Monday, September 27, 2010

[Lomba seribu Kisah Ibu] Ibu dan menjadi ibu

 

Ya Allah, sakit ini begitu kuat, begitu mendera, begitu menyiksa , aku tidak kuat ya Allah. Beginikah rasanya untuk mendapat impianku ? begitu beratkah ya Allah , atau inikah akhir hidupku? .  Jika Engkau memang mau mengambil nyawaku saat ini, ambillah, tapi ijinkan aku mengucap maaf kepada bundaku, sekali ini saja….

Kilas bayang semua prilaku yang telah aku lakukan kepada ibu seakan tepat berada di depan mata, seiring sakit yang aku rasakan disetiap 5 menit dan semakin cepat semakin berat, aku melihat dikala  aku berbohong pada ibu hanya untuk sekedar dapat pergi bersama kawan kawan,  dideraan sakit berikutnya aku melihat sesosok anak remaja yang menentang dan menganggap sang bunda adalah seorang yang kolot dan tidak mengerti perkembangan jaman,  lalu terbayang kembali saat saat amarah memuncak dikala diri merasa semua tidak mencintai , merasa bahwa ibu hanya mencintai anak anak lainnya,  bahwa ibu hanya memikirkan yang lain sedang aku harus berjuang sendiri untuk sekolah, untuk kehidupan, untuk keputusan dan semua hal tentang diriku. Semua harus aku yang mengalah, semua hanya tentang aku dan aku ...

Sakit itu kembali menerpa, aku teringat dikala aku tanpa sengaja mendengar ucapan ibu kepada salah seorang saudara.. ”Eva itu anak yang kuat, dia bisa melakukan semua sendiri, memang dia keras, tapi apa yang dilakukan adalah kebenaran dan kebaikan, aku bangga dan sayang sekali pada anak itu, dia memang berbeda ”  . Saat itu, ditengah keegoisanku, aku hanya menganggap bahwa itu adalah suatu perkataan yang biasa dari seorang ibu ... nothing special.

Sakit itu datang lagi, usapan lembut dari tangan yang sudah tidak halus lagi terasa begitu meringankan bebanku, pelan.. pelan sekali usapan itu terasa mengguyur panasnya panggul dan tubuh ku..

Ya Allah.. aku saat itu hanya memikirkan tentang aku, bagaimana dengan ibu , mungkin ibu berbuat itu karena ibu yakin akan kemampuanku, akan ketegaranku, akan kekuatanku, bahwa ibu betul , dia mencintaiku dengan caranya , melepasku karena kepercayaan nya pada kemampuanku, tiada ada niatnya untuk membedakan cinta kepada anak anaknya... Ampuni aku ya Allah atas semua prasangka burukku pada ibu.

“Bu.. sakit sekali bu …” ucapku dikala kembali rasa panas itu datang

”Sabar nak .. ini jihad mu, ini perjuanganmu, masih banyak yang akan ada didepan , kamu pasti bisa, kamu anak terkuat ibu, bisa , ayo nak, sebentar lagi.. ada ibu disini ”

Ibu... seandainya aku bisa memelukmu saat itu, aku ingin membangunkan tubuhku, melupakan erangan sakit ku, dan meminta waktu untuk memohon ampun padamu...


”ya bu, doakan aku ”

”Ibu keluar dulu ya nak, mas mu sudah datang, insya Allah kamu bisa mengeluarkan anak hebat dari ibu yang hebat... Bismillah dan dzikirlah terus, ibu ada disini”

Disaat desakan hebat terakhir aku rasakan, butuh empat kali kekuatan dari diri dan atas bantuan Allah akhirnya terdengar tangisan hebat dari bawah rahimku ..

”Alhamdulillah bu, selamat ya, anaknya perempuan, sempurna , ibu mau memeluknya ? ”

”Ibu .. aku mau ibu ... aku mau ibu sekarang ”  aku tidak peduli semua, rasa sakit yang yang sudah lenyap telah digantikan oleh sesosok tubuh mungil cintaku , anak itu akan baik baik saja. Namun rasa bersalah yang aku punya seumur hidupku hingga saat itu belum hilang sebelum aku menyium ibu ku dan mendapatkan perkataan maaf darinya..

 ”ya nak, ibu disini, itu anakmu, peluklah dia ”

Tiada kata yang kuucap, hanya pelukan erat , begitu erat berharap semua gelisah, semua beban karena kesalahanku dapat terhapuskan seiring ucapan perlahan dari bibirku disela tangisan pedih ku... ”maafkan aku bu ...  maafkan aku bu ... ”

 Dan peristiwa itu telah merubah seluruh hidupku ... Aku menjadi perempuan yang berbeda .. aku telah menjadi seorang ibu ...

========


44 comments:

  1. dan aku sll menangis tiap mengingatnya

    ReplyDelete
  2. dan aku sll menangis tiap mengingatnya

    ReplyDelete
  3. semoga menjadi salah satu karya favorit^^

    ReplyDelete
  4. hiks...jd inget perjuangan jadi ibu dan perjuangan ibuku..
    semoga dapat salah satu hadiah Mbak..

    ReplyDelete
  5. amiin .. stidaknya jadi belajar nulis terus mas

    ReplyDelete
  6. ceritanya menyentuh banget mba eva, sayanngnya aku ga pernah tau rasanya mau melahirkan mules atau kontraksi itu bagaimana?

    ReplyDelete
  7. amiin ... iya, kisah bersama ibu begitu banyak dan memberi makna yang dalam...
    Aku lagi ngasah kemampuan menulis yang masih minim banget nih

    ReplyDelete
  8. Subhanallah..speechless..ini tulisan dr hati, moga menang ya..

    ReplyDelete
  9. ga mesti lewat cara itu untuk mengingat kisah tentang ibu kok, hanya kebetulan aja di aku dapat hidayahnya pas lahiran putri

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah bila bisa berkesan ...

    ReplyDelete
  11. Pada saat2 seperti itu, baru kita tahu bagaimana beratnya perjuangan seorang ibu ya mba

    ReplyDelete
  12. Jd pengen nangis bacanya.....:'(. Wkt aku kesakitan mau melahirkan anak pertama, Mama dg setia duduk disamping tempat tidur sambil tak putus berdoa dg khusyu untukku & anakku...hiks.....

    ReplyDelete
  13. mungkin tiap orang momennya akan berbeda, tp disaat itu begitulah yang aku rasakan... hiks

    ReplyDelete
  14. iya, ibu dengan atau tanpa ada disisi kita, beliau sll berdoa untuk anaknya

    ReplyDelete
  15. setuju banget ^^
    dengan terus mengasah tulisan, kemampuan kita akan makin berkembang :)

    terus terang, kl saya, nggak mudah menulis hal2 sentimental demikian

    ReplyDelete
  16. huhuhu, merinding, sekaligus bikin aku kangen mamaku di rumah yang sedang aku titipkan anakku...kasih Ibu memang sepanjang zaman ya Mbak, semoga kitapun dapat menajdi ibu yang baik bagi anak2 kita,amiinn *smoga tulisannya menang ya Mba Eva...

    ReplyDelete
  17. Jadi nambah dosa kita pada ibu sendiri setelah merasakan sendiri gimana jadi ibu ya.

    ReplyDelete
  18. sangat menyentuh sekali mba
    semoga menang ya :)

    ReplyDelete
  19. say, sabtu siang dateng ke walimahan anak bni syariah kah..?
    sepertinya melihat dikau...?

    ReplyDelete
  20. terharu, mbk...

    btw, itu ibunya mbk eva msh seger ya.

    ReplyDelete
  21. Bener mbak, setelah jd ibu br malu n menyesal ama kelakuan dl thd ibu kita ya. Nice sharing mbak.

    ReplyDelete
  22. Tahun ini banyak peristiwa yang membuatku semakin dewasa untuk menjadi seorang anak dan seorang Ibu mba. Jadi melow gini gw baca postingan ini :(

    ReplyDelete
  23. Wah jadi makin semakin semangat nih ... makasih ya mas.

    ReplyDelete
  24. iya, chandra , nining . wah mba yani datang ya, aku sibuk ama bocah2, duduk di deket pintu mba... Kok ga nyenggol2 sih ... (eh aku nya sibuk moto2 sih ya.. eheheh)

    ReplyDelete
  25. getaran emosional yang naik turun ya da..

    ReplyDelete
  26. titik balikku ya pada saat itulah, benar2 serasa tertampar , semua dosa berkelibat di sela2 sakit.. Smoga kita bisa selalu berbakti, mengabdi dengan ketulusan kepada ibu kita

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah, keluhan sih ada lah, maklum umur ..

    ReplyDelete
  28. tapi masih begitu banyak yang menelantarkannya :(

    ReplyDelete
  29. amiin... menuliskan yang terlintas aja

    ReplyDelete
  30. mudah2an kedepannya , kita semakin meminimkan dosa dan selalu ingat kepada pengorbanan ibu

    ReplyDelete
  31. Salam kenal mbak :)
    Terharu bacanya sampai menitikkan air mata,ingat dgn ibu sendiri hiks..

    ReplyDelete
  32. @ummizaldina : trimakasih sdh berkunjung ..
    Ibu.... Smoga kita msh diberi kesempatan tuk berbakti pdnya

    ReplyDelete
  33. terharu.. T_T jadi inget Mama hiks.. makasih udah sharing yaa, Mbak Eva

    ReplyDelete