Wednesday, August 18, 2010

Berdamai dengan Batas


Manusia satu ini terkadang masih suka mudah diliputi godaan syetan untuk sombong dan lupa akan adanya batas kemanpuan, kemampuan fisik terutama. Berasa smua bisa diatasi , ga terlalu mau ngerepotin orang lain, ga mau membagi beban kepada orang lain, dan yang jelas selama masih bisa berdiri, ya masih merasa badannya sehat untuk menahan beban di otak, hati dan raga.

Dua minggu berkutat menjadi perawat anak2 yang sakit, dimulai dari Putri, lanjut ke Fadhl dan Maisaan, tidur ga karuan, pikiran kemana mana, menata hati , menata rasa, menata lisan, semua demi menyenangkan pihak lain. Menutupi apa yang bisa ditutupi agar yang memberi perhatian tidak tersakiti karena nasehat untuk memberikan obat obat dan rekomendasi dokter canggih terpaksa aku tolak demi suatu yang bernama rasionalitas.

Merangkap menjadi istri yang harus membereskan rumah tanpa asisten sama sekali , mencoba menghela peluh dengan istighfar dan mencoba mengganti bayang tumpukan setrika menjadi  tumpukan pahala yang menantiku di syurga. Menahan diri dari permohonan bantuan supaya di bawain makanan karena sudah tiada tenaga untuk meracik sekedar sayur bayam , hingga terpaksa angkat telepon dan merogoh anggaran yang tidak dicadangkan .

Merangkap menjadi penjaga  toko yang harus terus memberi senyum, berargumen semanis mungkin , menahan pedih karena penawaran yang sadis, melipat barang yang Alhamdulillah masih ada yang menyentuhnya, mengatur waktu untuk mengisi stock, mengatur margin agar dapat membayar gaji asisten toko termasuk THR nya yang masih gelap dirasa, nego sana sini supaya dapat kemudahan barang, sampai dengan menjadi kurir untuk mengantar paket yang akan diterbangkan ke pembeli setia.

Disaat yang sama masih juga berlaga menjadi pahlawan kesiangan, ngasih nasehat sana sini padahal diri sendiri terkadang lupa akan nasehat yang di beri. Sabarlah kawan, seraya diri menangis karena keluhan lelah.. Tegarlah sahabat, sementara diri meringkuk di kasur menahan pedih diri karena letih dalam jiwa.  Munafik kah aku? ya mungkin kala itu .. lalu apa yang aku harus nasehatkan kepada sahabat , apa aku harus mengeluh pula ? .... Fiuuhh.... tak mengapalah, karena setelah lelah mata ini mengeluarkan air yang tertumpah, angin ketenangan akan datang dan mencoba memberi kekuatan serasa mengingatkan akan iman dan takwa.  Baik kawan, aku sabar dan aku tegar... (I hope)

Lalu batas itu mulai menghampiri... Tubuh dingin terasa , cairan sinus mulai menumpuk, termometer menunjuk 38,6, kepala begitu berat, dan air mata terus mengalir tanpa mampu di tahan. Aku tak sanggup bangun... tapi tiada makanan untuk berbuka bagi anak2. Aku harus bangun dan bangkit. Berjalan tertatih menahan beban yang berusaha meringkukkan kembali tubuh ke peraduan, bangun... ayo bangun,  sebentar lagi, sekedar masakan telur untuk mereka berbuka, sekedar membuatkan teh hangat dan es sirup kesukaan si kecil . Aku mampu.... Tidak ada lagi kekuatan untuk kesedar berucap tolong ... Sedikit harapan supaya dia mengerti akan kondisi ku sirna , seiring dengan kepergiannya keluar rumah. Ya sudahlah , aku mungkin masih sanggup berdamai dengan batas itu. Jalani saya, Allah akan melindungi....

Perdamaian dengan batas ternyata tidak dapat di perpanjang, darah bergejolak di dalam tubuh, melemahkan tulang yang sudah tidak sanggup menopang diri yang letih dan lemah, mata tak sanggup lagi untuk sedikit terbuka, lelah... begitu lelah..... Aku ingin sebentar menulikan telinga dan membutakan mata, aku ingin sebentar terbang ke atas , bermain angin dan berselimut awan yang lembut ... sebentar... sebentar.. sebentarrr saja.

Wah.... ada pohon rindang sekali di situ, sepertinya nyaman untuk sekedar membaringkan tubuh di salah satu dahan besarnya, hmmm aku masih bisakah memanjat pohon itu , ah coba sajalah ... mencari kenikmatan hrus ada perjuangkan toh. wohohoho..  ini tubuhku yang berat atau aku nya yang sudah terlalu lemah ? Hop.. satu hentakan lagi aku mampi naik di dahan itu. Yap ... aku sudah berpegangan .. Alhamdulilah dahan ini begitu bersih, aku ingin bersandar sebentar saja... Kupejamkan mata  , seraya membiarkan suara gemericik air dan suara kicauan burung menjadi lagu pengantar tidurku. Nikmat nian.....

hmmm suara apa itu, mengapa desiran air nya begitu sumbang, mengapa kicauan suara burung menjadi begitu sengau ? Hoaaheemm.... aku tertidur berapa lamakah ?

"Bundaaaa...... bunda jangan tidur  terus, ade sayang bunda" 

Astaghfirullah.... tertidur aku rupanya.. disampingku lengkap anak anakku, memeluk dan menciumku, Ya Allah.... inilah penguat diriku, obat bagi deritaku, tenaga untuk tiap langkahku..  Nak, ibu baru bertemu batas manusia ibu, ibu ingin membiarkannya dahulu, ibu ingin sebentar melupakan daftar pekerjaan ibu, ibu ingin memberikan hak kepada tubuh ibu untuk sekedar merangkai susunannya kembali. Hingga tulang tulang kembali bersahabat untuk mampu menopang tubuh ibu, hingga darah yang mengalir, tak enggan menghampiri kepala dan jantung ibu membawa oksigen untuk menyegarkan diri ibu, hingga kepala ibu bisa tenang dan memblokir godaan syetan yang selalu berusaha membisikkan suudzon pada diri ibu. Bolehkah  ....?

Alhamdulillah , kini tinggal aku berdamai dengan perut ku, lambung yang masih mengeluarkan gas hingga terus membuatku mual dan mual. Aku masih harus berdamai dengan perut ini, maafkan karena aku tidak memperlakukanmu dengan kewajaran, berharap kekuatan selalu ada padahal ada batas kekuatan disana.  Baik lambung, kita perbaiki bersama.. kan kutahan semua rasa mual ini sementara, hingga waktunya berbuka, kita recovery setiap sel disana ...
Aku ingin sehat ... masih banyak yang membtuhkan aku disini...

Doakan aku kawan... aku tak terlalu peduli dengan beban apapun lagi... aku hanya ingin sehat saat ini, demi mereka, demi anak anakku ....

23 comments:

  1. Amiin, mudah2an dikaruniai kesehatan dan berkah di bulan Ramadhan ini mbak

    ReplyDelete
  2. Ya Allah..beri kekuatan pd saudariku ini...semoga pedih perihnya berbuah pahala..maaf btw suami kerja ga bisa cuti dulu ya? ..

    ReplyDelete
  3. Duh bund.... Sehat2 yaaa.... Suaminya belum pulangkaaah....?
    Kalo aku sih, udah ambil henpon ngadu ke suami.... "biii...muuaaal..." padahal kl dia d bandung, ga guna jugaaa.... Ga bakalan dia pulang. But, et list ga ngerasa sendirian...
    *gak tau, mendadak sejak nikah jadi sering cengeng sama suami*

    ReplyDelete
  4. semoga cepat pulih ya mbakku..... huhuuu.. kemaren berarti waktu kita telponan masih error ya perutnya mbak eva :(

    ReplyDelete
  5. Masya Allah.. parah banget ya Va? Semoga lekas sehat yaa... gak coba cari asisten yg pulang hari Va? At least temporary laah sampe Eva bener2 sehat wal afiat...

    ReplyDelete
  6. cepat sembuh ya mba, istirahat yang cukup mba, semoga semuanya berbuah pahala, amin

    ReplyDelete
  7. Huhuhu mba evaaa aku nangis mbaaak.. Minta tolong orang lain dong mbak, kita manusia ini kan pny keterbatasan mba. Jgn paksain diri.apalagi ada anak2. Ahh coba aku tinggalnya deket mba eva, mau banget anterin tajil buat anak2. Cepet sehat kembali ya mbaaak.. *peluk mba eva*

    ReplyDelete
  8. Huhuhu mba evaaa aku nangis mbaaak.. Minta tolong orang lain dong mbak, kita manusia ini kan pny keterbatasan mba. Jgn paksain diri.apalagi ada anak2. Ahh coba aku tinggalnya deket mba eva, mau banget anterin tajil buat anak2. Cepet sehat kembali ya mbaaak.. *peluk mba eva*

    ReplyDelete
  9. mbak evaaaa, mbok ya bilang, aku anter makanan atau tajil ke rumahmu...
    cepat sehat kembali ya mbak
    *maafkan kecerewetanku yg terus menanyakan baju renang lia :(

    ReplyDelete
  10. Mbak skrg dah baikan? Mbak pasti bisa deh.. tau ndak Uniq baca ini decak kagum.. Luar biasa semangatnya, dan itu semua demi keluarga.. Kl uniq dalam posisi itu, uniq pasti dah give up... Tp Uniq yakin, mbak eva pasti bisa mengatasinya.. *hug mbak eva*

    ReplyDelete
  11. Semoga Allah memberikan kesehatan dengan tiada sakit sesudahnya..
    Subhanallah jihadmu vanda..jadi ngiri..
    Mg semua cepat kembali normal ya..

    ReplyDelete
  12. Semoga selalu diberikan kesehatan dan selalu kuat ya, mbak eva....

    ReplyDelete
  13. Mbaaa, sama kek Menik, andai rumah kita deketan mba, gw bantuin mbaaa. :'( cepet sembuh ya Mbaaaa....

    ReplyDelete
  14. semoga cepet sembuh ya, mbak... sekali2 mengeluh nggak papa kok, mbak...

    ReplyDelete
  15. Mba eva, jasa asisten sepertinya sangat dibutuhkan saat ini, kasian tubuh mba eva yg sudah minta istirahat. Cepet sembuh ya mba, amiin.

    ReplyDelete
  16. Cuma bisa mendoakan semoga Allah swt slalu memberikan tenaga dan kesehatan ekstra untuk mbak eva sekeluarga.

    ReplyDelete
  17. semoga mbak eva diberi kemudahan oleh allah.. Amien.

    ReplyDelete
  18. Mbak eva, semua usaha mbak eva insya Allah akan berbuah pahala, tapi semua ada batasnya mbak, hargai tubuh mbak sendiri, mbak ingin sehat toh tapi dengan kepadatan kegiatan seperti itu membuat tubuh letih, kalo deket aja tak bantuin masak2 brg, cuci setrika ga minta yg pulang dtg seminggu 2 kali? Hitung2 berbagi rezeki..semoga lekas pulih, sehat jasmani dan rohani..salam untuk anak2..semangat mbak

    ReplyDelete
  19. syafakillah. semoga segera diberi kesembuhan.

    ReplyDelete
  20. Trimakasih atas semua doa dan dukungannya.. Ada beberapa hal yang tidak nyaman untuk di ungkap... apapun yang terjadi memang sudah menjadi jalanku .. insya Allah akan selalu ada kekuatan yang mendampingiku.
    Alhamdulillah hari ini sudah lebih nyaman dan kuat, walau masih ngantuk banget. Tapi aku ingin mengedepankan kesehatanku dulu

    ReplyDelete
  21. mbak coba makanan bisa dikirim via email ya, aku kirimin deh dari sini, beneran deh :)
    kebayang capek fisik dan pikiran pasti badan menjerit minta istirahat
    semoga semakin membaik ya mbak kondisinya, ya fisik ya pikiran :)

    ReplyDelete