Thursday, September 13, 2012

Masih usaha

Masih dalam tahap proses import data dari MP ke BS, mudah2an berhasil.
downloadnya sih udah, tinggal mindahin ke bs nya ini nih, kepentok gara2 kudu verifikasi/salin tulisan yang ga jelas ituh. puyeng dah ah...

kalo bentar lagi ga bisa juga, nerusinnya besok aja dah, capeeee



Friday, July 20, 2012

Belajar Kehilangan

Sejak tanggal 15 Juli kemarin, resmi sudah putri menetap di sekolah barunya, Tashfia Boarding School. Menuntut ilmu jauh dari kami, keputusan berat, namun buka keputusan sesaat yang kami buat bersama.

Sejak putri kelas 4, kami sudah memikirkan mau kemana arah tujuan kami dalam mendidik anak2,  seiring dengan perubahan orientasi kehidupan kami,  dengan tegas kami memutuskan untuk memilih jalur pembekalan agama bagi mereka. Kami ingin memberikan tiang2 bangunan yang kuat atas pondasi yang sudah kami usahakan tertanam pada diri anak2. Namun pondasi itu harus bisa lebih kokoh dengan bantuan tenaga profesional yang lebih mengerti bagaimana menjadikan suatu bangunan diri kokoh dan tegar serta mampu dipertanggungjawabkan pada sang Khalik

Pilihan terbaik untuk semua itu adalah menyantrikan putri, banyak manfaat yang akan kami peroleh dari situ. penanaman aqidah, tahfizul qur'an,  pemahaman makna surah Al'qur'an, pemahaman hadist, belajar kemandirian, belajar pergaulan dan memahami bagaimana bersosialisasi tanpa ada kami di sebelah nya. 

Semakin dekat waktu perpisahan itu, kami sudah menyiapkan mental kami , kami ingatkan bahwa kami harus ikhlas, seikhlas2nya, karena tujuan kami adalah tujuan kebaikan, demi dia, demi kami, demi agama. Sampai saatnya tiba, tidak ada tetesan air mata, setidaknya kami berusaha tegar di depan nya. Tersenyum, berusaha memberikan dan menunjukkan cinta terbesar kami padanya, meyakinkan bahwa apa yang kami lakukan adalah karena kami mencintainya karena Allah.

Namun, bohong besar jika aku tidak merasa sedih , bohong kalau aku bilang bahwa aku kuat, aku lemah dalam nafsu beralas rindu. Tangisan tak tertahan tatkala baru kuhempaskan tubuhku di ranjang setelah mengantarnya pergi. Dan di tengah malam sepi, tak kusangka, kudengar pula isakan perlahan dari kamar putri, dan kulihat suamiku terpengkur di atas sajadahnya. Kami merindumu dalam diam......

Seharusnya sedih ini tidak boleh berlarut2 ya, karena kami sedang dalam proses belajar kehilangan. Mempraktekkan bahwa anak adalah titipan Allah, yang suatu saat akan diambilNya. Saat ini kami hanya terpisah sementara , masih ada jalan untuk bertemu kembali, masih ada cara untuk memeluknya, menunjukkan cinta kami secara nyata. Dia masih ada dalam genggaman, walau genggaman ini mulai melonggar dan perlahan bisa kami urai agar keikhlasan itu lebih lunak dan tidak ada sakit saat genggaman itu harus terlepas.

Ternyata memang lebih berat orangtua nya ya, mungkin anaknya merasa biasa2 saja, tapi kami begitu galau . Terasa sangat berbeda di rumah tanpa satu anak,  mau kemana2 juga terasa kosong, mau masak macem2 juga kok ga semangat, mungkin karena selama ini yang selalu nerima apa aja yang aku masak , ya putri saja, dia tidak pernah komplen, dengan apapun yang aku lakukan.  Ibu rindu sekali nak ... 
Masih sangat butuh waktu, masih butuh rasa sabar ...  Ini adalah perjalan kehidupan baru kami.... Hanya kepadaNya kami memohon dan berlindung, kutitipkan anakku dalam penjagaanMu Y a Allah...  Doa kami selalu menyertai keseharianmu, ibu bapak selalu ada nak... 


Alhamdulillah , besok hari minggu kami bisa menjenguknya, beribu perasaan berkecamuk dalam diri ini, tunggu bunda ya nak.....  



Saturday, June 9, 2012

Bermain Ular




Emang ya, sebelum menghadapi, kita suka memblok diri kita untuk tidak menyukai sesuatu. Seperti juga ular, dulu sih pikiran ku ular itu menakutkan, ya walaupun memang wajar utk di takuti mengingat bagaimana kehidupan dan kemampuan ular itu sendiri.

Dulu, sempet mikir, itu orang2 yang doyan main ama ular ga takut apa ya, ga jijik ya, ga kotor ya badannya di rambati ular, pokoke semua keanehan aja rasanya melihat ada yang sampai niat melihara ular sebagai binatang peliharaan.

Tapi minggu lalu, 3 Juni 2012, setelah kami berolahraga di sempur, kami mampir ke taman kencana, bogor, dan ternyata disana ada komunitas pencinta reptil yang sedang berkumpul. Mereka membawa binatang koleksi mereka, antara lain komodo mini, beberapa jenis ular, iguana, dll. entah mengapa, tiba2 aja saya penasaran ama ular ini. kebetulan ada 2 orang yang sedang memegang ular dan mereka tampak nyaman sekali. dengan iseng, saya tanya sebentar, jenis ularnya, berbisa apa tidak, agresifkah, dll.. ternyata menurut mereka, selama sedang tidak dalam masa ganti kulit (istilahnya heading apa healing yak, lupa) , mereka cenderung tidak agresif, jadi super aman.
Lalu aku beranikan menyentuk kulitnya, ya ampunnnnn jauh bener dari perkiraan selama ini. Saya sangka kulit ular itu berlendir dan menjijikkan, ternayata lembuuuuuuuuutttt sekali, ya persis seperti menyentuh tas/dompet dari kulit ular. Langsung deh ketagihan mengelus kulitnya, lalu ditawari untuk menggendongnya. Dan sekali lagi saya iya kan saja, dan mulai lah si pyton batik itu melingkar di leher saya, dan merambati perlahan. Haduuuhhh enak bener deh, kaya dipijat rasanya, kulitnya lembut dan wah enak deh pokoke, dan saya sangat menikmatinya.

Begitu pun anak2, satu persatu mulai berani dan menikmati bermain dengan ular, kecuali fadhl yang cuma berani megang tapi ga mau meluk. jadilah kami semua lama nongkrong di tempat itu sambil bermain2 dengan makhluk tuhan itu.

Lalu mata saya beralih ke mini komodo, lucuuuu banget, sayangnya pemiliknya tidak mengijinkan saya memegangnya, karena berharga banget kali yaa, dan sayapun lupa memotretnya.

Hari itu, saya melepaskan ketakutan saya pada ular, tapi tetap rasional dong, kalo nangkep ular berbisa mah tetap aja ogah. tapi kalau cuma meluk ular pyton atau ular2 lain yang ga berbisa dan ga agresif, masih berani lahhh...

Sempet ketawa juga, aihhh saya yang begitu ga brani ama kucing, tapi ternyata berani megang ular, bagi saya ya masuk akal aja, kucing mah agresif banget, kalo ga nyaman di gendong dia akan nyakar, ogah banget deeehhhh.. mana saya alergi pula ama kucing, jadi ya mending megang ular aja lah.

Jadi pengalaman yang indah, menjadikan saya memahami mengapa ada beberapa kalangan yang jatuh cinta dengan ular, karena emang seksi banget dahhh... hehehehhee

Prosesi Haflah dan Tahfidz angkatan 4 SDIT At Taufiq


udah lelah ya nak

Alhamdulillah, akhirnya sejalan dengan selesainya Ujian Negara 2012, satu tahapan penting lagi dari Sekolah Dasar Islam Terpadu adalah masalah kelulusan dalam bidang hapalan qur'an.

Target yang ditetapkan sekolah untuk kelulusan anak2 adalah minimal 1,5 juz, dan sampai dengan angkatan 4 ini, selalu terlaksana dengan rekor pada angkatan 2 dimana salah satu siswi berhasil menyelesaikan 5 juz, subhanallah...

Untuk angkatan putri tahun ini, selesai 3 juz oleh 3 (atau 4 ya , lupa) siswa, sementara putri sendiri baru mampu 1,5 juz , Alhamdulillah ya Allah, seperti mimpi rasanya, anakku mampu menghapal kalam Illahi dengan baik .

Cukup lelah anak2 ini, disaat sekolah lain sudah diliburkan untuk kelas 6 nya, mereka masih harus ujian tahfidz dan baru bisa lega minggu kemarin tgl 2 Juni 2012, dimana mereka menjalani prosesi kelulusan haflah dan tahfiz ini.

Jalannya acara selalu membuat air mata bangga dan bahagia para orangtua mengalir dengan tulus, bagaimana tidak, mereka berjalan menuju panggung dengan membawa hafalan mereka, duduk bersimpuh dan berucap bersama2 hafalan mereka dengan tegas, lugas, rapi dan indah sekali. Lantunan kalimat indah yang akan menjadi bekal mereka kelak di akhirat, saksi bahwa lisan mereka mampu berucap keindahan hakiki, dan seiring berjalan nya waktu, disertai bimbingan orangtua dan guru, mereka akan menjalani apa yang telah mereka ketahuii lewat perbuatan, melembutkan hati dan menambah ilmu mereka lewat apa yang diajarkan dalam Al Qur'an dan hadist .

Acara selanjutnya adalah sesi pengujian, dimana para undangan resmi, guru dan orangtua, mengajukan pertanyaan kepada anak2, baik berupa melanjutkan ayat, menebak surat, juga menghitung ayat. Terharu, perasaan itu terus membuncah dalam dadaku, melihat anak2 itu mampu menjawab semua yang ditanyakan .

Lalu serah terima Al Qur'an mereka, kitab yang menemani di 6 tahun pendidikan mereka, kitab yang sudah mulai lusuh karena terbuka di banyak waktu, menemani mereka membaca, menghafal, mengenal, memahami makna yang terkandung didalamnya. Lalu alqur'an itu diserahkan kepada orangtua mereka masing2, yang ternyata didalamnya disertai surat untuk orangtua, berisi harapan, keinginan, dan perasaan mereka selama ini.

Dan aku kembali menangis, tak menyangka akan tulisan anakku yang sederhana namun begitu manis, mengajak kami, orangtua untuk bersama2 menambah hafalan, menambhakan langkah kaki kita bersama ke syurga, meringankan perjalanan kita untuk berkumpul dan berkasih di syurga, dengan bekal yang abadi, ayat-ayat suci.

Ya Allah.... tiada hadiah terindah yang melebihi ini, anakku adalah bekalku, dia telah berkembang, lindungilah dia dengan setiap langkahnya, permudahkan lisan dan ingatannya untuk selalu mengingat ayat2mu serta mengamalkan dan menyebarkannya untuk umat.

Terimakasih untuk para guru yang telah membimbing anakku, putri tersayangku, dengan kesabaran merekalah, anakku mampu, dengan ketabahan merekalah, anakku bisa, mengenal, mengucap, mengamalkan, dan menyebarkan ,

Ajari ibu ya anakku, ibu tau hafalan ibu masih jauh di bawahmu, tapi ibu tidak malu untuk minta bantuan darimu, bimbing ibu ....
Jadikan hafalan kita sebagai modal kita ya nak....

I Love you because of Allah

Wednesday, May 23, 2012

[Pagi Riweuh] Sendok

Kegiatan rutin setiap pagi yang cukup menyita pikiran adalah menyiapkan bekal makan siang anak2. Memang kami tidak catering dari sekolah, karena kalo di itung2 lumayan juga budgetnya, dan menurut anak2 juga makananya kurang sreg bagi mereka. Ya sudahlah , hitung2 skalian irit , juga memastikan makanan bikinan sendiri yang insyaAllah bakal dimakan oleh mereka.

Jadilah sejak malam si emak dah mikir menu apa yang gampang dan bisa di akomodir oleh isi kulkas, lalu diskusi ama anak2, kalo oke, berarti bisa tidur malam dengan nyaman dan bersiap pagi2 berperang dengan bahan makanan. 

Sarapan siap, sementara mereka sarapan, saya menyiapkan bekal di tempat makan mereka masing2, nasi, lauk, sayur, tak lupa sendok. Kalau lagi kuat tenaganya, biasanya nyempetin bikin cemilan kaya puding or pancake, tapi kalau ga ada ya paling nambahin biskuit atau buah buat mereka . Kotak bekal sudah siap, taruh di meja makan, dan emak siap2 untuk antar mereka.

Mereka sudah tahu tugas lanjutan mereka, menaruh kotak bekal ke dalam tas bekal, isi tempat minum, lalu siap menunggu emaknya cakep dan siap berangkat.
Setelah semua ritual itu selesai, beres, dan kita berangkat... 

Nah yang aku heran itu, makin berlalu hari kok ya persediaan sendok kok ya makin dikit ya, saya sudah sedia 1 lusin di tempat sendok, artinya cukup lah untuk dipakai 6 orang + 3 sendok bekal plus sendok2 untuk piring lauk. Nah herannya, sekarang ini, itu sendok cuma tinggal 6, yang akhirnya kalau kita mau makan , kudu cuci dulu sendok kotor , bersihin baru bisa di pakai.

Bisa aja sih ambil lagi dari persediaan, cuma biasalah, si emak kadang suka males dan penasaran tingkat tinggi. Curiga pertama adalah itu sendok kebuang saat buang sisa tulang/kotoran di piring. curiga ke dua, sendok2 dimainin anak2, trus jatuh di mana2, curiga ketiga, paling ketinggalan di sekolah saat anak2 makan siang. Yo wes lah, kalau emang itu sendok makin abis, ambil persediaan lagi, daripada puyeng mikirin hilangnya sendok 

Hingga suatu hari di kala libur, anak2 kebagian tugas nyuci sepatu + tas sekolah + tas bekal. Kegiatan itu di komandoin si babe, emak cuma ngurus cemilan mereka dan sibuk di dapur. Tiba2 terdengar suara cring.... cring.... , nah loh suara apa itu.  emak langsung ke teras belakang tempat anak2 nyuci tas . Dan disana tergeletak 6 buah sendok yang baru saja jatuh entah dari tas yang mana . Anak2 nyengir, emak tepok jidat....

***** ####*****

Pagi ini seraya menyiapkan perbekalan mereka, emak menatap sendok2 yang siap menemani anak2 makan. Senyum sendiri mengingat betapa saya mencari2 mereka sebelum ini, dan ternyata mereka tersesat di dalam tas tuannya . Sendok... nanti kembali lagi yaaaa....   

Sunday, May 6, 2012

[Pagi Riweuh] Ketinggalan

Seperti biasa... rutinitas pagi yang full , Urusan dapur, bangunin anak2, ngerendem cucian, memastikan pakaian sekolah sudah ready, urusan pribadi (sholat, nyetor, deelel), balik lagi ke dapur siapkan sarapan.

Sudah rutin, sehingga kesibukan itu hanya menjadi kegiatan biasa yang tidak terlalu menyita tenaga. Sarapan selesai, siapkan bekal makanan anak2, meyakinkan mereka berpakaian dengan rapi dan instruksi supaya semua siap di meja makan untuk sarapan yang sangat kepagian.. hehehee disini jam 6.00 harus siap itu sarapan, krn mba putri di jemput jam 6.10. Kebayang kan grabag grubug didapurnya kaya gimana, tapi tenanggg, kalo lagi keluar urat malesnya, cukup nyeplok telor atau mie goreng dan sejenisnya aja sebagai sarapan darurat. yang penting mereka sarapan dan siap menjalani aktivitas hari itu.

Mba sudah dijemput, sekarang konsentrasi ke 3 anak laki2 yang kudu berangkat 6.30. Kebetulan hari itu suami berangkat agak siangan, jadi bisa mengantar mereka terlebih dahulu. Instruksi lagi supaya mereka makan tidak sambil bicara, karena entah gimana, bocah2 cowokku ini cerewetan semua, adaaaaaaaa aja yang di omongin, dari masalah telat bangun, temen sekolah, pelajaran, sampe urusan jagoan team bola nya . Ga jarang mereka debat untuk urusan sepele, misalnya yang satu megang Persija , yang lain pengen juga persija, yang satu ga mau ngalah , yang laen emosi, jadi dah tuh berantem di meja makan, yaaa berantem mulut doang sih. Tenaaangggg, si emak cukup ehem ehem, mereka dah ngerti kalo adab makan itu ga boleh sambil bicara. heehehhehe

Urusan perbekalan beres, anak3 dan cakep siap berangkat,   sekarang saya bersiap untuk nebeng ke sekolah anak2 karena mau ada perlu ke penjahit dan ke pasar. Sambil melakukan kegiatan lainnya, minta ijin suami untuk ikutan ke sekolah dan dilanjut dengan anggukan kepala. siiippp, emak mandi dulu yak.

Nyalain keran dan mandi lah sayah... terdengar suara anak2, tapi karena tertutupi suara air , jadi tidak jelas. matikan air, tak terdengar apa2... ohhh anak2 lagi ngobrol aja kali.


Tidak lama sebetulnya saya ada di km, lanjut keluar dan rencana nya mau bersiap dengan gamis, jilbab dan teman2nya. Hmmmm kok rumah sepi yaaa.... saya langsung ke ruang tengah, kok anak2 ga ada... pintu depan tertutup, wadduh, jangan jangan...... intip dari jendela kondisi depan rumah.. Nah loh, kok sepi ... manggil anak3... MASSS, ABANGGGG, ADEEEE, BAPAKKKK... loh pada kemana ini, kan tadi udah bilang mo nebeng... Lihat meja kerja, ada notes .. "KAMI BERANGKAT YAAAA....  " 
Nah lohhh....

WOIIIIII, EMAK KETINGGALAN NIHHHHHHH 

Ujian dan Doa restu

Sejak kecil kami terbiasa dan membiasakan diri untuk selalu meminta doa restu pada orangtua untuk apapun yang kami lakukan, terutama untuk sesuatu hal yang merupakan suatu keputusan. Hampir tiap kegiatan kami mencium tangan orangtua kami, berangkat sekolah, pulang sekolah, pergi ke pasar, atau kemana saja kami sedikit berpisah atau bertemu , maka kami akan selalu melakukan ritual itu. Dari kegiatan sederhana itu kami mendapatkan rasa nyaman dan indah dari limpahan sayang kedua orangtua kami. 

Itu pula yang kami terapkan kepada anak2 kami, dimana saat mereka menyentuh tangan kasar kami, bersamaan dengan itu kami kirimkan doa dan hembusan cinta kami kepada mereka, berharap mereka akan kuat dan berhasil menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya akhlak. Hal sederhana yang indah dan mudah2an akan terus kami turunkan kepada keturunan kami. 

Begitu pula dengan doa restu, kami sadar bahwa kami hidup dari ridha Allah melalui ridha orangtua. Apapun yang kami lakukan harus sepengetahuan mereka dan mendapatkan ijin darinya. Kami yakin bahwa dengan ijin mereka, keikhlasan mereka, maka kami akan mendapatkan kemudahan jalan.  

Dan pagi ini, dikala sang Putri menghadapi ujian Nasional nya, kami teringat akan hal itu, tatkala dia mencium tangan kami dan berucap, doakan kaka ya bun... ada sedikit tetesan airmata mendesak di ujung mataku. Satu langkah lagi dia akan menjalanji jenjang yang lebih tinggi, sebentar lagi dia mungkin akan meminta izinku untuk berkelana menuntut ilmu, sebentar lagi mungkin dia akan meminta restu ku untuk di pinang oleh calon imamnya. Dan elusan lembut di kepalanya mengantarnya menjalani hari ujian ini. 

Berangkatlah nak.... doa ibu selalu untukmu.... 
Jalanlah... tempuhlah ujianmu dengan tenang....
Masih akan banyak lagi ujian kehidupan menantang didepan
dan Ibu akan selalu ada untukmu...

Kuserahkan telepon genggamku padanya. "telponlah nini-mu, minta doa pula darinya, sepeerti ibu dulu selalu meminta restunya"

Sayup2 terdengar suara kecilnya menghubungi nini tercintanya, aku yang ada di kamar kembali menitikkan air mata... 
Mamah... cucu-mu sudah besar, doakan selalu kami, restui perjalanan hidup kami...

~~~~~~~~
Selamat menempuh Ujian Nasional anak2 ku tersayang... semoga selalu diberi kelancaran, kemudahan, ketenangan....