Thursday, September 30, 2010
[Random Snippets-AIR] Hujan dan berendam
Anak anak yang memang maniak bermain air walau paling jarang ama yang namanya berenang, tentu saja kegirangan ketika diberitahukan kalau kita akan mampir ke pemandian air panas. Semua langsung heboh dan sibuk dengan jadwal dan acaranya bermain air.Untunglah sang bunda yang udah ada feeling bakal mampir ke suatu tempat bernama kolam renang, sudah menyiapkan pakaian renang masing masing, walau tanpa sepengetahuan mereka (soalnya kalau mereka tahu diawal, bakal heboh dan nagih janji terus).
Tiba di tempat penginapan sore hari, sejak saat check in pun anak anak sudah sibuk untuk segera bermain air. terang saja di tolak dulu oleh mak nya, karena harus shalat dan menyiapkan perabotan dulu. Anak anak shalat serasa di kejar tayang, buru buru lantaran gelisah mau berendam, langsung menyiapkan pakaian renang, baju ganti dan handuk nya. Dan karena tidak bisa ditunda lagi, jadilah disuasana hujan rintik, kami semua beranjak ke kolam rendam air panas .
Lumayan tidak terlalu banyak orang, cuaca semakin gelap padahal waktu baru jam 17.00, langsung semua mengambil posisi duduk menyesuaikan diri dengan suhu air yang terasa sangat panas di banding kan dengan suhu luar yang begitu dingin. Satu kaki perlahan di jatuhkan, dan satu lagi memulai beradaptasi. Semua berteriak, begitu ceria, begitu merasakan sensasi yang berbeda, berendam dengan air panas ....
Ceplak cepluk, Putri, Ghi dan Ican sudah berani memasukkan badannya ke dalam kolam, Fadhl masih terpaku di pinggir mencoba merasakan kenikmatan air yang berbeda dari biasa. Semua sudah mulai bisa menikmati, bermain ciprat cipratan , menelusuri pinggir kolam sambil merasakan desiran angin yang membawa titisan hujan. Tak lama Fadhl mulai terlena, mencoba menapakkan kakinya di jenjang yang lebih dalam. Tangannya masih memegang tanganku, mencoba mencari ketenangan dan keberanian , perlahan erat nya genggaman mulai terulur, satu .. dua... tiga... dia mulai berani melepas diri.
Wow.. hujan semakin besar , aku mulai beranjak melepas mereka dan mencari keteduhan di bawah payung besar yang tersedia di pinggir kolam. Angin begitu besar ternyata, tak kuasa menahan air yang terhembus oleh ganasnya tiupannya. Berusaha menghindar dari air , tetap saja membuatku basah ... Air seolah mengejarku , ingin berteman denganku .. Baiklah air, mari kita berdansa , menari di bawah awan gelap yang seharusnya belum tiba waktunya datang sang malam.
Aku kembali kearah kolam, membasahi kakiku dengan hangatnya air yang terguyur hujan, memang tak semestinya aku yang berpakaian lengkap ikut berendam disana, tapi biarlah , aku ingin bercumbu dengan air yang mulai menggelitik jari jari kakiku, mengalir lembut di sela sela kakiku, meraba wajah dan tubuhku dengan hentakan yang menyejukkan. Sudah berapa lama aku tidak bermain denganmu wahai hujan ... Padahal dulu aku begitu sering bercanda dengan mu, dikala kecilku, bermain di bawah talang air rumah tetangga , berjongkok bersama menampung sang air di dekapan tangan dan melepaskannya ke udara bebas... berteriak bersama suara tetesan kerasmu , berkejaran bersama sang angin yang membawamu... Aku ternyata merindukan itu ...
"bu, kita balik yuk ke kamar, hujan terlalu besar, anak anak nanti sakit" Tiba tiba suami ku menghentikan lamunan dan bayangan indahku... Tidak, aku tidak ingin pergi dulu, aku masih ingin bersama sang hujan dan air hangat ini .. Jangan salahkan hujan yang akan menimbulkan sakit, dulupun aku baik baik saja, dan saat ini, kami pun akan baik baik saja. Aku tidak akan memecah kebahagiaan empat bocahku saat ini, biarkan mereka bebas merasakan anugrah Allah yang begitu indah ... Air ... hujan .... kami akan baik baik saja...
Satu stengah jam telah berlalu, anak anak sudah puas dan mulai terasa rasa lapar yang begitu besar. Selamat tinggal hujan, selamat tinggal air, besok kami akan menatapmu lagi, bermain bersamamu lagi, walau wahai sang hujan, berhentilah sejenak dan biarkan esok kami merasakan air tanpa dirimu . Turunlah sesuai inginmu, dan semoga kehadiranmu dapat bermanfaat bagi kami, makhluk bumi ..
==============
Diikutkan dalam tulisan tentang Air yang diadakan DISINI
Monday, September 27, 2010
. - 9 Kesalahan dalam meracik Flash Fiction
Referensi bagus buat yang sedang belajar FF, termasuk diriku.....
[Lomba seribu Kisah Ibu] Ibu dan menjadi ibu
Kilas bayang semua prilaku yang telah aku lakukan kepada ibu seakan tepat berada di depan mata, seiring sakit yang aku rasakan disetiap 5 menit dan semakin cepat semakin berat, aku melihat dikala aku berbohong pada ibu hanya untuk sekedar dapat pergi bersama kawan kawan, dideraan sakit berikutnya aku melihat sesosok anak remaja yang menentang dan menganggap sang bunda adalah seorang yang kolot dan tidak mengerti perkembangan jaman, lalu terbayang kembali saat saat amarah memuncak dikala diri merasa semua tidak mencintai , merasa bahwa ibu hanya mencintai anak anak lainnya, bahwa ibu hanya memikirkan yang lain sedang aku harus berjuang sendiri untuk sekolah, untuk kehidupan, untuk keputusan dan semua hal tentang diriku. Semua harus aku yang mengalah, semua hanya tentang aku dan aku ...
Sakit itu kembali menerpa, aku teringat dikala aku tanpa sengaja mendengar ucapan ibu kepada salah seorang saudara.. ”Eva itu anak yang kuat, dia bisa melakukan semua sendiri, memang dia keras, tapi apa yang dilakukan adalah kebenaran dan kebaikan, aku bangga dan sayang sekali pada anak itu, dia memang berbeda ” . Saat itu, ditengah keegoisanku, aku hanya menganggap bahwa itu adalah suatu perkataan yang biasa dari seorang ibu ... nothing special.
Sakit itu datang lagi, usapan lembut dari tangan yang sudah tidak halus lagi terasa begitu meringankan bebanku, pelan.. pelan sekali usapan itu terasa mengguyur panasnya panggul dan tubuh ku..
Ya Allah.. aku saat itu hanya memikirkan tentang aku, bagaimana dengan ibu , mungkin ibu berbuat itu karena ibu yakin akan kemampuanku, akan ketegaranku, akan kekuatanku, bahwa ibu betul , dia mencintaiku dengan caranya , melepasku karena kepercayaan nya pada kemampuanku, tiada ada niatnya untuk membedakan cinta kepada anak anaknya... Ampuni aku ya Allah atas semua prasangka burukku pada ibu.
“Bu.. sakit sekali bu …” ucapku dikala kembali rasa panas itu datang
”Sabar nak .. ini jihad mu, ini perjuanganmu, masih banyak yang akan ada didepan , kamu pasti bisa, kamu anak terkuat ibu, bisa , ayo nak, sebentar lagi.. ada ibu disini ”
Ibu... seandainya aku bisa memelukmu saat itu, aku ingin membangunkan tubuhku, melupakan erangan sakit ku, dan meminta waktu untuk memohon ampun padamu...

”ya bu, doakan aku ”
”Ibu keluar dulu ya nak, mas mu sudah datang, insya Allah kamu bisa mengeluarkan anak hebat dari ibu yang hebat... Bismillah dan dzikirlah terus, ibu ada disini”
Disaat desakan hebat terakhir aku rasakan, butuh empat kali kekuatan dari diri dan atas bantuan Allah akhirnya terdengar tangisan hebat dari bawah rahimku ..
”Alhamdulillah bu, selamat ya, anaknya perempuan, sempurna , ibu mau memeluknya ? ”
”Ibu .. aku mau ibu ... aku mau ibu sekarang ” aku tidak peduli semua, rasa sakit yang yang sudah lenyap telah digantikan oleh sesosok tubuh mungil cintaku , anak itu akan baik baik saja. Namun rasa bersalah yang aku punya seumur hidupku hingga saat itu belum hilang sebelum aku menyium ibu ku dan mendapatkan perkataan maaf darinya..
Tiada kata yang kuucap, hanya pelukan erat , begitu erat berharap semua gelisah, semua beban karena kesalahanku dapat terhapuskan seiring ucapan perlahan dari bibirku disela tangisan pedih ku... ”maafkan aku bu ... maafkan aku bu ... ”
Dan peristiwa itu telah merubah seluruh hidupku ... Aku menjadi perempuan yang berbeda .. aku telah menjadi seorang ibu ...
Thursday, September 23, 2010
Pengusiran secara manis
Pengunjung ternyata banyak sekali, dan setelah mendapat penjelasan dari bagian informasi, maka keperluan kami akan di handle oleh bagian Flexi home. Suami yang menuju ke bagian itu sedangkan aku membawa fadhl untuk mencari tempat duduk.
Ini memang bukan kali pertama Fadhl ke graha telkom, jadi dia sudah lumayan familiar dengan kondisi disana. Dengan fasihnya dia langsung menuju tempat game , namun sayangnya kedua terminal yang ada sudah penuh ditempati yang satu oleh seorang anak muda skitar 24 tahunan , sendirian dan sedang serius main game,sedangkan terminal satu lagi yang emang komputernya rusak (dari dulu ga di bener2in) ditempati oleh ibu2 yang lagi ngerumpi bareng tiga temannya. Aku memegang fadhl untuk tetap berdiri saja menunggu ada kursi yang kosong, namun fadhl menarik tanganku sambil teriak mau lihat ikan. Ya sudahlah, aku antar dia ke aquarium yang letaknya berdekatan dengan game centre itu.
Tapi ya namanya Fadhl, kalo tujuannya adalah main game, maka dari liat ikan , dia langsung membelokkan badannya dan langsung menuju tempat komputer yang ada anak muda main game itu. Disini perasaan ku udah mulai ga enak, haduh ini anak bakal ngegangguin si om nih. Mau diangkat tapi aku lagi males debat ama Fadhl, jadi aku diemin aja sambil mau tau reaksi si om itu dengan anak anak gimana ya... Aku tetap berdiri di samping akuarium mengamati apa yang akan di lakukan fadhl dan apa reaksi si om itu. Dan kemungkinan teriseng adalah, pura2 ga kenal ama nih bocah kecil kalo ternyata si bocah bikin ulah yang memalukan... hehehehe
Adegan : Fadhl mendekat si Om, merapatkan tubuhnya ke om yang lagi asyik main game.
F : Om lagi apa
Om tetap diam
F : Om, itu ada mainan ikan om, yang ikan aja om => maksudnya main fishing trip , kebetulan di icon komputernya keliatan iconnya.
Om tetap diam
F : Om ga bisa ya main yang ikan yaa.. aku mah bisa , dirumah aku main itu loh om, ihhh om main spongebob ya, aku jg bisa main itu, gampil .... om om pencet balonnya om .. ihhh om payah ... gemover ya om
Om mulai gelisah, bete kali ya score udah gede , konsentrasi pecah ama celotehan si bocah cerewet
F : Om .. ayoo dong main yang ikan, om ga bisa ? bisa ga om ? om om bisa main ikan ga ?
==> Fadhl akan terus bertanya sampai dia mendapat jawaban, coba aja kalo om nya jawab, pasti akan ada pertanyaan lanjutan ... hehehe serba salah kan...

F : Yaaa spongebob lagi, bosen ah, eh om ada mainan mejikbol loh om, tuh tuh (sambil nunjuk2 iconnya)
si Om masih diem, mulai gelisah, duduknya mulai goyang goyang, Fadhl mulai gerecokin mouse yang lagi dipegang si om
F : Om, ade pinjam mos nya, ini klik yang ini om, hayo om
Si Om mungkin dah bertanduk kali ya
Om : bentar ya dek, om lagi main
F : Ohhh om lagi main ya, enakan main ikan om, seru, om ga bisa ya, om bisa ga ? sini tar ade ajarin => mulai memanipulasi tempat duduk, pura2 minta pangku dan tangannya mulai megang mouse yang di pegang si om
Om : ini deh .. ade pegang sendiri aja
Dan si Om melenggang pergi ... kalah nih yeeee...
Fadhl : yaaa om nya pergi.. bu, ibu, sini , om nya udah pergi, kita main ikan yuk ....




[Xenophobia] Menjadi Wanita
Tumbuh menjadi anak yang lebih sendiri , menjadikan saya kebal dengan makhluk bernama laki laki, disaat masa SMP teman teman wanita sudah memiliki buah dada, sedangka saya dengan bangganya menampakkan kerata-an bagian depan , ketika teman teman sibuk dengan masa menstruasi, saya dengan tertawa meledek mereka karena tidak (padahal belum) merasakan itu , saya ikut menertawakan disaat anak anak perempuan terlihat noda di belakang rok nya, mengejek disaat banyak anak anak perempuan ijin untuk tidak ikut olahraga karena sakit perut menstruasi , dan saya hanya teersenyum sinis dikala para perempuan 'andalan' di sekolah sibuk berinteraksi dan bertualang dengan yang namanya cinta.
Bagi saya saat itu, cinta adalah suatu keribetan, menyusahin diri sendiri, menyusahkan orang lain , banyak berbohong , dan yang jelas merebut para lelaki itu dari pertemanan . Saya pernah dalam masa begitu benci nya kepada teman pria , karena satu persatu mereka sibuk dengan urusan cinta, va aku ga bisa main hari ini, mau jemput si Dewi, va main sepedanya besok aja ya aku mau anter Rina pulang, va jangan ajak gw bolos lagi ya, gw kan pengen liat Siska di sekolah ... Wadduuhhhh benci banget rasanya , perempuan saat itu bagiku adalah perebut kenikmatan dalam bergaul, mengambil waktu santai yang saya punya untuk bersepeda ria bersama mereka, meringkus niat iseng (dan buruk) demi mencari sensasi kabur dari sekolah. Ya perempuan perempuan itu benar benar mengganggu hari ..
Lalu SMA, saya akhirnya harus merasakan yang namanya menstruasi, pertama kali benci dengan rutinitas itu, lalu hormon mulai menggerogoti jiwa dan pikiran, mulai tumbuh rasa rasa aneh saat bertemu lelaki yang lumayan ganteng (menurut pribadi), dada mulai membesar yang mengharuskan saya untuk menutupinya dengan lebih benar , jerawat mulai mendatangi wajah , dan yang menyedihkan adalah suara sopran yang saya punya sudah menurun satu oktaf . Apa ini yang namanya menjadi wanita ? fiuuhhh enakan kemarin kemarin rasanya, ga perlu pake pembalut, ga perlu pakai bedak badan , ga perlu pake bra, ga perlu urus jerawat, ga perlu menekan rasa karena gejolak aneh yang muncul. Oh God... I wish I;m children forever ...
Mama mulai mengambil peran dalam mengenalkan akan tanggung jawab seorang yang sudah beranjak dewasa , menganjurkan untuk mulai bertindak lebih manis, menjaga etika, cara berpakaian yang lebih wanita, memanjangkan rambut dan beragam kegiatan wanita. Haduuh makin pusing ....
Walau saya berusaha menolak akan takdir kewanitaan, ternyata memang hormon bekerja sangat efektif di tubuh , tiba tiba saya mulai merasa ingin mengurus tubuh, tiba tiba saya menjadi begitu perhatian terhadap pernak pernik perempuan, mulai meminta beli rok, baju blues, bando , pita, jepit rambut dan sepatu yang lebih perempuan. Sempat takut akan menjadi bahan tertawaan keluarga, tapi mental sebodo amat masih kental menempel , jadi biar ga matching yang penting bisa merasa gaya. Dan ternyata being girly cukup menyenangkan.
Semasa SMA adalah masa masa dimana para siswa mulai membentuk gank atau kelompok kelompok kecil yang klop dengan misi mereka. Ada gank pelajar beneran , gank rohis , gank volley, gank basket, gank taekwondo (aku didalamnya), gank cheerslader, gank cewe idola, gank cowo idola dan macam2 lah sejenisnya. Sebetulnya sih ga ada nama resmi seperti yang aku tulis sih, itu cuma istilahku aja. Masing masing biasa berkumpul dengan kelompoknya, cewe cewe keche, makan di kantin pojok sambil cekikikan ngeliatin gank cowo ganteng. beberapa udah menjadi couple , dan kebanggan sendiri bagi cewe yang berhasil menjadi pacar salah satu cowo idola di sekolah.
Saya ngapain ? nongkrong dengan kaki naik di kursi masih cekakakan bersama teman teman cowo, ngasih komentar tentang kelakuan para cewe cakep vs cowo ganteng (kok rasanya menyedihkan banget ya
) , sambil main kartu atau apa aja yang bisa jadi pengisi waktu istirahat yang singkat. Namun suatu saat ada rasa aneh yang timbul, rasa sepi di tengah keramaian, rasa ingin berada di tengah mereka, para perempuan beneran, bahwa ada rasa menjadi pecundang dengan menolak takdirku sebagai perempuan ,dan suatu pemikiran bahwa Saya seharusnya bukan disini, tapi bersama mereka ..Saya harus bisa masuk kedalam lingkungan perempuan , tapi terus terang saya takut, takut sekali, ini mungkin karena pola pikir saya yang terbiasa dengan para lelaki, yang menjudge perempuan sebagai makhluk cerewet yang banyak menuntut, yang hobinya menggosip, berguncing, sibuk dengan perabotan pribadi dan pernak perniknya, sibuk dengan urusan cinta , hati dan perasaan. Lucu juga sebetulnya , saya menilai itu padahal saya sendiri adalah seorang perempuan. Dan inilah yang membuat ketakutan pada diri saya, saya takut masuk kedalam lingkungan perempuan karena apa yang saya ucapkan akan saya rasakan atau bahkan saya lakukan. Oh God....
Lalu terpikirlah bagaimana harus merubah semua, bagaimana saya bisa masuk kedalam lingkungan perempuan tanpa saya harus mengikuti alur hasil pemikiran saya. Saya ingin masuk ke lingkungan perempuan yang tanpa guncingan, tanpa gosip, tanpa curhat tak bermutu , tapi perempuan perempuan tangguh , yang mandiri dan bisa diajak bebas. Adakah yang seperti itu di sekolah ini ? Dan saat itu saya baru tersadar bahwa saya tidak mengenal para perempuan di skolah ...
Memulai dari diri sendiri, saya mulai merubah penampilan , mulai merenggangkan pertemanan dengan para lelaki itu, saya berusaha menjadi sedikit diam dan sedikit manis, rambut panjang mulai saya ikat, saya mulai berpakaian tanpa gulungan tangan di kemeja, rok mulai sedkit di pendekkan (jangan diikutin ya), sepatu sedikit girly dan tas ransel berubah menjadi tas selempang yang lebih perempuan. Saat istirahat saya habiskan di kelas, mulai mendekati teman perempuan di kelas , walau canggung yang teramat sangat tapi saya tetap berusaha. Saya sadar bahwa mereka pasti merasa aneh dengan perubahan ini, tapi ga masalah, karena lama kelamaan saya akhirnya bisa masuk kedalam perbincangan wanita.
Perlahan saya mulai bisa merasakan siapa mempunyai sifat apa, dan lama kelamaan hukum alam berlaku, saya akhirnya berhasil menemukan sahabat perempuan yang setipe , seide dengan saya , ya saya tidak menutup pertemanan dengan yang lain, tapi saya lebih nyaman untuk bergaul dengan si bule, Maya, si mantan tomboy,Nita dan si girly abis ,Dora. Yaa kami empat serangkai yang akhirnya bisa eksis di sekolah. tidak membentuk gank h
=============
Diikutkan dalam lomba Menulis tentang Xenophobia yang dibuat oleh Lessy.
Note : Pict Me and girl friends, dasar tomboy, tetep aje maennya di genteng.. hehehe
Wednesday, September 22, 2010
Jari Tengah
Hari ini saya mendapat teguran keras dari seseorang lantaran saya memajang foto anak anak yang salah satunya be
rgaya satu jari tengah menunjuk ke depan. Jujur saya tidak memperhatikan itu sebelum di tegur. Teguran keras itu cukup membuat saya shock, karena terkesan menuduh, entah tuduhan bahwa anak saya liar, saya yang kurang memberikan didikan etika kepada anak saya, atau apalah yang intinya saya salah mengasuh mereka. Ya memang itu hanya kesan yang saya dapat, namun cukup untuk membuat saya merenungkan, salah siapakah ini.
Lalu saya membuka file foto anak saya itu, anak lelaki berusia 7 tahun , dan yang saya dapati adalah gaya seorang anak dengan berbagai gaya heroik seperti tokoh hero pujaannya. Entah bergaya ultraman dengan posisi tangan
mengepal, atau bergaya naruto dengan tangan didepan dan ancang ancang kaki , atau bergaya tangan mengepal atau jari membentuk gaya "metal" , atau jari yang menunjuk ... Nah untuk pose jari yang menunjuk, saya temui tidak hanya jari tengah saja, tapi berbagai pose dengan menampangkan jari yang berbeda, terkadang jempol, telunjuk, tengah, kelingking, namun yang jarang emang jari manis, karena agak susah membuatnya bergaya, padahal namanya sudah manis ya
....
Ada suatu kelegaan di hati saya, bahwa artinya anak saya tiada bermaksud buruk dengan gaya nya itu. Dia hanya bergaya sesuai keinginannya, sesuai pose yang dia nyaman saat itu. Lalu salah siapa yang menyangka bahwa itu adalah tindakan asusila , mengacungkan jari tengah, dilakukan oleh anak 7 tahun ? Salah saya kah ? anak brutalkah ?
Siapa yang menjadikan tanda bahwa kalau menunjuk jari tengah adalah ungkapan kasar dan kotor ? siapa yang menjadikan tanda bahwa kalau menunjuk jari jempol artinya mantap ?
siapa yang menjadikan tanda bahwa kalau menunjuk jari telunjuk artinya menunjuk ?
siapa yang menjadikan tanda bahwa kalau menunjuk jari kelingking artinya berbaikan ?
Ya itu hanyalah tanda yang diciptakan karena kebiasaan. Lalu apakah setiap anak kecil mengerti akan maksud semua istilah itu ?
Lalu saya bertanya kepada anaksaya itu, dengan kelembutan yang sebisa mungkin saya coba berikan. Saya tanyakan, kenapa gayanya kok seperti jagoan, dan dengan kepolosan dia hanya berkata , ya kan keren bu .. Lalu saya tanya, kenapa menunjuk pake telunjuk, dan dia menjawab 'kan aku keren' ....
Lalu saya coba alihkan kepada pose jari tengah yang mengacung tersebut, 'kenapa menunjuknya pakai model ini ? ' dan dia hanya menjawab ' ya kayak jagoan2 aja bu, keren banget , jadi macho'
See ? tidak ada maksud lain dari dirinya kecuali bergaya dan bergaya .. Namun kita sebagai orang dewasa yang sudah mengerti seakan menjudge bahwa moral anak anak kita sudah bejat... Salah siapa ?
Lalu jika saya harus meluruskannya, saya harus bilang apa , jika dia bertanya kenapa jari tengah tidak boleh di acungkan , sementara semua jari mempunyai hak yang sama untuk di tonjolkan ?
Monday, September 20, 2010
Anda terperangkap
Suatu malam, masuk kamar mandi, eh tiba tiba ada makhluk kecil lewat , untung belom ngapa2in, jadinya cuma tereak dan kluar loncat dari kamar mandi. Suami yang lagi di ruang tengah kaget karena di sangka ada apa, padahal cuma makhluk kecil yang gedenya jg ga sampe setelapak tangan ku. Tapi ya maaf aja, aku mah geli dan jijik ama makhluk ini
Jadilah malam itu suami memasang perangkap di beberapa tempat suspect berkeliarannya si makhluk. Dan benar aja, besok pagi , panen 2 ekor terperangkap lemas menempel di karton yang sudah di bubuhi lem .
Sudah tenangkah nyonya ? maksud hati sih tenang, eh malam malam, masih ngedengar suara cicicuit dan grabag grubug di dapur belakang ... lapor suami lagi, dan lanjut pasang perangkap di malam kedua.
Pagi nya panen cuma 1 ekor yang lumayan gede..
Dah 3 pengganggu yang kena, pikiranku mulai tenang, mudah2an lemari kayu belakang ga di gerogotin dan di rusak lagi, mudah2an sepatu2 yang dalam kardus ga jadi makanan mereka lagi, dan yang jelas , bau pesing dan tahi2 nya yang bikin mual itu ga menghias bagian samping rumah lagi..
2 hari berikutnya, malam malam sang emak kembali terbangun lantaran pengen BAK, keadaaan sempoyongan nahan kantuk tapi juga ga boleh nahan rasa mau BAK ini, buka kamar mandi, angkat tutup toilet dan siap siap ... taraaa... HUAAAAA ada siti lewat di depan kaki dan jalan eh melewati celah pintu... boro boro mau pipis, lansung tereak dan loncat ke atas toilet .. misua kembali kaget dan kudu nenangin si istri yang kepanikan . Perangkap kembali di pasang , tapi malam itu siti jagoan bener euy, bisa mengelak dari perangkap mautnya...
Esok harinya, kami sekeluarga pergi ke Jakarta, baru pulang sore hari . Putri langsung masuk kamar mandi karena harus mandi dan shalat . Aku masih di dapur buat beberes perabotan yang di keluarin sepulang jalan2 tadi. Eh ga lama kok putri keluar lagi dari KM sambil bengong aneh gitu, aku tanya lah ada apa, dia cuma nyengir dan ngomong kalau ada yang terperangkap di dalam toilet... nah lohhh ??
Tiga bocah laki2 langsung heboh dan malah ngerubungin toilet dalam kamar mandi, bukannya berani, tapi heboh hebohan aja , di fadhl tereak2 padahal liat aja kaga, bang Ican sok brani, ngedeket kedalam toilet , pdahal abis itu dia hoek hoek... mas Ghi sok jadi pahlawan, mau nge flush itu toilet biar siti masuk dan lenyap.. untung aku sempat liat tindakannya dan mencegahnya, kalo ga ya bsa brabe dong, saluran bisa mampet dan nanti tau2 bangke nya naik ke atas.. hiiyyy ogaaahh.
Akhirnya manggil babenya buat handle masalah ini. Babenya juga bingung, gimana ngambil siti ya... mo diambil pake tangan, tapi geli, krn siti masih hidup dan ciciutan... mo di semprot ya ga bakal mati, wong semprotan mah buat serangga .mo diciduk tapi lubang toilet kan kecil, jadi mana muat..
Untung si emak ada akal, ambil karton panjang yang lebarnya kecil, kasih lem, trus tempelin ke badan siti, trus masukin plastik dan buang deh... beres toh . Ya walau si emak ogah se ogah ogahnya buat nyentuh dan liat, setidaknya ada sumbangsih lah berupa ide brilian membuang siti.. Babe langsung mengerjakan instruksi d
an yipiiie berhasil, siti berhasil diangkat dan di buang ke kali depan rumah.. beresss...Dan sampai sekarang aku masih jijik buat make toilet di kamar mandi itu, pdhal dah di sirem desinfektan, disikat bersih, tapi mending pake KM satu lagi aja deh... hihihi
Note : *Siti = SI TIkus .
sorry kalo jijik yaa.. buat dokumentasi ajah . hehehehe

[Nanya] Gimana baiknya mengatur file photo
Lama lama rasanya sih akan pengaruh ke memory komputer kan ya kalo beban nya makin berat nyimpan itu semua file. Nah makanya mo nanya, gimana sih sebaiknya kita memanage hasil jepretan kita. Apa sebaiknya tetap di komputer dan di resize menjadi kecil2 ukurannya, atau di pindah ke CD , atau baiknya di upload ke photobucket atau sejenisnya ya ?
Selama ini sih aku masih masukin di komp aja, dengan di pisahkan tiap folder berdasarkan kategori tertentu , tapi kepikiran juga kalo suatu saat ini laptop bermasalah, aku bakal kehilangan dokumentasi berharga. Mau di cetak semua pict, hadoooh ngabisin kertas dan duit tentunya disamping juga menuh2in rumah aja.
Nah kalo temen2 gimana nih, dan please share ya, gimana teman2 memberlakukan photo2 itu selama ini . Maksud hati mau berbenah nih , biar lebih teratur semua file yang ada di komputer dan laptop tercinta ini...
Thanks sebelumnya
Wednesday, September 15, 2010
Lebaran: Mencari sesuatu yang berbeda



Sunday, September 12, 2010
Curhatan emak tanpa pembantu
========
Begitu kira kira curhatan temanku semalam saat ziaroh ke rumahku sambil membawa pasukannya juga. Aku cuma nyengir aja karena perasaan seperti itu memang sudah lama sekali aku rasa, dan hal ini salah satunya yang bikin aku maju mundur untuk menyewa tenaga asisten lagi.
Cape Hati ... itu dia kalau kita udah benar benar kesal akan perbuatan seseorangg yang sebetulnya sudah kita usahakan untuk di hindari namun ternyata tetap terjadi. Nasehat yang udah kita beri jadi angin lalu saja, contoh perbuatan yang kita coba terapkan, jadi sekedar contoh saja dan tiada yang membekas dari hati mereka. Cape buat negur lagi dan lagi, , cape untuk nasehatin lagi dan lagi... dan akhirnya, pasrah... tapi tetap dalam hati menggerundel kesal akan perbuatan yang harusnya bisa saja tidak terjadi... cape hati .. hiks
Tapi ya itulah pembantu, konon katanya kalo mereka pintar , mereka ga akan jadi pembantu, mereka akan menjadi orang lain yang nyari pekerjaan sesuai kepintaran mereka. Kita sebagai pemberi kerja mereka harus eh di paksa pasrah dengan kemampuan mereka, padahal kalau mau jujur, kita (aku khususnya) tidak menuntut terlalu banyak rasanya. Bekerja dengan ketulusan hati , melakukan semua bukan karena takut ketahuan majikan, tapi karena kewajiban. Toh majikannya juga kan kerja juga di tempat lain demi mereka juga, jadi ya sebetulnya sih saling membutuhkan lah, dia butuh uang untuk kehidupannya, kita pun butuh mereka untuk sekedar membantu mengurus rumah.
Dan curhatan itu terjadi setiap tahun, setiap saat teman teman di tinggal prt nya mudik, yang ada adalah kekesalan karena baru ketahuan betapa rumah brantakan selama ada prt di rumah. BErsih terlihat di luar, namun di dalam , di kolong kolong, terselip kotoran yang semakin lama menumpuk dan semakin susah di bersihkan.
Aku merasakan itu pula , saat aku berhenti kerja Januari kemarin, kebetulan prt ku juga berhenti , jadi aku ga punya sama sekali prt. Perlahan lahan aku dan suami berbenah, dan haduuuhhhhh jorok nya minta ampun, okelah ruang lain adalah ruang an milik kita yang dibersihkan ala kadarnya oleh mereka, tapi saat aku lihat kamar tidur mereka, ampuuunnnnn, itu seprai ga tau brapa bulan ga diganti kali (padahal udah disiapkan ganti nya kok), kamar yang bau padahal ventilasi sangat banyak, kolong kasur yang debunya bisa di kilo in kali, bawah kasur yang banyak bungkus permen, tembok kamar ada cap telapak kaki lah, baju baju yang ga di bawa mereka yang brantakannya minta ampun plus kasur yang baunya ampun ampunan.. Hiks, kok bisa sih tidur dalam kondisi seperti itu. Terus terang aku memang jarang bahkan nyaris tidak pernah sidak ke kamar prt, karena ga ada perlunya dan agak males aja, aku percayakan urusan kamar sebagai privacy mereka, tapi ternyataaa , haduuhh bener bener mencerminkan pekerjaan mereka deh.
Selama bulan pertama kami isi dengan membenahi satu persatu bagian rumah kami, dapur, ruang gosok, ruang cuci, kamar mandi, kamar anak2, lemari, mushalla, hadduuuhhh sambil beberes nyebut nama Allah terus , berdoa mudah2an itu PRT bisa lebih bertanggung jawab kalo kerja di tempat lain.
Terlalu nuntutkah ? rasanya ga sih, karena kalau saja mereka melakukan pekerjaan dengan benar, maka semua berantakan itu tidak akan terjadi, debu yang mengeras tidak akan terjadi bila setiap hari di lap dan disapu dengan benar, kotoran di bawah kompor tidak akan menggumpal jika setiap hari di lap dengan baik dan benar, dan masih banyak lagi hal hal yang harusnya bisa dihindari kerusakannya jika saja di rawat dengan baik dan benar .
Sekarang, walau ga kinclong banget, minimal rumahku terhindar dari debu yang menumpuk , semua barang berada pada tempat nya, banyak penghematan yang bisa dilakukan (terutama urusan sabun sabunan), dan yang jelas aku ga ngedumel atas hasil kerjaan mereka walau semua harus dibayar dengan lelah dan cape fisik, tp terbayar oleh tidak adanya yang namanya cape hati.
Yaa mudah2an sih PRT or ART yang dimiliki moms disini ga seperti contoh yang sering aku temukan, biar bagaimana pun, mereka hanya bertugas membantu, tinggal kitalah sebagai supervisor mereka, harus rajin dan sabar buat ngingetin, ngasih instruksi dan sesekali sidak atas hasil kerja mereka. Wajar ddongg, toh kita juga kerja di kantoran sering dinilai dan disidak, jadi pada mereka gapapa juga kan....
Sekarang pengen nyari yang cuci gosok aja buat bantu aku , tp belum nemu yang sreg euy , rada males sebetulnya kalau mempekerjakan orang sekitar sini, karena udah tau karakter mereka, tp kalau ngambil dari komplek luar , biaya nya juga bakal gede .. hadduh mudah2an ada jalan dan ketemu orang yang bisa bantu aku , yang amanah dan jujur deh ...
Saturday, September 11, 2010
Wednesday, September 8, 2010
Merekam Ramadhan kali ini
Minggu pertama : Berusaha Tegar dengan cobaan Diawali dengan masih sakitnya Putri , demam tinggi yang Alhamdulillah diagnosa hanya virus saja , dilanjut dengan Fadhl dan Maisaan yang ikutan demam. Sekali lagi Alhamdulillah semua bisa bertahan dengan home treatment dan minum madu dan air zam zam. Banyak sekali cobaan bagi diriku pribadi dengan ke-ngeyelan - ku untuk tetap rasional , di akhiri dengan ungkapan menyedihkan dari keluarga bahwa diriku pembuat batas antara mereka, bahwa diriku bergaul dengan teman yang salah, bahwa aku lebih mementingkan orang lain dari keluarga . Pedih dan sedih kala itu, padahal tiada sedikitpun inginku untuk berbeda dan melanggar keinginan mereka, tidak sama sekali. Aku tau aku berbeda dalam prinsip dan perbuatan, tapi aku selalu berusaha menyeimbangkannya, aku selalu berusaha menipiskan perbedaan itu, walau tetap untuk hal hal yang prinsip, tidak ada seorangpun yang mampu dan bisa unutk merubah keyakinanku.
Tapi semua pembenaran dan alasan itu tentu tidak bisa begitu saja aku ungkapkan. Situasi panas tidak bisa aku redam dengan keegosianku mempertahankan diri. Dan aku hanya bersujud padaNYA untuk tetap menguatkan diriku dan membukakan sedikit pintu pengertian bagi mereka.
Alhamdulillah semua berjalan dengan baik, hal yang aku khawatirkan tidak terbukti, ke-diam-an ku ternyata bisa meredam emosi itu, dan hubungan kami kembali seperti biasa. Allah begitu sayang pada kami.
Minggu ke dua : Berjuang dengan hati dan rasa
Kali ini aku yang ternyata harus menyerah kepada fisik-ku. Inginku untuk tetap kuat ternyata di tolak oleh tubuhku. Dia ingin istirahat sejenak, melepas beban dan merebahkannya di peristitrahatan. Ya aku menyerah ... Allah menegurku dengan caraNYA. Ku lepas semua beban itu sejenak... aku ingin tidur .. melepas lelah dan penat yang mengguncah raga dan jiwa.
Dikala itu aku merasa sendiri, tiada pengertian, syetan membisikkan keburukan , membelokkan hati lurusku untuk berpikir buruk akan sekitar. Aku sempat terlena dan membiarkan air mata terlalu lepas mengalirkan duka yang harusnya tiada. Aku kehilangan suatu kata bernama PASRAH dan IKHLAS.
Alhamdulillah imanku masih mau mengisyaratkan itu. Aku bersimpuh dalam lelahku memohon ampun atas miringnya pikiranku. Aku mohon hidayahNYA selalu hadir untukku, menguatkan ku , melepaskan dan meluruhkan dosa dosaku, membangkitkan pasrah dan ikhlas yang harusnya aku kedepankan . Yaaa aku harus bangkit , menata hati dengan mengingat bahwa aku mencintai semua karena Allah .. aku harus bertahan dan tetap berjalan dengan kekuatan dan ketegaran..
Minggu ke tiga : Saatnya mengatur semua
Minggu ketiga Ramadhan ini semua sudah seperti biasa, hidup terasa nikmat sekali. Aku mengatur menu makan ala kadarnya untuk berbuka puasa, mengatur ritme keseharian dan juga mengatur anggaran untuk pos pos yang rutin aku keluarkan ditambah dengan kewajiban yang ada di bulan Ramadhan.
Keyakinan dan kepasrahan bahwa Allah maha pemberi Rizki , membuatku kuat, semua akan ada jalannya, aku tidak terlalu terbebani dengan daftar yang panjang itu. Biarkanlah berjalan apa adanya. Untuk esok, biarlah esok dipikirkan, yang saat ini ada, itulah yang kami jalani. Dan Alhamdulillah semua terpenuhi walau memang tetap berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Tahun ini adalah tahun perjuangan bagi kami, merangkak diatas keyakinan untuk lepas dari keterikatan instansi. Berat memang , tp dikala kelemahan menyapa, insya Allah keyakinan akan sang maha pemberi Rizki selalu hadir untuk kami. Kami bertahan dan setidaknya berusaha bertahan..
Anak anak walau ala kadarnya, mendapatkan satu persatu baju baru untuk menemani di hari raya. Sendal mereka beli dengan hasil tabungan mereka, dan kewajiban kewajiban kami sudah kami sisihkan untuk bekal kami. Insya Allah kami bertahan. ... walau dengan kesederhanaan...
Minggu ke empat : Anak anak dan sikapnya
Minggu terakhir Ramadhan, cobaan bagi kami adalah dari anak anak kami, entah mengapa semua mencari perhatian dengan cara masing masing. Ghifari yang tiba tiba menjadi enggan puasa, Maisaan yang jadi malas shalat, fadhl yang semakin hobi teriak teriak, dan Putri yang kalau makan semakiiiiiinnnn lama. Astaghfirullah... cobaan ini sebetulnya membuatku antara geli dan kesal. Kenapa pula sih mereka mesti begitu begitu amat. Toh kami akan tetap menerapkan aturan yang sama , mo nangis gimana juga, tetap aja shalat ya harus shalat. Mau malas sahur kaya gimana, ya puasa tetap harus puasa (walau ga juga sih kami paksa). Intinya kami berusaha mereka tahu bahwa ada aturan yang tetap harus dilaksanakan dan tidak bisa dibelokkan dengan suatu sikap bernama MANJA.
Aku mencerna , aku memilah, aku berusaha mengerti, dan akhirnya satu persatu aku dekati, dengan porsi ala kadarnya aku berusaha mengungkap apa yang ada dalam hati dan pikiran mereka, kuluangkan waktu satu persatu bersama mereka. Aku menjaga toko bersama Ghi, aku bersenda gurau dikamar hanya berdua Maisaan, aku membuat kue hanya dengan Putri, dan unutk di bontot, dia dapat porsi pelukan bertubi tubi sepanjang aku bisa.
Aku hanya ingin mereka sadar,kewajiban adalah kewajiban, tugas adalah tugas, dan ketegasan serta aturan yang kami buat bukan karena kami kejam, tapi karena kami begitu cinta kepada mereka, karena mereka adalah titipan Allah yang harus kami bina dengan bekal yang baik dan kuat. Cinta kami tiada beda antara mereka , dan mereka harus memahami dan mengerti itu semua.

Akhir Ramadhan ini ....
Ramadhan begitu cepat berlalu , hari ini fisikku kembali di uji, aku terkapar dalam demam karena lalai menantang hujan. Ditambah dengan kondisiku yang sedang berhalangan dan selalu menimbulkan tekanan darah yang begitu rendah, membuatku begitu lemah . Tapi tenang ... aku tidak terlena dengan ini semua, aku harus kuat dan bisa sembuh dengan segera. Aku harus mengakhiri Ramadhan ini dengan bersimpuh dan merenung atas kualitas ibadahku tahun ini. Walau aku tidak dapat shalat , namun aku harus membiasakan lisanku terus berujar asmaNYA, mencari pahala dengan apa yang aku bisa.
Masih banyak sekali kekuranganku, target yang tidak tercapai di Ramadhan ini adalah menghafal 7 surah yang terlewat begitu saja. Ternyata duniawi ku masih aku kedepankan di banding kewajiban untuk bekalku sendiri. Sesungguhnya sedih dan pedih hati ini, namun aku masih berusaha terus mengejar itu semua ... mudah2an esok aku masih di beri umur untuk mengejar kekurangan itu.
Mudah2an tahun depan, kami sudah memiliki asisten yang bisa sedikit mengurangi beban kerja ku, sehingga aku bisa membagi waktu ibadah ku dengan waktu duniawi ku. Semoga Allah masih memberiku waktu untuk itu...
Ya Allah..... terrimakasih atas segalanya...
Ijinkan aku untuk dapat bertemu Ramadhan di tahun depan
Dengan kualitas yang lebih baik dari ini
Semogaaaa...
Pict taken from HERE
Monday, September 6, 2010
Bersama si tengah ...
Sejak kemarin entah mengapa, mas Ghi uring uringan terus, kelakuannya ga jelas, sebentar godain adeknya, sebentar teriak teriak, sebentar bete , ga mau sahur, makan buka males2an,yang ga kuat itu ya cara dia mengganggu adeknya. Haduuhhh di omelin rasanya kok ya dia terus yang di tegur, mo didiemin tapi dia makin menjadi ... akhirnya ya di diamkan juga dengan hukuman sekedarnya . Berpengaruh kah , ya ga juga sih, dia malah jadi diam dan malas ngomong apa apa.Kalau udah begini, aku udah ngerti deh, bahwa dia lagi cari perhatian , padahal rasanya menurut versiku sih, perhatian kami akhir2 ini ya sama aja buat semua, malah kepada dia agak berlebih , mengingat dia bulan Ramadhan ini puasa full time dan shalat rajin . Reward selalu kami berikan, keinginan menu berbuka selalu kami tawarkan , tapi yaa ada aja lah alasannya untuk sekedar ingin dekat dengan ibunya.
Kemarin, Selasa, Mas Ghi mulai lagi berulah, malas sekali dia buat sahur, padahal dia sudah membuka mata , tapi buat bangun , duduk malasnyaaa minta ampun. Aku ngalah, aku ambil nasi dan lauk dan berusaha membujuk dengan menyuapi nya. Dia masih tidak bergeming, diaaaammm aja. Lama lama kesel juga lah , disuruh minum ga mau (padahal udah di bawain), di suapin ga mau, disuruh cuci muka ga mau, dia tetap aja tergolek tiduran di kasur depan tivi dengan mata melek, tapi mulut manyun ga jelas mau nya apa.
Aku dan bapaknya terus merayu, dari pelan sampai akhirnya emosi juga dan nyerah ... Ya udah ga sahur berarti ga puasa, dan yang rugi adalah mas sendiri, padahal puasa mau berakhir. Masih diam dan sampai adzan subuh dia tetap tidak bergeming .. diam tidak jelas..
Hari itu aku kebetulan jaga toko, dan anak anak terpaksa kami bawa semua, dan saat waktunya anak anak pulang, kembali mas Ghi tidak bergeming, diam saja dan enggan untuk pulang . Aku merasa dia memang ingin berdua dengan aku, dan aku mengijinkan dia untuk menemaniku di toko hari itu, mudah2an kebersamaan kami hari itu bisa membuka dirinya sedikit .
Berdua bersama mas Ghi memang menyenangkan, banyak cerita dari dia tentang teman, sekolah, dan lainnya, namun yang masih susah aku korek adalah perasaannya . Apa yang menyebabkan kelakuan anehnya beberapa hari ini, dia selalu mengelak dan mengalihkan pembicaraan jika aku mulai bertanya tentang hal itu. Dan aku tentu saja tidak bisa memaksa nya, namun kesimpulanku adalah bahwa dia memang ingin mencari perhatianku saja.
Sepulang dari toko, dia sudah ceria kembali, shalat tanpa harus di tegur, dan pagi ini dia sahur dengan ceria dan tanpa tangisan atau ambekan. Yaaa memang ada waktunya tiap anak berulah, dan tiap ulah nya pada intinya adalah satu, mencari perhatian dari orangtuanya.
Alhamdulillah kami masih memiliki kepekaan untuk bisa sedikit memberi keadilan waktu bagi mereka, dan satu keinginan kami adalah agar mereka tahu bahwa tidak ada sedikitpun dari diri kami untuk membeda bedakan antara anak satu dan yang lain dan bahwa cinta kami kepada mereka sama besarnya, dan semua hanya karena Allah semata.
Ya begitulah anak anak, dengan sikap, sifat, tingkah dan prilaku yang selalu tidak di sangka. Hari ini baik ,besok bisa tidak jelas, sekarang senyum, nanti bisa menangis ... Yaaa liku liku membesarkan anak...
[Baksos 2010] Surat Ijin
Jika Baksos tahun lalu diadakan di Panti werda dan Panti Tuna Ganda, maka tahun ini baksos memang unik dilakukan di Rutan Wanita Pondok Bambu dan Sekolah pangkalan anak anak Jalanan Depok di Master. Tahun lalu kami berani melibatkan anak anak karena lokasi cukup nyaman, anak anak bisa terlibat di dalam kegiatan ini, sedangkan untuk kegiatan tahun ini agak kurang pas membawa rombongan ke penjara serta ikut ke Depok ini. Jadi intinya aku pribadi pengen ikut serta tapi harus atur strategi supaya dapat surat ijin dengan diplomasi yang manis , artinya dapat ijin pergi sendiri tanpa bawa pasukan gitu....

H-1 dari acara di Depok, aku mulai bikin proposal ... prolognya ceritain bahwa hari ini (sabtu 04 Sept) teman2 MP lagi baksos nih di Rutan Pd Bambu, trus cerita2 kegiatan di sana, plus nyambung ke kegiatan esok di Master Depok . Cerita kalau kita akan menangani sekitar 300-an anak dengan tenaga yang sepertinya minim (mulai masuk sasaran nih ceritanya), misua yang udah apal ama proposal model gini tetep cool, diem dengerin istrinya yang biasanya pendiem jadi cerewet dan ngoceh terus. Dan proposal di akhiri dengan pemberitahuan (ijin memaksa) bahwa aku akan ikut serta besok, anak2 tinggal aja, aku berangkat setelah nyiapin makan untuk bukaan, bapak kan tarawehnya ikut shalat malam jam 1 dini hari, jadi anak2 aman, karena aku dah pulang , aku dianter ke stasiun aja, pulang ga usah di jemput karena aku akan baik baik aja. Plus.... pake bilang bahwa aku belum ambil jatah 'me' time buat bukber ama teman2 dalam bulan ini, jadi boleh dong sekali ini aku ijin keluar rumah ... hehhehee .... Dah .. misi selesai, selanjutnya tinggal menunggu tanggapan dan jawaban.
Dag dig dug ... dia masih diam .... hmmmm pasrah deh .. tapi tenang, biasanya dia sedang mencerna, terus memikirkan, berusaha adil dan ngijinin... kita lihat saja, ga sampe 10 menit ijin pasti keluar... hihihii (istri badung !!!, jangan di contoh)
Untuk melunakkan suasana, istri pendiam ini masih berusaha ngoceh dengan bahan pembicaraan lainnya, yaa mengalihkan pembicaraan maksudnya (gombal ya), diskusi sambil ketawa garing, harapan tinggal setengah selebihnya pasrah , daaaannn...
"kamu yakin bisa pulang sendiri ? "
"Gampang lah .. kan ada juga yang pulang ke Bogor " si istri semangat banget jawabnya, padahal blm tau juga apa bakal ada temennya ya .. hihih
"ya udah, besok abang anter ke stasiun, mau berangkat jam berapa ? "
YESSS !!!! surat ijin keluar ... hehehee ... biar proposal model gini dah basi, tapi masih jreng juga buat di laksanakan, toh akhirnya diijinin juga... hmmm tapi kalo diinget inget, mungkin dia pikir percuma juga di larang, istrinya bakal uring uringan dan bakal runyam urusan makan di rumah ... Lagian toh si istri ga sering sering amat keluar rumah yang ga manfaat .. yaa sekali sekali bolehlah ....
Minggu 05 Sept 2010
Pagi pagi udah sibuk nanyain mau berangkat jam berapa, sementara akunya juga nyantai aja, masih ngerjain kerjaan rumah , ngeberesin semua supaya pas ditinggal semua akan baik2 saja dan tetap bertahan sebagai rumah yang lumayan rapi... Nasi sudah di siapkan, tinggal lauk nanti akan di beli sekalian aku berangkat (lagi males masak) . Tiba tiba dia datangin aku dan ngasih ide lagi, bahwa dia akan antar aku sampai depok, trus nanti dia dan anak2 akan nunggu di rumah kakaknya di Grya Tugu Asri Cimanggis. Nanti aku pulang naik taksi ke GTA dan pulang bareng.
Weeeyyy ga nyangka banget ternyata dia mikirin sampe segitunya. Ternyata dia khawatir kalo aku pulang malam sendiri, di kereta perempuan, suasana yang kurang aman serta mikirin aku yang udah tua jalan sendiri, intinya ga tega lah... Hmm aku antara seneng dan kesel sih, seneng karena dia mikirin aku sampe segitunya, kesel karena disangka aku ga brani apa pulang sendiri, biasanya jg kemana mana sendiri, dulu pulang kerja jam 9 malem naek kereta juga biasa biasa aja... tapi ya sudahlah , harus menghargai keputusan dia toh, daripada ijin di batalkan karena istrinya ngeyel ..
Jam 11 ke toko dulu, mampir dan mantau, trus karena kakak ipar belum ada jawaban apa dia ada dirumah atau ga, akhirnya di putuskan aku naek kereta aja, dan nanti pulang akan di jemput atau sesuai rencana terakhir. Oke deh boss, aku ikut aja deh..
Dan diatas kereta 11.50, Bogor- Depok , aku sendiri , melangkah menuju Baksos MPID di Master , dengan harapan bisa membantu teman teman disana, dan mengambil manfaat dari sisi lain kehidupan di dunia. Mudah2an niatku di ridhai NYA , dan tenaga ku yang ala kadarnya bisa berguna buat teman teman semua...
Wednesday, September 1, 2010
Mister Komentator
Ceritanya ada lah seorang tetangga yang jamaah mushalla yang hobinya sellau berkomentar atas setiap tindakan dari DKM. Semua yang dilakukan oleh pengurus , bagi dia ada saja kekurangan, semua tindakan ibadah yang dilakukan oleh DKM yang dalam hal ini selalu berdiskusi di bawah bimbingan Ustadz yang insya Allah ilmunya sangat bagus, bagi dia selalu dijadikan pertanyaan dengan akal - nya . Segala kegiatan yang dilakukan selalu dipertanyakan tanpa dia sendiri mau terlibat jauh di dalamnya.
Warga mushalla sendiri sudah maklum akan kebiasaan bapak ini, tapi ya lama kelamaan bosan juga lah jika pengurus melulu di pertanyakan tindakannya, jika pengurus selalu di koreksi langkah kerjanya bahkan kebijakannya, padahal saat suatu tindakan akan dilakukan, pasti dilakukan musyawarah, dan biasanya saat musyawarah , ybs diam, atau komentar yang mana saat sesuatu diserahkan tanggung jawabnya ke dia, maka dia akan langsung menolak... Ya ampun... bapaakkk, bapak , kalau ga mau kerja sama , ya wong terima saja kinerja yang bagi semua sudah maksimal dilakukan.
Terakhir beberapa hari lalu, saat Tarawih di Mushalla , sejak awal ybs sudah heboh lantaran adzan Maghrib telat di lantunkan , ybs komplen, harusnya jadwal adzan di serahkan ke satu orang aja, jangan 3 orang seperti yang sekarang di susun oleh DKM, padahal maksud DKM adalah menjadwalkan 3 orang di setiap harinya , agar jika yang satu berhalangan , bisa di gantikan oleh cadangannya. Pengurus mengerti bahwa warga kebanyakan adalah orang kantoran yang belum tentu bisa tepat waktu sampai di rumah, karena itulah dibuat satu adzan diserahkan pada 3 orang. Bapak itu tetap ngotot, dan karena suami sudah habis kesabaran, karena setidaknya ybs ikut nyalahin suami yang sebetulnya standbye di rumah namun kenpa tidak menghandle adzan hari itu. Suami yang sudah mulai lelah dengan komentar pedas bapak ini akhirnya menyerahkan semua tampuk pengaturan jadwal adzan pada bapak itu.. Dan tau reaksinya ? "Wahhh jangan saya lah, saya kadang ada perlu kalau maghrib, serahkan ke yang muda2 aja lah " ... Whuiii chicken banget deh ... Kalo berani komplen, berani menghandle dong pa ... Astaghfirullah..
Dan banyak lagi kejadian2 yang dilakukan oleh bapak itu yang intinya adalah komentar tanpa pertanggungjawaban. Dan kalo udah kaya gini , bawaan nya bisa jadi emosi beneran, pengen marah , tapi dia orang tua, pengen didiemin tapi bapak itu keasyikan nyalahin orang mulu, serba salah deh ... Wong ustadz aja masih dikomentarin ama dia, apalagi kita kita doang... hihihi...
Dalam dunia komunikasi, komentar memang diperlukan, sebagai timbal balik dan respon atas suatu kejadian. Namun komentar selayaknya bisa di pertanggung jawabkan lah, sehingga bukan hanya sekedar komen doang, tapi pas di cecer langsung kabur , payah itu namanya.
Seperti juga komentar di tulisan seseorang, untuk saya sendiri, memberi komentar butuh waktu, walau bisa aja sih cuma sekedar TFS, Jazakillah, trims dsb yang sepertinya terkesan ok, saya sudah baca , no comment .. Jika saya tidak sempat untuk membaca detail, saya lebih nyaman untuk tidak berkomentar terlebih dahulu, karena ya takut salah tangkap, dan jika pembahasan atau ceritanya bagus, akan saya usahakan membaca dengan detail dan berkomentar sesuai titik pandang saya. Walau ga jarang juga sih komentar saya terkesan nyampah, tapi itu biasanya tergantung pada tulisan apa dan siapa , ya liat liat situasi lah, seperti kalau ngobrol aja, ngobrol ama temen deket tentu beda perlakuannya dengan saat ngobrol dengan teman baru atau orang yang kita segani.
Tak jarang dari komentar komentar itu akan timbul yang namanya diskusi, dan bisa saja diskusi ini akan berakhir dengan sehat atau tambah ngawur karena sang pengkomen terlalu membelokkan akar permasalahan .. *lirik arie yang QN nya lancar banget di jambangi tetangga*
Ya, intinya sih gitu aja, kalau mau jadi mister or miss komentator, baiknya ya punya dasar dan berani bertanggung jawab lah, biar seru dan dapat ilmu dari diskusi yang dilakukan.
Selamat berkomentar walau ga masalah kok kalo ga dikomentarin ... :))