Wednesday, September 22, 2010

Jari Tengah


Saat Mau shalat Ied 

Hari ini saya mendapat teguran keras dari seseorang lantaran saya memajang foto anak anak yang salah satunya be

rgaya satu jari tengah menunjuk ke depan. Jujur saya tidak memperhatikan itu sebelum di tegur. Teguran keras itu cukup membuat saya shock, karena terkesan menuduh, entah tuduhan bahwa anak saya liar, saya yang kurang memberikan didikan etika kepada anak saya, atau apalah yang intinya saya salah mengasuh mereka. Ya memang itu hanya kesan yang saya dapat, namun cukup untuk membuat saya merenungkan, salah siapakah ini.

Lalu saya membuka file foto anak saya itu, anak lelaki berusia 7 tahun , dan yang saya dapati adalah gaya seorang anak dengan berbagai gaya heroik seperti tokoh hero pujaannya. Entah bergaya ultraman dengan posisi tangan

 mengepal, atau bergaya naruto dengan tangan didepan dan ancang ancang kaki , atau bergaya tangan mengepal atau jari membentuk gaya "metal" , atau jari yang menunjuk ... Nah untuk pose jari yang menunjuk, saya temui tidak hanya jari tengah saja, tapi berbagai pose dengan menampangkan jari yang berbeda, terkadang jempol, telunjuk, tengah, kelingking, namun yang jarang emang jari manis, karena agak susah membuatnya bergaya, padahal namanya sudah manis ya

....

Mas Ghi dgn gayanya

Ada suatu kelegaan di hati saya, bahwa artinya anak saya tiada bermaksud buruk dengan gaya nya itu. Dia hanya bergaya sesuai keinginannya, sesuai pose yang dia nyaman saat itu. Lalu salah siapa yang menyangka bahwa itu adalah tindakan asusila , mengacungkan jari tengah, dilakukan oleh anak 7 tahun ?  Salah saya kah ? anak brutalkah ?

Siapa yang menjadikan tanda  bahwa kalau menunjuk jari tengah adalah ungkapan kasar dan kotor ? siapa yang menjadikan tanda bahwa kalau menunjuk jari jempol artinya mantap ?

siapa yang menjadikan tanda bahwa kalau menunjuk jari telunjuk  artinya menunjuk ?

siapa yang menjadikan tanda bahwa kalau menunjuk jari kelingking  artinya berbaikan ?

Ya itu hanyalah tanda yang diciptakan karena kebiasaan. Lalu apakah setiap anak kecil mengerti akan maksud semua istilah itu ?

Lalu saya  bertanya kepada anaksaya  itu, dengan kelembutan yang sebisa mungkin saya coba berikan. Saya tanyakan, kenapa gayanya kok seperti jagoan, dan dengan kepolosan dia hanya berkata , ya kan keren bu .. Lalu saya tanya, kenapa menunjuk pake telunjuk, dan dia menjawab 'kan aku keren'  ....

Lalu saya coba alihkan kepada pose jari tengah yang mengacung tersebut, 'kenapa menunjuknya pakai model ini ? '  dan dia hanya menjawab ' ya kayak jagoan2 aja bu, keren banget , jadi macho'

See ? tidak ada maksud lain dari dirinya kecuali bergaya dan bergaya .. Namun kita sebagai orang dewasa yang sudah mengerti seakan menjudge bahwa moral anak anak kita sudah bejat... Salah siapa ?

Lalu jika saya harus meluruskannya, saya harus bilang apa , jika dia bertanya kenapa jari tengah tidak boleh di acungkan , sementara semua jari mempunyai hak yang sama untuk di tonjolkan ?

30 comments:

  1. Ya...jangan sampai anak keliru dalam mengekspresikan sesuatu

    ReplyDelete
  2. sudah di tanyakan, dan memang mereka tdk mengerti ... ya akan di upayakan mereka tdk menggunakan gaya itu lagi

    ReplyDelete
  3. Mengerti apa yg dikau posting Va... Hugs yaa*
    Sometimes kita memang suka menghadapi situasi spt itu...

    Alhamdulillah, dikau tdk emosi sewkt menegur, walaupun dlm kondisi gusar*

    ReplyDelete
  4. anak emang masih sampai ke tahap meniru, belum sampai ke tahap memakna :)

    ReplyDelete
  5. @ mba Yani : terus terang bingung mba, karena aku yakin ghi ga ngerti maksudnya. pose dia emang pose gaya jagoan kok.
    Aku masih bingung menjelaskan kenapa nya, tp tadi sementara aku ajarkan saja bahwa yang dipake jari lain saja.. *hiks kurang bijak ya*

    ReplyDelete
  6. mungkin juga dia lihat dari teman2nya.. haduuh jadi deg2an, mudah2an dia emang beneran ga bermaksud itu ya..

    ReplyDelete
  7. Ah Mba, aku yakin Ghi ngga bermaksut apa2. Rasa2nya anak seusia itu belum ngerti kok apa maksut dari jari2 itu, atau simbol apapun itu.

    Aku juga sering ngga ngerti dengan konstruksi sosial masyarakat kita. Tapi mau ngga mau, kita hidup didalamnya. Sehingga 'harus' mau mengikuti aturan sosial yang tidak tertulis itu.

    Seperti warna misalnya. Siapa yang menjadikan bahwa pink adalah warna perempuan dan biru adalah warna laki2? Sehingga kalo misalnya laki2 pake baju atau aksesori apapun berwarna pink, maka orang akan mencapnya kecewe2an, gay, homoseksual, atau apalah. Sementara kalo perempuan pake baju biru, artinya tomboy, kelaki2an, dsb?

    ReplyDelete
  8. Kebayang "sesaknya" ya mba, dijudge seperti itu dan bingung dengan perilaku anak yg sebenernya kita tau dia tidak memaknai spt org dewasa yg maknai, tp karena mainstream memaknai negatif mau gak mau kita jd ikut arus tsb. Tapi mba eva ortu yg bijak, pasti bisa menemukan jalan tengah atau jalan terbaik terkait hal ini. Anak2 pasti bangga ya punya ortu spt mba eva :)

    ReplyDelete
  9. itulah wi, krn itu aku baru nyadar kalau belum menginformasikan hal2 'tabu' versi masyarakat kepada anak2. Terus trg aku blm memberitahu mereka bahasa bijaknya, masih bingung..
    Mungkin suatu saat dikala santai akan aku masukkan etika2 yang berlaku tersebut..

    ReplyDelete
  10. betul, mau ga mau harus menjelaskan mana prilaku yang boleh dan tidak, sebelum terlanjur dan label buruk menancap pada anakku

    ReplyDelete
  11. membayangkan seandainy aq ada diposisi mb eva, kurlebny pst merasa sama, duhh..mba, pola anak2 emang unik kepolosan mrk dlm btingkah laku kdg diartikan jauh oleh yg dwasa seolah2 apa yg anak2 lakukan memiliki arti yg sama u mrk yg dwasa, ironis bgt, kalo udh gini siapa sesung.ny yg blm dewasa?
    Salut sm mb eva bs bijak mhadapiny, tfs mb eva...

    ReplyDelete
  12. Tfs Va..meski andai aku jd dirimu jg pasti nyesek di judge bgt..
    Next pelan2 mungkin aku mulai jg mengajarkan perilaku yg dianggap tabu di masyarakat.
    Buat temanmu yg ngejudge itu. Tunjukin aja link tulisan ini biar dia belajar.

    ReplyDelete
  13. aku bingung sama yang ngejudge. gak bisa nge judge baik tidaknya anak dan didikan kita thd anak hanya karena sebuah jari. Hadeeeuh ...

    ReplyDelete
  14. "monkey see monkey do" deh mbak.. anak2 kan copycat sejati ya.. jadi mereka memang hanya meniru, blom mengerti maknanya..
    temen mbak bermaksud menegor saja bukan langsung menjudge bahwa mbak ortu yang kurang kasih pendidikan moral.. mungkin juga temennya blom punya anak, ato anaknya blom seumur anak mbak yang lagi demen2nya niru idola?
    paling tidak mbak bisa kasih tahu anak sendiri, kalu nunjuk tangan kaya gitu kurang sopan..
    padahal nunjuk tangan dengan bahasa tangan karena saya kurang pendengaran kaya gitu malah buat komunikasi, bukan tidak sopan.. ada sejarahnya nunjuk jari tengah ato manis begitu adalah kurang sopan..
    jangan jadi pikiran lah mbak.. anak2 mbak amazing banget tuh, pede difoto dengan gaya superhero..

    ReplyDelete
  15. yang ngejudge terlalu berlebihan,anak kecil kan ga ngerti artinya

    ReplyDelete
  16. yg ngejudge siapa ya..over kritik banget..*ngepal2 tinju*

    ReplyDelete
  17. ya mungkin krn kaget kali ya, dan reaksinya dia jg bikin kaget aku ..hiks

    ReplyDelete
  18. tp gpp juga sih, cuma aku kaget aja, dan akhirnya jd intropeksi diri bahwa ada hal hal yang blm sempat aku ajarkan kepada anak2ku

    ReplyDelete
  19. benar mba, cuma saya sempat kaget aja dan saat itu terpikir dan terkesan dia menjudge saya. Tp gpp, jadi pembelajaran juga kok buat saya.

    ReplyDelete
  20. Kebanyakan kita kan memang mengomentari dari apa yang terlihat tanpa meneliti dan memahami..

    ReplyDelete
  21. kemarin dah mulai pelan2, tapi terus terang , penjelasanku masih terkesan asal dan egois, masih butuh waktu untuk menjelaskan secara gamblang , kenapa ini tabu , ini tidak

    ReplyDelete
  22. karena mungkin disini lebih mengutamakan ke tabuan, semua dianggap rata, anak kecil langsung diomeli atas sesuatu yang tidak di mengertinya.

    ReplyDelete
  23. Yang salah para jagoan yang bergaya nyeleneh itu. (dan orang yang mengkondisikan image begitu)

    ReplyDelete
  24. karena gak mau terstigma begitu saya membiarkan anak saya yg lelaki milih kemeja pink (model cowok kok----berarti produsennya emang gak warna minded ya).

    pake kemeja itu tetep ganteng tetep "sangar" lah emang anak cowok aseli kok :D hehehehe

    Bayi mardhi juga banyak aksesorisnya pinky-pinky, walaupun biasanya bayi itu mukanya nyaru belum jelas co/ce, tapi mardhi tetep teges keliatan cowok betul.

    jadi gak perlu kok ya ngerasakuatir dengan warna2 tertentu (OOT banget)

    ReplyDelete
  25. orang itu sampe ngelabelin anak mba? wah tabog aja mba, sok teu banget sih. hihiihii.

    mungkin dibicarain jujur dengan bahasa anak-anak aja mba, kalo bergaya jangan ngacungin jari tengah karena itu mengandung arti tidak baik. kalau dia bilang tapi jagoan2 itu bergaya begitu, ya jawab aja, berarti jagoannya gak baik. atau ajak memperhatikan jagoan (yang baik2) ada gak yang brani ngacungin jari tengah. kalo ada berarti dia jagoan yang gak sopan gak patut ditiru.

    ReplyDelete
  26. sip.. bakalan aku inget ini jawaban, buat bekel ngasih wejangan ke mereka .. :D
    Thanks ya rin

    ReplyDelete
  27. nah itu dia yang dipikirkan anak2, apa salahnya jari tengah?

    ReplyDelete
  28. kadang kita harus beradaptasi dengan aturan sosial yg ada bu...masuk nya etika bkn dosa...

    ReplyDelete
  29. yoi li.. mulai mengajari, walau masih bingung merangkai kata versi anak2

    ReplyDelete
  30. waah, bisa dimengerti sekali Mbak Eva...

    padahal persepsi anak2 sering kali berbeda dengan orang dewasa ya?. Ketika anak2 dilarang tanpa alasan yang jelas, itu sama dengan membangkitkan keinginannya untuk melakukannya lagi.

    Setuju dengan cara Mbak Eva... mengalihkannya adalah cara yang terbaik...

    salam buat Ghi ya Mbak....

    ReplyDelete