederhanaan...

Minggu ke empat : Anak anak dan sikapnya
Minggu terakhir Ramadhan, cobaan bagi kami adalah dari anak anak kami, entah mengapa semua mencari perhatian dengan cara masing masing. Ghifari yang tiba tiba menjadi enggan puasa, Maisaan yang jadi malas shalat, fadhl yang semakin hobi teriak teriak, dan Putri yang kalau makan semakiiiiiinnnn lama. Astaghfirullah... cobaan ini sebetulnya membuatku antara geli dan kesal. Kenapa pula sih mereka mesti begitu begitu amat. Toh kami akan tetap menerapkan aturan yang sama , mo nangis gimana juga, tetap aja shalat ya harus shalat. Mau malas sahur kaya gimana, ya puasa tetap harus puasa (walau ga juga sih kami paksa). Intinya kami berusaha mereka tahu bahwa ada aturan yang tetap harus dilaksanakan dan tidak bisa dibelokkan dengan suatu sikap bernama MANJA.
Aku mencerna , aku memilah, aku berusaha mengerti, dan akhirnya satu persatu aku dekati, dengan porsi ala kadarnya aku berusaha mengungkap apa yang ada dalam hati dan pikiran mereka, kuluangkan waktu satu persatu bersama mereka. Aku menjaga toko bersama Ghi, aku bersenda gurau dikamar hanya berdua Maisaan, aku membuat kue hanya dengan Putri, dan unutk di bontot, dia dapat porsi pelukan bertubi tubi sepanjang aku bisa.
Aku hanya ingin mereka sadar,kewajiban adalah kewajiban, tugas adalah tugas, dan ketegasan serta aturan yang kami buat bukan karena kami kejam, tapi karena kami begitu cinta kepada mereka, karena mereka adalah titipan Allah yang harus kami bina dengan bekal yang baik dan kuat. Cinta kami tiada beda antara mereka , dan mereka harus memahami dan mengerti itu semua.




Akhir Ramadhan ini ....
Ramadhan begitu cepat berlalu , hari ini fisikku kembali di uji, aku terkapar dalam demam karena lalai menantang hujan. Ditambah dengan kondisiku yang sedang berhalangan dan selalu menimbulkan tekanan darah yang begitu rendah, membuatku begitu lemah . Tapi tenang ... aku tidak terlena dengan ini semua, aku harus kuat dan bisa sembuh dengan segera. Aku harus mengakhiri Ramadhan ini dengan bersimpuh dan merenung atas kualitas ibadahku tahun ini. Walau aku tidak dapat shalat , namun aku harus membiasakan lisanku terus berujar asmaNYA, mencari pahala dengan apa yang aku bisa.
Masih banyak sekali kekuranganku, target yang tidak tercapai di Ramadhan ini adalah menghafal 7 surah yang terlewat begitu saja. Ternyata duniawi ku masih aku kedepankan di banding kewajiban untuk bekalku sendiri. Sesungguhnya sedih dan pedih hati ini, namun aku masih berusaha terus mengejar itu semua ... mudah2an esok aku masih di beri umur untuk mengejar kekurangan itu.
Mudah2an tahun depan, kami sudah memiliki asisten yang bisa sedikit mengurangi beban kerja ku, sehingga aku bisa membagi waktu ibadah ku dengan waktu duniawi ku. Semoga Allah masih memberiku waktu untuk itu...

Ya Allah..... terrimakasih atas segalanya...
Ijinkan aku untuk dapat bertemu Ramadhan di tahun depan
Dengan kualitas yang lebih baik dari ini
Semogaaaa...


Pict taken from HERE

14 comments:

  1. aminnnnnnnnn *peyukkkk mb eva*
    cepet sembuh ya mbaaaaaa

    ReplyDelete
  2. amiin... semoga cepat sembuh ya, mbak...

    ReplyDelete
  3. Mudah2an kita dipertemukan dg Ramadhan berikutnya, amiin

    Menarik ya mbak, Ramadhan yg mengharubiru...

    ReplyDelete
  4. Amien...cepet sehat ya Mbak Eva *big hugs*

    ReplyDelete
  5. Insya ALlah ..semua akan berbuah manis..

    ReplyDelete
  6. @arie : makasih pelukan dan doanya....

    @ rinda : iya nih, mudah2an cpt pulih biar bsk nyaman kemana mana

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah Va, dpt melalui semuanya dengan ikhlas...

    Amiin Allahumma amiin, semoga do'a2 Eva sekeluarga dikabulkan...
    Semoga kita dipertemukan dgn ramadhan2 mendatang dgn kualitas keimanan yg lebih...

    ReplyDelete
  8. *Peluuuuuuukkkk* cepet sembuh ya mbaaa :)

    ReplyDelete
  9. Semoga smua slalu berakhir manis ya...
    Cepet sembuh jua.... *hug*

    ReplyDelete
  10. Semoga sehat selalu ya mbak Eva
    Salam utk keluarga
    Mohon maaf lahir batin

    ReplyDelete
  11. Bener2 Ramadhan yg berbeda dr thn2 sblmnya ya Va.
    Smg kita msh diperkenankan bertemu dgn Ramadhan lagi.. Sehat terus ya Va.. *hugs*

    ReplyDelete
  12. Cepet sembuh ya Eva...

    Maaf lahir Batin

    ReplyDelete