Wednesday, May 23, 2012

[Pagi Riweuh] Sendok

Kegiatan rutin setiap pagi yang cukup menyita pikiran adalah menyiapkan bekal makan siang anak2. Memang kami tidak catering dari sekolah, karena kalo di itung2 lumayan juga budgetnya, dan menurut anak2 juga makananya kurang sreg bagi mereka. Ya sudahlah , hitung2 skalian irit , juga memastikan makanan bikinan sendiri yang insyaAllah bakal dimakan oleh mereka.

Jadilah sejak malam si emak dah mikir menu apa yang gampang dan bisa di akomodir oleh isi kulkas, lalu diskusi ama anak2, kalo oke, berarti bisa tidur malam dengan nyaman dan bersiap pagi2 berperang dengan bahan makanan. 

Sarapan siap, sementara mereka sarapan, saya menyiapkan bekal di tempat makan mereka masing2, nasi, lauk, sayur, tak lupa sendok. Kalau lagi kuat tenaganya, biasanya nyempetin bikin cemilan kaya puding or pancake, tapi kalau ga ada ya paling nambahin biskuit atau buah buat mereka . Kotak bekal sudah siap, taruh di meja makan, dan emak siap2 untuk antar mereka.

Mereka sudah tahu tugas lanjutan mereka, menaruh kotak bekal ke dalam tas bekal, isi tempat minum, lalu siap menunggu emaknya cakep dan siap berangkat.
Setelah semua ritual itu selesai, beres, dan kita berangkat... 

Nah yang aku heran itu, makin berlalu hari kok ya persediaan sendok kok ya makin dikit ya, saya sudah sedia 1 lusin di tempat sendok, artinya cukup lah untuk dipakai 6 orang + 3 sendok bekal plus sendok2 untuk piring lauk. Nah herannya, sekarang ini, itu sendok cuma tinggal 6, yang akhirnya kalau kita mau makan , kudu cuci dulu sendok kotor , bersihin baru bisa di pakai.

Bisa aja sih ambil lagi dari persediaan, cuma biasalah, si emak kadang suka males dan penasaran tingkat tinggi. Curiga pertama adalah itu sendok kebuang saat buang sisa tulang/kotoran di piring. curiga ke dua, sendok2 dimainin anak2, trus jatuh di mana2, curiga ketiga, paling ketinggalan di sekolah saat anak2 makan siang. Yo wes lah, kalau emang itu sendok makin abis, ambil persediaan lagi, daripada puyeng mikirin hilangnya sendok 

Hingga suatu hari di kala libur, anak2 kebagian tugas nyuci sepatu + tas sekolah + tas bekal. Kegiatan itu di komandoin si babe, emak cuma ngurus cemilan mereka dan sibuk di dapur. Tiba2 terdengar suara cring.... cring.... , nah loh suara apa itu.  emak langsung ke teras belakang tempat anak2 nyuci tas . Dan disana tergeletak 6 buah sendok yang baru saja jatuh entah dari tas yang mana . Anak2 nyengir, emak tepok jidat....

***** ####*****

Pagi ini seraya menyiapkan perbekalan mereka, emak menatap sendok2 yang siap menemani anak2 makan. Senyum sendiri mengingat betapa saya mencari2 mereka sebelum ini, dan ternyata mereka tersesat di dalam tas tuannya . Sendok... nanti kembali lagi yaaaa....   

Sunday, May 6, 2012

[Pagi Riweuh] Ketinggalan

Seperti biasa... rutinitas pagi yang full , Urusan dapur, bangunin anak2, ngerendem cucian, memastikan pakaian sekolah sudah ready, urusan pribadi (sholat, nyetor, deelel), balik lagi ke dapur siapkan sarapan.

Sudah rutin, sehingga kesibukan itu hanya menjadi kegiatan biasa yang tidak terlalu menyita tenaga. Sarapan selesai, siapkan bekal makanan anak2, meyakinkan mereka berpakaian dengan rapi dan instruksi supaya semua siap di meja makan untuk sarapan yang sangat kepagian.. hehehee disini jam 6.00 harus siap itu sarapan, krn mba putri di jemput jam 6.10. Kebayang kan grabag grubug didapurnya kaya gimana, tapi tenanggg, kalo lagi keluar urat malesnya, cukup nyeplok telor atau mie goreng dan sejenisnya aja sebagai sarapan darurat. yang penting mereka sarapan dan siap menjalani aktivitas hari itu.

Mba sudah dijemput, sekarang konsentrasi ke 3 anak laki2 yang kudu berangkat 6.30. Kebetulan hari itu suami berangkat agak siangan, jadi bisa mengantar mereka terlebih dahulu. Instruksi lagi supaya mereka makan tidak sambil bicara, karena entah gimana, bocah2 cowokku ini cerewetan semua, adaaaaaaaa aja yang di omongin, dari masalah telat bangun, temen sekolah, pelajaran, sampe urusan jagoan team bola nya . Ga jarang mereka debat untuk urusan sepele, misalnya yang satu megang Persija , yang lain pengen juga persija, yang satu ga mau ngalah , yang laen emosi, jadi dah tuh berantem di meja makan, yaaa berantem mulut doang sih. Tenaaangggg, si emak cukup ehem ehem, mereka dah ngerti kalo adab makan itu ga boleh sambil bicara. heehehhehe

Urusan perbekalan beres, anak3 dan cakep siap berangkat,   sekarang saya bersiap untuk nebeng ke sekolah anak2 karena mau ada perlu ke penjahit dan ke pasar. Sambil melakukan kegiatan lainnya, minta ijin suami untuk ikutan ke sekolah dan dilanjut dengan anggukan kepala. siiippp, emak mandi dulu yak.

Nyalain keran dan mandi lah sayah... terdengar suara anak2, tapi karena tertutupi suara air , jadi tidak jelas. matikan air, tak terdengar apa2... ohhh anak2 lagi ngobrol aja kali.


Tidak lama sebetulnya saya ada di km, lanjut keluar dan rencana nya mau bersiap dengan gamis, jilbab dan teman2nya. Hmmmm kok rumah sepi yaaa.... saya langsung ke ruang tengah, kok anak2 ga ada... pintu depan tertutup, wadduh, jangan jangan...... intip dari jendela kondisi depan rumah.. Nah loh, kok sepi ... manggil anak3... MASSS, ABANGGGG, ADEEEE, BAPAKKKK... loh pada kemana ini, kan tadi udah bilang mo nebeng... Lihat meja kerja, ada notes .. "KAMI BERANGKAT YAAAA....  " 
Nah lohhh....

WOIIIIII, EMAK KETINGGALAN NIHHHHHHH 

Ujian dan Doa restu

Sejak kecil kami terbiasa dan membiasakan diri untuk selalu meminta doa restu pada orangtua untuk apapun yang kami lakukan, terutama untuk sesuatu hal yang merupakan suatu keputusan. Hampir tiap kegiatan kami mencium tangan orangtua kami, berangkat sekolah, pulang sekolah, pergi ke pasar, atau kemana saja kami sedikit berpisah atau bertemu , maka kami akan selalu melakukan ritual itu. Dari kegiatan sederhana itu kami mendapatkan rasa nyaman dan indah dari limpahan sayang kedua orangtua kami. 

Itu pula yang kami terapkan kepada anak2 kami, dimana saat mereka menyentuh tangan kasar kami, bersamaan dengan itu kami kirimkan doa dan hembusan cinta kami kepada mereka, berharap mereka akan kuat dan berhasil menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya akhlak. Hal sederhana yang indah dan mudah2an akan terus kami turunkan kepada keturunan kami. 

Begitu pula dengan doa restu, kami sadar bahwa kami hidup dari ridha Allah melalui ridha orangtua. Apapun yang kami lakukan harus sepengetahuan mereka dan mendapatkan ijin darinya. Kami yakin bahwa dengan ijin mereka, keikhlasan mereka, maka kami akan mendapatkan kemudahan jalan.  

Dan pagi ini, dikala sang Putri menghadapi ujian Nasional nya, kami teringat akan hal itu, tatkala dia mencium tangan kami dan berucap, doakan kaka ya bun... ada sedikit tetesan airmata mendesak di ujung mataku. Satu langkah lagi dia akan menjalanji jenjang yang lebih tinggi, sebentar lagi dia mungkin akan meminta izinku untuk berkelana menuntut ilmu, sebentar lagi mungkin dia akan meminta restu ku untuk di pinang oleh calon imamnya. Dan elusan lembut di kepalanya mengantarnya menjalani hari ujian ini. 

Berangkatlah nak.... doa ibu selalu untukmu.... 
Jalanlah... tempuhlah ujianmu dengan tenang....
Masih akan banyak lagi ujian kehidupan menantang didepan
dan Ibu akan selalu ada untukmu...

Kuserahkan telepon genggamku padanya. "telponlah nini-mu, minta doa pula darinya, sepeerti ibu dulu selalu meminta restunya"

Sayup2 terdengar suara kecilnya menghubungi nini tercintanya, aku yang ada di kamar kembali menitikkan air mata... 
Mamah... cucu-mu sudah besar, doakan selalu kami, restui perjalanan hidup kami...

~~~~~~~~
Selamat menempuh Ujian Nasional anak2 ku tersayang... semoga selalu diberi kelancaran, kemudahan, ketenangan....


Wednesday, May 2, 2012

[princess] Tak terasa

Waktu sangat sangat cepat berlalu, Bulan Februari lalu test Boarding School Putri, terima kelulusan. Maret pembayaran awal yang dilengkapi juga panduan calon siswa beserta perlengkapan yang harus disiapkan . Mental masih sangat-sangat siap. Ahhh masih bulan Juli nanti, santai lah...

Dan kini sudah bulan Mei, yang artinya 2 bulan lagi , mau tak mau kami harus melepas bocah sulung putriku ke kehidupan baru meniti jenjang pendidikannya. Pilihan, ini memang pilihan kami, yang kami sangat sadar bahwa untuk itu kami sangat membutuhkan kesiapan mental . 

Anaknya sih terlihat santai aja, dia sadar bahwa niat kami menyekolahkan dia jauh dari kami adalah demi kebaikannya, jadi harusnya beban kami sedikit terangkat dong ya. Namun kenyataannya, dan seperti sharing teman2 sebelumnya, sesungguhnya keberatan lebih terasa bagi sang bunda. Makin hari makin mellow, tiap anaknya pulang sekolah, pengennya di pelukin , diciumin , diladenin, trus kalo dia lagi bengong, si emak ikutan bengong.... bentar lagi kamu hidup mandiri ya nak...

Jumat sabtu kemarin Putri mabit pra UN di Cisarua-puncak. si emak udah mulai ribet, siapin semua keperluannya dengan detail. pura2 ga mellow, melepas dengan pelukan dan sedikit nasehat dan doa. 
Malam2 si emak mulai gamang, bentar2 ngintip jendela, kok mba belom pulang yaaaa.. Entah lupa entah sengaja berharap putri pulang sesuai jadwal pulang sekolah.
sabtu subuh, si babe pulang dari mesjid langsung ketok kamar putri, "mba, bangun, subuh, shalat dulu', trus buka pintu kamar , dan diam termangu, menatap kamar kosong karena si empunya lagi mabit . Terlihat sekilas rasa kangen dari wajah bapakya. hiks, kita sama2 mellow ya pa.

Hadeeuhh itu baru sehari, gimana nanti yak... tapi ga boleh mundur dong, dan yang jelas, putri ga boleh lihat kesedihan kami, nanti bisa2 dia ikutan gelisah. Hayooo emak.. semangat, kudu siap melepas, karena ini semua adalah perjuangan, latihan untuk menguatkan bahwa kami mencintai anak2 kami karena Allah. Dia menuntut ilmu karena ingin mendapat bekal yang kuat. jadi tidak pantas kami menahan...

Bismillah.... ibu bapak kuat, insya Allah.....

Tuesday, May 1, 2012

[Pagi Riweuh] Nyasar kepasar

Alhamdulillah, rutinitas pagi berjibaku di dapur, ruang cuci, dan ruang setrika sudah selesai saya lakukan dengan lumayanlahhhh.... Sayur Kacang merah+kacang panjang+telor puyuh, lauk tahu goreng tepung ditambah kerupuk udang sudah siap di meja makan. Cemilan bakpao mini yang cuma tinggal di kukus, sudah siap juga buat di bawa bocah2ku sbagai cemilan sekolah. 

si emak ama temennya anak2, cantik ya 

Bocah dah mandi semua, udah pake baju sekolah, sepatu+kaos kaki sudah rapi di depan pintu. Sekarang smua kumpul di meja makan untuk sekedar mengisi perut sebagai bekal aktivitas hari ini. 

Beres, smua nebeng bapak karena hari ini bapaknya bawa mobil mo dines ke pandeglang. Emak ikutan juga karena rencana mau ke ATM. Drop di sekolah, dan nunggu deh sampai jemputannya ade Fadhl datang.

Bel sekolah sudah bunyi, anak2 masuk kelas, fadhl sudah berangkat lagi, dan saya siap bertualang dengan tujuan utama ATM. Jalan sedikit ke perempatan, widiwwww macet ajeh. Naek angkot, trus mulai melihat sekitar, kiri , kanan, manusia dengan berbagai kegiatannya. Entah mengapa, tiba2 terpikir kalo ke pasar enak juga kali ya, mau beli kue cucur yang enak banget di Pasar Bogor, okeh, ke ATM nya di pasar situ ajah, jadi fix lah , perjalanan terus sampai pasar bogor. 

Menguatkan tekad, turun di pasar ga lirik kiri kanan, lempeeenggg sampe di tempat tukang kue, beli lah 6 potong kue cucur, dan (niatnya) langsung pulang. Jalan perlahan, eitss itu jamur bagus2 amat, bolehlah seperampat doang... bungkussss....
jalan lagi, eitsss itu udang seperti menari2 memanggil saya, ah tidakkk.. lanjut saja..
jalan lagi, hadoohhh itu udang seperti berteriak minta di beli, baiklah, nanya dulu ah, kalo murah beli, kalo mahal ga usah. Dan akhirnya, stengah kilo udang di bungkus juga.... hahahhhaaa

Eitsss itu sebelah udang ada yang montok2 cakep gitu ya bentuknya... Bang , cuminya 3 biji aja yah....  Ya ampuuunnnnnn, padahal belom pernah nyoba masak cumi euy...nekattt

Udah, stop, jangan nengok2 lagi, jangan tergiur lagi... bye bye brokoli cakep, bye bye seledri, bawang daun dkk, bye bye krupuk2 kriuk, aye pulang yaaaaa....

Dan saya pulang , naek angkot dengan tambahan krupuk udang, krupuk bawang, dan ubi 

Dan yang terburuk adalah.... saya lupa ke ATM